Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

OLEH :
NAMA : ANISA PERMATA AULIA

NIM : B1A021009

HARI/TANGGAL : JUMAT, 29 OKTOBER 2021

ASISTEN : MARWA IRBAH AS-SADIDAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
LABORARORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


I. TUJUAN ...................................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 1
III. PROSEDUR PERCOBAAN .................................................................... 4
3.1. Alat........................................................................................................ 4
3.2. Bahan .................................................................................................... 4
3.3. Cara Kerja ............................................................................................. 4
3.4. Skema Kerja .......................................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 6
4.1. Data Pengamatan .................................................................................. 6
4.2. Pembahasan ........................................................................................ 11
V. KESIMPULAN .......................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 18
5.2. Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam alat dan bahan
kimia/kemikalia yang sering dipakai dalam analisis atau percobaan
kimia serta penggunaanya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Kimia atau dalam bahasa Inggris disebut chemistry berasal dari
bahasa Mesir “Keme” yang dapat diartikan sebagai “Bumi”. Sesuatu
yang dicari dalam Ilmu Kimia adalah jawaban dari pertanyaan
mengenai gejala-gejala yang berhubungan dengan komposisi, struktur,
sifat, perubahan, dinamika, dan energi zat. Ilmu kimia berkaitan erat
dan diperlukan untuk mendukung bidang ilmu yang lain, karena itu
ilmu kimia disebut sebagai “Central Science” (Juwairiah, 2013). Ilmu
kimia berlandaskan pada eksperimen, sehingga dalam pembelajarannya
tidak dapat dipisahkan dari laboratorium. Pemahaman dan pembuktian
konsep-konsep kimia dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen
atau praktikum di laboratorium (Juvitasari et al., 2018).
Emda (dalam Hendrawan et al., 2021) menyatakan bahwa
laboratorium ialah suatu tempat berbentuk ruangan terbuka atau
tertutup dimana kegiatan pengamatan, percobaan, penelitian atau riset
ilmiah yang berhubungan dengan bidang keilmuan. Salah satu
laboratorium yang dikatakan cukup berbahaya adalah laboratorium
kimia (Lathifah & Arifin, 2019). Menurut Imamkhasani (dalam
Subamia et al., 2019), bekerja di laboratorium kimia memiliki bahaya
berupa ancaman terhadap keselamatan kerja. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan upaya pencegahan dan pertolongan pada
kecelakaan sebagai dampak dari desain, sistem, proses, dan kegiatan
laboratorium. Penyebab dasar terjadinya kecelakaan adalah faktor

1
2

manusia dan kesalahan manajemen laboratorium (Cahyaningrum et al.,


2019).
Dikatakan bahwa 60% kecelakaan disebabkan oleh faktor
manusia, seperti kelalian, tidak malakukan prosedur kerja dengan baik,
tidak disiplin pada tata tertib laboratorium, dan keterbatasan
pengetahuan tentang alat dan bahan kimia yang digunakan
(Cahyaningrum et al., 2019). Alat-alat praktikum dapat rusak dan
bahkan berbahaya jika tidak sesuai prosedur pemakaiannya (Lathifah &
Arifin, 2019). Sementara itu, penggunaan kemikalia atau bahan kimia
selain memberikan keuntungan tetapi juga memberikan potensi bahaya
pada kesehatan fisik ataupun lingkungan (Cahyaningrum et al., 2019).
Oleh karena itu, pengetahuan tentang alat dan bahan kimia/kemikalia
adalah salah satu faktor yang penting dalam mendukung kegiatan
praktikum di laboratorium. Seseorang akan lebih terampil dalam
praktikum jika mereka telah memiliki pengetahuan tentang alat-alat dan
bahan-bahan laboratorium seperti nama, fungsi, dan cara
menggunakannya (Sari, 2021).
Menurut (Raharjo, 2017) peralatan laboratorium atau peralatan
merupakan mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang
secara khusus digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas. Pengertian lainnya dari alat laboratorium ialah
suatu alat yang bisa diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan
membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Alat
laboratorium dapat terbuat dari gelas, porselin, besi, maupun karet.
Secara umum, alat praktikum berfungsi untuk mempermudah peserta
didik dalam memahami konsep sains. Tujuan digunakannya alat
laboratorium diantaranya: (1) meningkatkan pengetahuan, (2)
mengajarkan keterampilan praktikum, (3) mengembangkan sikap
ilmiah, (4) mengembangkan keahlian, dan (5) memotivasi peserta
didik. Selain itu, terdapat kriteria kelayakan alat laboratorium, yaitu (1)
harus sesuai konsep fisika, (2) sesuai kurikulum, (3) sesuai subjek
3

penelitian, (4) mudah dipahami, (5) mudah digunakan (Widayanti &


Yuberti, 2018).
Bahan laboratorium atau bahan merupakan semua hal yang
diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas. Berdasarkan penggunaannya, bahan laboratorium dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu: (1) bahan khusus yang merupakan bahan
yang penanganannya membutuhkan perlakuan dan persyaratan khusus,
karena bersifat eksplosif, korosif, dan irritant; (2) bahan umum adalah
bahan yang penanganannya tidak membutuhkan perlakuan dan
persyaratan khusus dan tidak bersifat eksplosif, korosif, dan tidak
irritant (Raharjo, 2017). Bahan kimia laboratorium ini adalah salah satu
risiko yang sulit diperkirakan dan paling berbahaya di laboratorium.
Tak ada zat yang benar-benar aman, dan semua bahan kimia
menghasilkan efek beracun pada sistem kehidupan. Bahan kimia
memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) zat bertoksisitas tinggi yang
kemungkinan dapat mengakibatkan keracunan sampai kematian, (2)
bahan berbahaya hayati yang dapat menyebabkan infeksi dan
keracunan, (3) bahan kimia mudah terbakar yang dapat menyebabkan
kebakaran, (4) cairan mudah terbakar yang mirip seperti bahan kimia
mudah terbakar, (5) senyawa reaktif dan eksplosif yang jika tidak
digunakan dengan tepat bisa meledak, (6) peroksida organik yaitu
senyawa dengan stabilitas sangat rendah dan merupakan zat paling
berbahaya yang biasanya ditangani di laboratorium (Harefa et al.,
2019).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu alat-alat
kimia yang terbuat dari bahan gelas, porselin, logam, dan karet.

3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu bahan-
bahan yang disimpan baik di dalam laboratorium dengan suhu
penyimpanan tertentu untuk masing-masing bahan. Bahan yang
tersedia di laboratorium, yaitu bahan dalam bentuk cairan atau
padatan serta dikemas dalam botol plastik atau botol gelas yang
gelap.

3.3. Cara Kerja


1. Alat-alat yang ada dalam almari contoh diamati.
2. Minimum 20 nama alat dan kegunaannya ditulis sesuai dengan
nomor alat yang ada.
3. Label dalam botol kemasan kemikalia yang telah disediakan
asisten diamati dan dibaca.
4. Rumus kimia, nama kemikalia, bobot molekul dan derajat
kemurniannya ditulis.
5. Dibuat laporan.

4
5

3.4. Skema Kerja

Alat dan Bahan

- diamati alat-alat yang ada dalam almari contoh.


- ditulis minimum 20 nama alat dan kegunaannya sesuai
dengan nomor alat yang ada.
- diamati dan dibaca label dalam botol kemasan
kemikalia yang telah disediakan asisten.
- ditulis rumus kimia, nama kemikalia, bobot molekul
dan derajat kemurniannya.
- dibuat laporan.

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan


Tabel 4.1.1 Pengenalan alat
ALAT
KEGUNAAN GAMBAR
BAHAN NAMA
Gelas 1. Gelas ukur Mengukur volume larutan.

2. Erlenmeyer Titrasi dan wadah tempat


menampung larutan.

3. Gelas beker Menampung larutan.

4. Labu ukur Membuat, menyimpan, dan


leher panjang mengencerkan larutan dengan
ketelitian tinggi.

5.Gelas arloji Penguapan atau pengeringan


padatan dalam bentuk tepung.

6
7

6. Pipet ukur Memindahkan larutan atau zat


cair dalam ukuran volume
tertentu.

7. Pipet tetes Meneteskan atau mengambil


larutan dengan jumlah kecil
dan volumenya tidak
diperhatikan.
8. Pipet volume Mengambil larutan dengan
volume tertentu yang
ketelitiannya tinggi.

9. Pengaduk Mengaduk suatu larutan.

10. Tabung Wadah untuk mereaksikan


reaksi satu atau lebih zat.

11. Labu ukur Membuat, menyimpan, dan


mengencerkan larutan dengan
ketelitian tinggi.
8

12. Buret Mengatur volume larutan


yang akan dipindahkan dan
titrasi.

Porselin 13. Evaporating Wadah untuk mereaksikan


dish atau mengubah suatu zat pada
suhu tinggi/penguapan dan
pengeringan padatan dalam
bentuk tepung.
14. Mortar Menghaluskan zat yang masih
bersifat padat/kristal.

15. Spatula Mengaduk bahan kimia dalam


bentuk tepung dan padatan.

Logam 16. Statif Menegakkan alat lab lainnya,


seperti buret, corong pisah,
dll.

17. Kaki tiga Penyangga ketika proses


pemanasan.

18. Pembakar Memanaskan larutan,


Bunsen sterilisasi, dan pembakaran.
9

Karet 19. Filler Menghisap larutan berbahaya


yang akan dipindahkan dari
botolnya.

20. Tutup karet Tutup botol atau labu,


atau prop penyangga corong buchner.

Tabel 4.1.2 Pengenalan bahan


No Bobot
Rumus Derajat Hazardous
Nama Bahan Molekul
Molekul Kemurnian Level
(gr/mol)
1. Petroleumbenzine C7H7BrMg 150 Pro Analyse Highly
flammable

2. Potassium Iodide KI 166,0028 ACS -


3. tri-Natriumcitrate Na3C6H5O7 258 Pro Analyse -
4. Natrium Na2WO4 293,82 Pro Analyse -
Wolframat
5. Aquadest H2O 18 - -
6. Aqua DM H2O 18 - -
7. Aquabides H2O 18 - -
8. Kaliumnatrium KNaC4H4O6 282,1 Pro Analyse -
Tatrat .4H2O
9. Natrium Sulfat Na2SO4 142,04 Pro Analyse -
10

10. Oxalicsaure C2H2O4 90,03 Pro Analyse Irritant

11. Natriumhydrogen Na2HPO4 141,96 Pro Analyse -


phosphat
12. Natriumcarbonat Na2CO3 105,9888 Pro Analyse Irritant

13. Kupfer (II) sulfat CuSO4 159,609 Pro Analyse Irritant

14. Kupfer (II) sulfat CuSO4.5H2 249,70 Pro Irritant


pentahydrate O Analyse,
ACS

15. Hydrogen H2O2 34,0147 Komercial Corrosive


peroxide Grade

16. Ammonia NH3 17,031 - Irritant

17. Kalium iodide KI 166,0028 Ph Eur, BP, -


USP
18. Silicagel SiO2 60,08 Pro Analyse Irritant
11

19. Bariumchlorid BaCl2 208,23 Pro Analyse Irritant

20. Tetrachlorid CCl4 153,82 - Irritant

4.2. Pembahasan
1. Pengenalan Alat
Laboratorium adalah tempat melaksanakan riset ilmiah,
eksperimen, penelitian, pengukuran, maupun praktikum. Dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, penggunaan alat dan
bahan kimia di laboratorium tidak dapat dihindari. Menurut
(Raharjo, 2017) peralatan laboratorium atau peralatan
merupakan mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja
lain yang khusus digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas. Pengertian lainnya dari alat
laboratorium ialah suatu alat yang bisa diserap oleh mata dan
telinga dengan tujuan membantu proses pembelajaran menjadi
lebih efektif dan efisien.
Peralatan laboratorium pada dasarnya dikelompokkan
menjadi 2, yaitu alat gelas dan alat instrumen. Alat instrument
pun dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan tingkat kesulitan
pengoperasiannya. Pengekompokan itu, antara lain: (1)
Kategori 3, yaitu peralatan yang cara pengoperasiannya sulit;
(2) Kategori 2, yaitu peralatan yang cara pengoperasiannya
sedang; (3) Kategori 1, yaitu peralatan yang cara
pengoperasiannya mudah. Setiap instrumen ini memiliki syarat
sebelum digunakan. Syarat-syarat tersebut antara lain, siap
12

untuk dipakai, bersih, berfungsi dengan baik, terkalibrasi, dan


harus ada SOP-nya (Raharjo & Harjanto, 2017).
Alat laboratorium dapat terbuat dari gelas, porselin, besi,
maupun karet. Masing masing bahan ini memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Kelebihan dari alat yang terbuat dari
gelas adalah transparan sehingga mudah mengamati isinya,
sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah. Kelebihan
bahan porselin adalah lebih kuat apalagi jika digunakan untuk
menumbuk bahan, sedangkan kekurangannya adalah mudah
pecah dan tidak transparan. Bahan logam memiliki kelebihan
seperti lebih kuat dan tahan lama, namun mudah berkarat.
Bahan karet lebih lentur dan tidak pecah, tapi sulit dibersihkan.
Setelah mengetahui bahan dasarnya, kita harus
mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratoriumnya. Alat
yang terbuat dari gelas, antara lain gelas ukur, Erlenmeyer,
beaker glass, labu ukur leher panjang, gelas arloji, pipet ukur,
pipet volume, pipet tetes, pengaduk, tabung reaksi, labu ukur,
dan buret. Gelas ukur merupakan silinder gelas berskala untuk
mengukur volume larutan dengan tepat, tetapi tidak boleh
digunakan pada suhu panas. Erlenmeyer adalah labu gelas
untuk tempat menampung larutan dan titrasi. Beaker glass
adalah bejana berbentuk silinder bercucuk, berguna untuk
menampung larutan atau zat, memanaskan larutan kimia,
menguapkan solven/pelarut, dan memekatkan larutan. Labu
ukur dan labu ukur leher panjang digunakan untuk menakar
volume larutan pada proses preparasi atau membuat,
menyimpan, dan mengencerkan larutan dengan ketelitian tinggi.
Gelas arloji adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang
digunakan untuk penguapan atau pengeringan zat-zat yang
terlarut. Pipet ukur digunakan untuk memindahkan larutan atau
zat cair dalam ukuran volume tertentu. Pipet volume berfungsi
13

untuk mengambil larutan dengan volume tertentu yang


ketelitiannya tinggi. Pipet tetes berbentuk pipa kecil dengan
ujung bawah yang meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet
dan digunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil. Pengaduk kaca digunakan untuk mengaduk seuatu
larutan. Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan bahan
kimia. Buret adalah pipet ukur panjang yang dilengkapi dengan
kran untuk mengukur volume cairan yang akan dipindahkan
bisa juga digunakan untuk titrasi.
Alat yang terbuat dari porselin, antara lain evaporating
dish, mortar, dan spatula. Evaporating dish/cawan porselin
adalah cawan yang bercucuk yang dipakai sebagai tempat
penguapan atau pengeringan padatan dalam bentuk tepung.
Mortar digunakan untuk menumbuk padatan kimia. Spatula
digunakan untuk mengaduk bahan kimia dalam bentuk tepung
atau padatan. Sementara itu, alat yang terbuat dari logam, antara
lain statif, kaki tiga, dan pembakar bunsen. Statif adalah tiang
besi yang digunakan untuk memegang buret atau gelas lainnya.
Kaki tiga digunakan untuk meyangga labu/alat lain yang akan
dididihkan. Pembakar bunsen digunakan dalam pembakaran.
Alat lab yang terbuat dari karet antara lain filler dan prop/tutup
karet. Filler adalah alat penyedot pipet untuk larutan-larutan
yang berbahaya. Prop/tutup karet digunakan sebagai tutup
botol atau labu.
Penyimpanan dan penataan alat laboratorium perlu
diperhatikan. Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan
penataan alat, yaitu (1) Jenis bahan dasar alat tersebut; (2) Alat
yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas dan porselin; (3) Berat benda perlu juga diperhatikan;
(4) Jangan menyimpan alat-alat yang berat ditempat yang lebih
tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali (Raharjo &
14

Harjanto, 2017). Dengan begitu, alat laboratorium akan lebih


mudah untuk diambil saat dibutuhkan. Kerusakan alat juga bisa
dikurangi.

2. Pengenalan Bahan
Selain alat laboratorium, terdapat pula bahan kimia
untuk digunakan dalam laboratorium. Bahan laboratorium atau
bahan merupakan semua hal yang diolah/digunakan untuk
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas.
Berdasarkan penggunaannya, bahan laboratorium dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu: (1) bahan khusus yang merupakan
bahan yang penanganannya membutuhkan perlakuan dan
persyaratan khusus, karena bersifat eksplosif, korosif, dan
irritant; (2) bahan umum adalah bahan yang penanganannya
tidak membutuhkan perlakuan dan persyaratan khusus dan
tidak bersifat eksplosif, korosif, dan tidak irritant (Raharjo,
2017). Wujud bahan kimia yang digunakan di laboratorium
dapat berupa bahan kimia cair dan bahan kimia padat. Bahan
kimia cair bisa bersifat mudah menguap, seperti CHCl3,
CH3COCH3 (acetone), HCl; atau mudah terbakar, seperti
CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan bahan kimia padat bisa
bersifat higroskopis, seperti NaOH, KSCN; bersifat mudah
menguap/menyublim, seperti I2, (NH4)2CO3, C10H8
(naphthalene); bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4,
AgNO3; bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K; bersifat
peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor (Sucipta, 2015).
Tidak ada zat yang sepenuhnya aman. Seperti halnya
bahan kimia, ada yang aman dan ada yang berbahaya. Bahan
kimia berbahaya merupakan bahan kimia yang mempunyai
sifat reaktif dan sensitif pada perubahan dan kondisi
lingkungan yang bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan
15

(Harjanto et al., 2011). Contoh bahan kimia berbahaya, seperti


H2O2, H2SO4, H2C2O4, C7H7BrMg, Na2CO2, CuSO4, NH3, dll..
Sementara itu, bahan kimia yang tidak berbahaya tidak
menimbulkan sifat yang akan merugikan diri maupun
lingkungan. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah
aquades, aqua DM, aquabidest, dll..
Sebagian bahan kimia yang berbahaya dapat menjadi
pencemar bagi lingkungan, sebagian lainnya bisa bersifat
korosif, mudah terbakar, mudah meledak, racun, bahkan
merusak. Agar dapat membedakan antara bahan kimia
berbahaya dengan bahan kimia yang tidak berbahaya serta
untuk mengetahui potensi bahaya dan akibat yang dihasilkan
dari bahan kimia tersebut, dibutuhkan suatu simbol. Hal inilah
yang mendasari dibuatnya suatu simbol-simbol yang
menandakan sifat berbahaya dari suatu bahan kimia yang
disebut Hazardous Level. Hazardous Level adalah suatu
peraturan pada pengemasan dan pelabelan bahan kimia yang
wajib untuk mencantumkan informasi bahaya berdasarkan
tingkat bahaya bahan kimianya. Terdapat beberapa jenis simbol
Hazardous Level, seperti mudah meledak (explosive), mudah
terbakar (flammable), mengiritasi/berbahaya
(irritate/harmful), beracun (toxic), korosif (corrosive),
pengoksidasi (oxidator), berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment).
1. Explosive (mudah meledak), bahan kimia golongan
ini dapat menyebabkan ledakan akibat panas, percikan api,
guncangan, ataupun gesekan.
2. Flammable (mudah terbakar), bahan kimia golongan ini
dapat bereaksi dengan air dan menghasilkan gas yang
mudah terbakar.
16

3. Irritate/Harmful (mengiritasi/berbahaya), bahan kimia ini


dapat menyebabkan luka bakar, berlendir, dan dapat
mengganggu sistem pernapasan.
4. Toxic (beracun), bahan kimia ini dapat mengakibatkan
kematian atau sakit serius bila masuk ke tubuh saat dihirup.
5. Corrosive (korosif), dapat mengakibatkan iritasi pada
kulit, gatal-gatal, kulit terkelupas, dan merusak jaringan
tubuh.
6. Oxidator (pengoksidasi), dapat menyebabkan kebakaran
jika terjadi kontak dengan agen pereduksi.
7. Dangerous for environment (berbahaya bagi lingkungan),
dapat berbahaya bagi lingkungan meskipun dalam
konsentrasi rendah (Harefa & Sihotang, 2019).

Sumber: (https://www.synergysolusi.com/7-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html)

Seperti yang telah diketahui bahwa setiap bahan kimia


ini memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, dalam hal penyimpanan dan penataan kita harus
memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek yang harus
17

diperhatikan, antara lain aspek pemisahan, tingkat resiko


bahaya, pelabelan, fasilitas penyimpanan, wadah sekunder,
bahan kadaluarsa, inventarisasi, dan informasi resiko bahaya
(Raharjo, 2017). Akan berbahaya jika aspek-aspek tersebut
tidak terpenuhi. Karena hal ini harus diperhatikan agar tidak
terjadi kecelakaan saat praktikum.
V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
1. Alat yang ada di laboratorium dan biasa digunakan dalam
praktikum atau percobaan dapat terbuat dari gelas, porselin,
logam, dan karet yang memiliki kegunaannya masing-masing.
2. Bahan-bahan kimia ada yang berwujud cair dan padat, masing-
masing memiliki nama, rumus molekul, derajat kemurnian, dan
hazardous level-nya sendiri.
3. Bahan kimia yang berbahaya memiliki simbol berupa hazardous
level yang dapat menunjukkan tingkat bahaya serta akibat yang
dihasilkan.

5.2. Saran
Diharapkan dalam setiap praktikum, praktikan telah
menggunakan alat pelindung. Praktikan lebih memperhatikan
setiap fungsi atau kegunaan alat dan bahan kimia. Praktikan
menjadi lebih berhati-hati dalam pengambilan serta penggunaan
alat dan bahan praktikum. Kemudian, praktikan telah memahami
materi dan selalu memperhatikan asisten praktikum dengan teliti.

18
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, D., Sari, H., & Iswandari, D. (2019). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(2): 2654–251.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp/article/view/5462

Harefa, N., Gultom, S., & Purba, L. S. L. (2019). Implementasi Webinar Terhadap
Sikap Sadar Keamanan Kimia Mahasiswa. Jurnal Dinamika Pendidikan,
12(1), 17. https://doi.org/10.33541/jdp.v12i1.1027

Harefa, N., & Sihotang, L. (2019). Modul Penuntun Praktikum Pendidikan MIPA
Dasar. In Universitas Kristen Indonesia.

Harjanto, N. T., Suliyanto, S., & Sukesi, E. (2011). Manajemen Bahan Kimia
Berbahaya dan Beracun sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Perlindungan Lingkungan. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
(BATAN), IV(08): 54–67.

Hendrawan, E., Hadi, L., Sahputra, R., Enawaty, E., & Rasmawan, R. (2021).
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Deskripsi Pengetahuan Alat –
Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. Universitas Tanjungpura, 3(5): 3385–
3396. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.731

Juvitasari, P. M., Melati, H. A., & Lestari, I. (2018). Deskripsi Pengetahuan Alat
Praktikum Kimia Dan Kemampuan Psikomotorik Siswa Man 1 Pontianak. J.
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(7): 1–13.

Juwairiah. (2013). Alat Peraga Dan Media Pembelajaran Kimia. Visipena Journal,
4(1), 1–13. https://doi.org/10.46244/visipena.v4i1.85

Lathifah, M., & Arifin, R. W. (2019). Animasi Interaktif Pengenalan Alat – Alat
Praktikum Untuk Siswa. SMKN 5 Kota Bekasi, 3(2): 189–200.

Raharjo, R. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains Dan Aplikasi, 20(2): 99–104. https://doi.org/10.14710/jksa.20.2.99-104

19
20

Raharjo, R., & Harjanto, S. (2017). Penanganan Alat Dan Bahan Yang Baik Dalam
Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium Kimia. Metana, 13(2): 58.
https://doi.org/10.14710/metana.v13i2.18017

Sari, D. A. (2021). Praktikum Mahasiswa Teknik Kimia Unsika: Teori Melalui


Daring dan Praktek di Normal Baru. Prosiding Seminar Nasional Universitas
Islam Syekh Yusuf, February. https://doi.org/10.31219/osf.io/q2ack

Subamia, I. D. P., Sriwahyuni, I. G. A. N., & Widiasih, N. N. (2019). Analisis


Resiko Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Wahana
Matematika Dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, Dan Pembelajarannya,
13(1): 49–70.

Sucipta, I. nyoman. (2015). Modul Kuliah PENGETAHUAN BAHAN.


Https://Simdos.Unud.Ac.Id/: 1–15.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/38a4180e3957b26658
35fbe6ddaf7bf1.pdf

Widayanti, W., & Yuberti, Y. (2018). Pengembangan Alat Praktikum Sederhana


Sebagai Media Praktikum Mahasiswa. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika Dan Riset Ilmiah), 2(1): 21–27. https://doi.org/10.30599/jipfri.v2i1.161

Anda mungkin juga menyukai