Anda di halaman 1dari 4

5.1.

1 Menyusun Petnjuk Penyimpanan Alat Praktikum Pada Setiap Laboratorium

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP GROBOGAN
Dsn. Watusong, Ds. Sedayu, Kec. Grobogan, Kab. Grobogan
 085225818647,  smpn3satapgrobogan@gmail.com

PETUNJUK PENYIMPANAN ALAT PRAKTIKUM

A. Cara Menyimpan Alat di Laboratorium IPA


Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus
sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan
menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan terjadinya kecelakaan
kerja . Cara memperlakukan alat di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti :
1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
3. Menjaga kebersihan alat
4. Menyimpan alat
B. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, berdasarkan alat yang mudah dibawa, mahal
harganya, seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak mudah rusaknya
alat sehingga fungsinya tidak berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat dilakukan pada ruangan, lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan jenis alat
dan luas ruangan yang tersedia.t kcssaq
4. Massa Alat
Alat yang berat di letakkan pada bagian bawah sedangkan yang ringan pada bagian atas
C. Cara penyimpanan alat dapat berdasarkan jenis alat, materi , golongan percobaan dan bahan
pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan materi bahasannya seperti : Gaya dan Usaha
(Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen,
plastik dan karet. Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan kedalam kelompok
bahan yang banyak digunakan.

Penyimpanan alat selain berdasar hal – hal di atas juga harus memperhatikan beberapa hal yang lain
yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala
untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, disimpan harus dalam bentuk set dalam boks (tak terpasang/rangkaian).
3. Menyimpan dengan posisi berdiri, misalnya higrometer,Neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada bagian bawah dan yang ringan
dibagian atas dan tak melebihi tinggi bahu agar mudah mengambilnya.
5. Alat dari logam/mudah berkarat disimpan pada tempat kering dan terang agar tidak berkarat dan secara
berkala diolesi vaselin.
5. Alat dari kaca/fiber/plastik disimpan pada tempat kering, secara berkala cuci dengan sabu/spirtus, jangan
ditekan dan hindarkan dari NaOH, KOH dan Kamper
6. Alat yang sering dipakai disimpan pada tempat yang mudah diambil.

Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari besi
menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk
menghindarkan hal tersebut dengan cara mengecat, memoles vaselin, memvernis serta melapisi dengan
khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
2. Air dan PH
Air dan PH juga dapat membuat alat – alat laboratorium lembab, berkarat, korosif , berubah warna dll .
Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi
lagi Secara umum alat sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat
yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung,
Sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta
kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,memacu terjadinya
oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga,disebutsebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu
adanya bahan bakar,adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat
laboratorium harus Memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

Cara menyimpan alat laboratorium IPA


Tata cara menyimpan alat laboratorium IPA harus memperhatikan apa bahan pembuat alat tersebut, bobot alat,
keterpakaiannya, serta sesuai materi bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan harus disepakati antara
pengelola laboratorium dan pengguna labolatorium yang diketahui oleh kepala labolatorium. Untuk
memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali sertan penggunaan alat dilaboratorium, maka
sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat
yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan
buku inventaris laboratorium IPA.

5.1.2 Menyusun Petnjuk Penggunaan dan Penyimpanan Bahan Pada Setiap Laboratorium
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP GROBOGAN
Dsn. Watusong, Ds. Sedayu, Kec. Grobogan, Kab. Grobogan
 085225818647,  smpn3satapgrobogan@gmail.com

PETUNJUK PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Penyimpanan memperhatikan prinsip aman, bahan disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan atas dasar
bahan yang mudah dibawa dan mahal harganya perlu disimpan dalam lemari terkunci. Penyimpanan yang aman
juga berarti penyimpanan yang tidak menimbulkan rusaknya bahan.
2. Mudah dicari, untuk memudahkan mencari letak masing-masing bahan, perlu diberikan label pada setiap bahan.
3. Mudah diambil, penyimpan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak atau laci
yang sesuai dengan kapasitas bahan.
4. Bahan-bahan khusus disimpan dalam lemari kaca yang terkunci.
5. Penyimpanan bahan yang mudah menguap di simpan di tempat yang terpisah dan cukup ventilasi udara.
6. Simpanlah bahan di tempat yang bersih dan kering
7. Setiap kategori bahan harus disimpan terpisah, misalnya bahan pakan harus terpisah dari bahan antiseptic.
8. Pengeluaran bahan harus diatur sedemikan rupa sehingga bahan (khusunya bahan pakan) tidak terlalu lama
disimpan.
9. Pemakaian bahan menggunakan prinsip first in first out (FIFO)
10. Untuk bahan khusus, perlu diberikan pemdampingan saat penggunaan dan diberikan label mengenai perlakuan
terhadap bahan khusus tersebut.
11. Bahan habis pakai disimpan dalam rak terbuka sehingga mudah diambil
12. Bahan yg dapat menyebabkan iritasi disimpan di lemari berventilasi dan pengambilannya menggunakan sarung
tangan.
13. Dilarang memasukkan kembali bahan ke tempat penyimpanan setelah selesai digunakan.

Anda mungkin juga menyukai