Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK

LABORATORIUM
INVENTARISASI ALAT LABORATORIUM
NAMA : NIA WIDYARSIH
NIM :F05112062
PRODI PENDIDIKAN BILOGI

KELAS B REG A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013
INVENTARISASI ALAT LABORATORIUM
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Prinsip kerja dan fungsi alat – alat laboratorium harus diketahui


mahasiswa kesehatan agar tidak terjadi kesalahan saat pemakaian alat – alat
laboratorium. Selain itu keselamatan dari alat – alat laboratorium harus
diperhatikan agar terjaga kualitasnya. Maka dari itu alat – alat laboratorium
dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu alat – alat ringan dan alat – alat
berat. Alat ringan biasanya terbuat dari kayu, gelas, plastik, karet. Sebagian
besar alat – alat Laboratorium terbuat dari gelas.

Alat gelas yang digunakan di laboratorium umumnya merupakan


gelas boroksilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa / silikat oksida
berkualitastinggi, boron oksida, aluminium oksida, dan natrium oksida.
Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai
yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat
direndam didalam air dingin atatu es tanpa terjadi keretakan atau pecah.
Selain itu gelas boroksilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia
sehingga cocok digunakan sebagai alat gela laboratorium. Di dalam
perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti : Pyrex,
Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan ssebagainya.

2. Dasar Teori
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara
teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang
terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam
prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyoginya bersifat
berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan
bertahap saling isi mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji.
Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas
lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium
berlangsung kegiatan kerja laboratorium (laboratory work)( Mustaji. 2009)

Laboratorium ialah tempat untuk melatih mahasiswa dalam hal


keterampilan melakukan praktek, demonstrasi, percobaan, penelitian, dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Laboratorium yang dimaksud di sini tidak
hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan
ilmiah, misalnya dalam bidang sains (science), biologi, kimia, fisika, teknik,
dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya sendiri
baik berupa percobaan/eksperimen, penelitian/riset, observasi, demontrasi
yang terkait dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain “laborary
work” adalah kegiatan (kerja) ilmiah dalam suatu tempat yang dilakukan oleh
mahasiswa atau guru/dosen atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi,
penelitian, demonstrasi dan pengembangan model-model pembelajaran yang
dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar.

A laboratory is a facility that provides controlled conditions in which


scientific research, experiments, and measurement may be performed.

Labs used for scientific research take many forms because of the
differing requirements of specialists in the various fields of science. A
physics lab might contain a particle accelerator or vacuum chamber, while a
metallurgy lab could have apparatus for casting or refining metals or for
testing their strength. A chemist or biologist might use a wet laboratory, while
a psychologist's lab might be a room with one-way mirrors and hidden
cameras in which to observe behavior. In some laboratories, such as those
commonly used by computer scientists, computers (sometimes
supercomputers) are used for either simulations or the analysis of data
collected elsewhere. Scientists in other fields will use still other types of
laboratories.

Despite the great differences among laboratories, some features are


common. The use of workbenches or countertops at which the scientist may
choose to either sit or stand is a common way to ensure comfortable working
conditions for the cabinets for the storage of laboratory equipment is quite
common. It is traditional for a scientist to record an experiment's progress in a
laboratory notebook, but modern labs almost always contain at least one
computer workstation for data collection and analysis.

Scientific laboratories can be found in schools and universities, in


industry, in government or military facilities, and even aboard ships and
spacecraft. A laboratory might offer work space for just one to more than
thirty researchers depending on its size and purpose. Recently, a new type of
laboratory called Open Laboratory has emerged. Its format allows the sharing
of space, equipment, support staff between different research groups and also
fosters information exchange through communications across
fields(Kitchen.2004)
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah
dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara
tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangatpenting dan


merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara
ketat. Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan
fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran(A.sitnyo. 2006)

Adapun tujuan penataan alat dan bahan kimia adalah :

1. memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium


2. memahami cara mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium
3. mengenal dan mengisi perangkat Administrasi
4. menerapkan cara menata,menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan
5. bahan di Laboratorium

Perlu inventaris yang baik untuk memudahkan pengelolaan,penggunaan , dan pendataan


asset Laboratorium. 

Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti:

1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan

2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.

3. Menjaga kebersihan alat

4. Menyimpan alat
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium:

a. Aman

Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.

b. Mudah dicari

Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau
laci).

c. Mudah diambil

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat:

1. Pengelompokan alat–alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya


dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu,
dan Alat reparasi.

2. Pengelompokan alat–alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti:


Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.

3. Pengelompokan alat–alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti:


logam, kaca, porselen, plastik dan karet(Suryani.2006)

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam
kelompok bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar
hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan
mencegah tumbuhnya jamur.

2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass

4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya
tidak melebihi tinggi bahu.

5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut
abjad.

6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia
yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang
baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat–alat
yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya
diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang
menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah:
kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi(Harr.1995)

B. TUJUAN
Praktikumini dilaksanakan agar praktikan memahami cara menginventarisasikan
alat laboratorium. Selain itu praktikan dapat mengetahui kategori-kategori yang
dimiliki alat itu apakah termasuk dalam Non – Consumable ( NC) atau
Consumable ( C ). Setelah itu, praktikan juga dapat mengetahui jumlah
ketersediaan alat yang ada di laboratorium.
C. METODELOGI
Praktikum menggunakan 20 alat laboratorium sebagai alat untuk di
identifikasikan kode, nama alat, spesifikasi serta jumlahketersediaan alat yang
ada.
Praktikan mengidentifikasi alat apakah termasuk dalam kategori Non
Consumable atau Consumable.
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel inventarisasi alat-alat laboratorium
No. Kode Nama Spesipikasi Quanting Remark Unit Total NC/C
nomor alat(Indonesia/inggris prise prise
1 MD-550 Hair drayer 350w, untuk 7 SAYOTA NC
mengeringkan
alat
2 15.01- Barometer untuk 2 fischer NC
001 mengukur
tekanan udara
3 DM-15 Soil pH&moisture tester Mengukur pH 5 Takemura
dan electrics
kelembaban works,LD
tanah T
4 SP-20 D Multitester / multimeter Mengukur arus 2 kymco NC
tegangan dan
hambatan
listrik
5 CTSGIC Digital thermometer Mengukur 2 Citizen NC
suhu cairan
6 FH-102 Hand counter Untuk 10 Togoshi NC
memudahkan
proses
menghitung
dalam jumlah
sangat banyak
7 C550 Compass Untuk 6 Lensatic NC
menunjukkan compass
angin, 4 arah
mata angin,
dan terbuat
dari besi
8 M6870 pH meter Mengukur 2 Hanno NC
derajat instrument
keasaman s
9 L5-101- Stetoskop Untuk 1 spectrum NC
BK mengukur
detak jantung
10 Stopwatch Mengukur 1 Diamond NC
waktu
11 Lot :091 Lancets Melukai 2 Medilance C
122T /menusuk kecil
kulit
12 1104500 Neurological reflex hammers Mengetes 2 General NC
358 gerak reflex di care
lutut
13 Lup/ kaca pembesar Memperbesar 3 Glass NC
objek straight
shank
14 FH-102 Haemometer Untuk 9 Super+ID NC
menghitung R
jumlah
hemoglobin
15 150- Pipet ukur Mengambil 10 Iwaki C
class A cairan dengan pyrex
tepat
16 150- Labu ukur 100 ml Untuk 5 Iwaki C
class A mengencerkan pyrex
bahan /zat
padat dalam
jumlah tertentu
17 150 class Tabung reaksi Untuk 100 Iwaki C
A mereaksikan pyrex
zat kimia
dalam jumlah
sedikit
18 TE 32 Erlenmeyer 100 ml Untuk 22 Iwaki C
mereaksikan pyrex
zat kimia
dalam jumlah
sedikit
19 150 class Gelas ukur 100 ml Untuk 21 Iwaki C
A mengukur dan pyrex
mengambil
bahan
kimiacair
20 TE 32 Pipet gondok 5 ml Mengambil Iwaki C
cairan dengan pyrex
tepat

E. PEMBAHASAN
Kategori alat termasuk Consumable apabila alat tersebut sering
digunakan, umumnya identik dengan alat-alat kaca, mudah pecah atau rusak,
jumlahnya banyak dilaboratorium dan harganya relatif murah ( Ex. Gelas Kimia
dan Tabung Reaksi ).
Sedangkan alat yang termasuk Non Consumable apbila alat tersebut
digunakan hanya pada praktek-praktek tertentu, masa gunanya lebih lama,
memiliki jumlah yang sedikit atau terbatas dilaboratorium dan harganya relatif
mahal ( Ex. Inkubator )
Fungsi adanya kode pada alat bertujuan agrar mengetahui tanggal
pembelian atau lama masa pakai barang tersebut serta mengetahui jumlah atau
banyaknya pembelian barang tersebut.
Quantity menandakan jumlah ketersediaan alat dilaboratorium.dengan
adanya data quantity alat laboran dapat menyiapkan banyaknya kebutuhan alat
yang harus digunakan serata mengetahui jumlah alat yang harus ditambah.
Berikut spesifikasi dari masing-masing alat :
1. Digital thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu cairan.
2. Neurological reflex hammer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
refleks.
3. Multitester adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan, kuat arus, dan
hambatan.
4. Gelas ukur 10 ml adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan mengambl
bahan kimia cair.
5. Labu ukur 100 ml adalah alat yang digunakan untuk mengencerkan bahan atau
zat padat dalam jumlah tertentu.
6. Tabung reaksi adalah alat yang digunakan untuk mereaksikan zat kimia dalam
jumlah sedikit.
7. Erlenmeyer 100 ml adalah alat yang digunakan untuk titrasi dan mereaksikan zat
kimia.
8. Pipet gondok 5 ml adalah alat yang digunakan untuk mengambil sejumlah cairan
dengan tepat di bagian menggembung.
9. Pipet ukur 5 ml adalah alat yang digunakan untukmengambil cairan dengan
tepat.
10. Hair dryer adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan alat.
11. Compass adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan arah mata angin.
12. pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui derajat keasaman.
13. Stetoskop adalah alat yang digunakan untuk mengukur detak jantung.
14. Lup adalah alat yang digunakan untuk memperbesar objek.
15. Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara.
16. Soil pH & moisture tester adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH dan
kelembaban tanah.
17. Lansets adalah alat yang digunakan untuk melukai atau menusuk kecil kulit.
18. Hand counter adalah alat yang digunakan untuk memudahakan proses
menghitung dalam jumlah sangat banyak.
19. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu.
20. Haemometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah hemoglobin.

F. KESIMPULAN

Kategori alat termasuk Consumable apabila alat tersebut sering


digunakan, umumnya identik dengan alat-alat kaca, mudah pecah atau rusak,
jumlahnya banyak dilaboratorium dan harganya relatif murah ( Ex. Gelas Kimia
dan Tabung Reaksi ).
Sedangkan alat yang termasuk Non Consumable apbila alat tersebut
digunakan hanya pada praktek-praktek tertentu, masa gunanya lebih lama,
memiliki jumlah yang sedikit atau terbatas dilaboratorium dan harganya relatif
mahal ( Ex. Inkubator )
Fungsi adanya kode pada alat bertujuan agrar mengetahui tanggal
pembelian atau lama masa pakai barang tersebut serta mengetahui jumlah atau
banyaknya pembelian barang tersebut.
Quantity menandakan jumlah ketersediaan alat dilaboratorium.dengan
adanya data quantity alat laboran dapat menyiapkan banyaknya kebutuhan alat
yang harus digunakan serata mengetahui jumlah alat yang harus ditambah.
DAFTAR PUSTAKA

A.sitnyo. 2006. Biologi. Jakarta. Penerbit Yudistira

Harr.Robert. 1995. Resensi Ilmu Laboratorium Klinis. Jakarta. Penerbit ECG

Kitchen.Steve.2004. International Journal of Laboratory Hematology. Volume 35.


Halaman 59-68

Mustaji. 2009. LABORATORIUM: Perspektif Tekhnologi Pembelajaran, volume 1.


Halaman 15-19

Suryani.Tati.2006. laboratorium Biologi. Jakartsa. Penerbit Quadra

Anda mungkin juga menyukai