Anda di halaman 1dari 2

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH


KELAS: D
SEMESTER GENAP 2019/2020

Pengajar:
1. Dr. Indah Dwi Qurbani, S.H., M.H.
2. Aulia Nabila, S.H., LL.M.

INSTRUKSI:
1. Kerjakan semua soal yang tersedia! Soal tidak usah ditulis lagi pada lembar jawaban.
2. Dilarang melakukan kecurangan yang di antaranya berupa: plagiarisme (mengutip atau copy-
paste hasil kerja orang lain tanpa menyebutkan sumber), menyalin jawaban teman, atau tidak
mengerjakan sendiri/menggunakan joki. Kecurangan akan berakibat mulai dari pengurangan nilai
(minimal sebanyak 20 poin) hingga pemberian nilai E.
3. Beri nama file ujian Anda dengan format: UAS PEMDA_nomor presensi_nama lengkap. Deadline
pengumpulan: Jumat, 15 Mei 2020 pukul 13.00 WIB pada assignment Google Classroom.
4. Sifat ujian: take-home dan OPEN BOOK-PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Selamat mengerjakan!

1. Pasal 1 angka 6 UU Nomor 23 Tahun 2014 mendefinisikan Otonomi Daerah sebagai “hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Namun dalam
praktik yang ada di berbagai negara di dunia terdapat setidaknya 5 (lima) macam otonomi yaitu otonomi
formal, otonomi material, otonomi riil, otonomi sisa/residu, serta otonomi nyata, dinamis dan
bertanggung jawab.

Menurut Anda, sistem pembagian urusan pemerintahan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014
mencerminkan konsep otonomi daerah yang mana di antara yang kelima konsep di atas? Jelaskan!
(maksimal 170 kata)

2. Moh. Mahfud MD mengemukakan bahwa konfigurasi politik akan memengaruhi karakter produk
hukum yang berlaku di suatu masa dan tempat.

Jelaskan keterkaitan antara konfigurasi politik di era Orde Baru (1965 – 1998) dan karakter dari UU
Pemerintahan Daerah yang berlaku di era tersebut! (maksimal 200 kata)

3. Keberadaan UU Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah berkaitan erat dengan maraknya kasus korupsi yang dilakukan kepala
daerah di tahun 2014-2015.
Sebut dan jelaskan minimal 3 (tiga) ketentuan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 yang diubah oleh UU
Nomor 9 Tahun 2015 serta urgensi/alasan penting diubahnya ketentuan tersebut! (maksimal 250 kata)

4. Indonesia sedang mengalami situasi darurat akibat pandemi virus corona yang menyebabkan
berubahnya hal-hal terkait penyelenggaraan pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam situasi
seperti ini, diharapkan seluruh daerah di Indonesia bisa bekerja secara selaras agar upaya pencegahan
dan penanganan virus corona bisa berjalan secara optimal. Akan tetapi, pada kenyataannya terdapat
berbagai perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, misalnya dalam hal penerapan
local lockdown yang diterapkan beberapa daerah seperti Provinsi Bali, Provinsi Papua, dan Kota Tegal. Hal
tersebut dilakukan oleh daerah-daerah itu saat belum ada kebijakan pemerintah pusat yang menghimbau
pelaksanaan lockdown.

Menurut Anda, dapatkan daerah-daerah ini melakukan local lockdown meski hal ini berbeda dengan
kebijakan pemerintah pusat? Berikan penjelasan Anda, dengan menggunakan dasar hukum yang ada
dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 dan berbagai peraturan perundang-undangan serta produk hukum
lainnya yang relevan! (maksimal 350 kata)

5. Menurut Pasal 1 angka 1, Desa adalah “kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

a. Apakah yang dimaksud dengan wilayah administratif? Jelaskan dan beri contoh!
b. Jelaskan apa yang membedakan desa dengan wilayah administratif!

(maksimal 250 kata)

Anda mungkin juga menyukai