Anda di halaman 1dari 17

MOOC PPPK

Massive Open

Online
MOOCCourse
PPPK
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
Massive Open PERJANJIAN
Online CourseKERJA (PPPK)
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
\

RESUME

Oleh :

Nama : EDY SISWANTO, A.Md.Kep


NIPPPK : 198110032021211002
Golongan : VII
Jabatan : PERAWAT TERAMPIL
Instansi : PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG /
PUSKESMAS SARWODADI
MATERI KEBIJAKAN
1. Sambutan Kepala LAN RI
Melalui MOOC, Kepala menyampaikan bahwa ASN dipersiapkan guna menghadapi
era baru Indonesia Emas 2045, dimana kita dihadapkan dengan era revolusi industri 4.0 dan
berbagai tantangan global lain.
2. Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
Sebagai ASN yang unggul serta mendukung daya saing Bangsa, ASN diharuskan
untuk menguasai core value (Ber-AKHLAK) dan literasi digital atau SMART ASN.
3. Manajemen Penyelenggaraan PPPK
Penyelenggaraan orientasi PPPK dilaksanakan secara online dan mandiri. Materi
Pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
(1) Sikap perilaku Bela Negara,
(2) Nilai-nilai Dasar ASN, dan
(3) Kedudukan ASN dalam NKRI.

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara


a. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang Bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa bernegara yang dilandasi jati diri Bangsa dan kesadaran
terhadap sistem nasional untuk memecahkan masalah dan mencapai masyarakat yang
aman, adil, makmur dan sejahtera.
Berdasarkan sejarah pergerakan Indonesia, pendiri Bangsa selalu mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan kelompok. Sejarah pergerakan diawali dengan
Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei yang dilatarbelakangi terbentuknya organisasi
Boedi Oetomo. Kemudian disusul dengan terbentuknya resolusi baru yang menjadi dasar
dari Sumpah Pemuda. Hingga pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus dibacakan teks
Proklamasi sebagai pertanda Indonesia telah merdeka.
Terdapat 4 konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu:
(1) Pancasila
Seluruh warga negara wajib memahami, meyakini dan melaksanakan kebenaran
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan;
(2) UUD 1945
Sebagai pembatas kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang sehingga
hak warga negara terlindungi;
(3) Bhinneka Tunggal Ika
Dijadikan semboyan yang diabadikan menjadi lambang NKRI Garuda Pancasila;
(4) NKRI
Negara baru yang terbentuk sempurna pada tanggal 18 Agustus oleh PPKI.
Bendera negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri Bangsa dan identitas
NKRI.
b. Nilai-Nilai Bela Negara
Bela negara merupakan sikap warga negara dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan Bangsa yang didasari rasa cinta agar terhindar dari
berbagai ancaman. ASN membantu mewujudkan tujuan nasional melalui penerapan sikap
dan perilaku kesadaran bela negara.
Sejarah Bela Negara dilatarbelakangi adanya Agresi Militer Belanda II yang
membuat Yogyakarta jatuh ketangan Belanda. Kemudian Pemerintahan Darurat RI
dibentuk, dipimpin oleh Mr. Syarifudin dengan kabinet darurat. Pembentukan PDRI
tersebut merupakan bentuk bela negara untuk mempertahankan kehidupan berbangsan dan
bernegara.
Terdapat berbagai ancaman yang dapat membahayakan tatanan negara. Sebab itu
dibutuhkan sinergitas antar kementerian dan Lembaga Negara dengan keterpaduan yang
mengutamakan pola kerja lintas sektoral dan menghindarkan ego sektoral. Kesadaran bela
negara perlu ditumbuhkan agar potensi ancaman tidak menjelma menjadi ancaman.
Adanya potensi ancaman mengharuskan setiap Warga Negara mampu
mewujudkan kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi yaitu dengan mendukung sinergisme
penyelenggaraan pertahanan militer/nirmiliter, mengantisipasi berbagai dampak ideologi,
politik, ekonomi, sosbud yang mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Nilai dasar bela negara menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2019 Pasal 7
Ayat (3) yaitu: a) Cinta tanah air; b) Sadar berbangsa dan bernegara; c) Setia pada
Pancasila sebagai ideologi negara; d) Rela berkorban untuk Bangsa dan negara; serta e)
Kemampuan awal bela negara. Berikut aktualisasi nilai dasar bela negara bagi ASN:
1.) Cinta tanah air
• Setia mempertahankan UUD dan pemerintah yang sah
• Mengabdi pada masyarakat dan negara
• Menjaga seluruh ruang wilayah sesuai peran dan tugasnya
• Memberikan contoh dalam menunjukkan kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa
Indonesia
• Menjadikan para pahlawan sebagai panutan
• Menjaga nama baik Bangsa
• Selalu berinovasi dan berkreasi sesuai kapasitas dan kapabilitas
• Mengutamakan produk lokal
• Mendukung putera puteri Bangsa (olahragawan, pelajar, mahasiswa, dll)
• Mendukung industri kreatif tanah air
2.) Sadar berbangsa dan bernegara
• Menjalankan tugas dengan profesional tanpa berpihak
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
• Netral dalam politik
• Mentaati peraturan
• Menggunakan hak pilih
• Berpikir, bersikap sesuai peran, tugas, dan fungsi
• Menjaga kedaulatan sesuai bidangnya
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
• Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan
3.) Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
• Memegang teguh ideologi Pancasila
• Mencipkan lingkungan kerja nondiskriminatif
• Menjunjung tinggi standar etika yang luhur
• Menyebarkan nilai ancasila
• Memberi contoh nilai-nilai Pancasila
• Menjadikan Pancasila sebegai perekat sesuai fungsi ASN
• Mengembangkan nilai-nilai Pancasila mengikuti perkembangan zaman
• Yakin dengan Pancasila akan menjamin kelangsungan hidup
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
4.) Rela berkorban untuk Bangsa dan negara
• Memberi pelayanan (jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya saing, berhasil guna,
santun)
• Mengorbankan waktu untuk negara sesuai tugas dan funsgsinya
• Sadar untuk membela dari segala ancaman
• Aktif dalam pembangunan nasional
• Ikhlas membantu masyarakat
• Yakin bahwa pengorbanan ASN tidak sia-sia
5.) Kemampuan Awal Bela Negara
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
• Selalu usaha meningkatkan kompetensi
• Menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat
c. Sistem Administrasi NKRI
Kebijakan publik dalam format keputusan dan/atau tindakan administrasi
pemerintahan (SANKRI) berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 mewadahi peran ASN-
UU No. 5 Th 2014. Perspektif sejarah negara Indonesia dimulail pada awal masa
kemerdekaan dimana UUD 1945 belum maksimal dan masi terbatas, kemudia pada tahun
1949 terbentuk negara serikat sehingga UUD 1945 terhambat bahkan terputus. Indonesia
menjadi negara serikat dengan konstitusi RIS sebagai UUD. Administrasi negara yang tidak
tampak dalam menegakkan negara karena banyak diwarnai pertentangan politik khususnya
tentang bentuk negara, sehingga pada tahun 1950 kembali ke UUDS. Namun tetap saja
kembali tidak berhasil, hingga pada akhirnya pada tanggal 5 Juli diberlakukan UUD 1945
melalui Dekrit Presiden.
Makna kesatuan dalam sistem penyelenggaraan negara dilatarbelakangi oleh
peristiwa sumpah pemuda yang membentuk kesatuan kejiwaan Bangsa Indonesia. Adanya
Deklarasi Juanda tentang penegasan batas kedaulatan membuat ide kesatuan semakinjelas
dan nyata. Kesatuan psikologis, politis, dan geografis telah membentuk “ke-Indonesia-an”
yang utuh. Melalui persatuan dan kesatuan Bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan,
jiwa gotong royong, musyawarah dan lain sebagainya. Prinsip persatuan dan kesatuan
Bangsa terdiri dari
(1) Bhinneka Tunggal Ika,
(2) Nasionalisme Indonesia,
(3) Kebebasan yang bertanggung jawab,
(4) Wawasan nusantara, serta
(5) Persatuan pembangungan untuk mewujudkan cita-cita reformasi.
Sikap mencintai Bangsa sendiri atau nasionalisme diterapkan dengan
mengembangkan persamaan diantara suku-suku yang ada, mengembangkan sikap
toleransi dan perasaan senasib dan sepenanggungan. Sedangkan hal yang perlu dihindari
yaitu: sukuisme, chauvinisme, ekstrimisme, dan provinsialisme.
Kebijakan publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan
Administrasi Pemerintahan memuat perubahan penting sebagai berikut:
• Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi pemerintahan
• Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk diskresi
• Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya
Peran ASN Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yaitu sebagai perekat persatuan dan kesatuan Bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN , tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
2. Memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
2. Analisis Isu Kontemporer
a. Perubahan Lingkungan Strategis
Perubahan merupakan sesuatu yang berbeda, namun perbedaan yang diharapkan
adalah perbedaan menuju arah yang lebih baik untuk memuliakan manusia. Perubahan
lingkungan strategis diperngaruhi oleh individu, keluarga, masyarakat, nasional, dan
global. Modal yang diperlukan untuk menghadapi adanya perubahan adalah:
- Intelektual : semakin luas pengetahuan maka semakin mudah untuk beradaptasi dan
siap menghadapi segala sesuatu.
- Emosional : dengan kecerdasan emosi maka akan dapat melaksanakan tugas
dengan sukses
- Sosial : kemampuan membangun jaringan kerja yang lebih akrab

- Ketabahan : modal sukses dalam pribadi/kelompok adalah ketabahan

- Etika/moral : kemmpuan membedakan benar/salah akan mendapatkan citra baik


untuk perusahaan
- Kesehatan : segala modal akan didukung oleh kekuatan fisik/jasmani.
b. Isu-isu Strategis Kontemporer
1) Korupsi
Penyebab Dampak Pencegahan
Korupsi dapat menghancurkan Membangun sikap anti
-faktor individu (tamak, moral
tatanan bidang kehidupan korupsi dilakukan dengan
lemah dan gaya hidup konsumtif)
masyarakat, berbangsa, dan merugikan, menghindari
- faktor lingkungan : Sikap bernegara. Negara yang kaya konflik dalam hubunganke
masyarakat yang menghargai namun pemimpin korup akan rja, serta melaporkan
kekayaan tanpa tahu asalnya, menyebabkan kemiskinan dan tindakan korupsi pada
tidak sadar menjadi korban, kematian sehingga muncul penegak hukum
terbiasa terlibat praktik korupsi ketidak percayaan kepada
tanpa sadar, kultur. pemerintah.
2) Narkoba
Penggolongan Tindak Pidana Kesadaran Anti Narkoba

- Narkotika Tindak pidana Narkotika adalah BNN terus meningkatkan


kejahatan induk dan tidak intensitas dan ekstensitas upaya
Gol 1: morfin, heroin, petidin,
berdiri sendiri, biasanya diikuti penyelamatan Bangsa dari
ganja, kokain; Gol 2: morfin &
kejahatan lainnya seperti penyalahgunaan narkotika
petidin; Gol 3: kodein
terorisme, pencucian uang, melalui PG4N yang melibatkan
- Psikotropika korupsi dll. BNN RI bertugas semua komponen.
Gol 1: ekstasi,lsd; gol 2: untuk memberantas kejahatan
amfetamin, shabu dll; gol 3: narkoba.
pentrobarbital, fluniticzep; gol
4: diazepam
- Zat adiktif
Alkohol, inhalansia dan solven,
serta tembakau

3) Terorisme dan Radikalisme


Terorisme dan radikalisme perlu dipahami oleh setiap warga karena
berpotensi menimbulkan perpecahan sebuah negara dan
mengancam kesejahteraan serta keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan
dimana mereka rela melakukan tindakan kekerasan pada dirinya dan keluarganya
bahkan orang lain yang tidak dikenal.
Berikut potensi-potensi terorisme:
- Terorisme yang dilakukan negara lain didaerah perbatasan.
- Terorisme yang dilakukan warga yang tidak puas dengan kebijakan negara.
- Terorisme yang dilakukan oleh oragnisasi dengan ideologi tertentu
- Terorisme yang dilakukan kapitalis
Penanggulangan terorisme dapat dilakukan melalui pendekatan keras, dan
pendekatan lunak. Pendekatan keras meliputi penegak hukum. Selain terorisme,
radikalisme juga mengancam keamanan negara karena faham radikalisme
mengatasnamakan golongan/agama dengan memaksakan kehendak.
Peran serta masyarakat untuk membangun kesadaran antiterorisme:
- Menanamkan pemahaman kalau terorisme merugikan
- Menciptakan kolaborasi untuk mencegah tersebarnya pemahaman ideologi ekstrim
- Mendeteksi dini potensi radikal dan teror
- Memahami teknik deteksi diniserangan terorisme
- Penanaman bahaya terorisme ditingkat sekolah
4) Money Laundring
Pencucian uang merupakan kejahatan upaya menyembunyikan asal usul
uang hasil tindak kejahatan agar terlihat bersih/sah. Biasanya dilakukan oleh pelaku
korupsi, penyuapan, terorisme, narkotika, prostitusi, kejahatan perbankan,
penyelundupan, perdagangan manusia dan lain-lain. Beberapa hal yang menyebabkan
adanya money laundry adalah :
(1) Kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah,
(2) Penegakan hukum yang tidak efektif,
(3) Minim pengawasan,
(4) Pengawasan yang tidak efektif,
(5) Keterbatasan kerjasama dengan pihak internasional.
Dampak negatif dari pencucian uang:
• Merongrong sektor swasta yang sah
• Merongrong integritas pasar-pasar keuangan
• Hilangnya kendali pemerintah tehadap kebijakan ekonomi
• Timbul distorsi dan ketidakstabilan ekonomi
• Hilangnnya pendapatan negara dari hasil pajak
• Merusak reputasi
• Menimbulkan biaya sosial yg tinggi
5) Proxy War
Proxy war merupakan konflik antar negara dimana mereka tidak terlibat secara
langsung dalam peperangan karena melibatkan “proxy” atau kaki tangan. Di
Indonesia telah terjadi perang proxy seperti gerakan separatis, investasi besar-
besaran, menyebarkan black campign, dan lain-lain. Upaya dalam membangun
kesadaran Anti-Proxy adalah dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
6) Kejahatan Mass Communication
Kejahatan melalui komunikasi masa dapat terjadi karenna melibatkan
pengguna, dan publik luas yang mungkin terdampak. Beberapa kasus yang dapat
terjadi:
- Pencemaran nama baik
- Penistaan agama/ keyakinan tertentu
- Penghinaan pada etnis tertentu
Jenis kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks komunikasi massa adalah
cyber crime, hate speech, dan hoax.

