Anda di halaman 1dari 4

Dokumen #: Rev #:

FORMULIR
UMG-S4.4 01
Halaman :
UJI KOMPETENSI CAPAIAN 1 dari ...
PEMBELAJARAN KE-1 Tanggal terbit :
06-11-2018
MATA KULIAH : Pendidikan
Kewarganegaraan SEMESTER/KELAS : Psikologi -
semester 4
DOSEN : Abdullah Sidiq Notonegoro, M.Pd.I
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal :-
Tempat : take home
Sifat :-
Pengumpulan : link googledrive
Tata Tertib ujian : jawaban merupakan hasil pemikiran sendiri. Jika mengambil
argumentasi dari literatur, maka disebutkan sumbernya secara lengkap.

Nama : Cecilia
NIM 10701014
Kelas : pagi
1. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen atau plural. Menurut Anda,
apakah pluralitas di masyarakat kita merupakan faktor penghambat terwujudnya
negara yang Indonesia yang kuat? Apa saja faktor penghambat dan pendukung
terwujudnya jiwa nasionalisme bangsa Indonesia?
Pluralitas yang saya ketahui yaitu perbedaan yang harus kita terima, mulai dari
perbedaan suku budaya dan ras di masyarakat kita tentunya menerima perbedaan,
karena tidak semua dimasyarakat tergolong mempunyai dari suku budaya yang sama
dengan yang lainnya melainkan kondisi yang beragam. Dari perbedaan ini adalah
tidak menghambat perbedaan untuk Indonesia menjadi kuat melainkan semakin kita
dapat menerima perbedaan semakin erat kita dengan masyarakat lain maka semakin
kuat terwujudnya Indonesia yang lebih kuat.
beberapa faktor pendorong dalam persatuan dan kesatuan, yaitu:

1. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Dalam
suatu bangsa, ada kesadaran yang secara potensial bersama-sama untuk
mempertahankan, mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan
bangsa. Nasionalisme penting bagi setiap negara untuk mendorong persatuan dan
kesatuan bangsa.

2. Rasa Toleransi yang Tinggi


Toleransi adalah salah satu sikap di mana dua kelompok yang berbeda budaya saling
berhubungan dengan penuh. Indonesia memiliki banyak sekali keberagaman budaya,
suku, ras dan agama. Dengan adanya sikap toleransi ini, masyarakat akan terhindar
dari diskriminasi dan enggak berseteru dengan bangsa sendiri.

3. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara

Rela berkorban juga merupakan hal yang penting untuk menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa seperti para pahlawan kita yang telah rela berjuang merebut
kemerdekaan bangsa Indonesia.

4. Kesadaran Dalam Hidup Bermasyarakat

Kesadaran hidup dalam bermasyarakat juga harus ada untuk saling membantu antar
sesama dan mengikuti kegiatan dalam masyarakat

beberapa faktor penghambat dalam persatuan dan kesatuan, yaitu:

1. Heterogen atau Beranekaragam

Memiliki berbagai macam suku, ras, agama dan budaya pada negara kita, dapat
berdampak pada perpecahan dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Perbedaan kebudayaan ini identik dengan daerah yang berbeda-beda.

2. Ketimpangan Dalam Pembangunan

Pembangunan yang enggak merata juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah
dalam hal pembangunan sehingga enggak ada masyarakat yang merasa iri.

3. Kurang Rasa Toleransi

Kurangnya rasa toleransi amtar sesama juga menjadi faktor penghambat dalam
persatuan dan kesatuan. Hidup dalam keberagaman, kita harus saling menjaga dengan
bertoleransi satu sama lain. Persatuan dan kesatuan juga mengandung arti yang
bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam dan menjadi satu kebulatan
yang utuh dan serasi.

4. Kurang Kesadaran Adanya Gangguan dari Luar

Ancaman dari luar bisa saja terjadi sehingga berdampak pada persatuan dan kesatuan.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan kebudayaan
sehingga kita harus menjaganya dengan persatuan dan kesatuan.

