KEGIATAN I
KEGIATAN II
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
MODUL: WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
A. Umum
Pada Tanggal 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam
pertemuan itu mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo.
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama
yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi
pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan
Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25
Oktober 1908 di Leiden, Belanda.
Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan. Pada 1 Maret
1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah
pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). PPKI terbentuk pada 7
Agustus 1945.
C. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
dinamika peradaban Bangsa.
Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
NILAI-NILAI BELA NEGARA
1. Umum
ANCAMAN adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa.
3. Kewaspadaan Dini
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Nilai Dasar Bela Negara
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap
dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran
Bela Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
7. Indikator nilai dasar Bela Negara
1. Indikator cinta tanah air. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
A. Umum
Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan kemudian
ditetapkan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
memiliki makna pentingnya kesatuan dalam sistem penyelenggaraan Negara.
Perspektif sejarah Negara Indonesia mengantrakan pada pemahaman begitu
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa yang didasarkan pada prinsip-
prinsip persatuan dan kesatuan bangsa dan nasionalisme.
Semua unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia.
Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya. Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia yang paling
menonjol ialah sebagai berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan
Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila
dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita
pahami lalu kita amalkan.
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
G. Nasionalisme
1. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya,
nasionalisme ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman
pada masa Hitler.
2. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara
sendiri dan menggap semua bangsa sama derajatnya. Ada tiga hal yang
harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme
adalah:
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau
perlu dengan kekerasan dan senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
ZAT ADIKTIF
Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, Senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang rumah
tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalah gunakan seperti lem,
thinner, cat kuku dll, rokok, tembakau, dll.
SEJARAH NARKOTIKA
PERANG CANDU I PADA TAHUN 1839 – 1842 DAN PERANG CANDU II PADA
TAHUN 1856–1860 PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856 Inggris dan
Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri candu
(opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China.
PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan
membanjiri candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan
Candu ke China. Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat
China yang juga berdampak pada Kekuatan Militer China. Narkoba jenis morphin
sudah dipakai untuk keperluan perang saudara di Amerika Serikat, Morphin
digunakan militer untuk obat penghilang rasa sakit apabila terdapat serdadu /
tentara yang terluka akibat terkena peluru senjata api.
INDONESIA ATAU NUSANTARA
Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah menggunakan opium. Pada abad ke-17
terjadi perang antara pedagang Inggris dan VOC untuk memperebutkan pasar
Opium di Pulau Jawa. Pada tahun 1677 VOC memenangkan persaingan ini dan
berhasil memaksa Raja Mataram, Amangkurat II untuk menandatangani perjanjian
yang sangat menentukan, yaitu: “Raja Mataram memberikan hak monopoli kepada
Kompeni untuk memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya”.
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik,
atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
(Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang).
Empat tipe kelompok teroris yang beroperasi di dunia : Teroris sayap kiri atau left
wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin hubungan dengan gerakan
komunis; Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa
mereka terinspirasi dari fasisme, Etnonasionalis atau teroris separatis, atau
ethnonationalist/separatist terrorist, merupakan gerakan separatis yang mengiringi
gelombang dekoloniasiasi setelah perang dunia kedua; Teroris keagamaan atau
“ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist, merupakan kelompok teroris yang
mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau agenda mereka.
Hubungan Radikalisasi dengan Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya
sangat terhubung dengan radikalisme. Radikalisme merupakan suatu sikap yang
mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan
aksi-aksi yang ekstrem. Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal
mengatasnamakan ajaran agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang
tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang
berbeda pandangan.
Pencegahan tindak pidana terorisme : Kesiapsiagaan nasional (pemberdayaan
masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan
sarana dan prasarana, pengembangan kajian teroris, pemetaan wilayah rawan paham
radikal Terorisme), Kontra radikalisasi (Kontra narasi, kontra propaganda, kontra
idiologi), Deradikalisasi (identifikasi dan penilaian, reintegrasi sosial, reedukasi,
rehabilitasi melalui : pembinaan wawasan kebangsaan, wawasan pembinaan
keagamaan, kewirausahaan).
MONEY LAUNDRING: adalah aktivitas pencucian uang
SEJARAH PENCUCIAN UANG: Pada tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai
suatu tindak kejahatan telah menjadi pusat perhatian dunia barat seperti negara-
negara maju yang bergabung dalam G-8, terutama dalam konteks kejahatan
peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan psikotropika).
PROXY WAR
Sejarahnya perang proksi telah terjadi sejak dahulu sampai saat ini yang dilakukan
negara-negara besar menggunakan actor negara maupun actor non negara .
kepentingan nasional negara besar dalam rangka strunggel for power dan power of
influence mempengaruhi hubungan internasional . proxy war memiliki motif dan
menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
PROXY WAR MODERN
Menurut pengamat militer dari universitas pertahanan, Yono Reksodiprojo
menyebutkan proxy War adalah istilah merujuk pada konflik diantara dua negara,
dimana negara tersebut tidak serta merta terlibat langsung dalam peprangan karena
melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan. Perang proksi merupakan bagian dari modus
perang asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang
asimetrik bersifat irregular dan tidak dibatasi oleh besaran kekuatan tempura tau
luasan daerah pertempuran. Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau
pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan territorial lawannya.
SASARAN PROXY
Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan menghilangkan identitas atau ideologi
atau keyakinan suatu bangsa pada gilirannya akan menghilangkan identitas diri.
Bangsa tanpa kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang
sudah sebelum terjadi.
MEDIA MASA VS MEDIA SOSIAL
media massa pada berbicara atas nama Lembaga tempat dimana mereka
berkomunikasi sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat
berfungsi sebagai fasilitas social yang dapat ikut mendorong komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesannya.
Sedangkan media social, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bisa
memiliki media sendiri. Media social merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, sehingga dapat terhubung dengan kolega atau public
untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
TEKNIK TAPISAN
Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat
hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan
kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness:
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Kesiapsiagaan mental:
PENGERTIAN: Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari
dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL: Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud
dari kinerja sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis
(cenderung rasional) yang tepat.
Kearifan Lokal: adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di
tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan.
Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan
perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai
bidang kehidupan manusia.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu: 1.Untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); 2.untuk mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); 3.untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
4. Tingkatan Akuntabilitas
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder.
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan
Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011)
bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik
akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan
Transparansi.
2. Akuntabilitas dan Anti Korupsi
Bangsa besar adalah bangsa yang meneladani integritas para tokoh bangsanya.
Setidaknya, mereka membuktikan bahwa negeri ini pernah memiliki
pemimpinpemimpin yang amanah, jujur, sederhana, dan sangat bertanggung
jawab. Mereka adalah fakta bahwa bangsa kita tidaklah memiliki budaya korupsi
sejak lama. Dari mereka, kita bisa optimistis, menjadi pribadi berintegritas dan
amanah bukanlah kemustahilan bagi kita.
3. Mekanisme Akuntabilitas
2. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan. Akses terhadap informasi merupakan hak
setiap orang. Konsekuensi dari rumusan ini adalah setiap orang bisa mengakses
informasi tanpa harus disertai alasan untuk apa informasi tersebut diperlukan.
Seorang pengacara publik tidak perlu menjelaskan secara detail untuk apa ia
membutuhkan informasi tentang suatu putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap. Prinsip ini penting untuk menghindari munculnya
penilaian subjektif pejabat publik ketika memutuskan permintaan informasi
tersebut. Pejabat publik bisa saja khawatir informasi itu disalahgunakan.
Argumentasi ini sebenarnya kurang kuat, karena penyalahgunaan informasi tetap
bisa dipidanakan.
3. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu
informasi sangat ditentukan oleh konteks waktu. Seorang wartawan misalnya,
terikat pada deadline saat ia meminta informasi yang berkaitan dengan berita
yang sedang dia tulis. Dalam kasus lain, seorang penggiat hak asasi manusia
membutuhkan informasi yang cepat, murah, dan sederhana dalam aktivitasnya.
Informasi bisa jadi tidak berguna jika diperoleh dalam jangka waktu yang lama,
karena bisa tertutup oleh informasi yang lebih baru. Selain itu, mekanisme
penyelesaian sengketa informasi juga harus sederhana.
4. Informasi Harus Utuh dan Benar Informasi yang diberikan kepada pemohon
haruslah informasi yang utuh dan benar. Jika informasi tersebut tidak benar dan
tidak utuh, dikhawatirkan menyesatkan pemohon. Dalam aktivitas pasar modal
biasanya ada ketentuan yang melarang pemberian informasi yang tidak benar
dan menyesatkan (misleading information). Seorang advokat atau akuntan publik
biasanya mencantumkan klausul disclaimer. Pendapat hukum dan pendapat
akuntan dianggap benar berdasarkan dokumen yang diberikan oleh pengguna
jasa.
6. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik Perlu ada jaminan dalam undang-
undang bahwa pejabat yang beriktikad baik harus dilindungi. Pejabat publik
yang memberikan informasi kepada masyarakat harus dilindungi jika pemberian
informasi dilandasi itikad baik. Misalnya, pejabat yang memberikan bocoran dan
dokumen tentang praktik korupsi di instansinya.
MODUL : KOMPETEN
TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru.
1. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran
perubahan teknologi itu sendiri.
PERILAKU KOMPETEN
1. Berkinerja yang BerAkhlak:
MODUL : HARMONIS
KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA
1. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia,
2. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN,
3. Sikap ASN dalam Keanekaragaman
KEANEKARAGAMAN BANGSA
1. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi
mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia.
2. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa
dan budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang,
kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.
NASIONALISME KEBANGSAAN
KONSEP NASIONALISME
• Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan
rasionalisasi seperti di contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan
konsep sekuler tentang otonomi manusia. • Aliran Primordialis dengan tokohnya
Clifford Geertz (1963) melihat bahwa bangsa merupakan sebuah pemberian historis,
yang terus hadir dalam sejarah manusia dan memperlihatkan kekuatan inheren pada
masa lalu dan generasi masa kini. • Perspektif perenialis dengan tokohnya Adrian
Hastings (1997) melihat bahwa bangsa bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum
periode modern. Dengan demikian, dalam perspektif primordialis dan perspektif
modernis, bangsa modern bukanlah sesuatu yang baru, karena dia muncul sebagai
kelanjutan dari periode sebelumnya. • Aliran etnosimbolis, seperti ditunjukkan dalam
karya John Amstrong (1982) dan Anthony Smith (1986)‘ aliran ini mencoba
menggabung ketiga pendekatan tersebut diatas. Aliran etnosimbolis melihat bahwa
kelahiran bangsa pasca abad ke-18, merupakan sebuah spesies baru dari kelompok
etnis yang pembentukannya harus dimengerti dalam jangka panjang.
MODUL: LOYAL
Definisi Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
1. Urgensi Loyalitas ASN
Pertanyaan yang cukup menarik untuk dibahas pada awal uraian modul ini adalah
kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core
values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan dengan melihat
faktor internal dan faktor eksternal yang jadi penyebabnya.
a. Faktor Internal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat loyal atau
setia kepada bangsa dan negara.
b. Faktor eksternal
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu
menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan
global.
Bersamaan dengan peluang pemanfaatan teknologi informasi sebagaimana
diuraikan di atas, ASN milenial juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus
(dan hanya dapat dihadapi) dengan sifat dan sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa
dan negara.
2. Makna Loyal dan loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing
firm and constant support or allegiance to a person or institution (tindakan memberi
atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau institusi)”.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih- lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
g. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
h. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar
Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun
1945
LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH
1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat
diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam bunyi
sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau
komponen sebuah organisasi pemerintah. Berikut adalah petikan bunyi
Sumpah/Janji PNS :
"Demi Allah/Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah/berjanji: a)
bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, negara, dan pemerintah; b) bahwa saya, akan mentaati
segala peraturan perundangundangan yang berlaku dan melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab; c) bahwa saya, akan senantiasa menjunjung
tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta
akan senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan saya
sendiri, seseorang atau golongan; d) bahwa saya, akan memegang rahasia
sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan; e)
bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara".
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
b. PNS Dilarang:
1) Menyalahgunakan wewenang;
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga
terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3) Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4) Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
5) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau
surat berharga milik negara secara tidak sah;
7) Melakukan pungutan di luar ketentuan;
8) Melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
10) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11) Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaan;
12) Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
13) Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; dan
14) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota
Dewan Perwakilan Ralryat Daerah.
Fungsi ASN yang pertama adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Secara
teoritis, kebijakan publik dipahamisebagai apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
b. ASN sebagai Pelayan Publik
Fungsi ASN yang ketiga adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Agar
ASN dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik maka seorang ASN harus
mampu bersikap netral dan adil.
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
MODUL : KOLABORATIF
i) World Economic Forum (WEF) (2021) juga ambil bagian dalam menganalisis
tantangan global yang akan dihadapi yaitu adanya serangan cyber, perubahan
iklim secara global, ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata
pemusnah masal, krisis mata pencaharian penyakit menular , serta kerusakan
lingkungan yang diakibatkan manusia. Dibalik berbagai tantangan yang
dihadapi di atas, birokrasi Indonesia masih dihadapkan pada fragmentasi dan
silo mentality. Hal tersebut oleh Caiden (2009) dianggap sebagai patologi
birokrasi. Kolaborasi kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan
silo mentality. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek
pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan
bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain
dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative
governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam
kebijakan membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo
Brent and Rob C. de Loe, 2012). WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
j) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa
hambatan yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan
pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi
juga tidak jelas. Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa
“Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam
ketentuan peraturan perundang- undangan. Kolaboratif merupakan nilai dasar
yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung
birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan
nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut.
PendekatanWoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya
diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan
satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
MODUL : SMART ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
No PNS PPPK
1 Gaji, tunjangan, dan fasilitas Gaji dan tunjangan
2 Cuti Cuti
3 Jaminan pensiun dan jaminan hari Perlindungan
Tua
4. Perlindungan
5 Pengembangan kompetensi Pengembangan kompetensi
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah. Fungsi kode etik ini antara lain : sebagai pedoman, sebagai
standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.
2. Kegiatan Belajar 2 : Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Dalam mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) korps profesi ASN
Republik Indonesia memiliki fungsi:
1) Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
Sistem Informasi ASN memuat seluruh informasi dan data Pegawai ASN. Data
Pegawai ASN paling kurang memuat:
1) data riwayat hidup;
2) riwayat pendidikan formal dan non formal;
3) riwayat jabatan dan kepangkatan;
4) riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormatan;
5) riwayat pengalaman berorganisasi;
6) riwayat gaji;
7) riwayat pendidikan dan latihan;
8) daftar penilaian prestasi kerja;
9) surat keputusan; dan kompetensi.
e. Penyelesaian Sengketa