c. Teknik Analisis Isu


Teknik analisis isu dapat dilakukan dengan melakukan analisis menggunkan
mind mapping, fishbone, SWOT, Tabel Frekuensi, analisis kesenjangan dan lain-lain.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


a. Kerangka kesiapsiagaan bela negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan keadaan siap siaga yang dimiliki
seseorang dalam menghadapi situasi kerja yang beragam dengan hati ikhlas dan sadar
membela negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Contohnya yaitu:
- Menciptakan suasana rukun, damai, harmonis

- Membentuk keluarga sadar hukum

- Meningkatkan iman dan takwa

- Membayar pajak tepat waktu


b. Kemampuan awal bela negara
Sebagai wujud seseorang memiliki kemampuan awal bela negara, berikut beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1) Kesehatan jasmani dan mental
Kemampuan tubuh untuk melaksanakan tugas dengan baik terhadap kedaaan lingkungan
dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik seperti kegiatan sehari-hari, dan pola hidup
sehat. Sedangkan kesehatan mental berkaitan dengan pikiran dan emosi manusia.
Kita perlu mempunyai kendali diri yang baik yaitu dengan memelihara kesehatan
otak yang dibangun melalui kesehatan jasmani, mental, sosial, dan spiritual.
2) Kesiapsiagaan jasmani dan mental
Kesiapsiagaan jasmani merupakan kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas
dengan baik/efisien. Melatih kesiapsiagaan jasmani memiliki manfaat untuk postur
tubuh yang baik, ketahanan atas pekerjaan berat, serta memiliki ketangkasan yang
tinggi.Bentuk latihan kesiapsiagaan jasmani yang dapat dilakukan adalah: lari 12
menit, pull up, sit up, push up, shuttle run, lari 2,4 km, dan berenang. Supaya selalu
terjaga maka perlu makan makanan yang bergizi dengan porsi cukup, istirahat
cukup, banyak olah raga, penuhi kebutuhan air mineral, dan jangan menunda buang
air kecil.
Kecerdasan emosional adalah gabungan dari semua emosional dan kemampuan
sosial untuk menghadapi seluruh aspek kehidupan. Melatih kecerdasan emosional
dilakukan dengan beberapa cara berikut:
- Kenali emosi yang dirasakan
- Minta pendapat orang lain
- Memgamati setiap perubahan mood
- Menulis jurnal harian
- Berpikir sebelum bertindak
- Gali akar masalah
- Berintropeksi saat menerima kritik
- Memahami tubuh sendiri
3) Etika
Etika adalah sikap yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang
secara sadar untuk mentaati semua peraturan yang berlaku.
4) Etiket dan moral
Etiket merupakan bentuk aturan tertulis/tidak tertulis mengenai aturan tata krama,
sopan santun, dan tata pergaulan yang baik dan dapat diterima satu sama lain.
5) Kearifan lokal
Kearifan lokal merupakan hasil pemikiran yang didapat manusia ditempat ia tinggal
dengan lingkungan alam sekitar untuk mendapat kebaikan. Kearifan lokal dapat
berbentuk ucapan, cara, langkah kerja, bahan dan perlengkapan atau juga bisa karya
terbarukan.
Dengan menjaga dan melestarikan kearifan local artinya kita telah melakukan
modal untuk melakukan Bela Negara.
c. Rencana aksi Bela Negara
Aksi bela negara diartikan sebagai sinergi warga negara dalam mengatasi segala AGHT
dengan berlandaskan nilai-nilai luhur Bangsa. Aksi bela negara dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat sesuai dengan kapasitas, tugas dan fungsinya masing-masing

d. Kegiatan kesiapsiagaan bela negara


- Peraturan baris berbaris: bertujuan untuk mewujudkan didsiplin yang prima agar
dapat menunjang pelayanan yang prima, membentuk sikap disiplin, dan
kesetiakawanan.
- Tata tempat: aturan urutan tempat bagi pejabat negara.

- Tata upacara: pembinaan kedisiplinan


- Pelaksanaan kegiatan apel: untuk mengetahui kehadirandan kondisi personil

AGENDA 2
NILAI-NILAI DASAR ASN

1. Berorientasi Pelayanan
a. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
atas barang dan jasayang di sediakan penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu
masyarakat, Stakeholders atau sector privat dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau
diterima oleh penerima layanan. ASN harus berkomitmen mmnerikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
b. Berorientasi Pelayanan
Citra positif ASN sebagai pelayan publik tampak saat melayani dengan senyum, sapa,
salam, berpenampilan rapih, melayani dengan cepat dan tepat, melayani dengan
memberikan kemudahan, melayani dengan kemampuan, keinginan, dan tekad memberikan
pelayanan yang prima. Pelayanan tidak berhenti sampai kebutuhan masyarakat terpenuhi
namun harus selalu ditingkatkan serta diperbaiki agar mutu pelayanan lebih maksimal.

2. Akuntabel
Pada konteks ASN Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban setiap tindakan sebagai
pelayan publik kepada atasan/publik. Berikut Aspek –aspek akuntabilitas:
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan

- Akuntabilitas berorientasi pada hasil

- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan

- Akuntabilitas memerlukan konsekuensi

Akuntabilitas memiliki 3 fungsi yaitu: untuk menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Terdapat 5 tingkatan
pada akuntabilitas yaitu, personal, individu, kelompok, organisasi, stakeholder.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK.

Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:


- Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
- Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
- Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Agar terwujud Organisasi sektor yang akuntabel maka harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah:
1) Kepemimpinan,
2) Transparansi,
3) Integritas,
4) Tanggung jawab (responsibilitas),
5) Keadilan,
6) Kepercayaan,
7) Keseimbangan,
8) Kejelasan, dan
9) Konsistensi.
3. Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam
melaksanakan tugas jabatan. Sesuai Permen PANRB No 38 Tahun2017 tentang standar
Kompetensi ASN meliputi: kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosio
kultural.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja
individu dan tujuan organisasi/instansi.
4. Harmonis
Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan. Sikap perilaku yang menunjukkan sikap harmonis:
a. Toleransi;
b. Empati;
c. Ketebukaan terhadap perbedaan.
5. Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Loyal dimaknai bahwa ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan negara. Untuk bisa mendapatkan
sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya,
antara lain:
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di
instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
- Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

- Menjaga rahasia jabatan dan negara.


Panduan mengaktualisasikan perilaku loyal : komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan
pengabdian.
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis dengan berpikir kreatif.

Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan


organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif
tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi
Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan
clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
7. Kolaboratif
Dapat berkolaborasi dengan berbagai unsur baik dalam organisasi maupun luar organisasi.
Salah satu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor disebut WoG (Whole of Govermnent). Menurut Perez
Lopez et.al (2004 dalam Nugroho, 2018), Organisasi yang memiliki Collaborative Culture,
indikatornta sebagai berikut :
- Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;

- Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
- Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil
risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
- Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
- Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;

- Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan

- Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan


yang diberikan.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

1. Smart ASN
a. Literasi Digital
Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
mengintegerasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasil
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak,
dan kewirausahaan.
b. Pilar Literasi Digital
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digitalsafety, digital
culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasidigital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai
teknologi digital.
c. Implementasi Literasi Digital
- Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
- Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran,
- Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
- Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital,
- Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan
c) Perekat dan pemersatu Bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya, maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan
juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari
sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya. Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain
bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif dikalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi kualifikasi kepangkatan, Pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat
Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi
utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara.
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah
korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu Bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara
nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan
melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai