Anda di halaman 1dari 43

RESUME AGENDA I-III

MOOC TAHUN 2022


Nama : Linda Yuliani, S.Pd

NIP : 199501072022212016

PPPK 2021
RESUME AGENDA I

I. AGENDA I : WAWASAN BELA NEGARA DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


A. Beberapa Titik Penting Sejarah Bangsa Indonesia
1. 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuanitu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo
2. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama
yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi
pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan
Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada
25 Oktober 1908 di Leiden,Belanda
3. Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar
Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres
Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasipemuda Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden
Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut
dalam kerapatan besar.
4. Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
5. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada,
pimpinan pemerintahpendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
6. PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.
B. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
C. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan
sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa
Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran
yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang
akan didirikan. Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan
bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai
ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau
pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai
cita-cita nasional
2. Undang-Undang Dasar 1945
Di dalam Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional,
Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka-
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu
bangsa dan negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan
dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui
peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara
sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah
ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode
II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV.

D. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan


1. Bendera
“Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang Merah Putih” (Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
2. Bahasa
“Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
dinamika peradaban Bangsa” (Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan)
3. Lambang Negara
“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila
yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda” (Pasal 46 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
4. Lagu Kebangsaan
“Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman” (Pasal 58 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan)
E. Nilai-Nilai Bela Negara
1. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Negara
membutuhkan warga negara, sedangkan warga negara membutuhkan negara,
sehingga saling membutuhkan, saling melengkapi, dan saling mengisi
(komplementer).
2. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi :
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara.
3. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau
pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku
serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan
4. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.
Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara
dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang
diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan
dan kepentingan nasional, dengan sikap dan perilaku bagi ASN yang meliputi:
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
e. Kemampuan awal Bela negara
F. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik
dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi
muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta normanorma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum
yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya,
atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan,
aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut
UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945)
merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan
negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan
penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu
UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian
depan UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang
melatar belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah,
merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau mungkin
dibuat.
Norma norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia
dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea. Dari sudut hukum,
batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5
(lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan 58 pemerintahan negara yang
mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya
II. AGENDA I: ANALISIS ISU KONTEMPORER
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi
yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
Kontemporer yang dimaksud adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan
terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan
saat ini.
A. Perubahan Lingkungan Strategis
1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang
ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
c. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Sosok PNS yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kualitas merupakan
gambaran implementasi sikap mental positif PNS yang kompeten dengan kuat
memegang teguh kode etik dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan
tuntutan unit kerja/organisasinya merupakan wujud nyata PNS menunjukan sikap
perilaku bela Negara.

2. Perubahan Lingkungan Strategis


Terdapat empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi
kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-
masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan
regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Perubahan global (globalisasi) memaksa semua bangsa (Negara) untuk
berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Oleh karena itu, pemahaman
perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan
faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing
Nasional
3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Konsep disini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu
bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide),
kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Modal manusia adalah
komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan segala
kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang
luar biasa. Ada enam komponen dari modal manusia antara lain adalah:
a. Modal Intelektual
b. Modal Emosional
c. Modal Sosial
d. Modal ketabahan (adversity)
e. Modal etika/moral
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
B. Isu-Isu Strategis Kontemporer
Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi peluang
kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya
dan penyebarannya bersifat masif. PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada
pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap PNS penting untuk mengenal dan memahami
secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal
seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

C. Teknik Analisis Isu


Untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan
memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik
dengan dasar analisa yang matang.
1. Memahami Isu Kritikal
Dalam pengertian ini, isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan
masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya
kesadaran publik akan isu tersebut.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu :
a. Isu saat ini (current issue)
b. Isu berkembang (emerging issue)
c. Isu potensial.

Masing-masing jenis isu ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari perspektif
urgensi atau waktu maupun analisis dan strategi dalam menanganinya.

Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi


dan/atau menetapkan isu, yaitu

a. Kemampuan Enviromental Scanning


b. Problem Solving
c. Berpikir Analysis.
2. Teknik-Teknik Analisis Isu
a. Teknik Tapisan Isu
Untuk itu di dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain
isu yang bersifat aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kiritis
yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat
bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian, menggunakan
kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth).
b. Teknik Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya
dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau
USG atau teknik tapisan lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik
berpikir kritis, misalnya menggunakan system berpikir mind mapping, fishbone,
SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya
menerapkan kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk menggambarkan
akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif pemecahan
isu yang akan diusulkan.
c. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis
Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau
yang diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan
pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah
ditargetkan sebelumnya.
III. AGENDA I: RESUME KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
A. Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil
1. Konsep Kesiapsiagan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang secara fisik
memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara
kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
2. Kesiapsiagan Bela Negara Dalam Latsar CPNS
Untuk pelatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa hal yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan
kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak
mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas
asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan
jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatu kesadaran bela negara. Dikatakan
bahwa kesadaran bela negara itu pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Ruang lingkup Nilai-Nilai
Dasar Bela Negara mencakup:
a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita
harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni,
serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai dengan jati diri
bangsa Indonesia.

 Kesehatan jasmani atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk


menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan
lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik
yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Pada kondisi kurang gerak,
organ tubuh yang biasanya mengalami penurunan aktifitas adalah organorgan
vital seperti jantung, paru-paru dan otot yang amat berperan pada kesehatan
jasmani seseorang.
 Gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja dan kurang gerak, serta ditambah
adanya faktor gaya hidup yang kurang sehat (makan tidak sehat atau merokok)
dapat menimbulkan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
penyakit tekanan darah tinggi, penyakit 18 kencing manis ataupun berat badan
yang berlebih.
 Aktivitas fisik dapat dilakukan dimana saja baik di rumah, di tempat kerja, atau di
tempat umum dengan memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas
polusi, serta tidak beresiko menimbulkan cedera.
 Kebugaran jasmani memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan
hidup yang dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik yang layak.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponenkomponen yang dikelompokkan
menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical
Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan keterampilan (Skill related
Physical Fitness).
 Bentuk tubuh proporsional adalah keadaan di mana komposisi tubuh seseorang
yang terdiri dari lemak dan massa bebas lemak sesuai dengan kondisi normal serta
tidak terdapat timbunan lemak yang berlebihan di bagian tubuh tertentu. Dengan
adanya kelenturan / fleksibilitas tubuh ini Anda dapat menyesuaikan diri untuk
segala aktifitas Anda dengan penguluran tubuh yang luas.
 Daya tahan jantung paru ini menggambarkan kemampuan seseorang dalam
menggunakan sistem jantung paru dan peredaran darahnya secara efektif dan
efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-
otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
 Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani (Depkes, 2002).
 Pola hidup sehat yaitu segala upaya guna menerapkan kebiasaan baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan.
 Pengaturan asupan air yang baik dan benar dapat mencegah atau mengurangi
resiko berbagai penyakit, dan turut berperan dalam proses penyembuhan penyakit
(Santoso, 2012).
 Orang dewasa yang telah bekerja jika tanpa diimbangi dengan makanan bergizi
yang dimakannya setiap hari maka dalam waktu dekat ia akan menderita
kekurangan tenaga, lemas, dan tidak bergairah untuk melakukan pekerjaannya
(Kartasapoetra & Marsetyo, 2005).
 Dengan menjalani kebiasaan-kebiasaan baik seperti telah disampaikan
sebelumnya, akan didapatkan manfaat yang bisa dirasakan secara langsung dan
tidak langsung bagi yang menjalaninya, antara lain : a) Menghindarkan diri dari
penyakit b) Dapat menjaga fungsi tubuh berjalan optimal c) Meningkatkan mood
dan memberi ketenangan hati, sehingga terhindar dari rasa cemas atau bahkan
depresi d) Memiliki penampilan sehat / percaya diri e) Dapat berpikir positif dan
sehat f) Menjaga daya tahan tubuh tetap dalam kondisi fit (tubuh tidak udah
capek)

Seorang ASN sepanjang menjalankan tugas jabatannya dimungkinkan akan


bersinggungan dengan banyak permasalahan atau stressor yang akan memberi perasaan
tidak enak atau tertekan baik fisik ataupun mental yang mengancam, mengganggu,
membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau
kesejahteraan hidupnya.

Kesehatan mental dan kesehatan spiritual akan berujung pada kehidupan yang
bahagia, dan bermula dari suatu kemampuan mengelola emosi positif. Komponen penting
dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk
dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik
dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.

Berdasarkan istilah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki


kesiapsiagaan jasmani yang baik sebagai upaya menjaga kebugaran PNS, maka disaat
yang sama Anda akan memperoleh kebugaran mental atau kesiapsiagaan mental, atau
dapat dikatakan sehat Jasmani dan Rohani.

Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional yaitu:

a) Berpenampilan yang rapi dan menarik (very good grooming)

b) Postur tubuh yang tepat (correct body posture)

c) Kepercayaan diri yang positif (confidence)

d) Keterampilan komunikasi yang baik (communication skills)

Sejalan dengan hal tersebut, siapapun ASN, baik pria maupun wanita, maka kewajiban
untuk menunjukkan bentuk tubuh (posture) dan sikap tubuh (gesture) serta penampilan
terbaik dalam berpakaian sangat mutlak dan utama (the first dan foremost). Dengan
memiliki penampilan dan sikap tubuh yang baik dan tepat akan mampu melahirkan dan
menumbuhkan kepercayaan diri yang positif sehingga mampu memacu dan
mengembangkan diri untuk belajar dan menambah kompetensi pribadi dalam segala hal
sesuai dengan tuntutan tugas dan pekerjaan.
Dengan mengacu dalam Modul Utama Pembinaan Bela Negara tentang
Implementasi Bela Negara yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun
2018, disebutkan bahwa Aksi Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan
yang mencakup:

1. Rangkaian upaya-upaya bela negara;


2. Guna menghadapi segala macam Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan
Tantangan;
3. Dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang diselenggarakan
secara selaras, mantap, sistematis, terstruktur, terstandardisasi, dan massif;
4. Dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha;
5. Di segenap aspek kehidupan nasional;
6. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan Pancasila
dan Undang- Undang Dasar 1945,
7. Serta didasari oleh Semangat Mewujudkan Negara yang Berdaulat, Adil, dan
Makmur sebagai penggenap Nilai- Nilai Dasar Bela Negara,
8. Yang dilandasi oleh keinsyafan akan anugerah kemerdekaan
9. Keharusan bersatu dalam wadah Bangsa dan Negara Indonesia, serta;
10. Tekad untuk menentukan nasib nusa, bangsa, dan negaranya sendiri.

Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga
negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang
berdaulat, adil, dan makmur.

Hari-hari besar Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden; Hari Pendidkan


Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari
Kesaktian Pancasila, Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan Hari Ibu;

b. Upacara Bendera Pada Acara Kenegaran; ialah upacara bendera dalam acara
keNegara dalam rangka peringatan Hari Ulah Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
yang diselenggarakan di Halaman Istana Merdeka Jakarta; c. Upacara Bendera Pada
Acara Resmi ; ialah upacara bendera yang dilaksanakan bukan oleh Negara, melainkan
oleh Instansi Pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah serta oleh Lembaga
Negara lainnya; dan d. Upacara Bukan Upacara Bendera ; ialah suatu upacara yang tidak
berfokus pada pengibaran bendera kebangsaan, namun bendera kebangsaan telah
diikatkan pada tiang bendera dan diletakkan ditempat sebagaimana mestinya.

Uraian Materi Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai/aparatur/karyawan sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di suatu
lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh seorang Inspektur
Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuanketentuan yang baku
melalui perintah pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh
Penanggung Jawab Upacara atau Perwira Upacara dalam rangka mencapai tujuan
upacara.

Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi,
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan.

Dalam pelaksanaan aturan tersebut merupakan Pedoman Umum Tata Upacara


Sipil yang memuat sebagai perencana dan pelaksanaan upacara untuk menjawab apa,
siapa yang harus berbuat apa, dimana dan bilamana tata caranya serta bentuk dan
jenisnya.

Sedangkan Pedoman umum pelaksanaan upacara meliputi kelengkapan dan


perlengkapan upacara, langkah-langkah persiapan, petunjuk pelaksanaan dan susunan
acaranya Pada dasarnya upacara umum dilaksanakan di lapangan dan jumlah pesertanya
lebih banyak, sedangkan upacara khusus di ruangan, jumlah pesertanya lebih sedikit.

Adapun pengertian Tata upacara sesuai Undangundang 9 tahun 2010 tentang


Keprotokolan dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Tata Upacara adalah aturan
melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi.

Kehidupan di dalam masyarakat menunjukkan pentingnya kaidah dan norma yang


patut dan pantas yang harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga,
menurut Erawanto (2013) Etika Keprotokolan dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk
tutur, sikap, dan perbuatan yang baik dan benar berdasarkan kaidah norma universal yang
dilakukan secara sadar dalam tata pergaulan yang berlaku pada tempat, waktu, dan ruang
lingkup serta situasi tertentu, untuk menciptakan komunikasi dan hubungan kerja sama
yang positif dan harmonis baik antar individu, kelompok masyarakat, dan
lembaga/organisasi, maupun antar bangsa dan negara.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, telah


mengamantkan tujuan Negara adalah, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, oleh sebab itu maka semua warga
bangsa mempunyai kewajiban yang sama untuk mewujudkan tujuan Negara bangsa
dimaksud, tidak terkecuali bagi para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

 Kegiatan intelijen merupakan aktivitas intelijen yang dilaksanakan secara rutin


dan terus menerus, sementara operasi intelijen merupakan aktivitas intelijen di
luar kegiatan intelijen berdasarkan perencanaan yang rinci, dalam ruang dan
waktu yang terbatas dan dilakukan atas perintah atasan yang berwenang.
 Postur pertahanan nirmiliter terdiri atas Unsur Utama dan Unsur Lain Kekuatan
Bangsa yang disusun dan ditata oleh K/L di luar bidang pertahanan.
 Pembangunan kelembagaan pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter
diselenggarakan guna mewujudkan kekuatan yang terintegrasi dalam pengelolaan
pertahanan negara melalui penguatan dan penataan ulang serta restrukturisasi
kelembagaan dimana salah satunya adalah penguatan kapasitas lembaga intelijen
dan kontra intelijen untuk pertahanan negara, termasuk pengembangan pertukaran
informasi antar K/L dalam rangka peningkatan kemampuan deteksi dini dan
peringatan dini.
 Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011
tentang Intelijen Negara Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun dijelaskan bahwa Pembukaan 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang
senantiasa diupayakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 Keamanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang menjamin keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan
warga negara, masyarakat, dan bangsa, terlindunginya kedaulatan dan keutuhan
RESUME AGENDA
II

