Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MOOC PPPK

NAMA : SYAFRIJAL. R, A.Md

NIPPPK : 197908182021211001

UNIT KERJA : BPP KECAMATAN AIRPURA, DINAS PERTANIAN KABUPATEN PESISIR


SELATAN

AGENDA 1

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL: WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA, SEJARAH


PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
system nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan
Negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,makmur, dan sejahtera. Tujuannya bagi ASN agar
para peserta memiliki cara pandang sebagai warga Negara yang berwawasan kebangsaan dan sebagai
wujud dedikasi abdi Negara.

Empat Konsesus Dasar diantaranya:

1. Pancasila
Merupakan dasar Negara Republik Indonesia, baik adalam arti sebagai dasar ideology maupun
filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila dipertegas dalam UU No. 12 tahun 2011 tentang setiap materi
dan muatan kebijakan Negara termasuk UUD 1945 tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Dari sudut hukum UUD 1945 merupakan tataran pertamadari penjabaran lima norma dasar Negara
(ground norms), Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum system penyelenggaraan Negara
pada umumnya, atau khususnya system penyelenggaraan Negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia.
3. Bhineka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi hakikatnya satu.
Sebab meskipun secara keseluruhanya memiliki perbedaan tetapi pada hakikatnya satu, satu bangsa
dan Negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat pada saat itu NKRI
baru sebagian memiliki unsure konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidingnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah
yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden sehingga PPKI disebut sebagai
pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan Indonesia

Bendera, bahasa, dan lambing Negara serta lagu kebangsaan merupakan sarana pemersatu
identitas dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan kehormatan negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang merupakan
menifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dan keragaman budaya,
dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MODUL: ANALISIS ISU KONTEMPORER

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian
lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut diantaranya bahaya paham radikalisme/terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money
laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis
kontemporer.
Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang publik harus
dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan terhadap isu-isu tersebut.
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/ komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.

MODUL: KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuia peran dan profesi warga Negara demi menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada
hakikatnya mendasari proses nation dan character building. Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk
menyangkal faham-faham ideology dan budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa
Indionesia.

Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
fisik maupun mental dalam mengahdapi situasi kerja yang beragam yang dilakuakn berdasarka kebulatan
tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk
menjaga, merwat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai dasar bela negara mencakup:

1. Cinta tanah air


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideology Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan wal bela Negara
6. Semangat untuk mewujudkan Negara yang berdaulat, adil dan makmur
AGENDA 2

NILAI-NILAI DASAR PNS

MODUL: BERORIENTASI PELAYANAN

Pelayanan public menurut UU adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public. Asas
penyelenggaraan pelayanan public seperti yang tercantum dalam pasal 4 UU pelayanan public, yaitu:
1) Kepentingan umum; 2) Kepastian hukum; 3)Kesamaan hak;4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan; 6) Partisipatif; 7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; 8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas; 10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompo rentan; 11) Ketepatan waktu;
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan

MODUL: AKUNTABEL

Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala


tindak dan tanduknya sebagai pelayan public kepada atasan, lembaga Pembina dan lebih luasnya kepada
public (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah penjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values
ASN berakhlak. Dalam konteks akuntabilitas perilaku tersebut adalah:

1. Kemampuan melaksanakan tugas degan jujur, bertanggung jawab, cermat disiplin dan
berintegrasi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertangtung jawab, efektif,
dan efisien.
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegrasi tinggi

MODUL: KOMPETEN

Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu sesuai dengan kecendrungan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi. Sekurangnya
terdapat delapan karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam mengahadapi tuntutan pekerjaan
saat ini dan kedepan. Kedelapan karakteristik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan bahasa asing, hospital, networking, dan entrepreneurship.

Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradaptasi dengan dinamika lingkungan strategis,
yaitu inovatif dan kreatif, agility dan fleksibility, persistence dan perseverance serta teamwork dan
cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN, 2020). ASN yang gesit (agile)diperlukan sesuai
dimnamika lingkungan strategis dan VUCA.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang standar kompetensi ASN
meliputi: 1) Kompetensi teknis adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang diamati, diukur
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial
adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berintegrasi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan buadaya, perilaku
wawasan kebangsaan, etika dan niali-nilai moral, emosi dan prinsip yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang jabatan untuk memperoleh hasil keja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.

Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri
PANRB Nomor 20 Tahun2021 dalam poin 4 antara lain,yaitu:

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah


2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

MODUL: HARMONIS

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan
pendapat yang akan mengancam integrasi nasional antar persatuan dan kesatuan bangsa. Keanekaragaman
suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang meliputi aspek-aspek antara lain:
1) Kesenian; 2) Religi; 3) Sistem pengetahuan; 4) Organisasi social; 5) Sistem ekonomi; 6) Sistem
Teknologi; 7) Bahasa.

Membangun budaya harmonis ditempat kerja sangat penting karena akan menghasilkan suasana
kerja yang posistif dan kondusif, dengan panduan perilaku harmonis yaitu:

1. Mengahargai setiap orang apapun latar belakangnya


2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

MODUL: LOYAL

Secara etimologis istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dan sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Dalam Kamus Oford Dictionary
kata loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to a person
or institution (tindakan member atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan
kepada seseorang atau institusi)”

Kementrian PANRB menyelenggarakan peluncuran core values dan employer branding Aparatur
Sipil Negara (ASN) dikantor Kementrian PANRB Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juli tahun 2021.
Dengan panduan perilaku loyal:

1. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Secara umum untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi,
hendaknya beberapa hal berikut dilakukan yaitu: 1) Membangun rasa kecintaan dan memiliki;
2) Meningkatkan kesejahteraan; 3) Memenuhi kebutuhan rohani: 4) Memberikan kesempatan
Peningkatan karir; 5) Melakuan evaluasi secara berkala.

MODUL: ADAPTIF

Penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang merespons
perubahan lingkungannya yaitu antara lain dengan kemampuan sikap maupu proses dapat dipandang
sebagai:

a. Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak idea tau gagasan baru karena
kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
b. Fleksibility (fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-ide
yang berbeda.
c. Elaboration (elaborasi) yaitu kemempuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
d. Originality (orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan drai idea tau gagasan
yang dimuncukan oleh individu.

Dengan panduan perilaku adaptif:

1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan


2. Terus berinovasi dan mengembangkan kretivitas
3. Bertinda proaktif

MODUL: KOLABORATIF

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam criteria penting untuk kolaborasi yaitu:

a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga public atau lembaga;


b. Peserta dalam forum termasuk actor nonstate;
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya “dikonsultasikan” oleh
agensi public;
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus (bahkan jika consensus tidak
tercapai dalam praktik); dan
f. Focus kolaborasi adalah kebijakan public atau manajemen.

Panduan perilaku Kolaboratif antara lain:

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.


2. Terbuka dalam berkerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujaun bersama.
AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

MODUL: SMART ASN

Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia agar
keterampilannya tidak terbatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum
terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.kerangka kurikulum literasi digital
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.

Kerangka kurikulum Literasi digital meliputi:

1. Digital Skill
Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
2. Digital Culture
Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
3. Digital Ethics
Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4. Digital Safety
Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :

a) Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bukan
hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastic
b) Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital.
Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas
dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja,
bertransaksi, hingga berkolaborasi.
c) Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang
menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan
berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua orang berkumpul di media
guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.

Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi.
Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak
perbedaanperbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital.
Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam mengakses,
berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital benar-benar bisa
dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif.

MODUL: MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesinal,
memiliki nilai dasar, etikaa profesi, bebas dari intervensi politik dan bersih dari praktik KKN.

Kedudukan ASN berdasarkan Undang –Undang Nomor 5 Tahun 2014 bahwa PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk
pegawai, dan PPPK merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-undangan.

Fungsi ASN sebagi berikut:

1. Pelaksana kebijakan public


2. Pelayan public
3. Perekat pemersatu bangsa

Denagn tugas ASN sebagai berikut:

1. Melaksankan kebijakan ynag dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

Kewajian ASN sebagai berikut:

a. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI


b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. Menaati ketentuan peraturan perundangundangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
bsetiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia

Anda mungkin juga menyukai