Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS ILMU SOSIAL HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


KAMPUS I: Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya

NASKAH UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2010/2011

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaeaan Hari/Tangga : Jumat, 6 Januari 2023


Prodi/Angk/Kl : Gabungan Waktu : 15.00-18.30
Dosen : Dr Drs. Wayan Arsana, M.Pd Kelas : A, G, L

PETUNJUK :
1. Jawaban UAS dikumpulkan melalui PJMK dalam format pdf
2. Setiap jawaban minimal 250 kata,
3. PJMK mengumulkan jawaban uas dan absen kehadiran
4. Jawaban sudah dikirim ke pada dosen pengampu paling lambat pukul 20.00

SOAL
1 Mata Kuliah PKN adalah mata kuliah yang diharapakan dapat membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang baik, paparkan pendapat anda mengenai
konsep mengenai warga negara yang baik serta indicator yang dapat digunakan
2 Perkembangan masyarakat global yang dapat mengikis bahkan menghancurkan
nasionalisme atau memperkuat nasionalisma. Uraikan pendapat anda
3 kepastian hukum adalah sangat penting, apa konsepsi dari kepastian hukum,
menurut anda apa yang dapat dilakaukan untuk memberikan jaminan kepastian
hukum bagi masyarakat, bagamaina pendapat saudara tetntang kepastian hukum
di Indonesia.
4 Bagaimana pendapat anda jika kepentingan nasional ditarik-tarik antara
kepentingan global dan kepentingan lokal (desentralisasi).
5 Analisislah factor factor yang menghambat dan mendukung keberhasilan dari
penerapan wawasan Nusantara
Nama : Mondi Irnanda
Nim/Absen : 221500161/46
Kelas :G
Prodi : Manajemen

Jawaban:

1. Menurut pendapat saya konsep mengenai warga negara yang baik adalah warga negara nya yang
harus menghormati satu dengan yang lain, mentaati peraturan undang-undang yang berlaku di
wilayah setempat, ikut serta dalam kegiatan masyarakat, melaksanakan kewajiban sebagai warga
negara.dan warga negara juga merupakan konsep yang menyiratkan status kebebasan dengan
tanggung jawab yang menyertainya. Sosok warga negara yang baik diindikasikan memiliki tiga
indikator, yaitu: 1) memiliki pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledges); 2) memiliki
keterampilan kewarganegaraan (civics skills); dan 3) memiliki tanggung jawab kewarganegaraan
(civics responsibility).
1.Civic knowledge adalah sebuah pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal perlu diketahui
dalam hal kewarganegaraan.
Contoh dari civic knowledge itu umumnya memang berkaitan pula dengan politik, hukum
dan moralitas, misalnya:
- lembaga-lembaga negara
- asal usul negara
- partai politik
- sistem hukum yang berlaku
- norma-norma yang berlaku di masyarakat
2.Civic skills adalah suatu keterampilan kewarganegaraan yang tersusun atas keterampilan
intelektual (intelektual skills) dan keterampilan partisipasi (participation skills). Contohnya antara
lain sebagai berikut
a. Keterampilan intelektual (intelektual skills) contohnya merancang suatu dialog
dengan anggota DPRD setempat.
b. Keterampilan partisipasi (participation skills) contohnya melaporkan kejadian
pencurian di sebuah bank yang diketahui.
3.Civic responsibility adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
bertanggung jawab. Tujuan penelitian adalah menganalisis program agar dapat mengubah mindset
masyarakat mempunyai kesadaran untuk mencintai lingkungan.

2. Munculnya era globalisasi pada saat ini rupanya memberikan sebuah ruang bagi para generasi
muda Indonesia untuk dapat lebih mengenal, serta memahami cara berpikir dan kebudayaan bangsa
lain. Dalam hal memahami budaya lain secara mendalam rupanya berakibat buruk, karena generasi
muda Indonesia cenderung menjadi tidak mengindahkan budaya sendiri. Agaknya rasa cinta terhadap
bangsa dan budaya sendiri menjadi lenyap dan rasa bangga pada bangsa sendiri pun menghilang.
Generasi muda Indonesia rupanya telah terseret terlalu jauh ke dalam globalisasi. Tidak sedikit
generasi muda Indonesia yang melupakan identitas bangsanya sendiri, bahkan yang lebih parah lagi
ialah mereka tidak mengenal jati diri bangsanya sendiri. Hal ini berdampak pada rasa bangga
terhadap apa yang dimiliki bangsanya serta membuat rasa nasionalismenya terkikis. Jiwa
nasionalisme bangsa Indonesia kian lama kian surut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di era
globalisasi ini dalam meningkatkan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pengenalan kembali identitas nasional yang
bersumber pada budaya lokal, membangun integrasi bangsa, dan menumbuhkan wawasan
kebangsaan Indonesia.
3. Kepastian hukum menghendaki adanya upaya pengaturan hukum dalam perundang-undangan
yang dibuat oleh pihak yang berwenang dan berwibawa, sehingga aturan-aturan itu memiliki aspek
yuridis yang dapat menjamin adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang
harus ditaati.
Menurut pendapat saya kepastian hukum di Indonesia masih sangat rendah,karena hukum di
Indonesia tidak dapat berjalan bila tidak ada aparat penegak hukum yang kredibilitas, kompoten dan
independen.Lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegaan hukum di
Indonesia tidak berjalan semestinya.
Contoh: Kasus pembunuhan brigadir J yang tidak rampung rampung kasusnya karena didalam kasus
tersebut banyak aparat hukum yang ikut mendalangi nya.
Asas kepastian hukum mempunyai dua aspek, yang satu lebih bersifat hukum material, yang lain
bersifat formal. Aspek hukum material terkait erat dengan asas kepercayaan. Dalam banyak keadaan
asas kepastian hukum menghalangi badan pemerintahan untuk menarik kembali suatu keputusan atau
mengubahnya untuk kerugian yang berkepentingan. Dengan kata lain, asas ini menghendaki
dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan pemerintah, meskipun
keputusan itu salah. Jadi demi kepastian hukum, setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah
tidak untuk dicabut kembali. Adapun aspek yang bersifat formal dari asas kepastian hukum
membawa serta bahwa ketetapan yang memberatkan dan ketentuan yang terkait pada ketetapan-
ketetapan yang menguntungkan, harus disusun dengan kata-kata yang jelas. Asas kepastian hukum
memberi hak kepada yang berkepentingan untuk mengetahui dengan tepat apa yang dikehendaki dari
padanya. Ketika membuat suatu kebijakan, harus berdasar pada peraturan perundang undangan,
misalkan membelanjakan uang negara jika tidak dapat dikatakan KORUPSI.

