Anda di halaman 1dari 16

JURNAL MOOC PPPK KABUPATEN LEBAK

TAHUN 2022

Nama : SUCI ALIF ROSADI, S.Pd

NIP : 198505112022212009

Unit Kerja : SDN 1 MALINGPING SELATAN

Kecamatan : MALINGPING

Agenda I

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan
dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Beberapa Titik Penting Dalam Sejarah Bangsa Indonesia

 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan itu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo
 Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor
kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI)
diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di
Leiden, Belanda
 Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”,
yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini
dihadiri oleh wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian
Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
 Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
 Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
 PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.
4 Konsensus Dasar

1. Pancasila
2. Undang – Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan

Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

“Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih”

“Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa
yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan
yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban Bangsa”

“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya
menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada
leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh
Garuda”

“Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman”

Evaluasi :
1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi
bagian kompetensi ASN ?
Jawaban

ASN atau aparatur sipil negara harus memiliki wawasan kebangsaan yang baik. Hal
ini disebabkan ASN merupakan wakil dari negara yang berada di garda terdepan
dalam melaksanakan ajaran di dalam wawasan kebangsaan. Dengan kata lain ASN
harus mampu menjadi contoh bagi rakyat pada umumnya karena identitas negara
melekat pada diri seorang ASN.

2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !


Jawaban

Pergerakan nasional dilakukan dengan adanya rasa ketidakpuasan masyarakat


Indonesia yang merasa terancam dan diperbudak, sehingga beberapa tokoh bangsa
melakukan beberapa gerakan nasional yaitu organisasi Budi Utomo,Sarekat
Islam,Indische Partij.

3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan


bernegara dalam mewujudkan profesionalitas ASN ?
Jawaban

Lemhanas RI sendiri memfokuskan untuk membekali 4 konsesus Dasar Bangsa, yaitu


NKRI, UUD 1945, BHINEKA TUNGGAL IKA, PANCASILA, dan
mengimplementasikan Paradigm Nasional, yakni Ketahanan Nasional, Wawasan
Nusantara, dan Kewaspadaan Nasional.

B. NILAI – NILAI BELA NEGARA


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman”
Hari Bela Negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia

Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka
mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan
dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan ber-bangsa dan bernegara
yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.

Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang


Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui
pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:

a. cinta tanah air;


 Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
 Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
 Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
 Menjaga nama baik bangsa dan negara
 Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara
 Bangga menggunakan hasil
 produk bangsa Indonesia
b. sadar berbangsa dan bernegara;
 Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
 Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku
 Ikut serta dalam pemilihan umum
 Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya
 Berpartisipasi menjaga kedaulatan
 bangsa dan negara
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
 Paham nilai-nilai dalam Pancasila
 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
 Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
 Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
 Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
 Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan
bangsa dan negara
 Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
 Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
 Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
 Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak
sia-sia

e. kemampuan awal Bela Negara.


 Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
 Senantiasa memelihara jiwa dan raga
 Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan
Tuhan Yang Maha Esa
 Gemar berolahraga
 Senantiasa menjaga kesehatannya

Evaluasi :

1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Beala Negara masih relevan saat ini ?
Jawaban :

Pancasila masih relevan sebagai ideologi Negara Indonesia karena Pancasila bukan
sembarang ideologi. Konsep ideologi terbuka pada Pancasila tentunya sesuai dengan
perkembangan zaman apalagi pada era globalisasi dengan masuknya segala aspek
yang berasal dari berbagai dua.
2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan
mengancam eksistensi NKRI ?
Jawaban :
 Terjadinya Disintegrasi Bangsa
 Kesenjangan dan Ketimpangan Ekonomi
 Ancaman untuk mengganti ideologi Negara
 Makar yang Dilakukan oleh Oknum dan Kelompok Tertentu
 Adanya keinginan untuk Memperluas Daerah
 Memaksa Kehendak Golongan Tertentu

C. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam
UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara,
termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.

Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma- norma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar
hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusianya.

Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD
1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945) merupakan
hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk
disesuaikan dengan arah dan kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila
dan konstitusi negara, yaitu UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi,
kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan
oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat. Norma- norma dasar yang merupakan cita-cita luhur
bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat
ditelusur pada Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.

Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama
dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara yang mencakup
aspek kelebagaan,aspek ketatalaksanaan,dan aspek sumberdaya manusianya.

Evaluasi

1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia


Jawaban :

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa,memiliki fungsi utama dasar Negara


Indonesia,dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang
paling tinggi,sebagai sumber dari segala sumber hokum atau sebagai sumber hokum
dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.

2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia
Jawaban :

kedudukan UUD Negara Republik Indonesia dalam sistem hukum dasar nasional.
Sebagai sumber hokum dasar nasional,UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menempati kedudukan paling tinggi serta sebagai sumber hokum bagi peraturan
perundang – undangan lainnya.

3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945
Jawaban
Universal berarti bahwa pembukaan UUD1945 mengandung nilai – nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa – bangsa berada didunia,sedangkan lestari berarti bahwa
pembukaan UUD1945 mampu menampung dinamika perkembangan zaman.

4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Jawaban

Batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5
(lima) norma dasar Negara ( grund norms ) Pancasila beserta norma – norma dasar
lainnya yang termuat dalam pembukaan UUD1945,menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi Negara Republik Indonesia.

5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia
Jawaban

Kedudukan PNS dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan public,pelayan public,dan perekat dan pemersatu bangsa. PNS
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ANALISIS ISU KONTEMPORER

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.

A. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS


Konsep Perubahan Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian
dari perjalanan peradaban manusia. Hanya manusia dengan martabat dan harkat hidup yang
bisa melakukan perbuatan yang bermanfaat dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur, serta
mencegah dirinya melakukan perbuatan tercela.

Menjadi ASN yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa


persyaratan berikut:

 Mengambil Tanggung Jawab


 Menunjukan Sikap Mental Positif
 Mengutamakan Keprimaan
 Menunjukan Kompetensi
 Memegang Teguh Kode Etik

Perubahan Lingkungan Stragis ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-
masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian
lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,
money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

Dengan memahami penjelasan Perubahan Lingkungan Stragis, maka yang perlu


menjadi fokus perhatian adalah mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani
(manusia).

Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis yang dimaksud disini
istilah modal atau capital dalam konsep modal manusia (human capital concept). Konsep ini
pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin
dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.

Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi.


Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan
kinerja yang luar biasa. Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal Ketabahan
5. Modal Etika/Moral
6. Modal Kesehatankekuatan Fisik/Jasmani

B. ISU ISU STRATEGIS KONTEMPORER


Sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila,
UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami
secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

sikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

1. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM PELATIHAN DASAR


CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. KONSEP KESIAPSIAGAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

B. KESIAPSIAGAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS


berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap CPNS untuk
memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam
pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata
upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan
apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.

C. MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil
manfaatnya antara lain:

1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.


2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Agenda II

BERORIENTASI PELAYANAN

Berorientasi pelayanan sebagai ASN PPPK di lingkungan Negara Kesatuan Republik


Indonesia sebagai Asn harus memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,ramah,
cekatan, solutif, dan dapat di andalkan, melakukan perbaikan tiada henti diantaranya harus
mempunyai kemapuan yang mencakup

1. Akuntabel , yakni melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat , disiplin


dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efesien. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
2. Kompeten, yakni meningkatkan kopetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
3. Harmonis, yaitu kemampuan menghargai setiap orang apapun latar belangkangny, suka
menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif
4. Loyal, artinya seorang ASN harus memegang teguh idiologi Pancasila. UUD Negara
Republik Indonesia tahun 194, NKRI, dan Pemerintahan yang sah. Menjaga nama baik
sesamA ASN,, Pimpinan, Instansi, dan Negara. Menjaga rahasia dan negara
5. Adaftif, Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, bertindak pro aktif.
6. Kolaboratif, yaitu sikap memeberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.megerakan
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Dengan demikian untuk setiap ASN harus berusha dan harus mampu
mengaflikasikannya dalam setiap sendi –sendi kehidupan bernegara, khususnya di
lingkungan instansinya sendiri.
Agenda III

SMART ASN

A. LITERASI DIGITAL
literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka
kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan
digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode pengukuran
tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus


dijalankan, yaitu:

 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.


 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
B. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep
dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.

Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang
dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu,
kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.

C. IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi
dari permasalahan kita sehari-hari.

Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut
membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus
dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga Negara

MANAJEMEN ASN

a) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b) Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
c) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik
e) Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan
pemersatu bangsa
f) Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
g) ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Latihan/Tugas

1) Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS danManajemen PPPK


Jawaban :

Ada beberapa poin manajemen PNS yang tidak ada dalam manajemen PPPK
yang kemudian menjadi perbedaan keduanya antara lain pangkat dan jabatan,
pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, serta jaminan pensiun dan jaminan
hari tua. Calon PNS yang kemudian menjadi PNS dan kemudian mempunyai jabatan
dan jenjang karir berupa pangkat dan golongan yang terus berkembang setiap tahun,
dapat mengisi jabatan struktural dan fungsional sekaligus. Sedangkan PPPK
umumnya hanya dapat mengisi jabatan fungsional saja. Tidak ada jenjang karir karena
PPPK adalah pegawai dengan perjanjian kerja dengan masa kerja yang telah
ditentukan. Hal inilah yang juga menjadi dasar terkait jaminan pensiun dan jaminan
hari tua yang tidak diberikan kepada ASN PPPK.

2) Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan


penggantian jabatan pimpinan tinggi ASN.
Jawaban:

Pejabat pimpinan tinggi harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai


perjanjian kinerja yang sudah disepakati dengan pejabat atasannya. Pejabat pimpinan
tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun
pada suatu Jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki
kinerjanya.

3) Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN


Jawaban:

Aplikasi kepegawaian sebagai alat bantu untuk proses dan hasil dari
pengolahan administrasi, peran sistem informasi saat ini sangat penting sebagai alat
bantu mengolah administrasi, namun pengelolaan terkait sistem dirasa masih perlu
peningkatan untuk lebih mempermudah peranan terkait pengelolaan ASN.

Anda mungkin juga menyukai