I. AGENDA II : BERORIENTASI PELAYANAN


A. KONSEP PELAYANAN PUBLIK
1. Pengertian Pelayanan Publik
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik
yang baik adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
2. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Budaya paternalisme telah mengakar kuat dalam birokrasi pelayanan publik di
Indonesia. Dalam konteks pelayanan publik, paternalisme dilihat dari hubungan
antara birokrasi sebagai petugas pelayanan dengan masyarakat pengguna layanan.
Masyarakat pengguna layanan dalam pola paternalisme mempunyai posisi tawar-
menawar yang lemah, artinya masyarakat pengguna layanan tidak bisa berbuat
lebih banyak jika mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Budaya
pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada
masyarakat.
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas
yaitu:
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan
yang berkualitas;
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti
pengaduan masyarakat;
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana
prasarana;
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelayanan publik.
3. ASN sebagai Pelayan Publik
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas
untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu


memahami mengenai beberapa hal fundamental mengenai pelayanan publik,
antara lain:

a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi


b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan dating
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi
untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi)
4. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN
Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya
pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh
perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi
yang bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga
transformasi menuju pelayanan berbasis digital.
Pelayanan yang diberikan aparatur harus merujuk pada standar yang ditetapkan
pemerintah. Standar mutu layanan pada institusi pemerintah dapat dibedakan
dalam dua paradigma, yaitu:
a. Standar berbasis peraturan perundang-undangan (producer 28 view)
b. Standar berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan
(consumer view or public view).
B. BERORIENTASI PELAYANAN
1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada prinsip
sebagai berikut:
a. Nilai dasar
b. Kode etik dan kode perilaku
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Kualifikasi akademik
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
g. Profesionalitas jabatan

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman


bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:

a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan
ditandai dengan cepat dan tepat waktu; solutif ditandai dengan mampu
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan yang
tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu, akan dan pasti
menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan yang diberikan.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
masyarakat udah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan.
2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Pada praktiknya, penyelenggaraan pelayanan publik menghadapi berbagai
hambatan dan tantangan, yang dapat berasal dari eksternal maupun internal.
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan
di era digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa agar
tercipta terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian
pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan
publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah
dalam memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi
pelayanan public.
Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi
tumbuh dan berkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya komitmen dari
pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi. Adanya kolaborasi
antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan stakeholders terkait lainnya perlu
dibangun sebagai strategi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.
II. AGENDA II: AKUNTABEL
A. POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI
1. Potret Layanan Publik di Indonesia
Kenyataan layanan publik di negeri ini kerap dimanfaatkan oleh ‘oknum’ pemberi
layanan untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok.
2. Tantangan Layanan Publik
Tugas berat sebagai ASN adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam
proses menjaga dan meningkatkan kualitas layanan. Karena, bisa jadi, secara
aturan dan payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir dan mental,
harus diakui, masih butuh usaha keras dan komitment yang ekstra kuat.
Tantangan yang dihadapi bukan hanya di lingkungan ASN sebagai pemberi
layanan, namun juga dari masyarakat penerima layanan.
3. Keutamaan Mental Melayani
Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga
Melayani Bangsa”, menjadi udara segar perbaikan dan peningkatan layanan
publik. Namun, Mental dan Pola Pikir berada di domain pribadi, individual. Bila
dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak sistemik. Ketika
perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan dampak sistemik seperti sekarang
ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus bisa memberikan dampak
serupa.
B. KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada public.
2. Aspek-Aspek Akuntabilitas
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
3. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama,
untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga,
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik
terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan
akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas memiliki 5
tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,
akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
C. PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL
1. Akuntabilitas dan Integritas
Integritas menjadi hal yang pertama harus dimiliki oleh seorang pemimpin
ataupun pegawai negara yang kemudian diikuti oleh Akuntabilitas. pejabat
ataupun pegawai negara, memiliki kewajiban moral untuk memberikan pelayanan
dengan etika terbaik sebagai bagian dari budaya etika dan panduan perilaku yang
harus dimiliki oleh sebuah pemerintahan yang baik.
2. Integritas dan Anti Korupsi
Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi. Integritas
bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika ucapan
mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian.
3. Mekanisme Akuntabilitas
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini
dapat diartikan secara berbeda- beda dari setiap anggota organisasi hingga
membentuk perilaku yang berbeda-beda pula.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang
akuntabel adalah:
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
e. Keadilan,
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi.

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka


mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran
dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas
kebijakan.

4. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan secara umum adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada
posisi yang diberi kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari
perusahaan atau organisasi yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut
memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan.
Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan orang tersebut untuk
menjalankan tugasnya.
Tipe-tipe Konflik Kepentingan:
a. Keuangan: Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau
sumber daya aparatur) untuk keuntungan pribadi.
b. Non-Keuangan: Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri
sendiri dan / atau orang lain.

Perilaku berkaitan dengan Konflik Kepentingan (Conflicts of Interest):

a. ASN harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak


bertentangan dengan kemampuan mereka untuk melakukan tugas- tugas resmi
mereka dengan tidak memihak;
b. Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik dan
kepentingan pribadi atau personal, maka PNS dapat berhati-hati untuk
kepentingan umum;
c. ASN memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau
berpotensi ada di masa depan.
d. Jika konflik muncul, ASN dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis,
untuk mendapatkan bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi
secara tepat;
e. ASN dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
5. Pengelolaan Gratifikasi yang Akuntabel
Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat membantu
pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilias
dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan
budaya antikorupsiMembangun Pola Pikir Anti Korupsi
Sikap dan perilaku yag berintegritas harus dibiasakan sejak kecil, di keluarga dan
lingkungannya. Sebagai ASN, tidak punya pilihan untuk memegang teguh aturan
dan prinsip moral yang menjadi landasan negeri ini dalam konteks bertanggung
jawab kepada masyarakat.
D. AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAHAN
1. Transparansi dan Akses Informasi
Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada
berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang
berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan
informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
2. Praktek Kecurangan dan Perilaku Korup
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik
untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi
yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan
publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan
publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
3. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
asilitas publik dilarang pengunaannya untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh
motor atau mobil dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal
tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai aturan dan prosedur
yang dikeluarkan pemerintah/instansi. Setiap PNS harus memastikan bahwa:
a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan efisien
c. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawa
4. Penyimpanan dan Penggunaan dan Informasi Pemerintah
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut
harus relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat
dimengerti), serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan
akuntabilitas publik.
5. Membangun Budaya Anti Korupsi di Organisasi Pemerintahan
Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat
mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik
Kepentingan:
a. Penyusunan Kerangka Kebijakan
b. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan
c. Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan
d. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan
III. AGENDA II: KOMPETEN
A. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Dunia VUCA
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”,
yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian
(uncertainty). Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling
mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas (ambiguity). Pada sisi lain implikasi
VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru.
Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di
atas, perlunya pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi
pembangunan nasional dan aparatur. Demikian halnya untuk mendukung
pemutakhiran keahlian ASN yang lebih dinamis, diperlukan pendekatan
pengembangan yang lebih adaptif dan mudah diakses secara lebih luas oleh
seluruh elemen ASN.
2. Disrupsi Teknologi
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu. Kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi
itu sendiri.
3. Kebijakan Pembangunan Nasional
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; b. Ramah, cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan
2) Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2) Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efesien.
c. Kompeten:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis:
1) Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya
2) Suka mendorong orang lain
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal:
1) Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah
2) Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negar
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas
3) Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah
3) Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
1. Merit Sistem
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk
tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan
atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
2. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020-2024
Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu
pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif
dan efisien
3. Karakter ASN
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT
dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
C. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Konsepsi Kompetensi
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengembangan dapat dilakukan dengan
pendekatan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial,
dan sosial kultural. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan 29
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
2. Hak Pengembangan Kompetensi
alah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20
(dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam
Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan
peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai
dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut
D. PERILAKU KOMPETEN
1. Berkinerja dan BerAkhlak
ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya
dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit
dalam pelaksanaan manajemen ASN. kinerja ASN, dapat diperhatikan dalam latar
belakang dirumuskannya kode etik ASN yang disebut dengan BerAkhlak.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain,
disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubahi;
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
2. Learn, Unlearn, dan Relearn
Untuk bisa bertahan dalam kehidupan dan tantangan kedepan melalui proses
learn, unlearn, dan relearn. Pertama, learn dimaksudkan bahwa sejak dini atau
sejak keberadaan di dunia, kita dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat.
Namun demikian, seringkali kita terjebak dan asyik dengan apa yang telah kita
tahu dan kita bisa, tanpa merasa perlu mengubah dengan keadaan baru yang
terjadi. Jadi unlearn diperlukan sebagai proses menyesuaikan/meninggalkan
pengetahuan dan keahlian lama kita dengan pengetahuan yang baru dan atau
keahlian yang baru. Selanjutnya relearn adalah proses membuka diri dalam
persepektif baru, dengan pengakuisi pengetahuan dan atau keahlian baru.
3. Meningkatkan Kompetensi Diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut
dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan
pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi
tempat ASN bekerja atau tempat lain. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring
informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai
dalam organisasi dan atau luar organisasi.
4. Membantu Orang Lain Belajar
Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor
termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan
dan diambil (Knowledge Repositories). Aktif untuk akses dan transfer
Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan
jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari
refleksi pengalaman (lessons learned).
5. Melakukan kerja terbaik
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan
berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan
apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
IV. AGENDA II: HARMONIS
A. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
1. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang
akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara
disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa
yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan
perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
2. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan
Sejarah juga memberikan pembelajaran, kelahiran Budi Oetomo Tahun 1908
dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi
perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya. Kebangkitan
nasional mendorong perjuangan kemerdekaan dapat berhasil jika bangsa
Indonesia Bersatu, yang gelombang nya memuncak pada saat kongres Pemuda
dengan merumuskan Sumpah Pemuda. Dimana istilah satu Indonesia dan untuk
pertama kalinya Lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Nampak jelas
bahwa para pendiri bangsa sangat peduli dan penuh kesadaran bahwa bangsa
Indonesia merupakan perkumpulan bangsa yang berbeda dan hanya rasa
persatuan, toleransi, dan rasa saling menghargai yang dapat membuat tegaknya
NKRI.
3. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN
Kebhinekaan dan Keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan
yang besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang berupa keuntungan
dan manfaat yang antara lain berupa:
a. Dapat mempererat tali persaudaraan
b. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan Negara
c. Memperkaya kebudayaan nasional
d. Sebagai identitas negara indonesia di mata seluruh negara di dunia
e. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat
tertaarik dan berkunjung di Indonesia
f. Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan
g. Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia 8. Sebagai media hiburan
yang mendidik
h. Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia
i. Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaan budaya yang
kita miliki

Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai dengan beberapa hal
sebagai berikut:

a. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan,


cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai
tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat.
d. Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas atau
lemah
e. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang
berlaku.
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak
sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan (disharmonis)
g. Menguatnya etnosentrisme dalam masyarakatyaitu berupa perasaan kelompok
dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat
sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri.
h. Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap
suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
4. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
` Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan
tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka
harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak
boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan
harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting
bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi,transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.
Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut
dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur perekat
bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN
BEKERJA DAN MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA MASYARAKAT
1. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
a. Pengertian Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
b. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat
kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif
bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja
sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada
pelanggan.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat
kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1) Membuat tempat kerja yang berenergi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
2. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
a. Pengertian Etika dan kode Etik
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik
bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dengan demikian
etika lebih difahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
b. Etika public
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
c. Kode Etik ASN
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN kode etik dan
kode perilaku ASN itu, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
d. Perilaku ASN
Penerapan sikap perbertika ilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis.
Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga
berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan
dengan:
1) Toleransi
2) Empati
3) Keterbukaan terhadap perbedaan
e. Tata Kelola dan Etika dalam Organisasi
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan hak-haknya
sebagai dampak globalisasi yang ditandai revolusi dibidang telekomunikasi,
teknologi informasi, transportasi telah mendorong munculnya tuntutan gencar
yang dilakukan masyarakat kepada pejabat publik untuk segera merealisasikan
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi pembangunan dan pelayanan
publik, para pejabat publik dan seluruh ASN harus dapat merealisasikan
prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, kesetaraan, profesionalitas,
supremasi hukum, kesetaraan, dan lain-lain.
f. Etika ASN sebagai pelayan public
Para pegawai tidak cukup hanya diberikan definisi atau rumusan-rumusan
norma yang abstrak tanpa rujukan yang jelas mengenai kewajiban dan
larangan yang berlaku. Di sinilah letak pentingnya kode etik diantara aparat
sipil negara atau PNS pada khususnya.
PNS sebagai ASN diharapkan bekerja baik di tempat belerja juga menjadi
role model di lingkungan masyarakat. Dengan menegakkan nilai etika maka
suasana harmonis dapat terwujud dilinkungan ditempat bekerja dan
lingkungan masyarakat dimanapun ASN berada.
V. AGENDA II: LOYAL
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values
yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan
oleh faktor penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi
dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang
Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap
cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain
1. Taat pada Peraturan
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi

Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundangundangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan
ini dengan baik.

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam
melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai
loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.

Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilainilai Pancasila


menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya
sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun
sebagai bagian dari anggota masyarakat.
VI. AGENDA II: ADAPTIF

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan


individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsunganhidupnya.

Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang


ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif.Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk
memastikankeberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di
antaranya tujuan organisasi tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur
kepemimpinan dan lainnya.
Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanyeuntuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan
kapasitas pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut:
1. Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
2. Penguatan organisasi adaptif dan
3. Pembaharuan institusional adaptif.
Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi
pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di
berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic governance.
Menurut Neo & Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran
fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu
1. berpikir ke depan (think ahead),
2. berpikir lagi (think again)
3. berpikir lintas (think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda
untuk pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient
organization).
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat
organisasi kuat dan imajinatif:
1. Kecerdasan organisasi,
2. Sumber daya,
3. Desain,
4. Adaptasi, dan
5. Budaya (atau sisu, kata finlandia yang menunjukkan keuletan.)
VII. AGENDA II: KOLABORASI
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan,implementasi sampai evaluasi. Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat
pemerintahan, di seluruh sektor publik dan swasta, dan dalam pelayanan berbagai
kebijakan
Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Keberhasilan
pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan tidak akan optimal tanpa kemitraan
dengan pemangku kepentingan lain. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas
warga masyarakat serta membangun kepemilikan bersama (share ownership) atas
masalah kemiskinan sehingga terbangun kesadaran dan kepedulian untuk menyukseskan
program penanggulangan kemiskinan dengan membuka partisipasi secara luas kepada
semua pihak. Perkembangan kepemimpinan pada saat ini ditandai oleh model kolaborasi
bukan lagi hierarki.
Model kepemimpinan kolaboratif ini memberikan kesempatan yang luas kepada
seluruh stakeholders baik di dalam maupun di luar organisasi untuk menciptakan
berbagai inovasi Kepemimpinan dan tata Kelola kolaboratif ini ternyata mampu menjadi
ekosistem pemerintahan untuk mengurangi angka kemiskinan di kedua daerah yang
diteliti secara signifikan. Praktik baik kepemimpinan kolaboratif ini memiliki potensi
untuk dibentuk, diperluas dan dilaksanakan di pemerintahan daerah lainnyadan kebaikan
bagi masyarakat.
RESUME AGENDA
III