Jawaban Faktor ini diakses pada link : https://kids.grid.id/read/473036979/faktor-


faktor-pendorong-dan-penghambat-persatuan-dan-kesatuan-kelas-6-sd?page=all

2. Apakah pemilihan umum (pemilu) bagi perjalanan bangsa? Mengapa? Bagaimana


pendapat anda jika pemilu 2024 di tunda dan masa jabatan presiden diperpanjang?
Pemilu bagi perjalanan bangsa itu sangat penting karena dengan adanya pemilu ini
masyarakat dapat mengeluarkan aspirasinya melalui pemimpin yang akan dipilih.
Dengan adanya Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional
Pemilu bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk
mewujudkan reformasi pemerintahan. Melalui pemilu, pemerintahan yang aspiratif
akan dipercaya rakyat untuk memimpin kembali.
Jika pemilu ditunda akan banyak pertanyaan yang timbul, masyarakat yang skeptis
maka akan lebih tinggi rasa skeptis terhadap pemimpin ini. Mungkin akan ada demo
terhadap masyarakat yang kurang menerima pendapat jika pemilu ini ditunda.
3. Bagaimana budaya politik dan budaya demokrasi di Indonesia menurut sudut pandang
Anda pribadi?
Hubungan antara budaya politik dan demokratisasi sangat erat. Budaya politik
memiliki pengaruh penting dalam perkembangan demokrasi. Demokratisasi tidak
berjalan baik apabila tidak ditunjang oleh terbangunnya budaya politik yang sesuai
dengan prinsip- prinsip demokrasi dalam budaya ini adanya 2 sikap yang merespon
positif dan adanya respon negative terhadap budaya politik dan budaya demokrasi ini.
Sebagai sebuah proses perubahan dalam menciptakan kehidupan politik yang
demokratis, realisasi demokratisasi juga dihadapkan pada kedua kutub yang
bertentangan itu, yaitu budaya politik masyarakat yang mendukung (positif) dan yang
menghambat (negatif) proses demokratisasi.
4. Di era globalisasi seperti saat ini, rasanya hampir tidak ada yang tidak mungkin.
Termasuk diantara adalah Pancasila yang potensi menjadi ideologi dunia. Bagaimana
menurut pandangan saudara!
Pada era ini pancasila yang berpotensi ideologi dunia, masyarakat juga diajarkan
untuk taat pada aturan hukum Indonesia yang sudah ditetapkan menurut Pancasila ini,
maka mungkinkah bahwa Pancasila adalah Ideologi dunia yang menjadi panutan
masyarakat dan hukum untuk patokan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
menyebut operasi tangkap tangan atau OTT KPK kampungan. Apa pendapat Anda
dengan pernyataan tersebut?
Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar
Pandjaitan, yang menyebut operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebagai "kampungan" bisa dianggap sebagai pandangan yang
kontroversial dan tergantung pada perspektif masing-masing individu.
1. Perspektif yang Mengkritik KPK:
Beberapa orang, termasuk beberapa pejabat pemerintahan, sering kali mengkritik
metode OTT KPK dengan berbagai alasan. Beberapa alasan yang sering diajukan
termasuk dugaan penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hak asasi manusia, atau
penggunaan taktik yang dianggap kurang etis. Mereka yang menyatakan pendapat ini
sering berpendapat bahwa ada cara lain yang lebih baik untuk menghadapi korupsi
dan bahwa OTT KPK mungkin kurang efektif atau tidak menghormati hak asasi
individu.
2. Perspektif yang Mendukung KPK:
Sebagian besar masyarakat, LSM anti-korupsi, dan banyak ahli hukum mendukung
upaya KPK dalam memerangi korupsi melalui operasi tangkap tangan. OTT adalah
salah satu metode yang digunakan oleh KPK untuk mendeteksi dan menangkap
tangan para pelaku korupsi secara langsung, tanpa adanya peringatan sebelumnya.
Pendukung KPK berpendapat bahwa metode ini diperlukan untuk mengatasi korupsi
yang mempengaruhi integritas dan stabilitas pemerintahan serta perekonomian
negara.

Disusun oleh Diverifikasi oleh

Dosen pengampu Ka. Prodi

(nama lengkap dan gelar) (Dr. Umaimah, S.E., M.Ak.)

Anda mungkin juga menyukai