Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM KIMIA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1

NAMA :
NIM :
KELAS/KELOMPOK :
ASISTEN :

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pengujian salah satunya Laboratorium kimia yang merupakan salah
satu jenis Laboratorium yang di anggap cukup berbahaya dalam rangka
pelaksanaan pendidikan. Peralatan Laboratorium terdiri dari peralatan mesin,
perkakas, kelengkapan dan alat-alat kerja lain yang secara khusus
dipergunakan untuk pengujian produksi dalam skala terbatas.
Kimia merupakan bagian dari ilmu sains yang diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam khususnya yang
berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi, dinamika dan
energitika zat Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, artinya
bahwa tidak mungkin belajar kimia tanpa Laboratorium. Laboratorium akan
membantu mahasiswa memahami konsep-konsep kimia, membuktikan
berbagai konsep dan melakukan penelitian sederhana.
Pada hakikatnya ilmu kimia memiliki dua dimensi, yaitu kimia sebagai
produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk berkaitan dengan
pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori,
sedangkan kimia sebagai proses berkaitan dengan kerja ilmiah di
Laboratorium. Melalui kegiatan praktikum di Laboratorium mahasiswa akan
lebih termotivasi dalam belajar dikarenakan oleh terlibatnya seluruh indra
dalam pengamatan dan percobaan yang dilakukan ketika praktikum
berlangsung. Dengan adanya motivasi yang tinggi, siswa akan bersungguh-
sungguh dalam mempelajari teori, konsep, hukum dan sifat ilmiah sesuai
dengan pendekatan saintifik.
Pelaksanaan kegiatan praktikum membutuhkan penuntun praktikum,
dimana penuntun praktikum digunakan untuk mempermudah menemukan
langkah-langkah praktikum. Selain itu, penuntun praktikum juga harus mampu
mengembangkan kemampuan belajar ilmiah serta keterampilan proses para
peserta didik. Dari hasil observasi yang telah dilakukan masih banyak
ditemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan praktikum. Pertama,
penuntun praktikum yang tersedia belum sesuai dengan kurikulum dimana
pada dasarnya kegiatan praktikum harus mampu mengembangkan kemampuan
belajar ilmiah peserta didik, sementara penuntun praktikum yang ada masih
menuntun peserta didik untuk melakukan praktikum dengan cara hanya
mengikuti prosedur yang ada pada penuntun praktikum saja. Kedua,
pendekatan praktikum yang digunakan saat ini adalah pendekatan praktikum
konvensional, yakni memberikan masalah, alat, bahan serta langkah kerja pada
peserta didik.
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung pada fasilitas
yang ada di Laboratorium dan kepentingan pemakai Laboratorium. Fasilitas
yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus
(gudang), ruang persiapan dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari,
kabinet dan rak-rak.
B. Maksud Dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Agar dapat mengetahui dan memahami alat-alat dan bahan kimia yang
ada di laboratorium beserta fungsinya.
2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami alat-alat dan bahan kimia yang ada
di laboratorium beserta fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Laboratorium adalah unit penunjang akademi pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan, pendidikan, penelitian atau
pengapdian kepada masyarakat (Raharjo, 2017).
Laboratorium membuat perkuliahan lebih bermakna, karena mahasiswa
bergerak langsung dalam melakukan pengamatan atas percobaannya. Selain
itu, keberadaan laboratorium di kampus merupakan keharusan pada pendidikan
sains modern, salah satunya laboratorium kimia sebagai bagian dari sains (Sari
et all, 2018).
Pemanfaatan laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan bagian
dari proses belajar mengajar. Melalui kegiatan praktikum mahasiswa dapat
membuktikan konsep atau teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses
atau percobaan itu sendiri kemudian mengambil kesimpulan sehingga dapat
menunjang pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah. Dalam hal ini, jika
mahasiswa lebih paham terhadap materi kuliah diharapkan hasil belajarnya
dapat meningkat (Muna, 2016).
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, artinya bahwa
tidak mungkin belajar kimia tanpa Laboratorium. Laboratorium akan
membantu mahasiswa memahami konsep-konsep kimia, membuktikan
berbagai konsep dan melakukan penelitian sederhana (Ambarawati, 2018).
Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam Laboratorium
sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya
adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat
Laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
praktikum di Laboratorium kimia (Lukas, 2016).
Kegiatan praktikum sebagai salah satu metode yang mengedepankan
proses dan kerja untuk menemukan sendiri sebuah konsep ilmiah berdasarkan
suatu proses, pengamatan, analisis, pembuktian dan menarik kesimpulan dari
suatu objek (Rahman et all, 2015). Perkuliahan yang dilengkapi dengan
praktikum mampu memperkaya mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Dengan melaksanakan kegiatan praktikum mahasiswa akan lebih
bersemangat karena tidak menonton dengan teori perkuliahan saja (Eliyarti,
2020).
Peralatan Laboratorium dibagi menjadi 3 kategori yaitu peralatan
kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya mudah,
resiko penggunaan rendah akurasi/kecematan pengukuran rendah serta system
kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan,
peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sedang, resiko penggunaan sedang akurasi/kecermatan
penggukurannya sedang serta system kerja yang tidak begitu rumis yang
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus dan peralatan aktegori 3
adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, resiko
penggunaan tinggi akura/kecermatan penggukurannya tinggi serta system kerja
rumis yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus dan bersertifikat.
Bahan di Laboratorium menurut penggunaannya memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus, karena mempunyai sifat eksplosif, korosif,dan irritant
(Raharjo, 2017).
Eksplosif artinya bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Korosif artinya bahan
yang dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Irritant artinya bahan yang
dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada
kulit (Subamia et all, 2019).
Suatu upaya untuk mengcegah dan menghindar dari risiko bahan kimia
berbahaya adalah dengan menerapka manajemen risiko. Fokus dari manajemen
risiko yang baik (good risk management) adalah identifikasi dan perlakuan
risiko. Manajemen risiko memberikan suatu cara secara terstruktur tentang
identifikasi dan analisis risiko serta pemikiran dan implementasi respon yang
tepat dari akibat yang ditimbulkan. Respon-respon tersebut secara umum
menggambarkan strategi-strategi untuk pencegahan risiko, transfer risiko,
pengaruh mitigasi atau penerimaan risiko. membagi strategi manajemen risiko
dalam empat proses yaitu identifikasi risiko, penilaian kualitatif atau kuantitatif
dari risiko terdokumentasi, proses proiritas risiko dan perencanaan respon serta
monitoring risiko. ada tiga proses dalam manajemen risiko yaitu penilaian
risiko, mitigasi risiko dan evaluasi-penilaian, strategi manajemen risiko terdiri
dalam 3 komponen yaitu identifikasi risiko, evaluasi risiko dan mitigasi risiko.
Mitigasi risiko adalah suatu metodologi yang secara sistemik digunakan senior
manajemen untuk mereduksi risiko. Mitigasi risiko dapat dicapai melalui
beberapa option mitigasi risiko berikut Selain itu, perlu adanya pengawasan
intensif dari petugas dan pengampu praktikum pada saat praktikum
berlangsung (Subamia et all, 2019).
B. Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol dan ethyl Alkohol
RM : C2H6O
BM : 46, 07 gram/mol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah diserap, bau khas, rasa panas
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya ditempat sejuk, jauh dari nyala api
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama : AQUADESTILATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
RM : H2O
BM : 18, 02 gram/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
3. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979)
Nama : ACIDIUM SALICYLICUM
Nama lain : Asam salisilat
RM : C6H8O2
BM : 138, 12 gram/mol
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak
manis dan tajam.
Kegunaan : Menghilangkan kelebihan sel-sel yang dihasilkan
oleh lapisan epidermis, anti fungi
Kelarutan : Mudah larut dalam kloroform P dan eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Lactosa (Ditjen POM, 1979)
Nama : LACTOSUM
Nama lain : Laktosa, saccharum lactis
RM : C12H22O11.H2O
BM : 342, 30 gram/mol
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
agak manis
Kegunaan : Zat tambahan
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Menthol (Ditjen POM, 1979)
Nama : MENTHOLUM
Nama lain : Mentol
RM : C1OH20O
BM : 156, 30 gram/mol
Pemerian` : Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau
tajam seperti minyak permen, rasa panas dan
aromatik diikuti rasa dingin
Kegunaan : Antiiritan
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang
sejuk
6. Natrium sulfat anhidrat (Ditjen POM, 1979)
Nama : NATRIUM SULFAT ANHIDRAT
Nama lain : Natrium sulfat anhidrat
RM : Na2SO4
BM : 322, 24 gram/mol
Pemerian : Serbuk hablur atau butiran putih, higroskopik.
Kegunaan : Sebagai bahan penyerap air dalam kloroform.
Kegunaan : Kelarutan dalam air naik lebih dari sepuluh kali
lipat antara 0oc hingga 32,384 oc
Penyimpanan : Di simpan d tempat yang tertutup rapat
7. Paracetamol (Ditjen POM, 1979)
Nama : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, parasetamol
RM : C8H9NO2
BM : 151, 16 gram/mol
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kegunaan : Sebagai penurun suhu
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air dalam 7 bagian etanol
(95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi darri
cahaya
8. Spiritus (Ditjen POM,1979)
Nama : AETHANOLUM DILUTUM
Nama lain : Etanol encer atau Spirtus
RM : C2H50
BM : 46, 07 gram/mol
Pemerian : Cairan bening, mudah menguap dan mudah
bergerak, tidak berwarna, bau khas dengan
memberikan nyala biru tidak berasap.
Kegunaan : Zat tambahan
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
9. Sulfur (Ditjen POM, 1979)
Nama : SULFUR PREACIPITATUM
Nama lain : Belerang endap
RM :S
BM : 32, 06 gram/mol
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiskabies atau tidak menibulkan gatal-atal
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam minyak
zaitun
10. Talcum (Ditjen POM, 1979)
Nama : TALCUM
Nama lain : Talk
RM : Mg3Si4010 (OH) 2
BM : 379, 27 gram/mol
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin. Mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna putih
atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam semua pelarut
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

BAB III
METODE KERJA
A. Alat
1. Anak timbangan
2. Batang pengaduk
3. Bola karet
4. Buret
5. Corong
6. Corong pisah
7. Cawan porselin
8. Cawan petri
9. Desikator
10. Erlenmeyer
11. Gelas kimia
12. Gelas arloji
13. Kaki tiga
14. Labu ukur
15. Labu destilasi
16. Lampu spritus
17. Penjepit tabung
18. Pipet tetes
19. Pipet skala
20. Rak tabung
21. Sendok tanduk
22. Spatula
23. Tabung reaksi
24. Sikat tabung
25. Pinset
26. Kawat kasa
27. Klem dan statif dan botol semprot

B. BAHAN
1. Alkohol
2. Aquadest
3. Asam salisafat
4. Lactose
5. Menthol
6. Natrium sulfat anhidrat
7. Paracetamol
8. Spirtus
9. Sulfur
10. Talcum
C. PROSEDUR KERJA
Menentukan kadar amilum pada sampel
Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan di


praktikum kimia.
Memeriksa dan memastikan alat dan bahan yang akan di
gunakan dalam keadaan baik.
.
Mengamati alat-alat kimia yang di gunakan untuk ptaktikum.
Asisten praktikum menjelaskan mengenai nama, jenis,
kegunaan dan cara pemakaian alat-alat kimia serta
penjelasan lainnya.nselanjutnya praktikan mencatat
penjelasan-penjelasan yang di sampaikan asisten
Praktikan menggambarkan alat-alat praktikum dalam
lembarkerja yang telah disediakan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
NO Nama Alat Gambar Fungsi

1. Batang pengaduk Untuk mengaduk


bahan kimia satu
dengan bahan kimia
lain.

2. Bola hisab Untuk membantu


proses pengambilan
cairan.
3. Botol coklat Untuk menyimpan
cairan atau bahan
kimia lain yang lemah
dengan sinar UV
4. Botol semprot Untuk menyimpan
aquades.

5. Bunsen Untuk pemanasan,


sterilisasi dan juga
pembakaran bahan
obat.
6. Buret Untuk mengukur
volume larutan.

7. Cawan petri Untuk menyimpan


bahan kimia.

8. Cawan porselin Untuk mereaksikan


zat kimia pada suhu
tinggi.

9. Corong kaca Untuk menyaring


campuran kimia.
10. Corong buchner Untuk memfiltrasi
atau memisahkan
suatu cairan.

11. Desikator Untuk mendinginkan


bahan atau alat gelas.

12. Erlenmeyer Digunakan dalam


proses titrasi untuk
menampung larutan.

13. Gegep Untuk menjepit


tabung reaksi.

14. Gelas beker/gelas Sebagai tempat untuk


kimia melarutkan zat.

15. Gelas kaca Untuk menampung zat


kimia dan sebagai
wadah untuk
memanaskan cairan.
16. Gelas ukur Untuk mengukur
volume suatu zat.
17. Kaca arloji Sebagai penutup gelas
kimia ketika tengah
proses pemanasan.

18. Kaca preparat Digunakan untuk


tempat menyimpan
objek yang akan
diamati.
19. Kaki tiga Digunakan untuk
menahan kawat kasa
dalam setiap proses
pemanasan.
20. Kawat kasa Sebagai alas dalam
penyebaran panas
yang berasal dari
suatu pembakaran.

21. Kertas lakmus Untuk mengukur pH


suatu larutan apakah
bersifat asam atau
basa.
22. Kertas saring Untuk menyaring zat
kimia.

23. Labu ukur Untuk membuat


larutan dengan
konsentrasi tertentu
dan mengencerkan
larutan.
24. Pencetak pil Untuk mencetak obat
dalam bentuk pil.

25. Penyaring/saringan Untuk memisahkan


bagian yang tidak
diinginkan
berdasarkan
ukurannya.
26. Pinset Untuk menjepit
benda-benda kecil.

27. Pipet skala Untuk memindahkan


cairan atau larutan ke
dalam wadah dalam
berbagai ukuran
volume dan skala
terbesar.
28. Pipet tetes Untuk membantu
memindahkan larutan
kimia dari wadah satu
ke wadah yang lain.

29. Rak tabung Untuk meletakkan


tabung reaksi.
30. Sendok tanduk Untuk mengambil
sediaan padat.

31. Sikat tabung Untuk membersihkan


tabung reaksi, gelas
ukur, labu ukur dan
lain-lain.

32. Spatel stainless Sebagai alat untuk


mengambil sediaan
semi padat.

33. Statif dan klem Untuk membantu kita


memegang alat kimia
tertentu dalam proses
kimia.
34. Timbangan Untuk mengukur berat
analitik digital suatu zat.

35. Timbangan analog Untuk mengetahui


massa suatu benda
dalam takaran kecil
hingga milligram.
B. Bahan
1. Alkohol Sebagai pelarut
organis dan bahan
baku untuk senyawa
industri seperti
pewarna, obat sintesis,
bahan kosmetik,
bahan peledak, bahan
bakar, dan meniman
beralkohol
2. Aquadest Sebagai pelarut saat
melarutkan senyawa.
Sebagai penjelas pada
indicator pp

3. mentol Sebagai pereda rasa


sakit seperti
keseleodan juga nyeri
otot dan persendian
4. Paracetamol Digunakan untuk
mengobati deamam
dan nyeriringan
seperti sakit kepala
dan nyeri otot.
5. Salicylic acid Digunakan untuk
mengatasimasalah
kulit yang di sebabkan
olehpenebalan dan
pengerasan
kulit,seperti mata ikan
dankutil di tangan dan
kaki.
6. Sulfur Sebagai pembunuh
bakteri, jamur dan
parasite seperti
tunggau kudis.

7. spirtus Digunakan sebagai


pelarut dan sebagai
bahan bakar untuk
pembakar alkohol dan
kompor portabel

C. Pembahasan
Adapun alat-alat kimia yang ada di laboratorium meliputi batang
pengaduk berfungsi untuk mengaduk bahan kimia dengan bahan kimia lain.
Bola hisab berfungsi untuk proses pengambilan cairan. Botol coklat berfungsi
untuk menyimpan cairan atau bahan kimia lain yang lemah dengan sinar UV.
Botol semprot berfungsi untuk menyimpan aquades. Bunsen berfungsi untuk
pemanasan, sterilisasi dan juga pembakaran bahan bakar obat.
Buret berfungsi untuk mengukur volume larutan. Cawan petri
berfungsi untuk menyimpan bahan kimia. Cawan porselin berfungsi untuk
mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi. Corong buchner untuk memfiltrasi
atau memisahkan suatu cairan. Corong kaca berfungsi untuk memfiltrasi atau
memisahkan suatu cairan. Desikator berfungsi untuk mendinginkan bahan atau
alat gelas. Erlenmeyer digunakan untuk proses titrasi.
Gegep digunakan untuk menjepit tabung reaksi. Gelas beker/gelas
kimia berfungsi sebagai tempat melarutkan zat. Gelas kaca berfungsi untuk.
menampung zat kimia dan sebagai wadah untuk memanaskan cairan. Gelas
ukur berfungsi untuk mengukur volume zat. Kaca arloji berfungsi sebagai
penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan. Kaca preparat digunakan
untuk tempat menyimpan objek yang akan diamati. Kaki tiga digunakan untuk
menahan kawat kasa dalam setiap proses pemanasan.
Kawat kasa berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakaran. Kertas lakmus berfungsi untuk mengukur pH
suatu larutan apakah bersifat asam atau basa. Labu ukur berfungsi untuk
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Pencetak pil berfungsi untuk mencetak obat dalam bentuk pil. Penyaring atau
saringan berfungsi untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan
berdasarkan ukurannya. Pinset digunakan untuk menjepit benda-benda kecil.
Pipet skala berfungsi untuk memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah
dalam berbagai ukuran volume dan skala terbesar. Pipet tetes berfungsi untuk
membantu memindahkan larutan kimia dari wadah satu ke wadah yang lain.
Rak tabung berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi. Sendok tanduk
berfungsi untuk mengambil sediaan padat. Sikat tabung berfungsi untuk
membersihkan tabung reaksi, labu ukur, gelas ukur dan lain-lain. Spatel
stainless berfungsi sebagai alat untuk mengambil sediaan semi padat. Statis dan
klem berfungsi untuk membantu kita memegang alat kimia tertentu dalam
proses kimia. Timbangan analitik digital berfungsi untuk mengukur berat suatu
zat. Timbangan analog digunakan untuk mengetahui massa suatu benda dalam
takaran kecil hingga milligram.

D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Diamati alat-alat kimia yang akan digunakan untuk praktikum.
3. Masing-masing praktikan memilih alat yang terdapat di dalam
Laboratorium.
4. Masing-masing praktikan akan menjelaskan mengenai nama, jenis,
kegunaan dan cara pemakaian alat-alat serta penjelasan lainnya.
Selanjutnya praktikan mencatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan.
5. Dibersihkan alat yang telah digunakan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pengujian salah satunya Laboratorium kimia yang merupakan
salah satu jenis Laboratorium yang di anggap cukup berbahaya dalam
rangka pelaksanaan pendidikan. Pengenalan alat dan bahan yang dipakai
saat praktikum meliputi macam-macam alat dan bahan, mengetahui nama-
nama alat, mengetahui sifat dari bahan kimia, memahami fungsi serta cara
alat kerja dan bahan tersebut. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
ditarik keimpulan bahwa alat-alat yang digunakan di Laboratorium yaitu,
alat pencetak pil, batang pengaduk, bola hisab, botol cokelat, botol
semprot, bunsen, buret, cawan porselin, cawan petri, corong buchner,
corong kaca, desikator, Erlenmeyer, gegep, gelas kaca, gelas kimia, gelas
ukur, kaca arloji, kaca preparat, kaki tiga, kawat kasa, kertas lakmus,
kertas saring, labu ukur, pinset, pipet skala, pipet tetes, rak tabung,
saringan, sendok tanduk, sikat tabung, spatel, statif dan klem, timbangan
analitik serta timbangan analitik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan
dirawat lagi agar praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal
tanpa ada kekurangan. Semua praktikan harus menguasai materi percobaan
agar mendapat hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, S dan A.K. Prodjosantoso, 2018. Analisa Kelengkapan Alat
Labolatoriun dan Keterlaksanaan Praktikum Kimia di SMA Negeri 2
Yogyakarta. Jurnal Pelajaran Kimia. Vol. 7, No. 1. Hal 9-18.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI : Jakarta.


Eliyarti, E dan Rahayu, C, 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat Praktikum
Materi Kaloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa Teknik.
Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, Vol 3, No 1. Hal 15-16
Lukas, S., dan N. Jusnita, 2016. Buku Praktikum Laboratorium Farmasi. 2016
Jakarta: Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Muna, Izza Aliyatul. 2016. Optimalisasi Fungsi Laboratorium IPA Melalui
Kegiatan Praktis Pada Prodi Pgmi Jurusan Tarbiyah Stain Ponorogo.
Jurnal Kodifikasia. Vol.10, No. 1.
Raharjo, Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Pengelolaan Alat Bahan dan
Laboratorium Kimia, Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi. Vol.20, No.3.
(2017). Hal 99–104..
Rahman, D., Adlim, A., dan Mustanir, M, 2015. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia. Vol. 03, No. 2. Hal 1-13.

Sari et al., Jurnal Tadris Kimia 3 (2018), Progran Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Tarbiyah daan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Hal 248-257.

Subamia, I.D.P, dkk, 2016. Analisis Resiko Bahan Kimia Berbahaya di


Labolatorium KimiaOrganik, Wahana Matematika dan Sains. Jurnal
Matematika, sains dan Pembelajarannya,Vol 13 No1. Hal 61-67.

Anda mungkin juga menyukai