4. Fungsi sistem desentralisasi adalah untuk meringankan beban pekerjaan yang ada di pemerintah
pusat, sehingga pekerjaan dapat dialihkan kepada pemerintah daerah. Supaya dalam penyelenggaraan
suatu pemerintahan, tidak terjadi penumpukan kekuasaan pada salah satu pihak saja.
Tujuan desentralisasi adalah agar terwujudnya suatu pemerintahan yang demokratis, melalui
pelayanan masyarakat yang efektif, efisien dan ekonomis.
Penerapan desentralisasi dalam negara kesatuan menandakan bahwa kedudukan pemerintah pusat
adalah tetap, yakni sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Hal ditandai dengan daerah yang juga ikut
bertanggung jawab, terhadap pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Kepentingan nasional tidak dapat ditarik oleh desentralisasi karena nanti ada aspek yang
menghambat jalanya kepentingan nasional jika ditarik oleh kepentingan desentralisasi.

5. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kemajuan bangsa.
Meski, pada kenyataannya, sering dijumpai berbagai peristiwa yang mencerminkan gejala
perpecahan bangsa.
Peristiwa-peristiwa tersebut, seperti kerusuhan antarpendukung klub sepak bola, demonstrasi yang
diwarnai aksi kekerasan, konflik antarsuku, dan lain sebagainya.
Peristiwa-peristiwa tersebut apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan rusaknya persatuan dan
kesatuan bangsa. Selain itu, masih ada beberapa faktor yang menghambat proses terjadinya persatuan
dan kesatuan.
Berikut merupakan contoh penghambat persatuan dan kesatuan:
1. Keberagaman Masyarakat Indonesia
Adanya keberagaman yang dimiliki rakyat Indonesia dapat menjadi penghambat persatuan dan
kesatuan bangsa. Terutama apabila tidak diiringi dengan sikap saling menghargai, menghormati,
serta adanya toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia.
Keberagaman tersebut dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat yang memicu lepas
kendali, tumbuhnya perasaan kedaerahan yang berlebihan, yang dapat memicu terjadinya konflik
antardaerah atau antarsuku bangsa.
2. Letak Geografis Indonesia dan Banyaknya Pulau
Geografis negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.

Sejumlah daerah dikhawatirkan memilih memisahkan diri dari NKRI. Daerah tersebut antara lain
daerah yang jauh dari pusat, derah perbatasan dengan negara lain, dan daerah yang memiliki
kekayaan alam yang besar.
3. Ketidakpuasan Terhadap Ketimpangan Ekonomi
Kondisi ekonomi yang timpang bisa memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi, apabila
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan serta hasil-hasil pembangunan masih belum dapat
diatasi, bisa menimbulkan ketidakpuasan hingga perpecahan.
Ketidakpuasan tersebut biasanya akan menimbulkan pertentangan antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat.
4. Munculnya Gejala Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain. Prinsip yang satu ini lebih merujuk pada rasa bangga seorang
individu atau kelompok secara berlebihan.
Hal tersebut apabila tidak diatasi akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Melemahnya Nilai Budaya Bangsa
Nilai-nilai budaya bangsa dapat melemah akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata. Kontak tidak langsung, antara lain
melalui media cetak maalah, tabloid, atau media elektronik televisi, radio, film, internet, telepon
seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap.
6. Pembangunan Tidak Merata
Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu dapat menimbulkan kesenjangan atau
kecemburuan dalam berbagai bidang. Kondisi tersebut apabila tidak diselesaikan dapat
memperlemah dan mengbambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai