Anda di halaman 1dari 3

Mata kuliah : TEORI DAN UTS

PRAKTEK PERANCANGAN UU

Dosen : TRI MINARTI M.H

Nama : ACHMAD SUPRIYANTO

Nim : 17.11.02.0011

UTS

Menjawab :

1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma


hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan.
sebagai pedoman warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

2. tahapan yang harus dipenuhi dalam pembentukan peraturan perundang-


undangan:

1. Perencanaan Peraturan Perundang-Undangan


   - Perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan dilakukan dalam
Prolegnas yang  merupakan skala prioritas program pembentukan Undang-Undang
dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional.

2. Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan


   - Rancangan Peraturan  Perundang-Undangan dapat berasal dari eksekutif atau
legislatif.

3. Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang.


  - Pembahasan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dilakukan oleh
eksekutif bersama legislatif.
  - Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang telah disetujui bersama oleh
legislatif dan eksekutif disampaikan oleh Pimpinan legislatif kepada pimpinan
eksekutif untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

4. Pengundangan
    - Peraturan perundang-undangan harus diundangkan dengan menempatkannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

5. Penyebarluasan.
    - Penyebarluasan dilakukan oleh DPR Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas,
Penyusunan  Rancangan Peraturan Perundang-Undangan, Pembahasan Peraturan
Perundang-Undangan, hingga Pengundangan Undang-Undang.
   - Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh
masukan masyarakat serta pemangku kepentingan.

3. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, maka jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah:
a) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD 1945)
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR)
b) Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (
Perppu)
c) Peraturan Pemerintah ( PP)
d) Peraturan Presiden ( Perpres)
e) Peraturan Daerah ( Perda)
f) Provinsi Peraturan Kabupaten atau Kota

4. ada beberapa asas peraturan perundang-undangan yang kita kenal, diantaranya:


a. Asas lex superior derogat legi inferior
artinya peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan yang rendah
(asas hierarki)
b. Asas lex specialis derogat legi generalis
asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat
khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum
(lex generalis). 
c. Asas lex posterior derogat legi priori
 yaitu pada peraturan yang sederajat, peraturan yang paling baru
melumpuhkan peraturan yang lama. Jadi peraturan yang telah diganti
dengan peraturan yang baru, secara otomatis dengan asas ini
peraturan yang lama tidak berlaku lagi.
d. Asas undang-undang tidak boleh berlaku surut (non-retroaktif) / Asas
Legalitas
Tiada suatu peristiwa dapat dipidana selain dari kekuatan ketentuan
undang-undang pidana yang mendahuluinya.” (Geen feit is strafbaar
dan uit kracht van een daaran voorafgegane wetteljke
strafbepaling). asas legalitas yang mengandung tiga pengertian, yaitu:
1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau
hal itu tidak terlebih dahulu dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang
2. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan
analogi (qiyas)
3. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut

5. 3 Acuan Perundang-Undangan

A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
B. Landasan Sosiologis.
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis
sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan
masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.
C. Landasan Yuridis.
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau
yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa
persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan,
peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan
yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya
lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau
peraturannya memang sama sekali belum ada.

Anda mungkin juga menyukai