NIP : 199501072022212016
PPPK 2021
RESUME AGENDA I
Sosok PNS yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kualitas merupakan
gambaran implementasi sikap mental positif PNS yang kompeten dengan kuat
memegang teguh kode etik dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan
tuntutan unit kerja/organisasinya merupakan wujud nyata PNS menunjukan sikap
perilaku bela Negara.
Masing-masing jenis isu ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari perspektif
urgensi atau waktu maupun analisis dan strategi dalam menanganinya.
Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita
harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni,
serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai dengan jati diri
bangsa Indonesia.
Kesehatan mental dan kesehatan spiritual akan berujung pada kehidupan yang
bahagia, dan bermula dari suatu kemampuan mengelola emosi positif. Komponen penting
dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk
dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik
dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional yaitu:
Sejalan dengan hal tersebut, siapapun ASN, baik pria maupun wanita, maka kewajiban
untuk menunjukkan bentuk tubuh (posture) dan sikap tubuh (gesture) serta penampilan
terbaik dalam berpakaian sangat mutlak dan utama (the first dan foremost). Dengan
memiliki penampilan dan sikap tubuh yang baik dan tepat akan mampu melahirkan dan
menumbuhkan kepercayaan diri yang positif sehingga mampu memacu dan
mengembangkan diri untuk belajar dan menambah kompetensi pribadi dalam segala hal
sesuai dengan tuntutan tugas dan pekerjaan.
Dengan mengacu dalam Modul Utama Pembinaan Bela Negara tentang
Implementasi Bela Negara yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun
2018, disebutkan bahwa Aksi Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan
yang mencakup:
Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga
negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang
berdaulat, adil, dan makmur.
b. Upacara Bendera Pada Acara Kenegaran; ialah upacara bendera dalam acara
keNegara dalam rangka peringatan Hari Ulah Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
yang diselenggarakan di Halaman Istana Merdeka Jakarta; c. Upacara Bendera Pada
Acara Resmi ; ialah upacara bendera yang dilaksanakan bukan oleh Negara, melainkan
oleh Instansi Pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah serta oleh Lembaga
Negara lainnya; dan d. Upacara Bukan Upacara Bendera ; ialah suatu upacara yang tidak
berfokus pada pengibaran bendera kebangsaan, namun bendera kebangsaan telah
diikatkan pada tiang bendera dan diletakkan ditempat sebagaimana mestinya.
Uraian Materi Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai/aparatur/karyawan sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di suatu
lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh seorang Inspektur
Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuanketentuan yang baku
melalui perintah pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh
Penanggung Jawab Upacara atau Perwira Upacara dalam rangka mencapai tujuan
upacara.
Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi,
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan.
4. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan secara umum adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada
posisi yang diberi kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari
perusahaan atau organisasi yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut
memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan.
Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan orang tersebut untuk
menjalankan tugasnya.
Tipe-tipe Konflik Kepentingan:
a. Keuangan: Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau
sumber daya aparatur) untuk keuntungan pribadi.
b. Non-Keuangan: Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri
sendiri dan / atau orang lain.
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai dengan beberapa hal
sebagai berikut:
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundangundangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan
ini dengan baik.
Literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dala melakukan Smart ASN 110 proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan,
dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari.
Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,
meningkatkan produktivitas, maka setip ASN Ddiberikan hak kesejahteraan ASN
yang Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas
dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Ketentuan lebih
lanjut mengenai disiplin diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena:
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat karena:
Organisasi Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
1. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan 2. mewujudkan jiwa
korps ASN
2. memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN
Republik Indonesia terhadap dugaan pelanggaran Sistem Merit dan mengalami masalah
hukum dalam melaksanakan tugas; 3. memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik
Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi;
dan
3. menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN
Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Ketentuan
lebih lanjut mengenai korps profesi Pegawai ASN diatur dengan Peraturan Pemerintah.