Anda di halaman 1dari 5

Nama :Aloysius Tanto Wibowo

Nim :135314061
UTS Kewarganegaraaan
1. Uraikan mengapa mata pelajaran/kuliah Pendidikan Kewarganegaraan harus diadakan
pada semua jenjang pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi?
Pendidikan Kewarganegaraaan menjadi mata pelajaran/kuliah yang penting bagi
jenjang SD sampai perguruan tinggi karena dengan mempelajari
pendidikan
kewarganegaraan sejak dini diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang
senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan
hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Dan
tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan menumbuhkan masyarakat yang sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela
negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.Sehingga pelajar mampu menjadi warga
negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM,
agar pelajar mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak
kekerasan dengan cara cerdas dan damai, agar pelajar memiliki kepedulian dan mampu
berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai
moral, agama, dan nilai-nilai universal, agar pelajar mampu berpikir kritis dan objektif
terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar pelajarmampu memberikan
kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan publik, agar pelajar mampu
meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak (berkeadaban).
Sumber:
1.

http://ppkn.upi.edu/

2.

http://christantomaulana.multiply.com/journal/item/3

3.

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-negara-dan-fungsi-negarapendidikan-kewarganegaraan-pkn

4.

ainamulyana.blogspot.com/

5.

websitekewarganegaraan.blogspot.com/

2. Indonesia didirikan dengan cita-cita menjadi bangsa yang unggul. Mengapa sampai
sekarang belum terwujud? Jelaskan faktor eksternal dan internal yang menjadi penghambat
dan penghalang.
Latar belakang bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama.
Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia. Berbagai masalah
yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran,
terorisme dan lain sebagainya,menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah
rendahnya rasa nasionalisme Bangsa Indonesia. Hal itu tidak bisa dipungkiri, karena
masyarakat lebih memilih untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan untuk
nergara.
Berikut ini adalah faktor internal penghambat bangsa Indonesia belum unggul
1.Banyaknya sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan prilaku yang
cinta air, rasa nasionalisme dan patriotisme sehingga ini akan menjadi cerminan yang buruk
bagi anak. Secara tidak langsung anak akan meniru sikap tersebut.
2. Banyaknya aksi demonstrasi yang melewati batas sopan santun dan etika yang akan
menimbulkan frustasi dan hilangnya optimisme pada kalangan anak sehingga memunculkan
sifat yang malas,egois, terperamental.
3. Banyaknya para pemuda yang tidak bangga dengan bangsa Indonesia karena tertinggalnya
bangsa Indonesia pada segala aspek kehidupan.
4. Etnosetrisme menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat
masyarakat lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Berikut ini adalah faktor internal penghambat bangsa Indonesia belum unggul
1.Paham liberalisme yang dianut oleh bangsa barat akan berdampak bagi warga Indonesia.
Paham liberalisme akan membuat sikap individualisme yg hanya memikirkan dirinya sendiri
tanpa memperhatikan keadaan sekitar & sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
2. Era globalisasi akan berdampak bagi moral warga Indonesia. Cenderung akan memilih
kebudayaan negara lain daripada negara sendiri. Contohnya masyarakat Indonesia meniru
memakai pakaian minim padahal itu bertentangan dengan kebudayaan bangsa.Semakin
maraknya minuman keras dan narkoba yang merusak martabat bangsa Indonesia.
Sumber:
Citralekha.com
http://www.pandji.com/makna-nasionalisme/

http://bangsaku-indonesiaku.blogspot.com/2008/10/pengertian-nasionalisme.html.
http://ajengmdf95-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62148-Umum-Peranan%20dan
%20Pentingnya%20Nasionalisme.html
http://nasionalismeindonesia.wordpress.com/2011/11/14/penyebab-hilangnya-rasanasionalisme/
3. Indonesia berketetapan untuk mengadopsi sistem demokrasi. Apakah ketetapan itu dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dan moral? Apakah tidak lebih baik menggunakan
sistem kekhalifahan atau kerajaan? Jelaskan tanggapan Anda dengan disertai bukti-bukti
pendukung.
Sistem demokrasi sudah dapat dipertanggung jawabkan secara rasional dan moral
karena Mengutamakan musyawarah untuk mufakat,mengutamakan kepentingan negara dan
masyarakat,Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,Selalu diliputi semangat
kekeluargaan,Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah,Dilakukan
dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur,Hasil keputusan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.Serta melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan
untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional. Jika dibandingkan sistem kerajaan dengan kedaulatan tertinggi yang berada
di tangan raja, maka raja dapat melakukan apapun yang ia kehendaki. Ia bebas memerintah
rakyatnya semaunya sendiri. Hal ini dapat menciptakan pemerintah yang tirani dan dalam
perkembangan selanjutnya akan menjadi diktator di negara yang ia perintah. Bukti dapat
dipertanggung jawabkan secara rasional dan moral adalah Rakyat terlibat secara total di
dalam mekanisme pemilihan pejabat (utamanya anggota parlemen) lewat Pemilihan Umum
periodik (misal: 4 atau 5 tahun sekali). Dengan memilih si anggota parlemen, rakyat tetap
berkuasa untuk membuat UU, akan tetapi keterlibatan tersebut melalui si wakil. Wakil ini
adalah orang yang mendapat delegasi wewenang dari rakyat. Di Indonesia, 1 orang wakil
rakyat (anggota parlemen) kira-kira mewakili 300.000 orang pemilih.
Sumber
http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/bentuk-bentuk-demokrasi-langsung-dan.html
http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/pengertian-demokrasi-dan-jenis-jenis-pemerintahannegara-yang-menganutnya/
http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/macam-macam-demokrasi-jenis-jenis.html
http://tasarkarsum.blogspot.com/2007/09/bentuk-pemerintahan-demokrasi.htm

4. Apakah demokrasi di Indonesia telah berjalan pada rel yang benar? Uraikan pandangan
Anda dari perspektif demokrasi partisipasi dan demokrasi beku.
Demokrasi Indonesia telah berjalan dengan real. Menurut pandangan dari demokrasi
partisipasi demokrasi di Indonesia pada reformasi sudah menuntut peran aktif berbagai
komponen demokrasi secara keseluruhan. Komponen demokrasi adalah organ-organ
kelembagaan, kekuatan-kekuatan masyarakat dan kekuatan-kekuatan individual yang akan
saling menunjang dan melengkapi dalam berjalannya sistem demokrasi. memberikan peluang
yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara effektif dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kebijakan publik. Prinsip dalam demokrasi adalah persamaan
bagi seluruh warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol
terhadap pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara bersama. Hal ini dilakukan agar
perjalanan kehidupan bernegara mendapatkan pemahaman yang jernih pada sasaran yang
tepat dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang baik.
Demokrasi beku pada era reformasi sudah tidak terjadi lagi karena gagasan bahwa
konsolidasi demokrasi menuntut budaya demokrasi yang kuat yang memberikan kematangan
emosional dan dukungan yang rasional untuk menerapkan prosedur-prosedur demokrasi. Ia
melandaskan penekanannya pada pentingnya budaya demokrasi pada asumsi bahwa semua
sistem politik termasuk sistem demokrasi, cepat atau lambat akan menghadapi krisis, dan
budaya demokrasi yang tertanam dengan kuatlah yang akan menolong negara-negara
demokrasi melewati krisis tersebut. Implikasinya proses demokratisasi tanpa budaya
demokrasi yang mengakar menjadi rentan dan bahkan hancur ketika menghadapi krisis
seperti kemerosotan ekonomi, konflik regional atau konflik sosial, atau krisis politik yang
disebabkan oleh korupsi atau kepemimpinan yang terpecah.
Sumber:
http://www.kompasiana.com/adisurya/memperkuat-demokrasi-dalam-problematikakebangsaan_551031eb813311d138bc615e
https://kgsc.wordpress.com/demokrasi-dalam-konsep-dan-praktek/
citralekha.com/demokrasi/
www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20150723/.../TextView
rumaningge.blogspot.com/2011/03/kebekuan-demokrasi-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai