Anda di halaman 1dari 12

JURNAL MOOC PPPK

Massive Oppen Online Course Pegawai


Pemerintahan Dengan Perjanjian Kerja
PPPK FORMASI TAHUN 2023

NAMA : BAITI, S.Pd.SD

NIP : 19771105 202221 2 010

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


REPUBLIK INDONESIA
AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

1. WAWSAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


A. Wawasan Kebangsaan

Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari prkatik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan public bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kepentingan
Nasional adalah bagaimana mencapai tujuan Nasional. Setiap ASN harus senantiasa
menujunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau
golongan. Kepentingan bangsa dan Negara harus ditempatkan di atas kepentingan lainnya.
Agar kepentingan bangsa dan Negara dapat selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, melalui:
1. Memantapkan wawasan kebangsaan. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan telah
diperoleh para peserta Pelatihan di bangku pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar,
menengah maupun pendidikan tinggi. Namun, wawasan perlu untuk dimantapkan sebagai
bekal dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa.
2. Menumbuh kembangkan kesadaran bela Negara. Kesadaran bela Negara perlu ditumbuh
kembangkan sebagai hak dan sekaligus kewajiban setiap warga Negara. Sebagai warga
Negara terpilih, CPNS diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai dasar bela Negara
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengimplementasikan Sistem Administrasi NKRI. System Adminsitrasi NKRI
merupakan salah satu system Nasional guna mencapai kepentingan dan tujuan Nasional.
CPNS sebagai calon pengawak sistem tersebut diharapkan mampu mengimplementasikan
wawasan kebangsaan yang mantap dan mengaktualisasikan kesadaran bela Negara dalam
kerangka Sistem Adminitrasi NKRI.

Pengertian Wawasan Keuangan


Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem Nasional (nation system) yang bersumber dari Pancasila,UUD
NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,makmur, dan
sejahtera.
Peserta latsar CPNS diharapkan memahami subtansi modul, sehingga para peserta memiliki
cara pandang sebagai warga Negara yang berwawasan kebangsaan. Pengetahuan tentang
wawasan kebangsaan yang selama ini telah didapatkan para CPNS melalui pendidikan formal
perlu dimantapkan sebagai konsekwensi menjadi abdi Negara.
Ada 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara yang perlu dipahami
ASN,yaitu:
1. Pancasila
2. Undang- Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Nilai-Nilai Bela Negara

Semua Negara dan bangsa memiliki ancamannya masing-masing, termasuk Indonesia


sehingga dibutuhkan kewaspadaan dini untuk mencengah potensi ancaman menjadi ancaman.
Dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada kesadaran bela Negara dan diaktualisasikan
oleh ASN, sehingga tujuan nasional dapt tercapai. Oleh karena itu, setiap ASN harus
memahami nilai-nilai bela Negara.

Bela Negara adalah tekat, sikap, dan perilaku serta tindakan warga Negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.

Bela Negara nerupakan sebuah implementasi dari teori kontrak sosial atau teori perjanjian
sosial tentang terbentuknya negara. Dalam pandangan para penganut kontrak teori sosial
dinyatakan bahwa Negara terbentuk karena keinginan warga Negara atau masyarakat untuk
melindungi hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat agar supaya terjalin
hubungan yang harmonis, damai, dan tentram.

Setiap warga Negara memiliki kepentingan masing-masing, setiap kepentingan pasti


berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di tengah masyarakat. Negara dihadirkan oleh
kesepakatan atau perjanjian antara warga Negara di tengah masyarakat. Negara dihadirkan
oleh kesepakatan atau perjanjian antara warga Negara ditengah masyarakat untuk melindungi
hak dan kewajiban warga negara serta untuk menjamin tidak adanya konflik kepentingan
antar individu ditengah masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang pengelolan sumber Daya


Nasioanl untuk pertahanan Negara Pasal 7 ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi;
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
e. Kemampuan awal Bela Negara
Kesadaran Bela Negara mulai dikembangkan dengan sadar sebagai bagian dari Bangsa
dan Negara. Bangsa yang majemuk, bangsa yang mendapatkan kemerdekaan nya bukan
karena belas kasihan atau pengakun dari bangsa-bangsa penjajah, namun direbut dengan
segala pengorbanan seluruh rakyat, nilai pengorbanan harta, hingga pengorbanan jiwa dan
raga. Dari kecintaan pada tanah air, dikembangkan keinginan yang kuat untuk berbuat yang
terbaik untuk negeri.
Sadar menajdi bagian dari bangsa dan negara akan mendorong pada tekad, sikap dan
perilaku untuk menjadi warga negara yang baik, yang patuh, yang taat pada hukum dan
norma-norma yang berlaku.
Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus diletakkan dibawah kepentingan
bangsa dan negara. Dengan demikian bangsa negara ini akan terus berjalan menuju cita-cita
dan tujuan nasional. Sikap dan perilaku yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 merupakan prasyarat utama dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan Indonesia dan negara.
Pembinaan kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilaksanakan dalm rangka memberika pengetahuan, pendidikan, dan atau pelatihan kepada
warga Negara guna menumbuhkan kembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai
dasar Bela Negara. Pembinaan kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup :
pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
Dalam rangka mencapai tujuan Nasional sebagai tercantum dalam alemia ke-4 pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945 ), dieprlukan
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dan praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan kelayanan publik bagi masyarakat dan ampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Bela Negara dilaksanakan atas kesadaran warga Negara serta keyakinan pada
kekuatan sendiri yang ditumbuh kembangkan melalui usaha Bela Negara.
Usaha bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sehingga prajurit Tentara Nasioanal Indonesia secara
suka rela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.
2. ANALISIS ISU KONTENPORER
Perubahan adalah sesuatu peniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang
selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahan
adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan sebagai dekat kita dengan
perubahan disebut, baik pada perubahan lingkungan individu, (family), Masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (society), dan Dunia (Global).
Dengan memahami penjelasan tersebut, maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah
mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan suatu
bentuk modal (model intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika moral, dan model
kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani) yang tercermin dalm bentuk pengetahuan, gagasan,
kreatifitas, keterampilan, dan produktifitas kerja. Perubahan lingkungan stratejik yang begitu
tepat, massif, dan complicated saat ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam
peraturan global untuk meningkatkan daya saing sekaligus mensejahteraan bangsa. Pada
perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negatif
sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari
interaksi peradaban antar bangsa. Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah
menyita ruang publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan
terhadap isu-isu tersebut. isu-isu trategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi, narkoba,
terorisme, dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan proxy war dan isu
Mass Communicatoin dalam bentuk Cyber Crime, Hate Specch, dan Hoax.
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggung jawabkan serta terintegrasi / komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.
3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekat secara ikhlas dan sadar diserati kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Repubulik Indoensia (NKRI) berdasarkan Pancasila UUD NKRI 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatu kesadaran bela negara. Dikatakn bahwa
kesadaran bela negara itu pada hakikat nya adalah kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkotban bela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas dan paling halus,
hingga yang keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai sama-sama
menagkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup didalam nya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa negara. Sebagai mana tercantum dalam Modul 1 Pelatihan
Dasar CPNS tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, bahwa ruang
lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara;
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara dalam memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik dapat ditunujukan dengan cara menjaga
kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memengang
teguh kearipan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Aksi Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan yang mencakup: 1)
rangkaian upaya-upaya bela negara; 2) guna menghadapi segala macam ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan; 3) dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, 4) yang
diselenggarakan secara selaras, mantap, sistematis, terstruktur, terstandardisasi, dan massif;
5) dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha; 6) di segenap aspek
kehidupan nasional; 7) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, 8) serta didasari oleh Semangat Mewujudkan
Negara yang Berdaulat, adil, dan Makmur sebagai penggenap Nilai-Nilai Dasar Bela Negara.
9) yang dilandasi oleh keinsyafan akan anugerah kemerdekaan, dan; 10) keharusan bersatu
dalam wadah Bangsa dan Negara Indonesia, serta 11) tekad untuk menentukan nasib nusa,
bangsa, dan negaranya sendiri.
AGENDA 2
NILAI-NILAI DASAR ASN

