Oleh :
MOOC PPPK
2023
DAFTAR ISI
AGENDA 1.A
Wawasan Kebangsaan Dan Nilai-Nilai Bela Negara
Sikap perilaku bela negara terbagi menjadi 2, yaitu Wawasan kebangsaan dan
nilai-nilai bela negara.
A. Wawasan kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati
diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera. Pengertian perlu disampaikan kepada peserta Latsar CPNS agar
para peserta memahami subtansi modul sehingga para peserta memiliki cara
pandang sebagai warga Negara yang berwawasan kebangsaan. Pengetahuan
tentang wawasan kebangsaan yang selama ini telah didapatkan para CPNS
melalui pendidikan formal perlu dimantapkan sebagai konsekwensi menjadi abdi
negara.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno
di depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno
dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu
fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan
atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. Takdir kemajemukan
bangsa indonesia dan kesamaan pengalaman sebagai bangsa terjajah
menjadi unsur utama yang lain mengapa Pancasial dijadikan sebagai
landasan bersama bagi fondasi dan cita- cita berdirinya negara Indonesia
merdeka
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan
bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar,
sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat
atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia
dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila merupakan wadah yang cukup
fleksibel, yang dapat mencakup paham-paham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan paham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang
cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karenasila-sila dari
Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai
dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan
segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia
yang bertuhan dan beragama.
2. Undang-undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli
1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar
pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan
dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei
1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Mengutip dari Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka
Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga
anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.
Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila, pengertiannya
diperluas, menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada
perbedaan kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan
suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam
kesatuan nusantara raya. Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika
yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi
pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki
perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik
Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat
dipisahkan dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain)
bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya
dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan
selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan
NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas
sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.)
AGENDA 1.B
Analisis Isu Kontemporer
AGENDA 2.A
Berorientasi Pelayanan
B. Berorientasi Pelayanan
Dari berbagai sumber, definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau
kewajiban moral tertentu yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan
tugas instansi atau unit kerjanya. Sedangkan kode etik adalah pedoman mengenai
kewajiban moral ASN yang ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang
dianggap/dinilai baik atau tidak baik.
Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang bersifat jasa, sangat
membutuhkan kerja sama dan partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, ASN harus
mampu memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat
kreatif, proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda
beda. Sehingga kode etik ramah, cepat, solutif, dan dapat diandalkan sebagai
penjabaran dari nilai Berorientasi Pelayanan sangat diharapkan dapat tercermin dari
perilaku Saudara sebagai ASN bukan hanya yang bertanggung jawab di garis depan
(front liner), melainkan menjadi tanggung jawab semua pegawai ASN pada setiap level
organisasi
AGENDA 2.B
Akuntabel
A. Konsep akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya
perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Akuntabilitas
merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta antara
pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan masyarakat.
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas
adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta
akuntabilitas memperbaiki kinerja.
AGENDA 2.D
Harmonis
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan
tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus
bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak
boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan
harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. U n t u k i t u i n t e g r i t a s m e n j a d i
p e n t i n g bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi,transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni
antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat
disebut sebagai satu pribadi. Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad
pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti pengretian yang pernah ada
sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi,
tetapi keserasian nada secara bersamaan. Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam
dan prinsip/hukum alam semesta.
`Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan
tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses
perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam
gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan
dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Secara umum, menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah
sebagai berikut.
➢ Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
➢ Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
➢ Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
AGENDA 2.E
Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada
masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving
or showing firm and constant support or allegiance to a person or institution (tindakan
memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau institusi)”. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal
yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat
banyak faktor yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
❖ Taat pada peraturan
❖ Bekerja dengan integritas
❖ Tanggung jawab pada organisasi
❖ Kemauan untuk bekerja sama
❖ Rasa memiliki yang tinggi
❖ Hubungan antar pribadi
❖ Kesukaan terhadap pekerjaan
❖ Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
❖ Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.
AGENDA 2.F
Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi
yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi
dan lain sebagainya. Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul.
Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.
AGENDA 2.G
Kolaboratif
AGENDA 3.A
Smart ASN
AGENDA 3.B
Manajemen ASN