Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh :
Muhammad Abduh

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN PALEMBANG


TAHUN 2014
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pendahuluan
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut
bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara.  Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran
antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara  mempunyai
makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang
dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara sebaiknya
mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk
menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan
rakyat dapat diwujudkan.

Kesadaran Kebangsaan Masyarakat Saat ini.


Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam
perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan
yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran
lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap
kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis,
penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa
lain, dan sebagainya.
Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah?
Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa,
bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok
masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara.
Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan
seseorang individu terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu.
Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat lambat
perubahannya, sangat berbeda dengan Negara- Negara lain yang begitu cepat dapat mengatasi
krisis,  Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian bagi kita semua,  bahwa kesadaran
berbangsa dan bernegara sangat diperlukan. 
Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari
luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk
diri sendiri dan lingkungannya.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu
yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting
yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang
tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara
ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas
memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti
sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat
kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Permasalahan di Indonesia
Memang, Indonesia merupakan Negara yang mempunyai kekayaan alam dan potensi
yang besar.  Namuntidak bisa dipungkiri bahwa dibalik kekayaan itu, Indonesia mempunyai
masalah-masalah yang komplek sehingga walaupun mempunyai kekayaan yang luar biasa
tetapi belum bisa menjadikan masyarakat yang sejahtera.
Masalah-masalah yang signifikan di Indonesia adalah antara lain :
1.      Pegangguran
2.      Kerusakan Alam
3.      Pendidikan dan Iptek
4.      Utang Luar Negeri
5.      Kemiskinan
6.      Degradasi Etika Moral
7.      Korupsi
8.      Kriminalitas
9.      Teroris
10.  Bencana Alam
11.  Daya Saing
12.  Pengelolaan SDA
13.  Kematian Ibu dan Bayi
Dari masalah-masalah diatas, permasalahan yang menjadikan bangsa dan rakyat
Indonesia belum mampu menjadi sejahtera adalah masalah kemiskinan.  Kemiskinan
merupakan dasar masalah bagi bangsa ini.  Kondisi miskin inilah yang diduga menjadi
pemicu permasalahan-permaalahan lainnya di negeri ini. 

Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Untuk memujudkan tujuan dan cita-cita NKRI tersebut membutuhkan suasana
kesadaran bersama atas nilai-nilai bernegara dan berbangsa yang merupakan landasan atau
pilar berbangsa  dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat
kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat
pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Bila
tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Empat tiang penyangga ditengah ini
disebut soko guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman
tenteram dan memberi kenikamtan.
Empat pilar itu pula, yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup
bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga merasa tenteram dan bahagia.
Empat pilar tersebut juga fondasi / dasar dimana kita pahami bersama kokohnya suatu
bangunan sangat bergantung dari fondasi yang melandasinya. Dasar atau fondasi bersifat
tetap, statis sedangkan pilar bersifat dinamis.
1.    Pancasila
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi
lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan
Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

Makna Nilai dalam Pancasila


a. Nilai Ketuhanan Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan
dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa
yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia
d. Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
e. Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan
Makmur secara lahir dan batin. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena
sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat
operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber
pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental
penyelenggaraan negara Indonesia.
2.  UUD 1945
Dalam UUD 45 disana tertuang Tujuan Negara yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah “Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia” hal
ini merupakan tujuan Negara Rumusan “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa” hal ini merupakan tujuan Negara hokum material, yang secara
keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional. Adapun tujuan umum atau internasional
adalah “ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial”. Untuk mencapa tujuan tersebut diperlukan aturan-aturan yang
kemudian diatur dalam pasal-pasal, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegera
semestinya mentaati aturan yang sudah diundang-undangkan.
3.  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kita tentunya sudah tahu bahwa syarat berdirinya sebuah negara ada empat, yaitu
memiliki wilayah, memiliki penduduk, memiliki pemerintahan dan adanya pengakuan dari
negara lain. Dan karena memenuhi empat syarat itulah kemudian Negara Indonesia lahir
dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI lahir dari pengorbanan
jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa.
Sebab itu, NKRI adalah prinsip pokok, hukum, dan harga mati. NKRI hanya dapat
dipertahankan bila pemerintahan adil, tegas, dan berwibawa. Dengan pemerintahan yang
adil, tegas, dan berwibawalah masalah dan konflik di Indonesia dapat diselesaikan. “Demi
NKRI, apa pun akan kita lakukan. NKRI adalah hal pokok yang harus kita pertahankan.
4. Bhineka Tunggal Ika
Suatu hari Megawati Soekarnoputri pernah mengemukakan, Pancasila bukan hanya
falsafah bangsa, tetapi juga bintang yang mengayomi kehidupan seluruh rakyat dan Bhinneka
Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat dan semua kepulauan yang ada di Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma,
karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 yang mengajarkan
toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini kemudian diTerjemahkan sbb:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi
bagaimanakah bisa dikenali ? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Artinya,
walapun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari suku, agama,
dan bangsa tetapi adalah bangsa Indonesia.
Pengukuhan ini telah dideklarasikan semenjak tahun 1928 yang terkenal dengan nama
"Sumpah Pemuda". Namun, sekarang Bhineka Tunggal Ika pun ikut luntur, banyak anak
muda yang tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak birokrat
yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka
memudar, seperti pelita kehabisan minyak.
Kehawatirannya adalah Akibat lupa, semuanya akan menjadi petaka, nanti akan
muncul kembali kata-kata "saya orang ambon", "saya orang Jawa" karena saya yang
menonjol maka saya harus menjadi pemimpin. Juga akibat otonomi daerah orang yang
berasal dari PNS Pemda Jawa Barat misalnya susah untuk pindah menjadi PNS di Pemda
Sumatera Utara, akibatnya terjadilah pengkotakan PNS. Pengkotakan PNS akan
menimbulkan "otonomi daerah" yang salah kaprah, atau merupakan raja-raja kecil di daerah.
Demikian empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang semestinya harus kita
jaga, pahami, hayati dan laksanakan dalam pranata kehidupan sehari-hari, dimana pancasila
yang menjadi sumber nilai menjadi idealogi, UUD 45 sebagai aturan yang semestinya ditaati,
dan NKRI adalah harga mati, serta Bhinika Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat. Maka
dalam bingkai 4 pilar tersebut yakinlah tujuan yang dicita-citakan bangsa untuk membangun
kehidupan dan masa depan bersama yang lebih baik, sejahtera, bermartabat, berkeadilan
sosial ini akan terwujud. Insya Allah
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara nasional dari daerah
daratan dan lautan kedalam organisasi berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian
yang di amanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan pendekatan yang diuraikan diatas,
diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun suatu konsepsi yang dapat dipergunakan
untuk menyatukan sudut pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam
pasa 32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu, diharapkan kita
dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi dalam
mengaktualisasikan BERBANGSA, BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam
kita bersikap dan berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan
tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa,
sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang
mempunyai landasan etika, bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan
makna sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya
satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia yang mempunyai
kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam
satu wilayah nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk
bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis
kedalam sikap dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarah.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal
penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus
bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran
berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus
lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja
pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara.
Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut memberi
warna terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan
dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh
pula terhadap kesadaran itu.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara,
maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh
terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa
lain.
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian
pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.Hal ini
bias kita lihat dari segelintir persoalan ini,saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang
sangat cepat dengan informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal
ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai
budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain,
semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan
narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada
sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-
tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang terbatas.
Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya
budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi.
Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala
sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa,
bertutur dan berpikir,tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda
menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten
yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda
kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.
Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minum-
minuman yang memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam
menyadari apa yang dilakukan dan apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca
dan melihat di media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh
aparat keamanan akibat perilaku diatas, bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak
diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di
tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat
dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yng harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. disitu pemuda telah melakukan
langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih
jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini
lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu
akan persoalan di sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu
tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika
pemuda kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan
digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita.
Pemuda tidak dapat dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah
pemuda sebagaimana telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928,
merupakan salah satu bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan
pemuda dan bangsa ini dan yang lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu
peristiwa sejarah, peristiwa yang merupakan klimaks dari pencarian identitas baru yang telah
bermula sejak awal abad ini dan manifestasi dari puncak peranan pemuda sebagai aktor
sejarah yang sadar.
Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan
cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda
yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan
identitas dan krakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu
sendiri.
Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang
terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun,
kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan
laju pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada
perpecahan ditengah masyarakat.
Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa
pemuda harus mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun
kesadaran bahwa dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari
menjaga negara ini dari keterpurukanan tentunya memperkuat identitas kita.
Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah
merumuskan semua pengalaman, pandangan hidup dan harapan bangsa. Tugas pemuda
adalah untuk tetap menjaga Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya.
Tentunya,bagaimana menjalankan yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya
mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan
kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk
menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, maka pemuda harus
turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada karena
disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para pemuda. Pemuda harus terdepan
menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam
menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam
mengimplementasikan Pancasila,  satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa
pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang
dihadapi saat ini.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan
perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan
diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya
penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga
merupakan salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari
solusinya.
Apabila kita membangun kesadaran berbangsa, bernegara, memahami hukum yang berlaku,
dan pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan
oleh orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi
muda yang memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat.
Dengan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah
melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesadaran bela negara adalah  dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara
yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita.
Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita
sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras
untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun
supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri
agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan
budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat
nasional maupun internasional.
Faktor-Faktor Pendukung dan Penghabat Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Beberapa faktor pendukung dan penghabat terciptanya kesadaran berbangsa dan
bernegara  :
1)      Pendukung
      Beberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara  :
 Tingkat ke-amanah-an seorang pejabat.
Apabila pejabat amanah dalam menjalankan tugas, tentu saja semua oknum akan berlaku
jujur dalam menjalankan tugasnya.
 Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.
Pernyataan ini juga merupakan pendukung, karena dengan pemerataan ini maka setiap
warga akan merasakan dari adanya aturan yang sama dan perlakuan yang sama sebagai
warga Negara tersebut.
 Keadilan dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat.
 Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan.
Dengan memberikan  kepercayaan kepada pemerintahan maka akan tumbuh rasa bangga
bahwasanya mempunyai Negara yang bias dibanggakan. Dan wakil rakyat pun akan
dengan senang hati menjalankan amanah.
 Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.
Dengan hukum dan aturan yang tegas serta adil maka akan tercipta kedamaian sehingga
akan tumbuh rasa percaya, bangga terhadap Negara
 Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
 Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
 Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.
.
2)      Penghambat
Beberapa faktor penghambat untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara  :
        Rasa malu berbangsa dan bernegara Indonesia.
        Ketidak tahuan akan nilai-nilai positif/kekayaan Negara Indonesia.
        Merosotnya tingkat keamanan Negara Indonesia.
        Ketidak percayaan kepada pemerintahan.
        Ketiadaan kesahajaan para pemimpin.
        Ketidak tegasan hukum yang berlaku.
        Rasa ingin menonjolkan golongan masing-masing.
        Merosotnya nilai toleransi dan saling menghargai.

Diatas merupakan factor-faktor pendukung dan peghambat tercipatanya kesadaran


berbangsa dan bernegara versi saya. Kesimpulannya, semua faktor penghambat bisa
dihindarkan dengan mengajarkan faktor-faktor pendukung sejak dini. Yakni dengan
mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah. Pada pendidikan
kewarganegaraan wajib ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran
perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan mengormati
perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan religi harusnya menjadi bahan
perekat kebangsaan apabila antarwarganegara memiliki sikap toleran.
            Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial, koperasi,
ditumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan multikulturalisme.
Organisasi sosial-politik , pemuda, olahraga, yayasan, koperasi, tidak bersifat eksklusif,
namun mampu bersifat inklusif dengan mengembangkan organisasi dengan penanaman
kesadaran berbangsa. . 

Penutup

Apabila kita  mengajarkan dan melaksanakan apa yang menjadi faktor-faktor


pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan
sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di
masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada pendidikan kewarganegaraan   ditanamkan prinsip
etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran
yaitu menghargai dan mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan
religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki
sikap toleran.
Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial, koperasi,
ditumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan multikulturalisme.
Organisasi sosial-politik, pemuda, olahraga, yayasan, koperasi, tidak bersifat eksklusif,
namun mampu bersifat inklusif dengan mengembangkan organisasi dengan penanaman
kesadaran berbangsa.
Kegiatan dialog  Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu diselenggarakan dalam
rangka mendorong, memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk
meningkatkan kerukunan dan kesejahteraan; serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang
peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam
peningkatan wawasan kebangsaan  bagi pemuda, warga masyarakat. Di era globalisasi ini
memang telah  terjadi, suka tidak suka tidak bisa dihindari, jika diambil negatifnya kita akan
menjadi berpikiran negatif, akan lebih bijaksana jika kita mengambil segi positifnya agar kita
bisa mengikuti kemajuan jaman, dengan tidak mengesampingkan budaya local,dalam rangka
kecintaan kita pada tanah airm dengan harapan NKRI tetap terpelihara.(Monica)

DAFTAR PUSTAKA

Sumodiningrat Gunawan dan Ary Ginanjar Agustian. 2008.  Mencintai Bangsa dan Negara.
PT. Sarana Komunikasi Utama: Bogor
Dr Ali masykur musa, 2012. Nasionalisme di persimpangan, Erlangga, Jakarta
Kusumoprojo Wahyono Suroto .2009.  Indonesia Negara maritime. Teraju:Jakarta
Dr. Jazim Hamidi, S.H.,M.H dan Mustafa lutfi.,S.H.,m.h,2010, civic education antara realitas
politik dan implementasi hukumnya ,Gramedia pustaka utama Jakarta
Mahesa Desmond.J.2012. presiden offside, kita diam atau memakzulkan. Tansmedia
pustaka:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai