Di Tengah persatuan dan kesatuan bangsa yang semakin terpecah belah Bagaimana
agar Indonesia dapat Bersatu Kembali untuk bangkit dari masalah perpecahan?
Indonesia haru mempunya pimpinan disegala sektor, yang amanah, jujur, berani,
tegas dan tidak korup. Ini memang syarat yang berat, tapi kalau pimpinan dari tingkat
paling kecil di RT sampai ke Presiden, yakinlah negara ini akan lebih cepat menjadi
negara besar yang sesungguhnya dan akan disegani oleh negara-negara lain. Karena
Indonesia akan menjadi contoh yang bagus kalau para pemimpinnya benar-benar
bekerja untuk yang dipimpinnnya yaitu rakyat banyak, bukan untuk kekayaan diri
sendiri, keluarga dan golongannya saja.
Pemimpin yang amanah, jujur, berani,tegas dan tidak korup, biasanya adalah
pemimpin yang pola hidupnya sederhana, benar-benar sederhana, bukan karena
pencitraan ingin disebut sebagai orang yang sederhana, tapi memang benar-benar
tingkah laku dan pola hidupnya dalam keseharian benar-benar sederhana. Baginya
yang penting rakyat sejehtera, aman dan tentram. Tujuan hidupnya benar-benar
untuk rakyatnya, yang dipikirkan untuk mensejahterakan rakyat, bukan membela
partainya masing-masing! Apa lagi kalau sudah menjadi pejabat publik, rakyat adalah
segalanya, fokus pikirannya adalah rakyat, bukan yang lain, makanya pimpin yang
amanah tak akan korupsi, karena kasihan dengan rakyat kalau pimimpinya korup.
Indonesia harus punya rakyat yang tahan banting, yang tidak mudah berkeluh kesah,
yang berani berkata "tidak" bagi pemipin yang korup. Rakyat yang punya jiwa patroit,
yang cinta kepada tanah airnya. Dan bangga dengan tanah airnya. Tidak pesimis, selalu
optimis dan punya jiwa yang kuat menghadapi segala rintangan, cobaan, ujian, hinaan,
caci maki dan pikiran negatif lainnnya. Rakyat yang berjiwa bersih, sehingga tidak
mudah terkontaminasi terhadap bujukan atau rayuan gombal para polikus.
Rakyat pemberani, optimis tak takut segala macam rintangan, cobaan dan ujian akan
selalu bergerak ke depan, berpikiran maju dan tak mudah tergoyahkan segala hal yang
bersipat negatif. Berjuang dan rela menyingsikan lengan baju untuk berkiprah
membangun negari, walau hanya kecil yang dilakukan, apa kalau mampu melakukan
yang besar, kuat dan sangat bernilai bagi kemajuan bangsa. Tak ada kata menyerah,
tak kata putus asa dan binasa.
Teknologi, komunikasi dan informasi yang harus dikuasai bangsa ini, agar tidak tertipu
oleh berita-berita yang tak bersahabat, berita bohong yang dicekoki dunia! Dengan
menguasai teknologi, komunikasi dan informasi dalam arti seluas-seluasnya, maka
Indonesia untuk mengiklakan diri sendiripun tak perlu menggunakan TV-TV asing, TV
Indonesia mampu menjangkau ke seluruh dunia! Dan dengan demikian bahasa
Indonesiapun akan mendunia. Dengan demikian Indonesia akan menjadi salah satu
negara yang bukan hanya dikenal dunia, tapi menjadi tempat yang menjadi gaya tarik
untuk dikunjungi, dengan demikian pariwisatapun akan maju dengan pesatnya,
karena dengan TV Indonesia yang terpancar ke seluruh dunia akan menjadi iklan gratis
bagi Indonesia sendiri, dan Indonesia tak perlu repot-repot membayar iklan pada
stasiun TV-TV asing.
Seluruh bangsa ini mau berbuat sesuatu, sekecil apapun dengan potensi masing-
masing. Dan tidak saling menjegal bila potensi terus berkembang, bukan dihalangi tapi
dukung, bukan dicaci dan dihina, tapi dibantu. Potensi setiap orang jelas beda, ini
memang sengaja diciptakanNya, agar manusia saling mengisi kekurangan masing-
masing, karena manusia tidak pernah bisa sempurna, pasti ada saja kekuarangan,
kesalahan atau kekhilafan, nah dengan adanya kerjasama yang kuat kekuarang-
keurangan tersebut di isi atau diperbaiki oleh yang lainnya. Sekali bukan kekurangan
itu justru menjadi bahan hinaan atau cacimaki.
Kurang kesadaran adanya gangguan dari luar. Ancaman dari luar bisa saja terjadi dan
berdampak pada persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman datang tidak hanya dari
luar tapi juga dari dalam. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya
alam yang melimpah. Tidak hanys itu tapi juga kebudayaan dan kesenian. Dikutip situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kebudayaan dari luar juga
masuk ke Indonesia melalui proses akulturasi (pencampuran budaya).
Minimnya rasa solidaritas pada sesame. Apalagi rasa solidaritas antar sesama manusia
sudah mulai memudar khususnya masyarakat perkotaan. Pada masyarakat perkotaan
sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa rasa solidaritas tersebut mulai memudar,
dikarenakan sifat masyarakatnya yang dominan akan keindividuannya, sifat acuh tak
acuh, dan lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan dengan rasa kebersamaan
terhadap masyarakat.
Rasa tenggang rasa mulai hilang. Mampu mengembangkan tenggang rasa dalam
kehidupan masyarakat tentunya akan sangat baik dalam membangun ketahanan
masyarakat itu sendiri. Masing-masing elemennya dapat memahami kondisi yang lain,
sehingga gesekan bisa dihindarkan. Secara sederhananya, ketika kita tidak ingin
mendapat perlakukan buruk, maka kita tidak melakukan hal buruk. Salah satu contoh
yang ada mungkin setiap hari Kita bisa jumpai adalah hilang saling menghormati
antara yang muda kepada yang lebih tua, tidak bisa menghargai Adat dan Budaya Suku
yang lain.
3. Sebutkan 3 yang sudah kalian lakukan sebagai bentuk Cinta Tanah air Indonesia.
Pemilu atau pemilihan umum adalah salah satu wujud demokrasi di Indonesia. seperti
yang kita tahu, Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial yang
demokratis. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi warga negara yang sudah
mempunyai hak pilih untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu. Pemilu bertujuan untuk
mencari pemimpin baru. Pemimpin adalah orang yang akan bertanggung jawab
membawa tanah air Indonesia menuju kemajuan. Oleh karena itu, dalam
menggunakan hak pilih, kita juga harus menimbang baik – baik siapa yang kita pilih.
Dan siapapun nanti yang terpilih, kita harus tetap ikut menyepakati, dan menjalankan
kebijakan – kebijakan pemimpin tersebut. Tentu saja dengan terus mengkontrol
kinerja pemimpin agar tetap di jalan yang benar.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu contoh sikap cinta tanah
air adalah berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk pelajar, pelajar bisa ikut
berpartisipasi dengan terus menuntut ilmu dengan tekun. Akan tetapi, tidak hanya
pelajar saja yang dianjurkan untuk menuntut ilmu. Semua kalangan masyarakat juga
harus menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak terbatas pada kegiatal formal belajar
mengajar di sekolah. Semua warga negara Indonesia tidak boleh berhenti menuntut
ilmu dengan terus belajar mengenai nilai – nilai yang baik untuk improvisasi diri
sendiri, masyarakata, dan bangsa juga negara.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus
mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dam
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang
mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi
Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini
kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik
dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak
warganya.