Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU AGENDA III

Nama Peserta : Safira Nurullita


NIP : 199604262022032004
No.Daft.Hadir/ Kelp : 37/03
Latsar CPNS Angk : 132 Golongan: III IB

Tempat Latsar : BPSDMD Jawa Tengah


Jabatan/ Instansi : Ahli Pertama- Dokter/ RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus

LEARNING JOURNAL AGENDA III

Materi pada agenda III dibagi menjadi dua pembahasan yaitu Manajemen ASN dan
Smart ASN. Pembahasan tersebut bertujuan agar ASN dapat memahami kedudukan peran,
hak dan kewajiban, kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN, pengelolaan
ASN dan mengaktualisasikan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspektif literasi
digital Smart ASN.

A. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri
atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintah.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik; pelayan publik; serta perekat dan pemersatu bangsa
Tugas ASN diantaranya adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ,
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut PNS berhak
memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
perlindungan; dan pengembangan kompetensi. Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa: jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja;
jaminan kematian; dan bantuan hukum.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
B. SISTEM MERIT
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Langkah nyata yang telah dilakukan untuk menerapkan
sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi.
Pasca rekruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan
pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada
semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
C. SMART ASN
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Namun, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia
& Astuti, 2017).
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital.
1. Etika bermedia digital (digital ethics) meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Budaya bermedia digital (digital culture) meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun
wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Keamanan bermedia digital (digital safety) meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kecakapan bermedia digital (digital skills) meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
D. IMPLEMENTASI DALAM MENJALANKAN TUPOKSI
1. Saya mengikuti pelatihan terkait dengan tatalaksana pasien hemodialisa yang up to
date melalui webinar untuk pengembangan diri (manajemen ASN)
2. Dalam menjalankan tugas, saya tidak meninggalkan tugas sebelum waktu jam pulang
sesuai shift (manajemen ASN-disiplin)
3. Saya memperoleh gaji sejak mulai melaksanakan tugas sebagai ASN (manajemen
ASN-kesejahteraan)
4. Saya mengikuti seleksi tes CPNS dengan menggunakan sistem yang transparan dan
seluruh warga Indonesia dapat ikut mengakses nilai real time yang didapatkan peserta
(sistem merit).
5. Dalam menjalankan tugas, saya tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun dari
pasien maupun keluarganya. (sistem merit)
6. Saya membantu pasien agar menggunakan aplikasi pendaftaran online untuk
mengurnagi jumlah antrian pendaftaran (digital skills)
7. Saya menggunakan aplikasi BLUD-SIMRS untuk akses data rekam medis pasien
(digital skills)
8. Saya membantu administrasi untuk menggunakan aplikasi sidik jari untuk melakukan
cek keaktifan BPJS pada pasien hemodialisa (digital safety)
9. Saya mengisi Indonesia Renal Registry tiap bulan untuk menginput data pasien
hemodialisa dalam database nasional (digital skills)
10. Saya menggunakan bahasa yang baik saat menuliskan komentar di media sosiaL
agar tidak merusak nama baik instansi tempat bekerja (digital ethics)

Anda mungkin juga menyukai