I. AGENDA III: SMART ASN

A. KEGIATAN BELAJAR: LITERASI DIGITAL


Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi
misi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Konsep Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi,
berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee,
2013). Kompetensi Literasi Digital Berdasarkan arahan Presiden pada poin
pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara
umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan
internet dan media digital
2. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital.
Telah disusun pula 4 modul yang dibuat untuk menunjang percepatan
transformasi digital yaitu:
a. Cakap Bermedia Digital
b. Budaya Bermedia Digital
c. Etis Bermedia Digital
d. Aman Bermedia Digital
3. Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi
jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan
data dari APJII dan BPS
4. Implementasi Literasi Digital
Pada transformasi digital pendidikan Indonesia, terjadinya pandemi COVID-19
justru memberikan dampak luar biasa dalam aspek ini (Suteki, 2020). Gerakan
Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari Kemendikbud
2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator terkait
penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga
B. KEGIATAN BELAJAR 2: PILAR LITERASI DIGITAL
Peran dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlah besar, sehingga
kemampuan menggunakan gawai saja tidaklah cukup, diperlukan kemampuan lainnya
yakni literasi digital.
a. Cintai Produk dalam Negeri
Warga negara Indonesia melakukan bela negara yang lebih nyata dengan selalu
menggunakan barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Juga selalu
mengkonsumsi hasil-hasil pertanian dan perikanan asli Indonesia
b. Hak-Hak Digital
Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital

Literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dala melakukan Smart ASN 110 proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan,
dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari.

C. IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA


1. Lanskap Digital
Dengan demikian, kita perlu mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan dalam mengakses dunia digital
Salah satu perangkat keras yang sering kali digunakan dalam dunia digital adalah
- Computer
- Mengetahui dan Memahami Internet
- Mengetahui dan Memahami Koneksi Internet
- Tips Memilih Penyedia Jasa Internet
- Koneksi dengan Wi-Fi di Ruang Publik
- Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Wi-Fi di Ruang Publik
2. Mesin Pencarian Informasi, Cara Penggunaan dan Pemilahan Data
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan
informasi yang kita butuhkan.
- Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi
yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet.
- Kedua, pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang
relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan.
- Ketiga, pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi
yang dianggap paling sesuai dengan yang kita cari
3. Aplikasi Percakapan, dan Media Sosia
a. Mengenal Media Sosial
b. Mengulik Aplikasi Percakapan
c. Setelan Mendasar Aplikasi Percakapan
d. Cara Melaporkan Akun Media Sosial (Kominfo, 2021)
e. Instagram
f. Melaporkan Akun:
g. Melaporkan twit:
h. Youtube
4. Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital
Secara umum, langkah untuk mengaktifkan dompet digital adalah sebagai berikut:
- Aktivasi
- Verifikas
- Penggunaan
5. Etika Berinternet (Nettiquette
a. Perhatikan dalam penggunaan huruf capital
b. Hati-hati terhadap informasi yang kita terima
c. Penggunaan “CC” di e-mail
d. Batasi informasi yang kita sampaikan
e. Hindari personal attack
f. Pemilihan konten internet dengan bijak
g. Hak cipta
h. Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten
Negatif Lainnya
Beberapa konten negatif dibeberkan secara singkat di bawah ini:
a. Hoaks sebagai informasi bohong.
Hoaks yang beredar di masyarakat juga datang dari media massa yang semestinya
bisa menjadi acuan untuk menangkal penyebaran hoaks. Tips untuk melindungi
diri dari berita hoaks menurut LibGuides at University of West Florida ( 2021):
1) Evaluasi, Evaluasi, Evaluasi
2) Google It!
3) Dapatkan Berita dari Sumber Berita
4) Bedakan Opini dengan Fakta
b. Perundungan di Dunia Maya (cyberbullying) adalah Tindakan agresif dari
seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara
fisik maupun mental), dengan menggunakan Smart ASN 171 media digital.
c. Ujaran Kebencian adalah Pengertian ujaran kebencian atau hate speech adalah
ungkapan atau ekspresi yang menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan,
menyakiti seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan
permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok tersebut
(Gagliardone, Gal, Alves, & Martinez, 2015)
6. Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang
Sesuai dengan Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku.
Sekarang zamannya kolaborasi, bekerja menghasilkan karya bersama, tidak sendiri-
sendiri. Sehingga, dapat menghasilkan karya yang kreatif dan orisinil. Hal ini dipicu
oleh penggunaan dunia digital yang semakin masif serta karakteristik media digital
sebagai web 2.0, yaitu media yang digunakan dengan cara kolaborasi dan berbagi
data antara individu
7. Berinteraksi dan Bertransaksi secara Elektronik di Ruang Digital Sesuai dengan
Peraturan yang Berlaku.
Transaksi Elektronik Transaksi elektronik atau dikenal sebagai transaksi daring
adalah transaksi atau pertukaran barang/jasa atau jual beli yang berlangsung di ranah
digital. Berdasarkan UU ITE No 11 tahun 2008, transaksi elektronik adalah dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan media elektronik lainnya
Transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim oleh
pengirim telah diterima dan disetujui oleh penerima
- Penggunaan Internet untuk Transaksi Media sosial dimanfaatkan oleh pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai wadah mengembangkan
bisnis
- Kompetensi Akses: Mari Mengenal Alat Transaksi Daring Alat transaksi daring
adalah metode pembayaran saat kita melakukan pembelanjaan daring. Jenis
pembayaran atau transaksi daring diantaranya transfer bank, dompet digital/e-
money, COD (Cash on Smart ASN 185 Delivery) atau pembayaran di tempat,
pembayaran luring, kartu debit, kartu kredit.
- Kompetensi Akses: Mengenal Lapak Platform atau medium untuk melakukan
transaksi beragam. Bahkan hampir di seluruh platform media sosial atau aplikasi
chat telah disediakan fitur untuk transaksi atau fitur-fitur bisnis. Di antaranya fitur
Whatsapp Business, Facebook Marketplace, Instagram Shopping. Selain yang
berbasis aplikasi chat dan media sosial terdapat beragam aplikasi transaksi daring
di internet.
- Kompetensi Verifikasi: Mari Bijak Bertransaksi Survey yang diselenggarakan Sea
Insights menunjukkan 54% responden pengusaha UMKM selama pandemi Covid-
19 lebih adaptif Smart ASN 186 dalam menggunakan media sosial untuk
meningkatkan penjualan. Bahkan pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang
telah mengadopsi ecommerce meningkat lebih dari 160% (Alika, 2020).
8. Fitur Proteksi Perangkat Keras
Sistem komputer berisi perangkat keras seperti prosesor, monitor, RAM dan banyak
lagi, dan satu hal yang sistem operasi memastikan bahwa perangkat tersebut tidak
dapat diakses langsung oleh pengguna.
9. Proteksi Identitas Digital dan Data Pribadi di Platform Digital
- Pertama, sebagai pengguna platform digital, kita bisa menggunakan identitas asli
- Kedua, pastikan keamanan surat elektronik kita sebagai identitas digital utama
yang kita gunakan untuk mengakses berbagai platform digital dengan secara rutin
memastikan sandi diperbaharu
- Ketiga, pastikan kita melindungi identitas digital kita di berbagai akun platform
digital yang kita gunakan
10. Penipuan Digital
Modus penipuan digital lebih mengarah pada penipuan yang menimbulkan kerugian
secara finansial.
11. Rekam Jejak Digital di Media
Beberapa dari kita pasti bertanya, bagaimana cara menghapus jejak digital?
Jawabannya adalah tidak ada. Kita bisa saja meminta penyedia platform media digital
untuk menghapus data yang kita miliki. Smart ASN 226 Kita juga bisa menghapus
atau menutup akun. Namun, dalam konteks kehidupan digital, kita tidak pernah hidup
sendiri.
II. AGENDA III: MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA
A. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan


yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik


2. Pelayan public
3. Perekat dan pemersatu bangsa

Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,
meningkatkan produktivitas, maka setip ASN Ddiberikan hak kesejahteraan ASN
yang Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas
dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

B. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang
tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan
pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada
semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
C. Mekanisme Pengelolaan ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK:
1. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
2. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
3. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
5. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun g. Dalam pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri h. Pegawai ASN dapat
menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status
sebagai PNS. Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a) Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
b) Pengadaan
c) Pangkat dan Jabatan
d) Pengembangan Karier
e) Promosi
f) Mutasi
g) Penilaian Kinerja
h) Penghargaan
i) Disiplin

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Ketentuan lebih
lanjut mengenai disiplin diatur dengan Peraturan Pemerintah.

A. Pemberhentian PNS diberhentikan dengan hormat karena:


1. meninggal dunia;
2. atas permintaan sendiri;
3. mencapai batas usia pensiun;
4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini; atau
5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban
Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah
disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara Pejabat Pembina Kepegawaian dengan
pegawai
a) Penggajian dan Tunjangan yang bersangkutan.
Gaji dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara untuk PPPK di
Instansi Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK di
Instansi Daerah.
b) Pengembangan Kompetensi
Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh Pejabat
yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja
selanjutnya.
c) Pemberian Penghargaan
Penghargaan dapat berupa pemberian:
1) Tanda kehormatan;
2) Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
3) Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
d) Disiplin Intansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PPPK yang
melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
e) Pemutusan Hubungan
Perjanjian Kerja Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan
hormat karena:
1) jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
2) meninggal dunia;
3) atas permintaan sendiri;
4) perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan PPPK; atau
5) tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena:

f) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak
berencana;
g) melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
h) tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian
kerja.

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat karena:

a) melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
b) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.

Perlindungan Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:

a) jaminan hari tua;


b) jaminan kesehatan;
c) jaminan kecelakaan kerja
d) jaminan kematian; dan
e) bantuan hukum.

Organisasi Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:

1. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan 2. mewujudkan jiwa
korps ASN
2. memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN
Republik Indonesia terhadap dugaan pelanggaran Sistem Merit dan mengalami masalah
hukum dalam melaksanakan tugas; 3. memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik
Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi;
dan
3. menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN
Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Ketentuan
lebih lanjut mengenai korps profesi Pegawai ASN diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai