DISUSUN OLEH:
A. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara. Budaya
pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada
masyarakat.
B. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN
menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
-Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
-Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab,efektif, dan efisien.
-Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi Aspek-
Aspek Akuntabilitas.
-Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability isarelationship) Hubungan
yangdimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
Negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk memenuhi semua
kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan
yang bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
-Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif. Dalam kontek sini, setiap individu/ kelompok/ institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan
berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
C. Kompeten
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika
lingkungan strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan
perseverance serta teamwork dan cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN,2020).
ASN yang gesit (agile) diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis dan VUCA. Kini
keadaannya mulai berubah kearah organisasi yang lebih dinamis, dengan jenjang hirakhi
pendek. Kebijakan ini ditandai dengan pengalihan dua jenjang jabatan struktural, jabatan
administrator dan pengawas menjadi jabatan fungsional (PermenRB Nomor 28 Tahun 2019
Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Jabatan Fungsional).
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
- Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
- Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
- Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
D. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
A. Smart ASN
Literasi digital adalah hal yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.ada 5 langkah yang harus dijalankan guna
mendukung percepatan transformasi digital, yaitu :
Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan,perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam
disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Hak Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk
merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital,
meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau
ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat
memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan digital merupakan istilah
yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental,
fisik, dan emosi seseorang.
B. Manajemen ASN
1.. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan Zaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kedudukan ASN Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Hak dan Kewajiban ASN Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka
ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang
tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Paska recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan
pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers
mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK Manajemen ASN terdiri dari Manjemen
PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK
meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Pengelolaan Jabatan Pimpinan Tinggi Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan
madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif dikalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan yaitu: menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa.
Sistem Informasi ASN Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi
Pemerintah,
Penyelesaian Sengketa Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif yang terdiri dari keberatan dan banding administratif.