Anda di halaman 1dari 84

RANGKUMAN MATERI

SUMMARY MOOC
(MASSIVE OPEN ONLINE COURSES)
LATSAR PPPK 2021

Disusun Oleh
NAMA : Mohammad Irham Baedhoni
NIP : 199006222022211016
UNIT KERJA : SMP NEGERI 3 SATU ATAP GROBOGAN

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN


DAN PELATIHAN DAERAH
KABUPATEN GROBOGAN
2022
Materi Kebijakan Sambutan Kepala LAN RI
Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia tengah berbenah menyongsong era baru Indonesia Emas 2045, sebuah
harapan besar Indonesia dapat di jajaran terdepan degara negara maju lainnya. Indonesia juga
dihadap-kan pada era Revolusi Industri 4.0 dan tantangan gobal lainnya sehingga dapat
beradaptasi perkembangan teknologi.
Melalui skema MOOC adalah kolaboratif, aktualisasi dan penguatan secara klasikal
sehingga dapat:
 Menyiapkan sumber daya Aparatur Sipil Negera (ASN) yang kompeten, professional
sebagai aktor strategis dalam pelayanan publik dan birokrasi
 Mewujudkan smart ASN agar mampu menghadapi era disrupsi dan tantangan dunia yang
semakin kompleks
 Mencetak ASN unggul, kompeten menuju birokrasi, berkelas dunia dan Indonesia emas
2024
Materi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
Penjelasan Deputi Bidang Kebijakan Bangkom ASN LAN RI oleh Dr. Muhammad
Taufiq, Dea
Presiden Joko Widodo Secara Resmi Meluncurkan Core Values dan Employer Branding
ASN, Core Values ASN meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang disingkat BerAKHLAK sedangkan Employer
Branding ASN adalah Bangga Melayani bangsa.
Pada kurikulum Pelatiahan dasar saat ini akan ditekankan pada penguasaan Core Values
dan penguasaan pada Literasi Digital yang di sebut SMART ASN. Untuk mengembangkan
diri seacara berkelanjutan agar menjadi para ASN yang unggul, mendukung daya saing
bangsa.
Materi Kebijakan Manajemen Penyelenggaraan PPPK
Penjelasan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN oleh Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm.
Orientasi PPPK melalui MOOC (MASSIVE OPEN ONLINE COURSES), ASN
dituntut belajar secara mandiri dengan mempelajari semua materi didalamnya pada akhirnya
ada Evaluasi Akademik untuk menyakinkan bahwa ASN sudah memahami semua materi di
dalam pembelajaran Orientasi PPPK. Pembelajaran akan dibagi menjadi 3 Bagian yaitu
1. Sikap perilaku bela negara
2. Nilai-nilai Core Values di dalam penyelenggaraan pemerintah
3. Kedudukan dan Peran PNS di dalam penyelenggaraan pemerintah
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara


Wawasan Kebangsaan dan Kesadaran Bela Negara meliputi wawasan kebangsaan,
kesadaran Bela Negara, serta Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Wawasan Kebangsaan
 Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
 Beberapa Titik Penting Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Sejak awal pergerakan nasional, kesepakatan-kesepakatan tentang
kebangsaan menghasilkan 4 (empat) consensus dasar yaitu Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia sebagai alat pemersatu,
identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama
a. 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan
itu mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo
b. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional
pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan
Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah
internasional. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan
dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda
c. Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan ―Kerapatan Besar
Pemuda‖, yang kemudian terkenal dengan nama ―Kongres Pemuda I‖. Kongres
Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond,
Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum
Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
d. Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
e. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada,
pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
f. PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.
 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
a. Pancasila
Pancasila sebagai Ideologi Negara/Yudi Latif, PhD
Setiap bangsa harus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama
menyangkut hal-hal yang fundamental bagi kelangsungan, keutuhan dan
kejayaan bangsa yang bersangkutan.
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan
BhinnaIka Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu.
Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada
hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia Bendera,
Tujuan NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus
merupakan fungsi negara Indonesia.)
 Bendera Bahasa dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan
a. BENDERA
―Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negaraadalah Sang Merah Putih‖
(Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
b. BAHASA
―Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal
36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
dinamika peradaban Bangsa‖
(Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
c. LAMBANG NEGARA
―Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila
yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda‖
(Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
d. LAGU KEBANGSAAN
―Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman‖
(Pasal 58 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,serta Lagu Kebangsaan)
2. Kesadaran Bela Negara
BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
Ancaman‖
(Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara)
HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember
2006 dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari
bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam
rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih mendorong
semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan
ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan
bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya
dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran
Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
1). INDIKATOR CINTA TANAH AIR
a). Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
b). Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
c). Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
d). Menjaga nama baik bangsa dan negara
e). Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara
f). Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
2). INDIKATOR KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
a). Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
b). Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku
c). Ikut serta dalam pemilihan umum
d). Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya
e). Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
3). INDIKATOR SETIA PADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
a). Paham nilai-nilai dalam
b). Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c). Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
d). Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
e). Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara
4). INDIKATOR RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA
a). Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan negara
b). Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
c). Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
d). Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
e). Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-
sia
5). INDIKATOR KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
a). Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
b). Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c). Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa
d). Gemar berolahraga
e). Senantiasa menjaga kesehatannya
IMPLEMENTASI
1). NILAI DASAR BELA NEGARA
a). Cinta tanah air;
b). Sadar berbangsa dan bernegara;
c). Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d). Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e). Kemampuan awal Bela Negara.
2). NILAI-NILAI DASAR ASN
a). memegang teguh ideologi Pancasila;
b). setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c). mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d). menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e). membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f). menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g). memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h). mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i). memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j). memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k). mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l). menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m). mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n). mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o). meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
3). FUNGSI ASN
a). pelaksana kebijakan publik;
b). pelayan publik; dan
c). perekat dan pemersatu bangsa.

Materi Pengayaan: Agenda Sikap Prilaku Bela Negera


Oleh Dwi Rahmanendra, S.hut., M.Pd – Master Trainer Latsar CPNS LAN RI
Penjelasan Modul Sikap Perilaku Bela Negara
3. SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)

Materi Pengayaan: Agenda Peraturan Perundang-Undangan


a. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan serta bentuk ketaatan
warga Negara pada Peraturan Perundang-undangan
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2022, definisi Peraturan Perundang-
Undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
Undangan.
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan beberapa pokok sebagai berikut:
1. Berbentuk peraturan tertulis
2. Pembentukannya harus dilakukan Lembaga Negara atau pejabat yang
berwenang
3. Mengikat secara umum
UU No. 10 Tahun 2004 tersebut kemudian diganti oleh UU. No, 12 Tahun
2011. Berdasarkan UU yang beru tersebut jenis dan hierarki Peraturan Perundang
Undangan diatur sebagai berikut:
1. UUD NRI Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
7. Perda Kabupaten/Kota
Bentuk Ketaatan Warga Negara Pada Peraturan Perundang-Undangan
1. Ketaatan dan Kesadaran
Peraturan perundang-undangan yang telah mendapatkan persetujuan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat atau pemerintah dan mempunyai kekuatan hokum
yang tetap, maka wajib ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh warga Negara
Indonesia. Mentaati berasal dari kata dasar taat yang artinya patuh atau tunduk.
Orang yang patuh atau tunduk pada peraturan adalah orang yang sadar.
2. Kepatuhan Warga Negara
Orang yang mempunyai kesadaran terhadap berbagai aturan hukum akan
mematuhi apa yang menjadi tuntutan peraturan tersebut
3. Ketaatan Penegakan Hukum
4. Manfaat Ketaatan
Hukum bertujuan untuk menjaga dan memelihara ketertiban masyarakat serta
memenuhi rasa keadilan manusi
b. Manajemen Pemerintahan Negara
c. Struktur Kelembagaan Negara

B. Analisis Isu Kontemporer


Perubahan Lingkungan Strategis
1. Konsep Perubahan
a. Kita akan membuat kesalahan bila kita beranggapan bahwa masa depan adalah
kelanjutan masa lalu. Sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu.
Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan
(Charles Handy, 1997)
b. Kita harus berhenti membayangkan apa yang akan dilakukan dimasa depan dengan
melihat apa yang membuat kita sukses di masa lalu (Peter Senge, 1997)
c. Kalau kita merasa diri kita lebih hebat kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak
menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu jadi penyebab
kegagalan dimasa yang akan datang (Michael Hammer, 1997)
2. Undang-undang ASN setiap PNS perlumemahami dengan baik fungsi dan
tugasnya:
Melaksanakan :
Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
Memberikan :
Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Memperat :
Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
3. Menjadi PNS yang profesional !
Mengambil Tanggung Jawab :
Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan memperbaiki kesalahan yang dibuat,
fair dan berbicara berdasarkan data, menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen,
serta menghargai integritas pribadi.
Menunjukkan Sikap Mental Positif :
Bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan respek dan
membantu orang lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap
diskriminatif atau melecehkan orang lain.
Mengutamakan Keprimaan :
Belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan selalu
berjuang menjadi lebih baik.
Menunjukkan Kompetensi :
Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri, keyakinan diri, dan keterampilan
bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan bekerja sama,
memimpin, dan mengambil keputusan, serta mampu mendengarkan dan memberi
informasi yang diperlukan
Memegang Teguh Kode Etik :
Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat yang
dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan menjunjung
tinggi etika-moral PNS.
4. Perubahan Lingkungan Strat
Ditinjau dari pandangan Urie
Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017,
empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level
lokal dan regional (Community/Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global).
5. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
(Ancok,2002)
Modal Intelektual :
Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang
dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang
cepat berubah.
Modal Emosional :
Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk
menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri
sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang
sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
Modal Sosial :
Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi
dari permasalahan yang dihadapi mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan
kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggot dalam sebuah jaringan kerja dan
komunitas). Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan
kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.
Modal ketabahan (adversity)
Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal
untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sebuah organisasi birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung,
Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.
Modal etika/moral :
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip
universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita
atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Empat
komponen modal moral/etika yakni: 1. Integritas (integrity), 2. Bertanggung-jawab
(responsibility), 3. Penyayang (compassionate), dan 4. Pemaaf (forgiveness).
Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasman
Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik
adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength),
kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi
(coordination), dan keseimbangan (balance)
ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER
1. KORUPSI
SEJARAH KORUPSI
 MESIR
Di Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Yunani dan Romawi Kuno korupsi adalah
masalah serius. Pada zaman kekaisaran Romawi Hammurabi dari Babilonia yang
naik tahta sekitar tahun 1200 SM telah memerintahkan seorang Gubernur provinsi
untuk menyelidiki perkara penyuapan.
 SHAMASH
Seorang raja Assiria (sekitar tahun 200 sebelum Masehi) bahkan tercatat pernah
menjatuhkan pidana kepada seorang hakim yang menerima uang suap.
 CHINA
Han Su karya Pan Ku menceritakan bahwa pada awal berdirinya dinasti Han (206
SM) masyarakat menghadapi kesulitan pangan, sehingga menyebabkan setengah dari
jumlah penduduk meninggal dunia.
 INDONESIA
History of Java karya Rafles (1816) menyebutkan karakter orang jawa sangat
"nrimo" atau pasrah pada keadaan, namun memiliki keinginan untuk dihargai orang
lain, tidak terus terang, menyembunyikan persoalan dan oportunis. Bangsawan Jawa
gemar menumpuk harta dan memelihara abdi dalem hanya untuk kepuasan, selalu
bersikap manis untuk menarik simpati raja atau sultan, perilaku tersebut menjadi
embrio lahirnya generasi opurtunis yang pada akhirnya juga memiliki potensi jiwa
yang korup.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001.
Secara substansi Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus
operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian
pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang
perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan
hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan
Pidana Tambahan.
2. NARKOBA
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa
Yunani yaitu ‖Narke‖ yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian
orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ‖Narcissus‖ yang berarti jenis
tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri.
Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh
Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Kemenkes, 2010). Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia
internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah narkotika yang mengandung arti
obatobatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga dengan
menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya.
PENGGOLONGAN NARKOTIKA
Golongan I
Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan
sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.
Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana,
hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun koka;
Golongan II
Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan.
Contoh morfin dan petidin;
Golongan III
Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh kodein.
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
Golongan I
Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk
terapi serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh ekstasi, LSD;
Golongan II
Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau italin;
Golongan III
Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
Golongan IV
Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan
serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan
nitrazepam.

ZAT ADIKTIF
Alkohol
Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat;
Inhalansia (gas yang dihirup) dan Solven (Zat Pelarut)
Senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor
dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku
dll;
dan tembakau dll
SEJARAH NARKOTIKA
PERANG CANDU I PADA TAHUN 1839 – 1842 DAN PERANG CANDU II
PADA TAHUN 1856 – 1860
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri
candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan
Militer China.
PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri
candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China.
Narkoba jenis morphin sudah dipakai untuk keperluan perang saudara di Amerika
Serikat, Morphin digunakan militer untuk obat penghilang rasa sakit apabila terdapat
serdadu/tentara yang terluka akibat terkena peluru senjata api.
INDONESIA ATAU NUSANTARA
Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah menggunakan opium. Pada abad ke-17
terjadi perang antara pedagang Inggris dan VOC untuk memperebutkan pasar Opium di
Pulau Jawa. Pada tahun 1677 VOC memenangkan persaingan ini dan berhasil memaksa
Raja Mataram, Amangkurat II untuk menandatangani perjanjian yng sangat
menentukan, yaitu: ―Raja Mataram memberikan hak monopoli kepada Kompeni untuk
memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya‖.
3. TERORISME
Pengertian Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
(Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Perubahasan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang)
TERORISME DAN RADIKALISME
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang
UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global
pemberantasan terorisme, yaitu :
a. pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;
b. langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
c. peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas
terorisme serta penguatan peran sistem PBB; dan
d. penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai
dasar pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-Level
Panel on Threats, Challenges, and Change yang menempatkan terorisme sebagai
salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan paradigma
baru
Empat tipe kelompok teroris yang beroperasi di dunia- Audrey Kurth Cronin
LEFT WING TERRORIST
Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin
hubungan dengan gerakan komunis;
RIGHT WING TERRORIST
Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka
terinspirasi dari fasisme
ETNONASIONALIS
Etnonasionalis atau teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist,
merupakan gerakan separatis yang mengiringi gelombang dekoloniasiasi setelah perang
dunia kedua;
RELIGIOUS OR “SCARED” TERRORIST
Teroris keagamaan atau ―ketakutan‖, atau religious or ―scared‖ terrorist, merupakan
kelompok teroris yang mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau
agenda mereka
TERORISME DI INDONESIA

HUBUNGAN RADIKALISME DAN TERORISME


Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara
radikalisme
dan terorisme dengan menyusun kembali definsi istilah-istilah yang terkait.
Radikalisme
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan
bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis
lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham
radikal adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang
lain); fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif
(membedakan diri dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan
cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Radikal Terorisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan
senjata
politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandang
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA TERORISME
a. Kesiapsiagaan nasional
 pemberdayaan masyarakat
 peningkatan kemampuan aparatur
 perlindungan dan peningkatan sarana prasarana
 pengembangan kajian terorisme
 pemetaan wilayah rawan paham radikal Terorisme
b. Kontra radikalisasi
 kontra narasi
 kontra propaganda Terrorism Has No Religion
 kontra ideologi
c. Deradikalisasi
 Identifikasi dan penilaian
 Reintegrasi sosial
 Reedukasi
 Rehabilitasi melalui pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan wawasan
keagamaan dan kewirausahaan
4. MONEY LAUNDRING
―Money laundering‖ dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti
perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer,
bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci
pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya
money laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.

Sejarah Pencucian Uang


Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah
menjadi
pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan
psikotropika).
5. PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini
yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non
negara. Kepentingan nasional negara Negara besar dalam rangka struggle for power dan
power of
influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan
menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Proxy War Modern
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo
menyebutkan Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara,
di mana negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena
melibatkan ‗proxy‘ atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus
perang asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional.
Perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau
luasan daerah pertempuran. Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau
pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan territorial lawannya.
Sasaran proxy war
Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau
ideologi atau keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan
identitas diri. Bangsa tanpa kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan
bangsa yang sudah rubuh sebelum perang terjadi.
KEJAHATAN MASS COMMUNICATION (CYBER CRIME, Wright (1985),
HATE SPEECH, DAN HOAX)
Elemen Sifat
Khalayak 1. Luas, komunikator tidak dapat berinteraksi dengan khalayak
secara tatap muka
2. Heterogen, berbagai diverensiasi masyarakat (horizontal dan
vertikal)
3. Anonimitas, khalayak secara individual tidak diketahui oleh
komunikator
Bentuk 4. Umum, terbuka bagi setiap orang
Komunikasi 5. Cepat, menjangkau khalayak luas dalam waktu yang relative
singkat
6. Salinitas, umumnya untuk dikonsumsi dengan segera (tidak
untuk diingat-ingat)
Komunikator Dilakukan oleh sebuah organisasi yang kompleks dan
pembiayaan tertentu

MEDIA MASSA VS MEDIA SOSIAL


Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi
sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas
sosial yang dapat ikut mendorong komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya.
Sedangkan media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bias
memiliki media sendiri. Media social merupakan situs di mana setiap orang bias
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan kolega atau publik untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi.
RUJUKAN DALAM KONTEKS KEJAHATAN YANG TERJADI DALAM
KOMUNIKASI MASSA
1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
4. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PUBLIK
CYBER CRIME
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma,
pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan
mencari celah agar bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan
lainnya.
HATE SPEECH
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupaka salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media yang
begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin terjadi.
Apalagi dengan karakter anonimitas yang menyebabkan para pengguna merasa bebas
untuk menyampaikan ekspresi tanpa memikirkan efek samping atau dampak langsung
terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian.
HOAX
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar. Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku
aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan
sengaja menyebarkan informasi
yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah individu
atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi
atau terlibat dalam pembuatannya.

TEKNIK ANALISIS ISU


Memahami Isu Kritikal
Collins Cobuild English Language Dictionary (1987) : (1). ―An important subject that
people are discussing or arguing about‖ (2). ―When you talk about the issue, you are
referring to the really important part of the thing that you are considering or discussing‖.
Veverka (1994) : ―..topics that deal with resource problems and their need for solutions
that relate to the safety of the visitor at the resource site or relate to resource protection
and management issues that the public needs to be aware of‖

ISU KRITIKAL SECARA UMUM TERBAGI KE DALAM TIGA KELOMPOK


CURRENT ISSUE
Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan
sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari
pengambil keputusan.
EMERGING ISSUE
Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahanlahan masuk dan
menyebar diruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut.
ISU POTENSIAL
Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari
beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.

―ISSUE SCAN‖
Media scanning
Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah,
publikasi, jurnal professional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas.
Existing data
Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu
yang sedang dianalisis.
Knowledgeable others
Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya
Public and private organizations
Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait
dengan isu-isu tertentu
Public at large
Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung
terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik tapisan
Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG.
Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani
segera.
Materi Pengayaan: Isu Kontemporer Beberapa Tokoh
Isu Kontemporer 1 : Ary Ginanjar Agustian
VOC datang ke Indonesia dipimpin Jan Pieterszoon Coen, lalu dijajahlah
Indonesia selama 350 tahun hanya dengan 15 kapal yang datang untuk menguasai
Indonesia karena bangsa Indonesia terpecah belah dan tidak bersatu (devide et impera).
Bersatulah bangsa Indonesia agar penjajahan di era digital tidak akan lagi terjadi pada
bangsa Indonesia.
Isu Kontemporer 2 : Romo Magnis Suseno
Apa arti pahlawan?
Pahlawan itu orang yang berjasa di tingkat nasional bagi bangsanya. Banyak
macam pahlawan, pahlawan orang yang mati karna medan perang tapi lebih penting
pahlwan orang yang menjadi teladan. Pahlawan pasti membanggakan bangsa menjadi
contoh teladan dan sosok yang mengesankan.
Teladan adalah sesuatu yang positif, yang merangsang yang baik di hati kita seakan
akan ingin menjadi orang lebih baik ketika melihat pahlawannya
C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Materi Pengayaan: Sikap Perilaku Bela Negara
Bela Negara adalah tekat, sikap dan perilaku sebagai warga negara baik secara
pribadi dan kolektif yang di dasari akan kecintaan kita pada tanah air yang berdasarkan
pancasila, UUD 1945. Bela Negara dibutuhkan saat negara sedang terancam ancaman
terhadap kedaulatan terhadap keutuhan wilayah, keselamatan bangsa. Bela Negara
dalam konsteks ini berbeda dengan bela negara yang dilakukan oleh pendahulu generasi
kita mereka mengangkat senjata bersama-sama tentara, rakyat, polisi, aparatur negara
untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
Bela negara dalam konteks ini dalam masa yang akan menghadapi ancaman
kontemporer seperti korupsi, pencucian uang, radikalisme, terorisme, proxy war dan
sebagainya, itu akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa.
Sebagai aparatur sipil negara mempunyai kewajiban kesadaran bela negara dan
menjamin tetap tegak negeri ini saat ini dan di masa akan datang
AGENDA II
Nilai-nilai Dasar PNS

A. Berorientasi Pelayanan
Indikator Hasil Belajar
 Nilai beriorientasi pelayanan secara konseptual/teoritis sebagai komitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
 Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) berorientasi pelayanan
 Memberikan contoh perilaku yang memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.
 Menganalisis atau menilai contoh penerapan berorientasi pelayanan secara tepat
Konsep Dasar
1. Konsep Pelayanan Publik
2. Nilai Berorientasi Pelayanan
3. Beriorientasi pelayanan sebagai pedoman perilaku (kode etik) dijabarkan dalam 3 kode
etik yaitu
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti

 Materi Pengayaan: Tjahjo Kumoyo – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi
Panduan perilaku (kode etik) berorientasi pelayanan, Kami berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat dengan panduan prilakunya
adalah
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
 Basic Change Model
Hasil yang ditentukan oleh perilaku dan perilaku ditentukan oleh paradigma (mindset)
yaitu mindset sebagaian ASN Jika minset berhasil diubah
How we see the world
Sebagai ASN saya sih aman sampai pensiun, K/L/D tempat saya bekerja tidak bakal
bubar dan Pinter Gap Pinter Penggasilan sama (PGPS)
Keberlangsungan karir saya sebagai ASN sangat ditentukan kinerja dan kapasitas saya
Whitch, in turn, creates the results we get
Birokrasi yang kurang (tidak professional)
Birokasi yang professional
determines what we do
Saya bekerja secukunya aja, nggak usah terlalu ngoyo yang penting ada sampingan atau
koneksi
Saya akan berusaha untuk berkinerja baik dan belajar keras untuk meningkatkan
kapasitas saya
Efek Domino Dari ASN yang tidak professional adalah ASN yang tidak Profesional
ke Birokrasi menyulitkan ke Sektor ekonomi terhambat ke pendapatan pajak yang tdiak
optimal akhirnya kesejahteraan ASN bisa ditingkatkan
Efek Domino Dari ASN yang professional adalah ASN yang Profesional ke
Birokrasi memudahkan ke Sektor ekonomi tumbuh dengan cepat ke pendapatan pajak
yang optimal akhirnya kesejahteraan ASN sulit ditingkatkan
 Perlunya Akselerasi Transpormasi Manajemen ASN Menuju Birokrasi Berkelas
Dnia di Tahun 2024
1. Tantangan dunia yang semakin VUCA dengan Triple Disruption: Technologi
revolusi industry 4.0 menuju era society 5.0), Millennials dan Pademc Covid-19
2. Perlunya arsitektur human capital strategi dan rencana eksekusi yang bisa
mengakselerasi dengan transformasi: struktural, kultur dan digital. Perlu adaptasi
kebijakan dan kompetensi baru serta adopsi teknologi dan sistem agile
3. Untuk mencapai birokrasi berkelas dunia 2024, ASN Profesional: Berakhlak
 Kebijakan dan Strategi Penyederhanaan Birokrasi
Governance 4.0 Untuk Pelayanan Publik Prima Mewujudkan Birokrasi Berkelas Tinggi
dengan cara yaitu
1. Transformasi Organisasi
 Delayering
 Mekanisme kerja yang fleksibel dan kolaboratif
2. Transformasi Sistem Kerja
 Digitalisasi proses bisnis internal
 Digitalisasi pelayanan publik
3. Transfromasi Sumber Daya Manusia
 Penguatan budaya kerja dan employer branding
 Percepatan peningkatan kapasitas SDM
 Peningkatan kinerja dan sistem penghargaan
 Pengembangan talenta dan karir
 Percepatan dan transpormasi digital
 Perancangan jabatan, perencanaan dan pengadaan
 Ekspektasi K/L/D dalam merekrut Talent
1. Menghasilkan kinerja yang mendukung pencapaian tujuan organisasi
2. Terus belajar dan mengembangkan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan
strategi organisasi
3. Menunjukan perilaku sesuai dengan budaya organisasi
4. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
 Ekspektasi Talent menjadi ASN
1. Terbukanya kesempatan mengembangkan diri (Belajar)
2. Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan karir
3. Kesejahteraan melalui system reward dan regonation (pengakuan dan penghargaan)
yang adil
4. Adanya rasa bangga untuk berkontribusi untuk melayani bangsa
 Employed Value Proposition adalah titik temu dari Ekspektasi K/L/D dan
komitmen ASN
1. Memberi pengakuan dan penghargaan secara adil
2. Membuka kesempatan belajar secara luas
3. Membuka kesempatan untuk berkarir
4. Meningkatkan kinerja secara terus menerus
5. Selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas
6. Menyesuaikan perilaku dengan core value

Employed Value Proposition ASN adalah


Employer Branding ASN “Banggsa Melayani Bangsa”

 ASN Sebagai Profesional Berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:


Pasal 33 UU No. 5 tahun 2014
Nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral dan tanggungjawab
pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas, kualifikasi
akademik, jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
profesionalisme jabatan.
 Satu Core Values ASN
1. Mensarikan dan menyejahterkan nilai nilai dasar ASN serta panduan-panduan
perilaku yang sudah diatur sesuai dengan UU nomor 5 tahun 2014 dalam satu
kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN
(topdown process)
2. Mensarikan nilai nilai yang telah disusun oleh instansi pemerintah dalam satu
rumusan baku yang dapat berlaku secara umum (banyak kesamaan nilai instansi
pemerintah yang bisa disimpulkan menjadi satu core values) (bottom up process)
3. Satu core values akan memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong
pembentukan karakter ASN yang professional dimana ASN ditugaskan
4. Memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika yang bersangkutan pindah ke instansi
pemerintahan lain (talent mobility)
5. Menjadi unsur untuk memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
6. Budaya kerja yang kuat akan mendorong kerja organisasi dalam jangka panjang

 Fungsi dan Tugas ASN Berdasarkan Undang-Undang ASN ndang -Undang A


1. Pelaksana kebijakan 1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
publik Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
2. Pelayan publik, 2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan
3. Perekat dan pemersatu 3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
bangsa Kesatuan Republik Indonesia.

 Definisi Pelayanan Publik dari berbagai sumber


1. Christoper H. Lovelock, service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung
sebentar dan dirasakan atau dialami‖ Artinya service merupakan produk yang tidak
ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan
berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh
penerima layanan.
2. Agus Dwiyanto (2010:21), pelayanan publik sebagai: semua jenis pelayanan untuk
menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria
yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat
diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan
bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan
pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai
tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen dunia internasional.
3. Lembaga Administrasi Negara: 1998), Pelayanan publik adalah ―Sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau
jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
 Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Unsur penting yang harus ada:
1. ASN sebagai penyelenggara
2. publik/masyarakat sebagai penerima layanan
3. kepuasan masyarakat/pelanggan (customer satisfaction)
Masyarakat dalam UU 25/2009 adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orangperseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung
Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009) adalah setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.
 Hal Fundamental dalam Pelayanan Publik
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan dating
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)
 Pentingnya Pelayanan Prima
Alasan rasional mengenai pentingnya pelayanan prima antara lain adalah:
1. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa yang
akan dating
2. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik
3. Kepuasan pelanggan merupakan asset terpenting
4. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi
5. Pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa
6. Pelanggan puas akan kembali (costumer retention)
7. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi
 Prinsip Dalam Pelayanan Publik
1. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya
2. Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus
diberi akses yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan
pengaduan
3. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain.
5. Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah
untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah
7. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga Negara melalui pajak yang mereka
bayar
8. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh
warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik.
9. Berkeadilan
Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga Negara dari praktik buruk
yang dilakukan oleh warga negara yang lain
 Strategi Peningkatan Pelayanan Prima
Kepatuhan terhadap UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik:
1. Menerapkan Standar Pelayanan & Maklumat Pelayanan
2. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat, minimal 1 tahun sekali
3. Pengelolaan pengaduan masyarakat
4. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5. Pengembangan Inovasi
6. Replikasi Best Practice
7. Perbaikan Berkelanjutan
 Contoh Perilaku Pelayanan Prima
1. Menyapa dan memberi salam
2. Ramah dan senyum
3. Cepat dan tepat waktu
4. Mendengar dengan sabar dan aktif
5. Penampilan yang rapih
6. Mengucapkan terima kasih
7. Mengingat nama pelanggan
8. Perlakukan pelanggan dengan baik
9. Dan lain-lain
 Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima
1. Penyusunan kebijakan
2. Penyusunan standar pelayanan dan maklumat pelayanan
3. Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat
4. Penyampaian & pengelolaan pengaduan pelayanan public
―Customer satisfaction is defined as a measurement that determines how happy
customers are with a company‘s products, services, and capabilities. Customer satisfaction
information, including surveys and ratings, can help a company determine how to best
improve or changes its products and
services. An organization‘s main focus must be to satisfy its customers.‖
―Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai ukuran yang menentukan seberapa
senang pelanggan dengan produk, layanan, dan kemampuan perusahaan. Informasi
kepuasan pelanggan, termasuk survei dan penilaian, dapat membantu perusahaan
menentukan cara terbaik untuk meningkatkan atau mengubah produknya dan jasa. Fokus
utama organisasi harus memuaskan pelanggannya.‖
Dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide
kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan public
tidak harus berupa suatu penemuan baru (dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan
praktik inovasi), tetapi dapa merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual
berupa hasil perluasan maupun peningkatan kualitas inovasi yang sudah ada.
Dalam sektor publik memiliki ciri transferabilitas. Semakin banyak penyelenggara
pelayanan publik lain yang terinspirasi dan menerapkan suatu inovasi di wilayah kerja
masing-masing, maka akan semakin tinggi nilai inovasi tersebut karena dampak dan
manfaat inovasi dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna layanan
Inovasi pelayanan publik yang matang dan berkualitas didorong agar lebih banyak
penyelenggara pelayanan publik lain yang terinspirasi dan menularkan virus baiknya
sehingga dampak dan manfaat inovasi dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna
layanan
Inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan
mind-set baru sebagai apartur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
―memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu
layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing
something better and better).
Nilai Dasar ASN (salah satunya Berorientasi Pelayanan) bertujuan agar menjadi
pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung
tercapainya kinerja terbaik. Keberhasilan implementasi Nilai Dasar ASN apabila telah
terinternalisasi dan teraktualisasi dalam perilaku pegawai ASN, khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
B. Akuntabel
Sikap yang mencermintan Akuntabel seoranng ASN
1. Menggunakan fasilitas Negara dengan efisien dan bertanggungjawab, misalnya
sesederhana menggunakan listrik dan barang Negara dengan bijak.
2. Tidak menerima gratifikasi sekecil apapun
Materi Pengayaan: Menteri Keuangan RI- Sri Mulyani Indrawati
Kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan dengan panduan
prilakunya adalah
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegrasi
tinggi
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efekif dan
efisien.
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
C. Kompeten
Materi Pengayaan: Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi – Nadiem
Makarim
Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dengan panduan prilakunya
adalah
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Materi Utama:
Kompetensi ASN
1. Kompetensi Teknis
yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan
pengalaman bekerja secara teknis;
2. Kompetensi Manajerial
yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pengalaman kepemimpinan; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Konsep Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN
1. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
pegawai
2. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
3. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
4. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karir
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi ASN

Pendekatan Pengembangan Kompetensi


Pengembangan lebih variatif dan individual yaitu 10% training (klasikal), 70% Project
assignment , OJT Task Force Rotation, 20% Feed back Coaching Mentoring
Link and Match dengan Kebutuhan Organisasi/Instansi dan Pegawai

Rencana Pengembangan Kompetensi ASN


1. Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang
dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
2. Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN
dengan mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum
organisasi dengan system perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah,
efektif dan efisien.
Tingkat Perencanaan Pengembangan Kompetensi ASN
Tahap 1 Perencanaan K/L/D
Dilakukan unit kerja yang mengelola penyelenggaraan urusan di bidang sumber daya
manusia (SDM) dengan melakukan rekapitulasi dan validasi perencanaan pengembangan
kompetensi individu.
Tahap 2 Perencanaan Nasional
Perencanaan Pengembangan disampaikan K/L/D ke instansi Pembina. Instansi Pembina
menyusun rencana Pengembangan Kompetensi Pegawai ASN secara nasional.
PERILAKU KOMPETEN
Basis Sinergi Perilaku Kompeten

Berkinerja Yang BerAkhlak


1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
2. ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik (pasal 4 dan 5 UU ASN)
3. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak (SE
MenpanRB 22 Tahun 2021)
Meningkatkan Kompetensi Diri
1. Merubah mindset: aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan, merespons
tantangan lingkungan yang selalu berubah, dengan paradigma: learn, unlearn dan
relearn
2. Mengembangkan mandiri secara heutagogik atau ―net-centric‖, berbasis sumber
pembelajaran utama dari Internet (jembatan belajar yang lebih personal).
3. Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit
kerja/instansi tempat bekerja atau tempat lain.
4. Melakukan jejaring formal/informal (network), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai lain dalam dan atau luar organisasi.
Membantu Orang Lain Belajar
1. Aktif dalam ―pasar pengetahuan‖ atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums) (Thomas H.& Laurence, 1998).
2. Memanfaatkan dokumen kerja seperti laporan kerja, materi presentasi, artikel, dan
memasukannya ke dalam repositori, di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan
diambil (Knowledge Repositories).
3. Aktif mengakses dan mentransfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk: melibatkan dalam jejaring ahli (experts network); mendokumentasikan
pengalaman/pengetahuan; dan menuliskan pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned) (Thomas H.& Laurence, 1998).
4. Sosialisasi informal seperti morning tea/coffee (sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan).
Melaksanakan Tugas Terbaik
1. Pengetahuan menjadi karya: mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya
nyata.
2. Makna hidup dan bekerja baik: Pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup
seseorang.
3. Tipikal individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan kesuksesan
pekerjaan Anda.
D. Harmonis
Keanekaragaman Bangsa dan Budaya
1. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia,
2. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN,
3. Sikap ASN dalam Keanekaragaman.
Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
1. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau.
Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai
270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi Negara berpenduduk terbesar
keempat di dunia.
2. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan
budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan
tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.Nasionalisme Kebangsaan
Nasionalisme Kebangsaan
1. Kejayaan Kerajaan Nusantara
2. Runtuhnya Kerajaan
3. Penjajahan dan Kolonialisme
4. Kebangkitan Nasional
5. NKRI
Bhinneka Tunggal Ika
1. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam
kitabnya, kakawin Sutasoma. Dalam bahasa Jawa Kuno kakawin artinya syair. Kakawin
Sutasoma ditulis pada tahun 1851 dengan menggunakan aksara Bali, namun berbahasa
Jawa Kuno. Kutipan frasa 'Bhinneka Tunggal Ika' terdapat pada pupuh 139 bait 5.
Berikut bunyi petikan pupuh tersebut.
2. Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangkang Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa
3. Kalimat di atas artinya "Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecahbelahlah
itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Konsep Nasionalisme
1. Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan
rasionalisasi seperti di contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan
konsep sekuler tentang otonomi manusia.
2. Aliran Primordialis dengan tokohnya Clifford Geertz (1963) melihat bahwa bangsa
merupakan sebuah pemberian historis, yang terus hadir dalam sejarah manusia dan
memperlihatkan kekuatan inheren pada masa lalu dan generasi masa kini.
3. Perspektif perenialis dengan tokohnya Adrian Hastings (1997) melihat bahwa bangsa
bias ditemukan di pelbagai zaman sebelum periode modern. Dengan demikian, dalam
perspektif primordialis dan perspektif modernis, bangsa modern bukanlah sesuatu yang
baru, karena dia muncul sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya.
4. Aliran etnosimbolis, seperti ditunjukkan dalam karya John Amstrong (1982) dan
Anthony Smith (1986)‗ aliran ini mencoba menggabung ketiga pendekatan tersebut
diatas. Aliran etnosimbolis melihat bahwa kelahiran bangsa pasca abad ke-18,
merupakan sebuah spesies baru dari kelompok etnis yang pembentukannya harus
dimengerti dalam jangka panjang.
Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman
Beberapa jenis konflik
1. Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain.
Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem
kekerabatan, norma social dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap
perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.
2. Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau
agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain,
atau antara kelompok dalam agama tertentu.
3. Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain.
Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-
beda berdasarkan ras.
4. Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau
golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat
dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
DAMPAK KONFLIK
1. Suasana Bekerja dan Lingkungan Tidak Nyaman
2. Pekerjaan terbengkalai
3. Kinerja Buruk
4. Layanan Kepada Masyarakat Tidak optimal
SIKAP ASN DALAM KEANEKARAGAMAN
MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM PELAYANAN ASN KEPADA
MASYARAKAT
 Arti pentingnya Suasana harmonis dalam Pelayanan ASN,
 Upaya Mewujudkan Keharmonisan
 Peran ASN dalam Mewujudkan suasana Harmoni
Pengertian Harmonis:
 Kamus Webster: having a pleasing mixture of notes
 KBBI: bersangkut paut dng (mengenai) harmoni; seia sekata
 Wikipwedia: terikat secara serasi/sesuai
 Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur
Pentingnya Suasana Harmonis
 Disharmonis: https://www.youtube.com/watch?v=bJ6T0hT-uTk.
 Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja
sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Dasar-dasar Nilai Etika ASN
 Etika:
―the dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation‖.
―an idea or moral belief that influences the behaviour, attitudes and philosophy of life of
a group of people‖.
 tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil
 Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuanketentuan tertulis.
Penegakkan etika ASN
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat
 Perubahan Mindset
 Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
 Kedua, merubah dari ‘wewenang‘ menjadi ‘peranan‘;
 Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggung
jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
 Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
 Toleransi
 Empati
 Keterbukaan terhadap perbedaan.
ASN Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,
tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
2. Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
4. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Peran ASN Harmonis
 Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti
PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif,
jujur, transparan.
 PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut.
 PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
 Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik
kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan
pertolongan
 PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
Materi Pengayaan: Jarot Sembodo WI – Badiklat PKN BPK
Latar belakang kondisi disharmonis bukanlah sekedar perbedaan atau
keanekaragaman. Namun bisa jadi karna adanya tindakan diskriminatif yang diantaranya
mengatasnamakan perbedaan.
Sikap toleransi, saling menghargai perbedaan, suka menolong, juga harus dibarengi dengan
sikap non diskriminatif, keberadilan dan afirmasi kepada yang membutuhkan.
Materi Pengayaan: Menteri Sekertaris Negara Indonesia – Pratikno
Kami saling peduli dan menghargai perbedaan dengan panduan prilakunya adalah
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
E. Loyal

Materi Pengayaan: Menteri Pertahanan Republik Indonesia – Prabowo Subianto


Kami berdedikasi dan mengutamakan bangsa dan negara dengan panduan
prilakunya adalah
1. Memegang teguh ideologi pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta Pemerintah
yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
F. Adaptif
Kompetensi Di Sektor Publik
• Pelayanan
• Kinerja Anggaran
• Penggunaan Teknologi
• Profesionalistas

Batasan Pengertian Adaptif


1. Proses mengatasi halanganhalangan dari lingkungan
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
5. Memanfaatkan sumbersumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Dimensi Kreativitas
1. Fluency (kefasihan/ kelancaran)
2. Flexibility (Fleksibilitas)
3. Elaboration (Elaborasi)
4. Originality (Orisinalitas)
Organisasi Birokrasi vs Adaptif
Perbedaan Organisasi Birokrasi Organisasi Adaptif
Desain Mekanistik Organik
Otoritas Sentralisasi Desentralisasi
Peraturan dan Prosedur Banyak Sedikit
Rentang Manajemen Sempit Luas
Tugas Spesialisasi Terbagi
Tim dan Tekanan Tugas Sedikit Banyak
Koordinasi Formal Informal

Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN


1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau citacita yang akan dicapai bersama
(shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
Penerapan Budaya Adaptif
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Memanfaatkan peluangpeluang yang berubah-ubah
3. Mendorong jiwa kewirausahaan
4. Terkait dengan kinerja instansi
5. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
Ciri-ciri Individu Adaptif
1. Eksperimen orang yang beradaptasi
2. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
3. Memiliki sumberdaya
4. Selalu berpikir ke depan
5. Tidak mudah mengeluh
6. Tidak menyalahkan
7. Tidak mencari popularitas
8. Memiliki rasa ingin tahu
9. Memperhatikan system
10. Membuka pikiran
11. Memamhami apa yang sedang diperjuangkan
Menghadapi VUCA dengan “VUCA”
V VOLATILITY : Rate of change VISOIN
U UNCERTAINTY : Unclear about the present Understanding
C COMPLEXITY : Multiple key decision factors Clarity
A AMBIGUITY : Lack of clarity about meaning of an event Agility
Adaptif vs Non Adaptif
Perusahaan yang Adaptif Perusahaan yang Tidak Adaptif
Manajer sangat memperhatikan seluruh konstituen mereka, Manajer cenderung berperilaku tertutup, politis dan birokratis.
Perilaku
khususnya pelanggan dan mengawali perubahan bila Akibatnya, mereka tidak mengubah strategi dengan cepat untuk
yang
diperlukan untuk mendukung kepentingan yang terlegitimasi, menyesuaikan diri atau mengambil keuntungan dari perubahan
terlihat
meskipun harus menanggung risiko. lingkungan bisnis.
Manajer sangat memperhatikan pelanggan, pemegang saham Manajer lebih memperhatikan diri sendiri, kelompok kerja yang
Nilai dan karyawan. Mereka juga sangat menghargai orang dan terdekat dengan beberapa produk (teknologi) yang berkaitan
yang proses yang dapat menghasilkan perubahan yang dapat dengan kelompok kerja. Mereka lebih menghargai proses
diungkapkan menghasilkan perubahan yang bermanfaat (inisiatif manajemen yang teratur dan dengan risiko yang berkurang
kepemimpinan ke atas dan bawah dalam hirarki manajemen). daripada inisiatif kepemimpinan.
Terbuai Kinerja Masa Lalu
Sukses Tinggi Kinerja Biasa Kinerja Rendah
• Pemikiran konvensional • Perangkap kegagalan
• Terlalu percaya diri (atau kompensasi
• Orang-orang terbaik pergi • Respons ancaman-kekakuan
ketidakamanan)
• Aspirasi yang lebih rendah • Pengambilan risiko ekstrem jika
• Keangkuhan dalam kompetensi seseorang
• Demikian pula kelompok kelangsungan hidup terancam
• Atribusi jasa yang tidak semestinya pada diri
referensi yang tidak ambisius • Perhatian yang terfokus ke
sendiri
• Pembentukan kelompok dalam
• Pengerasan struktural, kekakuan
kepentingan untuk • Tidak ada yang peduli.
• Penundaan dan eskalasi formula sukses
melanggengkan status quo • Semua orang telah menyerah
• Kehilangan kapasitas untuk eksperimen
• Kontrol sumber daya oleh
• Kepuasan penuh perhatian
mereka yang mendapat manfaat dari biasa-biasa saja
Dimensi Pembentuk Organisasi Kuat dan Imajinatif
Kecerdasan organisasi Sumber Daya Desain Adaptasi Budaya
Organisasi menjadi Organisasi memiliki Organisasi dirancang Organisasi adaptif • Organisasi
cerdas ketika banyak akal ketika dengan kokoh ketika dan fit ketika mereka mengekspresikan
mereka berhasil mereka berhasil karakteristik melatih perubahan. ketahanan dalam
mengakomodasi mengurangi strukturalnya budaya ketika
banyak suara dan perubahan atau mendukung mereka memiliki
pemikiran yang bahkan lebih baik, ketahanan dan sisu—nilai-nilai yang
beragam. menggunakan menghindari tidak memungkinkan
kelangkaan sumber jebakan sistemik. organisasi untuk
daya untuk menyerah atau
terobosan inovatif. menyerah tetapi
malah mengundang
anggotanya untuk
bangkit menghadapi
tantangan
Materi Pengayaan: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif – Sandiaga Salahuddin Uno
Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta siap menghadapi
perubahan dengan panduan prilakunya adalah
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak proaktif
G. Kolaboratif
KONSEP KOLABORATIF
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah
― value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more
competitive by developing shared routines‖.
Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional knowledge
sharing that becomes the responsibility of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005).
Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see
different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel
solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other‘s
perspective (Gray, 1989).
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa ― Collaborative governance ―sebagai sebuah
proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance .
A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-
state stakeholders in a collective decision-making process that is formal, consensus-
oriented, and deliberative and that aims to make or implement public policy or manage
public programs or assets. Ansen dan gash (2012)
A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-
state stakeholders in a collective decisionmaking process that is formal, consensus-
oriented, and deliberative and that aims to make or implement public policy or manage
public programs or assets‖ (Ermaya Suradinata, 1998)
Collaborative Governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan public
Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung
jawab dan sumber daya
6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi Ansel dan Gash (2007:544)
1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
2. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‗dikonsultasikan‘ oleh agensi publik;
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik); dan
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
2. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012)
Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana
proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to
process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara Desain kelembagaan
yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi
proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan.
Panduan Perilaku Kolaboratif
Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
2. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
3. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan);
4. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
7. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
(Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018),
AKTIVITAS KOLABORASI ANTARORGANISASI
1. Kerjasama Informal;
2. Perjanjian Bantuan Bersama;
3. Memberikan Pelatihan;
4. Menerima Pelatihan;
5. Perencanaan Bersama;
6. Menyediakan Peralatan;
7. Menerima Peralatan;
8. Memberikan Bantuan Teknis;
9. Menerima Bantuan Teknis;
10. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
11. Menerima Pengelolaan Hibah.
PROSES YANG HARUS DILALUI DALAM MENJALIN KOLABORASI
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5. Menetapkan outcome antara
Ansen dan gash (2012 p 550)
KOLABORATIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam Kolaborasi Antar Lembaga
Pemerintah
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik
Custumato (2021)
Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah
1. Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi.
2. Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
Mengenal Whole-of-Government (WoG)
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapaitujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC sebagai
“[it] denotes public service agencies working across portfolio boundaries to achieve a
shared goal and an integrated government response to particular issues. Approaches can
be formal and informal. They can focus on policy development, program management and
service delivery” (Shergold & others, 2004).
ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAHAN
Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur bahwa
―Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan‖
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur
juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi
pemerintahan yang membutuhkan.
Syarat Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan
b. penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan;
c. dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya
sendiri;
d. apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen
yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau
e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan,
dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan tersebut.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan Bantuan
Kedinasan apabila:
a. Mempengaruhi Kinerja Badan Dan/Atau Pejabat Pemerintahan Pemberi Bantuan;
b. Surat Keterangan Dan Dokumen Yang Diperlukan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundangundangan Bersifat Rahasia; Atau
c. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Tidak Memperbolehkan Pemberian Bantuan.
Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam bidang pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Mengapa WOG … (1)
Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan public dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan
Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa
Siloisasi, prinsip single-purpose organizations,
dengan banyak spesialisasi serta peran dan fungsi non-overlapping mendorong:
 Fragmentasi
 Kewenangan terpusat di sector
 Kurangnya kerjasama dan koordinasi, yang menyebabkan efektivitas dan efisiensi
 Devolusi Struktural, desentralisasi, penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah yang
berlebihan
 Persepsi mengenai dunia yang semakin tidak aman dan berbahaya. Isu terorisme,
radikalisme, perubahan iklim, dll.
Manfaat WoG
 Efisiensi
 Sharing Informasi
 Lingkungan kerja
 Daya saing
 Akuntabilitas
 Koherensi kebijakan
 Biaya (cost)
 Pemborosan (waste)
 Duplikasi pekerjaan
 Inkonsistensi kebijakan
 Waktu penyelesaian layanan tertentu
Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)
Keuntungan WoG
1. Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara masing-
masing.
2. Boundary-spanning
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi lintas instansi
3. Enabling
WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan yang
kompleks
4. Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh
Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dalam NPM
1. Respon terhadap ―wicked problems‖
Tingginya angka kriminalitas dapat dijelaskan dalam beberapa cara: jumlah polisi yang
kurang, terlalu banyak penjahat, hukum yang tidak memadai, kemiskinan, budaya,
terlalu banyak senjata, dsb.
2. Strategic enabler
WoG mendorong emahaman isu yang lebih strategis dan berjangka panjang.
3. Respon terhadap tekanan luar
Tekanan internasional merupakan situasi tidak terhindarkan yang harus dihadapi oleh
pemerintah
Bentuk WoG
1. Integrating Service Delivery (ISD)
Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
2. Koordinasi dan Kolaborasi
Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan
bersama
3. Integrating and Rebalancing Governance
Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di Inggris
4. Culture Change
Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organisasi
Praktek WoG
1. PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah
2. MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI KHUSUS
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan
sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG
3. MEMBENTUK GUGUS TUGAS
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur
formal, yang sidatnya tidak permanen
4. KOALISI SOSIAL
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sector
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini
Bagaimana Caranya?
Kategori Tipe Keterangan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak
Dialog Pertukaran informasi
Joint planning Perencanaan bersama, kerjasama sementara
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama
Satelit Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif
Kedekatan Aliansi strategis Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
dan pelibatan isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama
Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
Merger Penggabungan ke dalam struktur baru
Tantangan Praktek WoG
1. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya,
mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai
tujuan yang diharapkan.
WoG Berdasarkan Jenis
1. Pelayanan yang bersifat adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat
2. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat,
seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya
3. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga massyarakat, seperti
misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya
4. Pelayanan regulative
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundangundangan, maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
Berdasarkan Pola
1. Pelayanan Teknis Fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
2. Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing
3. Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit
kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait
lainnya yang bersangkutan
4. Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
5. Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
Materi Pengayaan: Menteri Badan Usaha Milik Negera – Erick Thohir
Kami membangun kerjasama yang sinergis dengan panduan prilakunya adalah
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilakan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
AGENDA III
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

A. SMART ASN
Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revoulusioner dengan
berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni dunia digital.
Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala perkembangan yang ada di dunia digital
atau sering disebut dengan istilah Mendadak Digital. Kondisi ―Mendadak Digital‖ ini telah
mengguncang Ekonomi, Sosial, dan Budaya masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan
bencana di ruang digital silih berganti menghampiri seluruh profesi tak terkecuali Aparatur
Sipil Negara (ASN).
1. LITERASI DIGITAL
Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan
Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi
yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas,
berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik
menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat
termasuk ASN.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab
1. Percepatan Transformasi Digital
karakteristik keterangan
dorongan Masyarakat dan tren industry, keputusan organisasi
Entitas target Organisasi, platform, ekosistem, industri, masyarakat
Jangkauan Transformasi dapat bersifat mendalam dan memiliki implikasi di
luar jaringan nilai langsung organisasi (misalnya, masyarakat,
pelanggan).
Sarana Kombinasi teknologi digital (misalnya analitik, seluler, dan
aplikasi).
Hasil yang Diharapkan Proses bisnis diubah dan fokus model bisnis organisasi diubah;
dalam beberapa kasus proses bisnis dioptimalkan
Lokus ketidakpastian Eksternal (pertama): terletak di luar organisasi. Internal (kedua):
terletak di dalam organisasi
Lima (5) visi Presiden untuk Indonesia:
 Pembangunan infrastruktur
 Pembangunan SDM
 Keterbukaan Investasi
 Reformasi Birokrasi
 Penggunaan APBN fokus & tepas sasaran
Lima (5) arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital Smart ASN
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020)
2. Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru,
berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis
hubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance dalam literasi digital
adalah akses, perangkat, dan platform digital.
Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan
hal-hal lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan.
Constraint dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan
minimnya penguatan literasi digital (Jones dan Hafner, 2012)
Menurut definisi UNESCO dalam modul UNESCO Digital Literacy Framework
(Law, dkk., 2018) literasi digital adalah... ―...kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi,
dan menciptakan Smart ASN 13 informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan.
Literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017)
Kominfo menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan
menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan
media digital (digital safety).
3. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital
yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat
digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur
digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem
digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi
penunjang, dan riset inovasi digital.
Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi
persoalan terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi digital.
Dalam peta jalan ini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat
area kompetensi yaitu: kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital
culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety)
4. Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi
jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan
data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total Serviceable Market
penting untuk menentukan target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat
penetrasi internet di Indonesia sebesar 73,7%
5. Tantangan Kesenjangan Digital
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses
(Internet).
6. Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas. Namun
dihapus pada Kurikulum 2013, untuk kemudian direstorasi di Kurikulum 2013
terbaru. Namun, penguatan literasi digital tidak hanya datang dari Kemendikbud
selaku otoritas pendidikan beberapa lembaga pemerintah, akademisi, dan
nonpemerintah
7. Implementasi Literasi Digital
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and
Technology), muncul berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya,
muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari kedua istilah
tersebut, muncullah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang menggunakan
internet, seperti online learning, distance learning, web-based learning, dan
elearning (Kuntarto dan Asyhar, 2016). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi
Pendukung Literasi Digital dari Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga
telah menggariskan beberapa indikator terkait penguatan literasi digital di basis
sekolah, masyarakat dan keluarga
A. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan Smart ASN 110 proses mediasi
media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia &
Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus
tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital
dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu
etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia
digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara
itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
1. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan ecommerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
2. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :
 Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette)
 Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax
dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
 Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
 Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang
digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
 Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
 Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
4. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada :
 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
 Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
B. IMPLEMENTASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-
19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk
perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus
dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga Negara.
Fenomena dan permasalahan di dunia digital semakin marak dan semakin canggih.
Peran dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlah besar. Modul ini membantu
para peserta CPNS mampu beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi permasalah
yang ada di dunia digital.
Pada bagian ini, akan dipelajari lebih mendalam mengenai penerapan dari masing-
masing keempat pilar literasi digital, yakni etika, keamanan, budaya, dan kecakapan
dalam bermedia digital.
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras dan
perangkat lunak karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan
sosial, surel, situs daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya. Fungsi perangkat
keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain.
Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya. Dengan demikian,
kita perlu mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat lunak
yang digunakan dalam mengakses dunia digital. Salah satu perangkat keras yang
sering kali digunakan dalam dunia digital adalah komputer. Komputer yang paling
dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut komputer yang didesain untuk penggunaan individu
(Wempen, 2015)
Berikut ini beberapa kategori untuk mesin komputer yang sering kita jumpai
(Wempen, 2015) :
 Komputer pribadi yang biasa diletakkan di atas meja kerja atau meja belajar dan
jarang dipindah-pindahkan. Komputer ini terdiri dari kotak besar yang disebut unit
sistem yang berisi berbagai komponen penting agar komputer ini dapat bekerja.
Kemudian komputer desktop ini dihubungkan juga dengan perangkat keras lain
seperti monitor, keyboard, dan mouse. Perangkat keras tersebut disambungkan
dengan unit sistem menggunakan kabel atau teknologi wireless. Kelebihan
komputer desktop ini adalah kita meningkatkan performa dan fungsi komputer
dengan mudah. Contohnya adalah menambah kapasitas
 Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Notebook merupakan komputer yang
didesain agar bisa dilipat dan mudah dibawa kemana-mana. Dalam perangkat keras
ini sudah terdapat monitor, keyboard, dan keypad yang merangkai jadi satu dengan
unit sistemnya. Notebook dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak yang
juga dioperasikan oleh komputer desktop. Karena kemudahannya dibawa kemana-
mana, maka notebook menjadi perangkat keras yang populer. Walau begitu, kita
perlu usaha ekstra jika ingin meningkatkan performa perangkat keras ini.
 Netbook merupakan singkatan dari internet notebook. Perangkat keras ini biasanya
lebih kecil ukurannya dan kemampuannya juga tidak sehandal notebook. Faktor
kemampuan ini membuat netbook mungkin tidak dapat mengoperasikan perangkat
lunak tertentu. Dari segi harga, netbook lebih terjangkau.
 Tablet merupakan komputer portabel yang terdiri dari layar sentuh dengan
komponen komputer di dalamnya. Perangkat keras ini tidak memiliki keyboard.
Fungsi keyboard dapat kita jumpai dalam layar sentuh tersebut. Perangkat keras ini
sangat simpel dan mudah dibawa kemana-mana. Namun, perangkat ini biasanya
tidak dapat mengoperasikan beberapa aplikasi perangkat lunak tertentu karena
keterbatasan kemampuannya.
 Telepon pintar merupakan perangkat telepon yang memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan berbagai aplikasi perangkat lunak dan mengakses internet. Sama
seperti tablet, telepon pintar biasanya dilengkapi dengan layar sentuh. Telepon
pintar dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak namun tidak sehandal
komputer desktop atau notebook.
Salah satu hal yang sering kita jumpai dalam dunia digital adalah internet. Internet
merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling berhubungan
dengan komputer lain (Levine & Smart Young, 2010)
Komputer yang kita gunakan tidak terhubung secara langsung dengan internet.
Komputer kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet
(internet service provider) yang menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar
agar memperoleh jasa koneksi internet dari penyedia jasa internet di sekitarnya
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih jasa internet yang bisa kita gunakan.
 Kecepatan akses. Kita perlu mengetahui kecepatan akses internet yang bisa kita
dapatkan.
 Stabilitas. Kita perlu memastikan bahwa penyedia jasa internet tersebut
menyediakan akses internet yang stabil, terutama di lokasi tempat kita berada.
 Pelayanan terhadap pelanggan. Kita perlu mengetahui bagaimana pelayanan yang
diberikan terhadap kendala yang mungkin kita temui saat mengakses internet
(Handayani, 2020).
Dengan mendaftar ke penyedia jasa internet, kita bisa mengakses internet secara
personal dengan teknologi kabel atau Wi-Fi. Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity,
merupakan istilah bagi koneksi standar tanpa kabel (Miller, 2016). Jaringan publik
bisa saja tidak seaman jaringan pribadi yang memerlukan kata kunci untuk
mengaksesnya. Karena semua orang dapat mengakses jaringan publik, bisa saja ada
kemungkinan pengguna yang berniat buruk. Pengguna ini secara tidak bertanggung
jawab dapat mencegat sinyal yang dikirimkan dari komputer kita ke situs di internet.
Jadi sebaiknya jangan mengirimkan informasi pribadi dan sensitif dengan
menggunakan koneksi publik (Miller, 2016)
Setelah dapat mengakses internet, maka kita perlu menyeleksi dan memahami
berbagai hal berkaitan dengan internet. Istilah yang sering kita dengar adalah web.
Web adalah kumpulan halaman yang menghubungkan satu informasi dengan
informasi lainnya (Levine & Young, 2010). Setiap halaman informasi ini bisa berisi
berbagai tulisan, gambar, suara, video, animasi, atau hal lain (Levine & Young, 2010).
Kita bisa mengunjungi berbagai halaman tersebut dengan menuliskan alamat web
yang sesuai. Untuk dapat mengakses web, maka kita perlu browser. Browser adalah
program dalam komputer yang dapat menemukan dan menyajikan halaman web di
layar gawai kita (Levine & Young, 2010)
Selain web, kita juga perlu mengenal electronic mail (email) atau surel. Surel
merupakan layanan dalam jaringan internet yang memungkinkan kita mengirimkan
pesan kepada pengguna surel lain di seluruh dunia (Levine & Young, 2010). Selain
memiliki jaringan internet, untuk dapat melakukan hal tersebut, maka kita perlu
memiliki alamat surel. Alamat surel dapat diibaratkan seperti alamat pos atau bahkan
nomor telepon (Levine & Young, 2010: 208). Kita mengirimkan pesan sesuai dengan
alamat surel yang kita ketikkan dalam program layanan surel. Hal ini membuat pesan
yang kita kirimkan dapat diterima oleh pengguna yang memiliki alamat surel yang kita
tuju
Dalam menggunakan internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan adalah
menggunakan mesin pencarian informasi untuk menunjang kegiatan. Hasil survei
yang dikeluarkan oleh Hootsuite dan We are Social di tahun 2020 menunjukkan
bahwa Google menempati peringkat pertama sebagai mesin pencarian informasi yang
paling banyak diakses. Ia lebih banyak diakses secara mobile dibandingkan melalui
komputer. Situs ini digunakan oleh semua kelompok usia hampir secara merata.
Pengguna terbanyak ada pada kelompok usia 25-34 tahun yaitu sebesar 32%.
Sedangkan penggunaan Google pada kelompok usia lainnya berkisar antara 9 hingga
17% (Hootsuite & We Are Social, 2021).
Google masih berada pada peringkat pertama mesin pencarian informasi terfavorit,
baik di dunia maupun Indonesia. Dilansir dari Statcounter (2021) sebanyak 98,32%
masyarakat Indonesia memilih menggunakan Google. Hanya kurang dari 2% populasi
masyarakat Indonesia yang menggunakan Yahoo, Bing, Yandex, DuckDuckGo, dan
Ecosia.
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan informasi
yang kita butuhkan. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin
pencarian informasi yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet.
Penelusuran tersebut tentu mengacu pada kata kunci yang diketikkan pada mesin
pencarian informasi. Kedua, pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau
informasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan. Ketiga, pemeringkatan
(ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap paling sesuai
dengan yang kita cari
Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan
teknologi yang disebut sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan
dengan berbagai aspek (Sun, 2020). Akses sebagai kompetensi dasar pertama
memiliki peranan kunci sebab ketidakmampuan pengguna dalam mengakses aplikasi
tertentu akan menghambat penggunaan aplikasi tersebut. Akses percakapan biasanya
diperoleh secara personal maupun atas saran dari kelompok tertentu, seperti kelompok
kaum perempuan yang mengakses grup WhatsApp untuk memperoleh informasi
(Monggilo, dkk., 2020; Wenerda & Supenti, 2019)
Anggaran untuk internet selalu diprioritaskan bahkan cenderung semakin besar
(APJII, 2020). Contohnya saja dalam transaksi jual beli. Dengan koneksi internet, kita
tak harus datang ke toko luring. Sebagai pembeli, kita dimanjakan dengan kemudahan
dan kenyamanan. Sementara itu, sebagai penjual, tidak perlu menghabiskan biaya
operasional untuk meningkatkan pendapatan penjualan mereka (Kurnia dkk., 2020)
Internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif
sekaligus memberikan dampak negatif sehingga diperlukan pengetahuan serta
kedewasaan. Demikian pula ragam informasi yang didapatkan juga semakin terbuka
baik konten positif maupun konten negatif. Sehingga kita butuh tahu dan terapkan
netiket. Di dunia digital kita juga mengenal etika berinternet atau yang lebih dikenal
dengan Netiquette (Network Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet.
Hal paling mendasar dari netiket adalah kita harus selalu menyadari bahwa kita
berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan
deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia
sesungguhnya (Pane, 2016, dalam Firda dan Astuti 2021)
Terdapat dua macam jenis netiket jika dilihat dari konteks ruang digital dimana kita
berinteraksi dan berkomunikasi, yaitu one to one communications dan one to many
communication
Konten negatif yang membarengi perkembangan dunia digital tentu menyasar para
pengguna internet, termasuk di Indonesia. Konten negatif atau konten ilegal di dalam
UU Nomor 19/2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11/2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dijelaskan sebagai informasi dan/atau dokumen elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau
pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman, penyebaran berita bohong
dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian pengguna. Selain itu, konten
negatif juga diartikan sebagai substansi yang mengarah pada penyebaran kebencian
atau permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan. Konten negatif muncul
karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki kepentingan ekonomi (mencari
uang), politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu), mencari kambing hitam, dan
memecah belah masyarakat (berkaitan suku agama ras dan antargolongan/SARA)
(Posetti & Bontcheva, 2020)
Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi
sosial, bahkan semakin kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola
dengan baik. Permasalahan yang biasanya muncul terkait dengan privasi, hak cipta
karya, pornografi, kekerasan online, dan isu etika lainnya. Misalnya, penggunaan foto
unggahan dari pihak lain tanpa izin atau pengutipan yang tidak layak, opini yang
merugikan, penyebaran video porno, dll. Khususnya yang saat ini sedang menjadi
permasalahan utama di dunia internet Indonesia adalah terkait pembuatan dan
penyebaran berita palsu atau hoaks. Sifat media digital yang user generated content
yaitu siapapun dapat memproduksi konten dalam berbagai bentuk (audio, video,
gambar, teks) dan menyebarkannya di media.
Hasil penelitian Joint Research Centre (JRC) European Commission dengan program
yang bernama The European Digital Competence Framework for Citizens atau
disingkat DigComp 2.1 mencetuskan lima kompetensi literasi media yaitu kelola data
dan informasi, komunikasi dan kolaborasi, kreasi konten, keamanan digital, serta
partisipasi dan aksi.
Di balik kemudahan bertransaksi daring, terdapat bahaya yang mengintai, oleh sebab
itu, kita sebagai pengguna harus lebih bijak dalam menggunakan transaksi ini dengan
menjalankan tips dari Young Americans : Centre for Financial Education (n.d) dan
Goodwill Foundation (n.d) berikut ini:
 Periksalah koneksi https, artinya situs web menggunakan koneksi yang aman
bagi data pribadi yang kita masukkan
 Meneliti akun penjual. Kita dapat meneliti dari nomor telepon yang mungkin
dapat dihubungi jika kita mengalami kendala saat bertransaksi. Selain itu, kita
juga dapat menelitinya dari ulasan pembeli sebelumnya
 Menggunakan metode pembayaran yang aman. Sebaiknya hindari pembayaran
transfer langsung ke rekening penjual. Kartu kredit dapat menjadi pilihan yang
paling aman, jika kita tidak mau membagikan nomor kartu ke banyak penjual,
maka kita bisa menggunakan jasa pembayaran seperti Paypal, Google Wallet,
dan sebagainya
 Simpan riwayat transaksi, termasuk diantaranya tanggal, nomor transaksi,
deskripsi, harga produk, hingga riwayat surel transaksi. Hal ini mungkin
berguna saat terjadi kendala
 Hindari memberikan password, kode OTP, dan data penting lainnya kepada
siapapun.
 Jangan gunakan tanggal lahir, nomor ponsel, nama teman/hewan/saudara
sebagai kata sandi.
 Berhati-hati dengan pesan scam melalui surel (yang terkadang disertai tautan
tertentu) dan situs web yang mencurigakan
 Berhati-hati menggunakan komputer umum yang digunakan untuk transaksi
online. Pastikan tidak meninggalkan komputer tanpa pengawasan saat traksasi
dan segera log out akun setelah bertransaksi
Kita tahu bahwa sebuah sistem komputer berisi perangkat keras seperti prosesor,
monitor, RAM dan banyak lagi, dan satu hal yang sistem operasi memastikan bahwa
perangkat tersebut tidak dapat diakses langsung oleh pengguna. Pada dasarnya,
perlindungan perangkat kerasdibagi menjadi 3 kategori: perlindungan CPU,
Perlindungan Memori, dan perlindungan I/O
Perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki adalah alat
utama yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya.
Secara standar perangkat ini sudah dirancang dengan segudang fitur pengaman untuk
memastikan aktivitas kita saat bermedia digital aman dan nyaman. Namun setiap
teknologi memiliki beragam celah yang bisa dimanfaatkan orang yang tidak
bertanggung jawab. Faktanya, salah satu celah terbesar dalam teknologi digital ada
pada pengguna, baik karena pengguna lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun
lupa mengaktifkan fitur pengaman. Perangkat keras adalah perangkat yang secara fisik
bisa kita lihat dan pegang, seperti layar ponsel, monitor, keyboard, hardisk, dan kartu
penyimpanan. Sedangkan perangkat lunak merupakan aplikasi dan program yang
ditanamkan di dalam perangkat untuk membuatnya mampu bekerja dengan baik.
Kedua komponen ini saling terkait sehingga upaya pengamanannya pun dilakukan
secara berkesinambungan
Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan
untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware,
singkatan dari malicious software, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk
mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita
atau uang dari pemilik perangkat
Dalam berbagai kasus serangan siber di atas, penipuan digital menjadi salah satu
bentuk kejahatan digital yang cukup rentan dan banyak dialami oleh masyarakat.
Setidaknya ada empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phising, dan
hacking. Secara teknis, penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam
bentuk yang kita terima mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus
serta pembajakan/peretasan akun dan cloning platform yang kita miliki.
Pemanfaatan jejak digital adalah penggunaan jejak digital secara positif. Jejak digital
yang ditinggalkan seringkali digunakan oleh aparat penegak hukum. Bagi mereka,
jejak digital tersebut akan sangat membantu dalam mengungkap kasus-kasus kriminal,
baik yang berbasis dunia daring (cyber crime) maupun yang terjadi di dunia luring
Bentuknya beragam. Mulai dari aktivitas sinyal seluler pada ponsel, riwayat login
akun media sosial, sampai dengan jejak pengiriman SMS atau panggilan telepon.
Bahkan, jika seseorang meretas sebuah situs web atau aplikasi berbasis Internet,
sejatinya jejak digital itu akan tertinggal dan bisa dilacak (Kumparan.com, 2017)
B. Manajemen ASN
MANAJEMEN ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
Profesional Memiliki Nilai Dasar Etika Profesi Bebas dari Intervensi Politik Bersih dari
praktik KKN.
KEDUDUKAN ASN
berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan
dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-undangan
PERAN ASN: FUNGSI DAN TUGAS ASN
1. PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
2. PELAYAN PUBLIK
―Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas‖.
3. PEREKAT & PEMERSATU BANGSA
―Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia‖.
HAK PNS
Pasal 21 UU No 5 Tahun 2014
Gaji, Tunjangan, Perlindungan, Pengembangan Kompetensi, Jaminan Pensiun & Hari
Tua, Cuti
HAK PPPK
Pasal 22 UU No 5 Tahun 2014
Gaji, Tunjangan, Perlindungan, Pengembangan Kompetensi, Cuti
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Dasar Hukum
 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
 PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Acuan Pelaksanaan
 Peraturan LAN No. 10 Tahun 2018 tentang
 Pengembangan Kompetensi PNS Pasal 5
PERLINDUNGAN PNS
Pasal 92 UU ASN Tahun 2014
 ―Jaminan Kematian‖.
 ―JaminanKecelakaan Kerja‖.
 ―Bantuan Hukum‖.
 ―Jaminan Kesehatan‖.
 ―Jaminan Kesehatan‖.
 Bantuan Hukum‖.
Kewajiban ASN
suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual sesuatu yang sepatutunya
dilaksanakan oleh ASN
Kewajiban
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD‘45, NKRI
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. menaati ketentuan peraturan perundangundangan
5. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran,
dan Tanggung Jawab
6. Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan
Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
7. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundangundangan
8. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
KODE ETIK dan KODE PL ASN
Tujuan menjaga martabat dan kehormatan ASN
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
5. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
6. Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
7. Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
8. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
9. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
10. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
13. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
14. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundang

2. SISTEM MERIT
LATAR BELAKANGSISTEM MERIT
1. Praktik SPOIL SISTEM dan INKOMPETENSI dalam system rekrutmen dan seleksi
pegawai
2. Perlu adanya KETERKAITAN antara Pengelolaan SDM dgn Tujuan Organisasi‖
3. Tingkat disiplin, Etos Kerja, dan Budaya Kerja ASN masih rendah
4. ‗Struktur kepegawaian yaitu kualitas, kuantitas, dan distribusi belum ideal‖
SISTEM MERIT
―Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan‖.
MANFAAT SISTEM MERIT bagi ORGANISASI
1. Mendukung keberadaan Penerapan Prinsip Akuntabilitas
2. Dapat mengarahkan SDM utuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan
fungsinya
3. Instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk
mencapai visi dan misinya
MANFAAT SISTEM MERIT BAGI PEGAWAI
1. Menjamin Keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorangpegawai
2. Memiliki Kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri
PELAKSANAAN SISTEM MERIT DALAM PENGELOLAAN SDM
PERENCANAAN
1. Perencanaan Kebutuhan pegawai
2. Pegawai ASN terpilih
3. Pegawai ditempatkan sesuai dengan perencanaan
JAMINAN SISTEM MERIT DALAM MONITORING, PENILAIAN,
PENGEMBANGAN
1. Pangkat dan Jabatan
2. Pengembangan Karir
3. Mutasi Pegawai
4. Penilaian Kinerja
KELEMBAGAAN DAN JAMINAN SISTEM MERIT DALAM PENGELOLAAN
ASN
KOMISI ASN
Mempunyai kewenangan untuk melakukan MONEV pelaksanan kebijakan dan
manajemen ASN
KEMENPAN RB
Memberikan bimbingan pertimbangan pada proses penindakan pejabat yg berwenang
dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan pelaksanaan Sistem Merit dalam
pengelolaan ASN
3. MEKANISME PENGELOLAAN ASN
D A SA R H UK UM
Diatur mulai dari pasal 55 UU ASN
MANAJEMEN ASN
1. Penyusunan& Penetapan kebutuhan
2. Pengadaan
3. Pangkat&Jabatan
4. Pengembangan Karier Pola Karier
5. Promosi
6. Mutasi
7. Penilaian kinerja
8. Penggajian &Tunjangan
9. Penghargaan
10. Jaminan Pensiun & Perlindungan jaminan hari Tua
11. Disiplin
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
Pasal 56 dan 57 UU ASN 2014
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.Dilakukan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dengan rincian per 1 (satu) tahun
PENGADAAN PNS
1. Merencanakan pelaksanaan pengadaan PNS
Pasal 58-67 UU ASN 2014
2. Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat
3. Setiap WNI mempunyai kesempatan yg sama untuk melamar menjadi PNS setelah
memenuhi persyaratan
4. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap
PANGKAT DAN JABATAN
Pasal 68 UU ASN 2014
KOMPETENSI
PERSYARATAN YANG DIBUTUHKAN
KUALIFIKASI
PENGEMBANGANKARIER
Pasal 69 - 70 UU ASN
1. Kualifikasi
2. Kompetensi
3. Penilaian Kinerja
4. Kebutuhan Instansi
5. Kompetensi
6. Integritas
7. Moralitas
KOMPETENSI meliputi
1. Kompetensi Teknis
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Sosial Kultural
I N T E G R I TA S
1. Kejujuran
2. Kepatuhan terhadap ketentuan
3. Peraturan Perundang-undangan
4. Kemampuan bekerjasama
5. Pengabdian Kepada Masyarakat
6. Bangsa dan Negara
M O R A L I TA S
1. Penerapan dan pengamalan nilai Etika,
2. Agama, Budaya, dan Sosial
3. Kemasyarakatan
POLAKARIER
Pola Karier PNS terintegrasi secara Nasional
Disusun sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola karier nasional Pasal 71 UU ASN
P R O M O SI
Pasal 72 UU ASN
1. Kompetensi
2. Kualifikasi
3. Persyaratan yang dibutuhkan oleh Jabatan
4. Penilaian atas prestasi kerja
5. Kerjasama
6. Kepemimpinan
7. Pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS
MUTASI
Pasal 73 UU ASN
1 (satu) instansi
Antar instansi pusat
1 (satu) instansi daerah
Antar instansi daerah
Perwakilan NKRI di Luar Negeri
Antar Instansi Pusat dan instansi daerah
PENILAIANKINERJAPNS
Pasal 75-78 UU ASN
1. Objektivitas Pembinaan PNS
2. Memperhatikan target, capaian, hasl dan manfaat yang dicapai serta perilaku PNS
3. Disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS, serta dijadikan sebagai persyaratan
PENGGAJIANDANTUNJANGAN
Pasal 79-81 UU ASN
1. Gaji
2. Tunjangan Kinerja
3. Tunjangan Kemahalan
PENGHARGAAN
Pasal 82-85 UU ASN
1. Tanda Kehormatan
2. Kenaikan Pangkat
3. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
4. Kesempatan menghadiri acara resmi atau kenegaraan
D I SI P L I N
Pasal 86 UU ASN
1. Tata Tertib
2. Hukuman Disiplin
PEMBERHENTIAN
Pasal 87-90 UU ASN
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pension
4. Perampingan organisasi
5. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
PEMBERHENTIAN
pasal 87-90 UU ASN
1. Penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945
2. Tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatan
3. Menjadi anggota dan atau pengurus partai politik
4. Tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
berencana
P E M B E R H E N T I A N SE M E N T A R A
1. Diangkat menjadi pejabat negara
2. Diangkat menjadi komisioner atau anggota Lembaga non structural
3. Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana
USIA PENSIUN PNS
58 tahun bagi Pejabat Administrasi
60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan bagi Pejabat Fungsional
JAMINANPENSIUNDANJAMINANHARITUA
Pasal 91 UU ASN
Meninggal Dunia
Atas Permintaan sendiri
Mencapai batas usia pensiun
Perampingan organisasi
Tidak cakap jasmani dan atau rohani
PERLINDUNGAN
Pasal 92 UU ASN
Jaminan Kesehatan
Jaminan Kecelakaan kerja
Jaminan Kematian
Bantuan Hukum
Manajemen PPPK
meliputi: Pasal 93
Penetapan Kebutuhan, Pengadaan, Penilaian Kinerja, penggajian dan pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja,
perlindungan
PENETAPAN KEBUTUHAN PPPK
Diatur dalam pasal 94 UU ASN
Peraturan Presiden
Analisis Jabatan dan Analisis beban Kerja
Keputusan Menteri
PENGADAAN PPPK
Diatur dalam pasal 95-96 UU ASN
Perencanaan
Pengumuman Lowongan
Pelamaran
Seleksi
Pengumuman Hasil Seleksi
Pengangkatan menjadi PPPK
PENILAIAN KINERJA PPPK
Diatur dalam pasal 100 UU ASN
Objektivitas Prestasi Kerja
Memperhatikan Target, Sasaran, Hasil,
Manfaat yang dicapai, dan Perilaku PegawaiPPPK
Dilakukan secara objektif, terukur,Akuntabel, Partisipatif, dan Transparan
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK
Diatur dalam pasal 101 UU ASN
GAJI DAN TUNJANGAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK
Diatur dalam pasal 102 UU ASN
Kesempatan untuk pengembangan
kompetensi direncanakan setiap tahun
oleh instansi pemerintah
Dipergunakan sebagai salah satu dasar
untuk perjanjian kerja selanjutnya
PEMBERIAN PENGHARGAAN PPPK
Diatur dalam pasal 100 UU ASN
Tanda Kehormatan
Kesempatan Prioritas untuk PengembanganKompetensi
Kesempatan menghadiri acara resmi/kenegaraan
DISIPLIN PPPK
Diatur dalam pasal 104 UU ASN
Tata Tertib
Hukuman Disiplin
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
Diatur dalam pasal 105 UU ASN
Jangka Waktu Perjanjian Kerja Berakhir
Meninggal Dunia
Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dengan hormat
Atas Permintaan Sendiri
Perampingan Organisasi
Tidak cakap Jasmani dan atau rohani
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
Diatur dalam pasal 105 UU ASN
Dihukum penjara dgn pidana penjara paling singkat 2 tahun dan tindak pidana tersebut
dilakukan
dengan tidak berencana
Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
Melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat
Tidak memenuhi kinerja yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian kerja
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
Diatur dalam pasal 105 UU ASN
Pemutusan Perjanjian Kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat
Penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945
Tindak pidana kejahatan yg berhubungan dgn jabatan
Menjadi anggota dan atau pengurus partai politik
PENGGANTIAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI
JPT Hanya dapat diduduki palinglama 5 tahun
Memenuhi Target kinerja tertentu
Seleksi Ulang Uji Kompetensi
PENGAWASAN DALAM PROSES PENGISIAN JABATAN PIMPINAN
Pimpinan tinggi Utama & Pimpinan Tinggi Madya
Pembentukan panitia seleksi
Pengumuman jabatan yang lowong
Pelaksanaan seleksi
Pengusulan Nama Calon
Penetapan Calon
Pelatikan
Pipinan Tinggi Pratama
ORGANISASI
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia.
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi
ASN
pembinaan dan pengembangan profesi ASN
ORGANISASI
Tujuan Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa
memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah
terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profes
menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps
profesi ASN
SISTEM INFORMASI ASN
Riwayat Pendidikan Dan Latihan
Riwayat Penghargaan, Tanda Jasa, Atau Tanda Kehormatan
1. Riwayat Jabatan Dan Kepangkatan
2. Riwayat Pengalaman Berorganisasi
Riwayat Pendidikan Formal Dan Non Formal
3. Riwayat Gaji
4. Riwayat Pendidikan Formal Dan Non Formal
5. Riwayat Hidup
PENYELESAIAN SENGKETA
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif.
Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan
Upaya administrative terdiri dari keberatan dan banding administratif.
Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif dan badan pertimbangan ASN diatur
dengan Peraturan Pemerintah
RANGKUMAN
Pegawai ASN berkedudukan dengan Peraturan Pemerintah sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari 17 Manajemen ASN pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik
Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif dan badan pertimbangan ASN diatur
Pegawai ASN berkedudukan dengan Peraturan Pemerintah
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

Anda mungkin juga menyukai