2023
WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah sutu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun
1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
Rumusan 5 nilai Bela Negara :
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal Bela Negara
Situasi dunia saat inidengan cirinya yang disebut dengan vuca world, yaitu dunia
yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Factor Vuca
menuntut ecosystem organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi kemampuan
teknikal dan generic, dimana setiap ASN dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan
lingkungan dan tuntutan masa depan pekerjaan.
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak
boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan, dan aspek-
aspek primodial lainnya yang bersifat subjektif.
Pembangunan aparatur sesuai RPJMN 2020-2024 diharapkan menghasilkan
karakter birokrasi yang berkelas dunia yang dicirikan dengan beberapa hal yaitu
pelayanan public yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan
efisien.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai peraturan Menteri PANRB Nomor 38
Tahun 2017 tentang standar kompetensi ASN, kompetensi meliputi : 1) kompetensi
teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) kompetensi
manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/ atau mengelola unit organisasi; 3)
kompetensi sosio kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi, dan orinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan
jabatan.
HARMONIS
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga
factor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni
dalam lingkungan bekerja akan membuat kita secara individu tenang, menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktivitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah nusantara. Dengan populasi mencapai
270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar
keempat di dunia. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati,
suku bangsa dan budayanya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang,
kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan di seluruh Indonesia.
Kebhinnekaan dan keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan
yang besar bagi negara Indonesia. Beberapa potensi tantangan disharmonis dalam
masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa kondisi sebagai berikut : disharmonis
antarsuku, disharmonis antaragama, disharmonis antarras, disharmonis antargolongan.
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman bangsa dan
budaya, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme berbangsa,
serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap dalam
menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan
yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama, dan lain-lain.
Penerapan sikap berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis, tidak
hanya berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders
eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan toleransi, empati, dan keterbukaan
terhadap perbedaan.
LOYAL
Loyal artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita oragnisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, dengan panduan perilaku :
1. Memegang teguh ideology Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan :
1. Membangun rasa kecintaan dan memiliki
2. Meningkatkan kesejahteraan
3. Memenuhi kebutuhan rohani
4. Memberikan kesempatan peningkatan karier
5. Melakukan evaluasi secara berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya
terhadap bangsa dan Negara.
ADAPTIF
Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan
– baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan
vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan
hadapi ambiguity dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
Budaya organisasi merupakan factor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga
efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan
dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati
sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat
organisasi kuat dan imajinatif : kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan
budaya.
KOLABORATIF
Kolaborasi adalah “value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive bay developing shared routines” (Dyer and Singh,
1998). Kolaborasi pemerintahan adalah sebagai sebuah proses yang melibatkan norma
bersama dan interaksi saling menguntungkan antar factor governance. Kolaborasi
pemerintahan mencakup kemitraan institusi pemerintahan untuk pelayanan public.
Kriteria penting kolaborasi : forum yang diprakarsai oleh lembaga public dan
lembaga, peserta dalam forum termasuk actor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya ‘dikonsultasikan’ oleh agensi public, forum
secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat
keputusan dengan consensus (bahkan jika consensus tidak tercapai dalam praktik), dan
focus kolaborasi adalah kebijakan public dan manajemen.
Whole of government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam bidang pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan public. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
netragency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
Praktek WoG antara lain : penguatan koordinasi antar lembaga, membentuk
lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas, koalisi social.
MANAJEMEN ASN
SMART ASN
5 Etika menggunakan social media
1. Pilah pilih pesan
2. Tetap kritis dan berpikir
3. Ingat sebutkan sumbernya
4. Perhatikan gaya Bahasa
5. Perjelas nama dan gambar akun