Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksperimen dan praktek Laboratorium merupakan bagian dari
pengajaran sains. Bekerja di Laboratorium sains adalah suatu hal yang
melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika
sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih
abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara
dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori.
Sehingga praktik Laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang
esensial dalam pengajaran sains.
Pengenalan alat-alat Laboratorium bertujuan untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat Laboratorium. Oleh
karena itu, fungsi dari pada tiap alat-alat akan dijelaskan dengan tujuan agar
praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat Laboratorium yang
akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan
kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip
kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang
bersifat umum dan ada pula yang khusus, peralatan umum biasanya
digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih
banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan. Dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna. Kebersihan alat yang digunakan
dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan
penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir.
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara
penanganannya, yakni cara percampuran, mereaksikan, pemindahan atau
transportasi, dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat
dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Misalnya alat-alat
gelas harus diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau
masih kotor juga cara penyimpanannya sehingga kerusakan alat-alat dan
bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan
dapat dicegah.
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus
dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum
yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik. Pemakaian bahan kimia
akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat
dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas,
porselen, kayu, aluminium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fugsinya
masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan
terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia
sangat menentukan keberhasilan suatu praktikum.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mengetahui alat-alat
yang ada di Laboratorium dan mampu menjelaskan alat-alat tersebut.
C. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
alat-alat Laboratorium dan menjelaskan fungsi dari alat-alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Pada hakikatnya ilmu kimia memiliki dua dimensi, yaitu kimia
sebagai produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk berkaitan
dengan pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan
teori, sedangkan kimia sebagai proses berkaitan dengan kerja ilmiah di
Laboratorium. Melalui kegiatan praktikum di Laboratorium mahasiswa akan
lebih termotivasi dalam belajar dikarenakan oleh terlibatnya seluruh indra
dalam pengamatan dan percobaan yang dilakukan ketika praktikum
berlangsung. Pemanfaatan Laboratorium secara efektif merupakan salah satu
syarat dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi praktikum.
Permasalahan yang sering ditemui dalam pembelajaran di Laboratorium yaitu
pengelolaan Laboratorium yang meliputi proses pengadaan, proses
penggunaan, dan proses pemeliharaan. Permasalahan dalam proses
pengadaan yaitu ketidaktepatan alat dan bahan yang datang dengan apa yang
dibutuhkan. Permasalahan dalam proses penggunaan yaitu kesalahan
pengoperasian alat dan bahan. Permasalahan dalam proses pemeliharaan yaitu
kesalahan pada penataan alat dan bahan di Laboratorium (Dewi, 2019).
Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium
adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat (Vendamawan, 2015).
Menurut PERMENPAN no. 3 tahun 2010, peralatan Laboratorium
adalah mesin, perkakas, perlengkapan dan alat kerja lain yang digunakan
untuk pengujian, kalibrasi dan atau produksi dalam skala besar. Peralatan
Laboratorium ini dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu peralatan kategori I,
peralatan kategori II, dan peralatan kategori III. Peralatan kategori I adalah
peralatan yang cara pengoperasiannya dan perawatannya mudah dan resiko
penggunaan rendah. Selain itu akurasi/kecermatan pengukurannya rendah
serta sistem kerjanya sederhana. Pengoperasiannya cukup dengan
menggunakan panduan (Noer, 2021).
Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasiannya dan
perawatannya sedang serta resiko penggunaan sedang. Selain itu
akurasi/kecermatan pengukurannya sedang dan sistem kerjanya tidak begitu
rumit. Pengoperasian peralatan kategori 2 memerlukan pelatihan khusus.
Yang termasuk peralatan kategori 2, misalnya waterbath, oven, inkubator,
sentrifus, vakum sealer, microwave, goldfisch, dan kjedahl. Peralatan kategori
3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit serta
resiko penggunaan tinggi. Selain itu akurasi/kecermatan pengukuran tinggi,
sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus dan
bersertifikat. Yang termasuk peralatan kategori 3, misalnya spektrofotometer,
HPLC, CG, GCMS, tanur, dan rotary evaporator (Astuti, 2020).
Bahan Laboratorium yang selanjutnya disebut bahan adalah segala
sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas, yang dibagi menjadi dua kategori yaitu bahan khusus
dan bahan umum. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus sedangkan bahan umum
adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus. Dalam Laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan
kimia merupakan strategi rencana yang dilakukan dalam melakukan
penyimpanan bahan dan zat yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan
di Laboratorium. Setiap bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang
berbeda-beda. Maka, dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia harus
diperhatikan aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple
hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),
wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information) (Raharjo, 2017).
Prosedur operasi standar (SOP) dalam penggunaan bahan terutama
bahan kimia harus ada di Laboratorium. Hal ini karena bahan Laboratorium
memiliki potensi resiko tinggi. Termasuk ke dalam kategori tinggi dilihat dari
jenis, sifat dan paparan yang diberikan bahan Laboratorium tersebut. Pada
saat membeli bahan Laboratorium ada beberapa yang akan dilengkapi dengan
cara penggunaan dan formulir Material Safety Data Sheets (MSDS). Namun
jika belum dilengkapi, maka Laboratorium harus membuat prosedur standar
penggunaan secara umum dan melengkapi dengan MSDS. Dalam
penggunaan bahan Laboratorium perlu memegang empat prinsip dasar yaitu
perencanaan kegiatan yang akan dikerjakan, membatasi jumlah paparan,
menganalisis faktor resiko dan selalu tanggap bila terjadi kecelakaan
(Soeharto, 2013).
Setiap bahan memiliki karakteristik yang harus dipertimbangkan
seperti toksisitas dan bahaya bagi kesehatan (akut dan kronis), kemudahan
terbakar, kereaktifan, dan apakah zat kimia tersebut termasuk pengoksidasi
atau pembentukan peroksida. Dari karakteristik ini maka dapat ditentukan
strategi pemisahan dalam rangka keamanan penyimpanan, serta jenis lokasi
penyimpanan. Kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan antara lain dengan
sistem sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup, suhu ruangan yang terjaga
konstan dan aman dari gangguan. Rak-rak penyimpanan juga harus diatur
supaya aman dan mudah terjangkau dalam pengambilan (Maharani, 2019).
Salah satu resiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya di
Laboratorium adalah kadar racun beragam bahan kimia. Sebagian bahan
kimia dapat menyebabkan efek berbahaya setelah paparan pertama, misalnya
asam nitrat korosif. Sebagian bisa menyebabkan efek berbahaya setelah
terpapar berulangkali atau dalam durasi lama, seperti karsinogenik klorometil,
metil eter, dikloromethan, n-heksan, dan lain-lain. Berbagai resiko (dampak
bahaya) bahan-bahan kimia terhadap kesehatan tubuh manusia. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada
umumnya iritasi yang disebabkan oleh bahan iritan (amoniak, dioksan) dan
hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik (trichloroethane,
tetrachlorometane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif
(asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible
pada daerah yang terpapar (Zeverdegani, 2016).
Dalam waktu singkat dampak resiko bahaya pemakaian bahan kimia
berbahaya mungkin belum langsung dirasakan. Namun demikian ada juga
bahan kimia yang dalam waktu singkat sudah menimbulkan gejala gangguan
kesehatan. Misalnya, n-heksan merupakan salah satu bahan kimia yang sering
dipakai dalam kegiatan praktikum/penelitian di Laboratorium kimia organik.
Belum semua pengguna mengerti bahwa paparan n-heksan dalam jangka
waktu singkat saja sudah dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan sakit
kepala, pusing, bingung, mual, kikuk, mengantuk dan pengaruh lain yang
menyerupai orang mabuk. Demikian pula pemakaian DCM (dikloromethan)
banyak dan sering dipakai di Laboratorium kimia organik. DCM merupakan
zat penyebab kanker dan mampu menyebabkan kerusakan pada janin yang
sedang bertumbuh, sistem reproduksi serta sistem syaraf (Subamia, 2019).
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan di Laboratorium. Sehingga untuk memudahkan
dan melancarkan berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai
penggunaan alat sangat diperlukan. Alat-alat Laboratorium biasanya dapat
rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat Laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit
mungkin. Bekerja di Laboratorium tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu,
peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya
yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan
praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang
akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang
berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda (Andriani, 2016).
B. Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, ethanol, ethyl alcohol.
RM/BM : C 2 H 6O / 46,67
Pemerian : Cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah diserap, bau khas, rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P
dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai anti septik.
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H 2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik/rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Spiritus (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : AMONIAE ANNISI SPIRTUS
Nama Lain : Spirtus Amonia Adasmaniss
RM/BM : C H 3OH/16,043
Pemerian : Larutan berbau khas tajam, berwarna bening atau
kuning pucat.
Penyimpanan : Disimpan ditempat tertutup dan jauh dari sumber
api dan matahari langsung.
Kegunaan : Sebagai bahan bakar bunsen

BAB III
METODE KERJA

A. Alat
Alat-alat yang digunakan ialah, batang pengaduk, bola hisap (filer),
botol semprot, buret, cawan porselin, corong buchner, corong pisah,
erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, kaca arloji, kaki tiga, kawat kasa, labu
destilasi, labu ukur, pembakar bunsen, penjepit tabung reaksi, pinset, pipet
tetes, pipet ukur, pipet volume, plat tetes, rak tabung reaksi, sikat pembersih,
spatula, statif dan klem, tabung reaksi, timbangan analitik dan timbangan
digital.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu alkohol,
aquadest, spiritus.
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum kimia.
2. Diperiksa dan dipastkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik.
3. Diamati alat dan bahan kimia yang digunakan untuk praktikum.
4. Dicatat penjelasan yang disampaikan asisten mengenai nama, jenis,
kegunaan alat dan bahan kimia serta penjelasan lainnya.
5. Digambar alat-alat praktikum dalam tabel lembar kerja yang telah
disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Berikut adalah Hasil Pengamatan pada percobaan Pengenalan dan
Identifikasi Alat dan Bahan Kimia antara lain :
No Nama Alat Gambar Fungsi

Digunakan untuk
1. Batang Pengaduk
mengaduk larutan

Alat penyedot pipet


2. Bola hisap (filer) Untuk larutan-larutan
Yang berbahaya.

Digunakan sebagai
3. Botol semprot tempat penyimpanan
aquadest.
Untuk mengukur volume
4. Buret cairan yang akan
dipindahkan.

Wadah untuk melakukan


5. Cawan porselin pemanasan atau
penguapan suatu bahan.

Memisahkan larutan dari


endapannya dan
6. Corong buchner
mempercepat
penyaringan residu.

Untuk memisahkan
7. Corong Pisah Komponen-komponen
yang berbeda konsentrasi

Untuk mereaksikan
8. Erlenmeyer
terutama untuk titrasi
Untuk mengaduk,
9. Gelas Beaker Mencampur, dan
Memanaskan cairan.

Untuk mengukur
10. Gelas Ukur Volume zat kimia
Dalam bentuk cair.

Untuk tempat bahan


Padatan pada saat
11. Kaca Arloji Menimbang,
Mengeringkan bahan,
dan sebagainya.

Digunakan sebagai
12. Kaki Tiga Penyangga alat dalam
Proses pemanasan.

Untuk menahan
Beaker atau labu
13. Kawat Kasa Ketika proses
Pemanasan.
.
Untuk memisahkan
antara dua zat atau
14. Labu Destilasi lebih dengan
memfokuskan pada
perbedaan titik didih.

Untuk menakar
volume zat kimia
15. Labu Ukur dalam bentuk cair
pada proses preparasi
larutan.

Untuk menghasilkan
Api gas terbuka
16. Pembakar Bunsen Tunggal dalam
Pemanasan, sterilisasi,
dan Pembakaran.

Membakar zat atau


17. Pembakar spiritus
Memanaskan larutan.

Untuk menjepit
Tabung reaksi pada
Penjepit Tabung Saat panas.
18.
Reaksi
Digunakan untuk
19. Pinset
memegang preparat.

Untuk mengambil
20. Pipet Tetes Cairan dalam skala
Tetesan kecil.

Untuk mengambil
21. Pipet Ukur Larutan dengan
volume tertentu.

Untuk mengambil
Cairan dengan volume
22. Pipet Volume
tertentu dengan ketelitian
lebih tinggi.

Untuk mereaksikan
23. Plat Tetes Suatu zat dalam
jumlah sedikit
Sebagai tempat
Rak Tabung
24. penyimpanan tabung
Reaksi
reaksi.

Membersihkan alat-alat
gelas laboratorium
25. Sikat pembersih
khususnya tabung reaksi
dan erlenmeyer.

Untuk mengambil
26. Spatula
Bahan atau padatan.

Untuk menjepit buret


27. Statif dan Klem
Saat melakukan titrasi

Untuk mereaksikan
Bahan kimia dalam
28. Tabung Reaksi
Skala kecil.
Timbangan Untuk menimbang
29.
Analitik Massa suatu zat.

Untuk mengukur berat


atau massa suatu
30. Timbangan digital benda atau zat dengan
penggunaan yang
lebih mudah.

B. Pembahasan
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan (riset) pengamatan, dan pengujian ilmiah sebagai
pendekatan antara teori dengan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu
atau Laboratorium merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk
melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Oleh
karena itu Laboratorium memiliki arti penting bagi setiap peneliti, para
pengkaji ilmu pengetahuan, bahkan bagi lembaga pendidikan.
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Pengenalan dan
Identifikasi Alat dan Bahan Kimia terdiri dari lima langkah. Pertama
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum kimia.
Kedua memeriksa dan memastikan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam keadaan baik. Selanjutnya yang ketiga, mengamati alat-alat kimia yang
digunakan untuk praktikum. Kemudian keempat, asisten praktikum akan
menjelaskan mengenai nama, jenis, kegunaan dan cara pemakaian alat-alat
kimia serta penjelasan lainnya dan praktikan mencatat penjelasan-penjelasan
yang disampaikan asisten. Terakhir atau yang kelima, praktikan menggambar
alat-alat praktikum dalam tabel lembar kerja yang telah disediakan.
Berdasarkan data hasil pengamatan pada Percobaan ini, alat-alat
Laboratorium terdiri dari batang pengaduk, bola hisap (filer), botol semprot,
buret, cawan porselin, corong buchner, corong pisah, erlenmeyer, gelas
beaker, gelas ukur, kaca arloji, kaki tiga, kawat kasa, labu destilasi, labu ukur,
pembakar bunsen, pembakar spiritus, penjepit tabung reaksi, pinset, pipet
tetes, pipet ukur, pipet volume, plat tetes, rak tabung reaksi, sikat pembersih,
spatula, statif dan klem, tabung reaksi, timbangan analitik dan timbangan
digital. Alat-alat Laboratorium tersebut memiliki fungsi atau kegunaan yang
berbeda-beda dan sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam praktikum
kimia adalah alat yang terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat
dari porselin, besi, dan karet. Berikut klasifikasi Alat-alat tersebut beserta
fungsinya.
Batang pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari kaca
dan berfungsi sebagai pengaduk dalam suatu metode kimia. Alat ini umunya
memiliki panjang 10 hingga 40 cm dengan diameternya 0,5 cm. Bola hisap
(filer) adalah alat penyedot pipet untuk larutan-larutan yang berbahaya. Alat
ini terdiri dari bola karet yang dilengkapi dengan tiga cabang leher berturut-
turut untuk menyedot, mendorong larutan dalam pipet , dan untuk mengisi
dan membuang udara. Alat ini disertai dengan tanda S untuk menyedot
cairan, A mengambil udara, dan E mengosongkan. Botol semprot memiliki
bentuk layaknya botol biasa hanya saja tutup dari botol ini memiliki selang
yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan biasanya botol semprot
terbuat dari bahan plastik yang sangat elastis atau mudah untuk ditekan. Botol
semprot digunakan sebagai wadah akuades. Buret adalah pipet ukur yang
panjang dan dilengkapi dengan kran untuk mengukur volume cairan yang
akan dipindahkan sesuai dengan keinginan kita. Ukurannya bervariasi dari
10-50 mL terbagi dalam skala-skala kecil sebesar 1/10 mL. Dengan standar
deviasi 0,01 mL atau 1%. Cawan porselin terbuat dari porselin dan memiliki
bentuk setengah bola yang mirip dengan mangkok kecil. Cawan porselin ini
berfungsi sebagai Wadah untuk melakukan pemanasan atau penguapan suatu
bahan.
Corong buchner adalah sebuah peralatan Laboratorium yang terbuat
dari porselin yang digunakan dalam penyaringan vakum. Terdapat plat lubang
kecil di dalamnya yang akan mengeluarkan sampel cairan saat penyaringan.
Corong pisah berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi
terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Alat ini digunakan untuk
memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda.
Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Erlenmeyer yaitu labu gelas yang
berfungsi, sebagai tempat menampung bahan kimia untuk sementara, tempat
menghomogenkan larutan, dan menampung titran pada saat titrasi.
Erlenmeyer ada yang berskala dan ada yang tidak berskala serta ada yang
tertutup dan ada yang tidak tertutup. Gelas beaker adalah bejana dari gelas
berbentuk silinder bercucuk yang berfungsi sebagai penampung sample atau
sementara atau bisa digunakan sebagai penyimpanan zat sementara. Gelas
beker ada yang berskala dan ada yang tidak berskala. Gelas ukur adalah
silinders gelas berskala, bermulut lebar dan bercucuk yang berfungsi sebagai
alat ukur volume larutan atau zat cair yang tepat, untuk sampel bahan cair
dengan ketelitian rendah. Standar deviasinya kira-kira 1% dari volume yang
sebenarnya.
Kaca arloji atau gelas arloji adalah cawan gelas berbentuk irisan bola
digunakan untuk penguapan atau pengeringan zat-zat yang terlarut. Alat-alat
gelas yang dipakai dalam analisis kimia harus dibuat dari bahan gelas yang
tahan panas dan korosi. Kaki tiga didefinisikan sebagai suatu alat yang
memiliki fungsi untuk menyangga pembakar spiritus. Umumnya kaki tiga
memliki diameter lingkar 80 mm dan dilengkapi dengan 3 kaki yang
panjangnya 8 cm. Kaki tiga masuk sebagai salah satu alat non gelas. Kawat
kasa adalah lembaran kawat tipis yang dilengkapi dengan lapisan keramik
pada bagian tengahnya untuk meratakan pemanasan sehingga panas yang
berasal dari api pembakar spiritus dapat tersebar menyeluruh. Fungsi utama
dari kawat kasa yaitu sebagai tempat meletakkan wadah dalam proses
pemanasan. Labu destilasi merupakan salah satu peralatan gelas yang terbuat
dari bahan kaca berosilikat yang tahan terhadap panas dan sering digunakan
untuk alat penyulingan. Untuk ukurannya cukup bervariasi, mulai dari 100
mL hingga 1 Liter. Labu ukur adalah labu gelas yang mempunyai volume
tertentu serta memiliki leher dan mulut yang sangat kecil dibandingkan
labunya, Berfungsi untuk menampung larutan atau zat cair dengan volume
yang tepat.
Pembakar bunsen mampu menghasilkan nyala api gas tunggal yang
terbuka dan banyak dimanfaatkan untuk proses pemanasan/pembakaran, dan
sterilisasi. Gas dapat berupa gas alam (terutama metana) atau gas minyak cair,
seperti propana, butan atau campuran keduanya. Pembakar spiritus adalah alat
yang terbuat dari kaca, tutup terbuat dari plastik dan digunakan sebagai alat
pembakar serta untuk sterilisasi alat seperti pipet tetes. Penjepit tabung reaksi
memiliki 2 jenis bahan dasar yaitu kayu dan besi/logam. Bentuk umumnya
seperti capit kepiting dan mampu menjepit tabung reaksi. Alat ini juga
berfungsi untuk mengambil kertas saring maupun benda lainnya saat kondisi
masih panas. Pinset adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjepit suatu
objek yang kecil atau objek lainnya yang tak bisa dipegang oleh tangan secara
langsung. Umumnya pinset ini terbuat dari kayu, plastik, besi hingga stainless
steel. Pipet tetes adalah pipet gelas yang dilengkapi dengan penyedot dari
karet untuk memindahkan larutan yang volumenya tidak perlu diperhatikan.
Pipet ukur merupakan pipet yang kurang tepat dibandingkan dengan
pipet seukuran dengan tingkat kesalahan 1 %. Pipet volume/pipet gondok
adalah pipa gelas untuk memindahkan larutan atau zat cair dalam satu ukuran
volume tertentu saja. Besarnya volume pipet ini bervariasi dari 1 ml sampai
100 ml. Tingkat kesalahannya kurang dari 0,01 ml. Plat tetes adalah alat yang
terbuat dari porselin. Biasanya digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan
zat-zat, namun dalam jumlah kecil, misalnya untuk uji golongan zat dalam
bentuk serbuk dengan ditetesi indikator atau zat tertentu ke dalam plat tetes
agar lebih jelas dilihat perubahannya. Plat tetes juga dapat digunakan sebagi
wadah untuk menguji keasaman suatu larutan. Rak tabung reaksi merupakan
tempat atau wadah untuk menyimpan, mengeringkan maupun meletakkan
tabung reaksi. Rak tersebut dilengkapi dengan sejumlah lubang dengan
diameter tertentu. Rak tabung reaksi ada yang terbuat dari kayu, plastik
maupun stainless steel. Sikat pembersih sikat pembersih biasanya terbuat dari
lapisan pegangan kawat yang kokoh dengan ujung melingkar dan memiliki
bulu nilon sintetis untuk membersihkan partikel kotor pada tabung. Pada
umumnya fungsi sikat pembersih adalah membersihkan alat-alat gelas
laboratorium, khususnya tabung reaksi dan erlenmeyer.
Spatula adalah alat untuk mengaduk bahan-bahan kimia yang
berbentuk tepung dan padatan. Spatula juga ada yang terbuat dari logam baja
yang tahan karat dan korosi. Klem adalah alat penjepit yang terbuat dari besi,
dan berfungsi untuk menjepit buret saat hendak melakukan titrasi. Sedangkan
statif adalah stand atau tiang besi yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan klem. Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca
atau plastik dan memiliki ukuran berdiameter 10-20 dengan panjang 50-200
mm. Fungsinya untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil.
Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang bahan atau zat yang akan
digunakan sebelum melakukan suatu percobaan yang membutuhkan
penimbangan. Pengukuran timbangan analitik digunakan anak timbangan
untuk penentuan hasil. Sama dengan timbangan analitik, timbangan digita
bekerja dengan mengukur tekanan (gaya tolak) yang dibutuhkan untuk
menghitung massa. Pada timbangan digital hasil pengukurannya akan tertera
langsung pada layar display.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu Laboratorium adalah
tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan (riset)
pengamatan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dengan
praktik dari berbagai macam disiplin ilmu atau Laboratorium merupakan
sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan dan
penelitian yang disebut praktikum. Alat dan bahan Laboratorium kimia
memiliki nama, fungsi, dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Alat-alat
Laboratorium terdiri dari batang pengaduk, bola hisap (filer), botol semprot,
buret, cawan porselin, corong buchner, corong pisah, erlenmeyer, gelas
beaker, gelas ukur, kaca arloji, kaki tiga, kawat kasa, labu destilasi, labu ukur,
pembakar bunsen, penjepit tabung reaksi, pinset, pipet tetes, pipet ukur, pipet
volume, plat tetes, rak tabung reaksi, sikat pembersih, spatula, statif dan klem,
tabung reaksi, timbangan analitik dan timbangan digital. Sedangkan bahan-
bahan Laboratorium kimia terdiri dari alkohol, aquadest, dan spiritus.
B. Saran
Dari percobaan yang telah dilaksanakan praktikan berharap agar alat
dan bahan kimia di Laboratorium telah lengkap dan sebaiknya alat-alat kimia
yang sudah rusak dan tidak layak pakai seharusnya sudah tidak boleh
digunakan maupun disimpan lagi karena hal tersebut akan membahayakan
pada saat praktikum. Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan.
Terutama karena ini praktikum pertama asisten harus lebih sabar dalam
menghadapi praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. Vol. 1(1).

Astuti, R. 2020. Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat.


CV Jejak, anggota IKAPI. Jawa Barat.

Dewi, S.D.K.A.D., Sastrawidana, K.D., Wiratini, M.N. 2019. Analisis


Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum Pada Laboratorium Kimia Di
SMA Negeri 1 Tampaksiring. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha. Vol.
3(1). Hal 37-42.

Maharani, I.R., Sasi, A.F. 2019. Analisis Cek List Bahan Laboratorium di
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Jurnal Teknologi dan Manajemen
Pengelolaan Laboratorium (Temapela). Vol. 2(1).

Noer, Z., Ritonga, I.S., 2021. Alat-alat Laboratorium Tingkat Universitas


Kategori I. Guepedia. Indonesia.

Raharjo, R. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal


Kimia Sains Dan Aplikasi. Vol. 20(02).

Soeharto, R.F. 2013. Bekerja Dengan Bahan Kimia Melalui Manajemen Bahan
Kimia dan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium Kimia. Jurnal Info Kesehatan. Vol. 11(2).

Subamia, P.D.I., Wahyuni, S.N.A.G.I., Widiasih, N.N., 2019. Analisis Resiko


Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Jurnal
Matematika, Sains, Pembelajarannya. Vol. 13(1).
Vendamawan, R. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana. Vol.
11(02). Hal. 41-46.

Zeverdegani S.K., Barakat S., Yazdi, M. 2016. Chemical Risk Assesment in A


Chemical Laboratory Based on Three Different Techniques. JOHE,
Summer 2016.

Anda mungkin juga menyukai