1. TERORENTASI PELAYANAN
Sebagiaman kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN pegawai ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijaksakan pelayanan publik, serta sebagai perekap dan mempersatu bangsa
untuk menjalankan fungsi tersebut pegawai ASN berfungsi untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia

1. AKUNTABEL
Akuntabelitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepada nya. Amanah seorang
ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas perilaku tersebut adalah :
a. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab cermat disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

2. KOMPETEN
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi
menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini
ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi
dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
3. HARMONIS
Mata pelatihan harmonis dalam Latsar BerAKHLAK ini mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman kepada setiap CPNS dalam Latsar ASN mengenai keberagaman berbangsa,
rasa saling menghormati, dan bagaimana menjadi pelayan dan abdi masyrakat yang baik.
Setelah memperoleh pengetahuan dan pemahaman tersebut maka ASN akan mampu
menunjukkan kemampuan menciptakan secara harmonis dilingkungan bekerja memberi
layanan yang berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat menunjukkan perilaku yang
beretika dan menjadi perekat bangsa dalam segala aspek kehidupan sebagai warga negara.
4. LOYAL
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagimana tersebut di atas
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa
dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintah yang sah
sejauh pemerintah tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku,
karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintah itu sendiri.
5. ADAPTIF
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian
adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejati tanpa beradaptasi
akan menyebabkan makhluk hidup tidak mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya
oleh perubahan lingkungan.
6. KOLABORATIF
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi Ansell
dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan institusi
pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan
strategi dan berbagai tanggung jawab dan sumber daya (Davies Altha L Rehema M. White,
2012). Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusaan,
implementasi sampai evaluasi.
AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN PPPK UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA


SMART GOVERNANCE SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

1. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilan tidak sebatas mengoperasikan
pegawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safcty,
digital culturc, dan digital ethies. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan efektif masyarakat dalam menguasi
teknologi digital.

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan

a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.


b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategisc
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaantransformasi digital dilakukan secepat-cepatnya

Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu,
kepentinganprodusennya, dancara-cara di mana ia mewakili dunia; dan memahami
bagaimana perkembangan teknologi iniSmart ASN 30 terkait dengan kekuatan sosial, politik
dan ekonomi yang lebih luas.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,


mengelola,memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakaninformasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yanglayak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam
disebut sebagailiterasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.

Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeksLiterasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi
digitalterkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan literasi
digital inisesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. e. Roadmap Literasi Digital 2021-
2024 yangdisusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi
panduanfundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital,
dalamkonteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atasempat area kompetensi yaitu:

a. Kecakapan digital,
b. Budaya digital,
c. Etika digital, dan
d. Keamanan digital.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeksLiterasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi
digitalterkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan literasi
digital inisesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. e. Roadmap Literasi Digital 2021-
2024 yangdisusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi
panduanfundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital,
dalamkonteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atasempat area kompetensi yaitu: a.kecakapan digital, b.budaya digital, c.etika
digital, dan d.keamanan digital.

Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

a. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)


b. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi
dandata, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar Smart ASN 111
b. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial
untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
c. d.Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan ecommerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital

Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan
etika berinternet (netiquette)
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan
tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
c. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuaidalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
d. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital
yangsesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

a. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai


landasankehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilaiPancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll. Smart ASN 112
c. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar
dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
d. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.

Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:

a. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)


Pengetahuandasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
b. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yangterverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishin
c. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadariadanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
d. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digitalserta
protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi 3.

2. MANAJEMEN ASN

a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK


b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkatdan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisundan hari tua, dan perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan;disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,kesekretariatan
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerahdilakukan secara terbuka
dan kompetitif di kalangan PNS dengan Manajemen ASN 68memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,rekam jejak jabatan, dan
integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuaidengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama
2(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
PejabatPimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
dantidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapatdilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanyadapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun g.Dalam pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaianmemberikan laporan proses pelaksanaannya
kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
baik berdasarkan laporan yangdisampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
maupun atas inisiatif sendiri
g. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkatmenjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilanganstatus sebagai PNS. 69 Manajemen ASN
h. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjagakode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa
korpsASN sebagai pemersatu bangsa.
i. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalamManajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASNdiselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi
Pemerintahk.Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif

Anda mungkin juga menyukai