Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

Massive Open Online Course (MOOC)


Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

DISUSUN OLEH:

Nama : PUTRI INDAH SARI, S.Pd


NIP : 199401312022212013
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas
Unit Kerja : UPT SD Negeri 04 Perkebunan Lima Puluh
Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ( LAN )


2023
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


Kepentingan bangsa dan negara dapat selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya,
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, melalui:
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD
NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara yaitu:
1. Pancasila
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar ideologi maupun
filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila dipertegas dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara. Yang artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, harus
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar
negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum
sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan
negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan
negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945
belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia
baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara
yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
Sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara, disamping itu PPKI juga telah
menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


1. Perubahan Lingkungan Strategis
2. Isu-isu Strategi Kontemporer
a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Loundring
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication
3. Teknik-Teknik Analisis Isu
Isu adalah adanya atau disadarinya suatu fenomena atau kejadian yang dianggap
penting atau dapat menjadi menarik perhatian orang banyak, sehingga layak untuk
didiskusikan. Isu kritikal secara umum terbagi dalam 3 (tiga kelompok)
berdasarkan urgensinya, yaitu:
1. isu saat ini
2. isu berkembang, dan
3. isu potensial
C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
1. Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara
Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
oleh seseorang, baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara
ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga karena rasa cinta
NKRI.
2. Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Latsar PPPK
Menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air, menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, meningkatkan kebugaran fisik.
3. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Latsar PPPK
a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
d. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
dalam materi Team Building
4. Kemampuan Awal Bela Negara
 Kesehatan Jasmani dan Mental
 Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental
 Etika, Etiket dan Moral
5. Rencana Aksi Bela Negara
 Program Rencana Aksi Bela Negara
 Penyusunan Rencana Aksi Bela Negara
6. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara
 Baris berbaris dan Tata Upacara
 Keprotokolan
 Kewaspadaan Dini
 Membangun Tim
 Caraka Malam dan Api semangat Bela Negara
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara. Budaya
pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada
masyarakat.
B. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN
menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
-Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
-Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab,efektif, dan efisien.
-Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi Aspek-
Aspek Akuntabilitas.
-Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability isarelationship) Hubungan
yangdimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
Negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk memenuhi semua
kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan
yang bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
-Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif. Dalam kontek sini, setiap individu/ kelompok/ institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan
berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
C. Kompeten
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika
lingkungan strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan
perseverance serta teamwork dan cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN,2020).
ASN yang gesit (agile) diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis dan VUCA. Kini
keadaannya mulai berubah kearah organisasi yang lebih dinamis, dengan jenjang hirakhi
pendek. Kebijakan ini ditandai dengan pengalihan dua jenjang jabatan struktural, jabatan
administrator dan pengawas menjadi jabatan fungsional (PermenRB Nomor 28 Tahun 2019
Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Jabatan Fungsional).
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
- Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
- Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
- Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
D. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.

Peran ASN dalam mewujudkan suasana harmonis yaitu :


1. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian
tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam
melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif danharus obyektif, jujur, transparan.
2. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
3. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik
kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan
pertolongan
5. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
E. Loyal
Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal pada
peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh ideologi
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintah yang sah, menjaga nama baik sesama
ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
Konsep Loyal:
a. Urgensi Loyalitas ASN Kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi
salah satucore values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baikoleh setiap
ASN? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan dengan melihat faktor
internal dan faktor eksternal yang jadi penyebabnya. Pada faktor internal, sifat dan sikap
loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada
pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari
pemerintahan itu sendiri.
b. Pengertian Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
c. Loyal dalam Core Values ASN Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
2. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu
usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk
melaksanakan cita-cita yang luhurdan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
3. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam
berbagai bentuk, baik berupa pemikiran,kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial
atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
danefisien.
4. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan
bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau
bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik,
ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujudpersatuan atau kemerdekaan nasional dengan
prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atausatu ikatan dan semua itu
dilakukan dengan ikhlas.
 Membangun Perilaku Loyal
1. Dalam Kontek Umum Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)
pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
 Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
 Meningkatkan kesejahteraan
 Memenuhi kebutuhan rohani
 Memberikan kesempatan peningkatan karir
 Melakukan evaluasi secara berkala
2. Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman,
adil, makmur, dan sejahtera.
3. Meningkatkan Nasionalisme
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
4. mengakui persamaan derajat, persamaan hakdan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa;
5. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; dan
6. mengembangkan sikap tenggang rasa.
- Panduan Perilaku Loyal:
a. Panduan Perilaku
1. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah Kewajiban pegawai ASN
yang disebutkan dalam Pasal 23 UU ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan
Perilaku Loyal yang pertama ini diantaranya:
 Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
 Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
 Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
 Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
 Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran,
dan tanggung jawab.
 Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan
sehari-harinya. Nilai-Nilai Dasar Bela Negara sebagai berikut:
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal bela negara
Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Kemampuan ASN dapat diwujudkan melalui :
1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
F. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
G. Kolaboratif
Ansen dan Gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui
dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharingownership dalam
proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama;dan
5. Menetapkan outcome antara.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. Smart ASN
Literasi digital adalah hal yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.ada 5 langkah yang harus dijalankan guna
mendukung percepatan transformasi digital, yaitu :
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan,perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam
disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Hak Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk
merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital,
meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau
ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat
memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan digital merupakan istilah
yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental,
fisik, dan emosi seseorang.
B. Manajemen ASN
1.. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan Zaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
 Kedudukan ASN Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa
 Hak dan Kewajiban ASN Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka
ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
 Kode Etik dan Kode Perilaku ASN ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
 Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang
tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
 Paska recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan
pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
 Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers
mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
 Manajemen PNS dan Manajemen PPPK Manajemen ASN terdiri dari Manjemen
PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK
meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
 Pengelolaan Jabatan Pimpinan Tinggi Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan
madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif dikalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan yaitu: menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa.
 Sistem Informasi ASN Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi
Pemerintah,
 Penyelesaian Sengketa Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif yang terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai