Anda di halaman 1dari 8

MATERI KEBIJAKAN

1. SAMBUTAN KEPALA LAN RI

Berisi sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara oleh Dr. Adi Suryanto,
M. Si Adapun isi sambutan Beliau tersebtu diantaranya sebagai berikut : Saat ini
Indonesia tengah berbenah menyonsong era baru Indonesia Emas 2045. Sebuah
harapanbesar indonesia berada dijajaran terdepan bersama dengan Negara – negara
maju lainnya, olehnya itu kita semua harus cepat beradaptasi dengan
perkembangan tehnologi melalui harapan dan usaha yang matanguntuk
meningkatkan sumber daya ASN yang lebih kompoten dan professional.
Pemerintah telah melakukan pembenahan mulai dari rekrutmen sampai
dengan pola pengembangan kompetensinya. Latihan dasar CPNS/PPPK yang diikuti
saat ini menjadi pondasi penting untuk mewujudkan smart ASN agar mampu
menghadapi era baru dan tantang dunia yang semakin kompleks.
Melalui plaform MOOC, pelatihan ini tidak hanya terbatas pada interaksi fisik
namun juga pembelajaran secara mandiri dengan berbagai macam variasi materi
yang tersedia.
Harapannya, ini menjadi sebuah learning platform bagi ASN secara nasional
untuk mencetak ASN unggul dan Kompoten menuju birokrasi berkelas dunia
indonesia emas 2045

2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN

Kebijakan pengembangan Kompetensi ASN oleh Dr. Muhammad Taufiq,


DEA., Deputi kebijakan Pengembangan kompetensi ASN LAN RI. Adapun isi
penjelasan tersebut :
Dapat menjadi ASN merupakan sebuah kebangga untuk melayani bangsa Indonesia
yang merupakan sebuah bangsa yang besar. Dal hal ini, para ASN diharapkan
mempunyai Outvalue dengan employer berAKHLAK yaitu berkorelasi pada
pelayanan, akuntabel, Kompeten, harmonis, loyal kreatif dan kolabaoratif. Outvalue
ini tetntunya untuk kita semua agar bias mengembangkan diri terutama di era yang
penuh kebutuhan ini dimana kata kuncinya semua bangsa betul – betul bersaing
dengan mengandalkan kemampuan berinovasi
Untuk itu pada kerikulum baru pelatihan dasar ini akan ditekankan pada
beberpa hal yang harus dikuasai oleh ASN yaitu penguasaan provalue atau literasi
digital yang disebut dengan smart ASN
Pada kesempatan itu beliau mengucapkan selamat belajar, semangat
mengembangkan diri secara berkelanjutan agar menjadi ASN yang unggul dalam
mendukung kemajuan bangsa

3. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PPPK


Berisi penjelasan tentang manajemen Penyelenggaraan PPPK oleh Erna
Irawati, S. Sos., M. Pol., Adm. Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI. Beliau mengucapkan selamat bergabung
dalam pembelajaran dalam bentuk orientasi yang akan dilaksanakan secara
MOOC dimanarekan – rekan PPPK dituntut belajar secara mandiri mempelajari
semua materi dalam MOOC yang nantinya akan dievaluasi untuk menyakinkan
bahwa rekan – rekan PPPK sudah memahami semua materi di dalam MOOC

AGENDA I

1. WAWASAN KEBANGSAAN
Memberikan Kopsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbangun dari
serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan
terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada
tanggal 17 Agustus 1945. Yang dimulai dari lahirnya Budi utomo, Sumpah pemuda,
kemerdekaan Indonesia disahkannya UUD NRI tahun 1945, berlakunya Undang –
Udang Dasar Republik Indonesia Serikat, berlakunya Udang – Ddang Dasar
Sementara, serta keluarnya Dekrit Presiden.
Ada 4 (empat) Konsesus Dasar yang harus dipahami dalam kehidupan Berbangsa
dan Bernegara yaitu 1) Pancasila, 2) Undang – undang dasar tahun 1945, 3)
Bhineka tunggal Ika, 4) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV, meliputi : a.) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b.) Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan d.) Ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan Kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI
tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.)
Nilai nilai dasar Bela Negara, yang meliputi: a.) cinta tanah air; b.)sadar
berbangsa dan bernegara; c.) setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; d.) rela
berkorban untuk bangsa dan negara; dan e. ) kemampuan awal Bela Negara.

2. BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
Ancaman.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela
Negara meliputi :a.) cinta tanah air; b.) sadar berbangsa dan bernegara; c.) setia
pada Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk bangsa dan negara;
dan e.) kemampuan awal Bela Negara.
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa.
Prinsip – prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang harus kita hayati serta
kita pahami dan di amalkan yakni : 1. ) Prinsip Bhineka Tunggal Ika, 2). Prinsip
Nasionalisme Indonesia, 3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab, 4). Prinsip
Wawasan Nusantara, 5). Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-
cita Reformasi.
Hal – hal yang harus dihindari oleh seorang ASN dalam memupuk
nasionalisme yaitu : Sukuisme, Chauvinisme, Ektrimisme dan provinsialisme.
Sementara untuk mebina rasa nasionalme Indonesia ada 3 hal yang perlu di
lakukan yaitu : 1.) Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa
penghuni nusantara, 2.) Mengembangka sikap toleransi 3). Memiliki rasa senasib
dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. KESIAP SIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh


seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban jiwa dan raga yang dilandasi kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.
Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945,
yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1)
yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara
Adapun bentuk kesiapsiagaan bela negara bagi seorang ASN meliputi dapat
memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam
pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata
tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata
upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku
di Indonesia sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Kesadaran bela negara itu pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Adapun runag lingkup Nilai –
nilai Dasar Bela Negara mencakup : Cinta Tanah Air;
Kesadaran Berbangsa dan bernegara, Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara,
Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan Memiliki kemampuan awal bela
negara serta Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan
makmur.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal
bela negara, baik secara fisik maupun non fisik.Secara fisik dapat ditunjukkan
dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga
kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung
nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas ataukegiatan isik secara lebih baik dan efisien. Kesiap siagaan
jasmani merupakan serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang dimiliki oleh
ASN
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami
kondisi mental , perkembanganmental, dan proses menyesuaikan diri
terhadapberbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/ jiwa
(kedewasaa)nya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun diluar dirinya sendiri
seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan
masyaakat. Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan
dan atau memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani.
Keprotokolan menurut UU Nomor 9 tahun 2010 adalah serangkain kegiatan
yang berkaitan dengan aturandalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi tata tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatansebagai bentuk
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau kedudukannya
dalam negara, Pemerintahan, dan masyarakat.
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga
negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan
negara yang berdaulat, adil, dan Makmur.

4. ANALISI ISU KONTEMPORER


Analisis Isu Kontenporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui
suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik
pada saat ini jadi solusi penyelesiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu
masa modern.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara
signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai
ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d)
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas
jabatan.
Kontemporer adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan
masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat
ini.
Prasyarat menjadi seorang ASN yang profesional yaitu : Mengambil Tanggung
Jawab, Menunjukkan Sikap Mental Positif, Mengutamakan Keprimaan,
Menunjukkan Kompetensi, Memegang Teguh Kode Etik.
Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan
PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni:
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Modal insani/ modal manusia (human capital ). merupakan suatu bentuk
modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja. komponen dari modal manusia terdiri dari :
Modal intelektual, Modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal
etika/moral, modal kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Isu – isu kontemporer yang dihadapai bangsa indonesia diantaranya :
kerupsi, narkoba, terorisme, dan radikalisme, money laudring, proxy war, kejahatan
mass commication (cyber crime, hate speeh, dan hoax).
korupsi mengandung arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat
disuap. Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi”
diartikan sebagai: “perbuatan yang buruk seperti: penggelapan uang, penerimaan
uang sogok, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara
(perusahaan) untukkeuntungan pribadi atau orang lain
Bentuk bentuk tindakan korupsi sebgaimana diatur di dalam UU No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi yakni : Melawan Hukum, memperkaya diri orang/badan lain
yang merugikan keuangan/perekonomian negara (Pasal 2), Menyalahgunakan
kewenangan karena jabatan / kedudukan yang dapat merugikan keuangan /
kedudukan yang dapat merugikan keuangan / perekonomian Negara ( Pasal 3 ),
Penyuapan (Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 11), Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8,
Pasal 9, dan Pasal 10), Pemerasan dalam jabatan (Pasal 12) , Berkaitan dengan
pemborongan (Pasal 7 ), Gratifikasi (Pasal 12B dan Pasal 12C)
Menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
"gratifikasi" dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut, baik yang diterima di dalam maupun di luar
negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
sarana elektronik.
Isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak
jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kemampuan dalam
menetapkan isu ada 3 (tiga) hal yang harus dikuasi; 1. Enviromental Scanning, 2.
Problem Solving, dan 3. Analisis. Sedangkan kemampuan atau Teknik yang dimiliki
untuk melakukan analisis isu Ada 5 (lima) Teknik analisis isu, yaitu Mind Maps,
Fishbone, Swot, Tabel Frekusensi dan Analysis Kesenjagangan.

Anda mungkin juga menyukai