PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laboratorium atau lab adalah tempat riset ilmiah eksperimen pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisik, kimia, biologi, atau
bidang ilmu lainnya. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat berupa suatu ruangan
tertutup, kamar atau bahkan ruangan terbuka seperti kebun. Berdasarkan definisi tersebut,
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan
maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisik, kimia, biologi, atau bidang ilmu lain
berupa ruang tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun (Wanmustafa,2011).
Kebanyakan alat dalam laboratorium terbuat dari gelas atau kaca. meskipun alat-alat
tersebut telah siap dipakai, namun dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan
khusus sesuai kebutuhan. Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat
yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda ada yang terbuat
dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik, dan lainnya sesuai dengan fungsi masing-
masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan asam, tahan suhu tinggi dan
ada pula yang hanya tahan pada suhu normal. Oleh sebab itu, pengenalan dan penggunaan
alat serta bahan sangat menentukan keberhasilan dari suatu praktikum sebab itu penting untuk
mengenal alat dan bahan praktikum.
Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mampu menjelaskan
beberapa alat dan bahan kimia yang digunakan dalam praktikum disertai fungsi, prinsip kerja,
penyimpanan dan bahayanya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa macam
antara lain, bahan kimia beracun (toxic), adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya bagi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian jika terserap kedalam
tubuh. Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia
mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat juga dapat menimbulkan
ledakan. Bahan kimia peledak adalah suatu zat padat, atau cair dan bahkan campuran yang
karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta
suhu yang tinggi sehingga menimbulkan kerusakan di sekitarnya. Bahan kimia reaktif
terhadap air adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang
mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya. Gas bertekanan adalah gas yang disimpan di bawah tekanan,
baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah
tekanan. Bahan kimia radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 mikrocurie/gram..
Terakhir, bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang mudah bereaksi
dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas gas yang beracun
dan korosif (Baker,2010).
Untuk memelihara atau penyimpanan bahan kimia sangat penting perhatikan sifat
bahan yang akan disimpan. Pertama yang diperhatikan adalah wujud bahan dapat berupa
padat, cair dan gas yang harus disimpan dalam kelompok yang sesuai dengan wujudnya.
Kedua, penyimpanan bahan pada tempat dengan kondisi khusus, misalnya ruangan dingin
berventilasi, jauh dari bahaya kebakaran atau api, wadah tertutup, disimpan dalam keadaan
yang tegak berdiri, dan lain-lainnya sesuai dengan sifat dari bahan kimia tersebut. Sifat bahan
kimia yang sangat perlu diperhatikan yaitu bahan-bahan beracun, korosif, mudah terbakar
mudah meledak, bersifat oksidator, reaktif air, reaktif terhadap asam, gas bertekanan tinggi
dan sensitif terhadap sinar matahari (Wiratma, 2014).
Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan untuk
pengujian kalibrasi dan atau produksi dalam skala terbatas, yang dibagi menjadi dua kategori
yaitu bahan khusus dan bahan umum. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. Bahan umum adalah bahan yang
penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. Dalam laboratorium
kimia penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan strategi rencana yang dilakukan dalam
melakukan penyimpanan bahan dan zat yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan di
dalam laboratorium. Setiap bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda.
Maka dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan,
tingkat resiko bahaya, pelabelan, fasilitas penyimpanan, wadah sekunder, bahan kadaluarsa,
inventarisasi, dan informasi resiko bahaya (Vendamawan,2015).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya botol timbang,
buret, cawan porselen, corong, desikator, erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, labu ukur,
mortar dan pastle, oven, pipet tetes, pipet volume, rak tabung reaksi, rubber bulb,
centrifuge, tanur, teksture analyzer, timbangan analitik, vortex, waterbath, dan yellowtip.
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
Analisis pangan adalah salah satu sub bidang ilmu pangan yang berhubungan dengan
cara-cara atau metode analisis dalam mendeteksi dan menetapkan komponen-komponen yang
terdapat dalam bahan pangan baik segar maupun olahan. Pengetahuan ini sangat dibutuhkan
oleh ahli dalam ilmu dan teknologi pangan terutama untuk menentukan apakah suatu bahan
atau produk pangan mengandung komponen-komponen berbahaya atau tidak. Menghasilkan
data-data yang sangat dibutuhkan untuk mendukung suatu keputusan dalam menentukan
mutu pangan ataupun tingkat keamanannya. Data tersebut diperoleh melalui suatu pengujian
atau analisa di dalam laboratorium. Oleh karenanya laboratorium sangat erat kaitanya dengan
analisa pangan.
Alat-alat yang biasanya terdapat di dalam laboratorium dibagi menjadi dua yaitu alat
glassware dan alat-alat non gelassware. Alat glassware adalah alat-alat yang terbuat dari
kaca contohnya labu ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas beker, gelas ukur, pipet tetes,
pipet ukur, pipet volume, buret, corong, desikator, dan botol timbang. Sementara itu, alat-alat
yang tergolong kedalam alat-alat non-gelasswere adalah alat-alat yang tidak terbuat dari kaca,
contohnya vortex, pipet mikro, timbangan analitik, tanur, cawan porselen, mortar and
pestle,moisture meter, oven, rak tabung reaksi, rubber bulb, centrifuge, teksture analyzer,
waterbath, dan yellow tip.
Adapun ulasan mengenai fungsi dan kegunaan alat-alat praktikum kimia dan analisis
pangan dimulai dari alat-alat glassware.Labu ukur berfungsi untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan dengan keakurasian tinggi. Labu ukur
biasanya terbuat dari bahan kaca borosilikat. Ukuran dari labu ukur mulai dari 10 mL, 25 mL,
50 mL, 100 mL, 250 mL bahkan hingga 2 L. Labu ukur biasa ditemui dengan berbagai merek
salah satunya pyrex yang merupakan buatan Amerika. Erlenmeyer merupakan alat yang
berfungsi sebagai wadah untuk melakukan titrasi sampel, mengukur dan mencampur sampel,
wadah penampung larutan,baik padat maupun cair. Erlenmeyer tanpa tutup asah biasa
digunakan untuk titrasi dengan pengocokan sedang hingga lemah sedangkan yang dengan
penutup digunakan untuk titrasi dengan pengocokan kuat. Erlenmeyer biasanya terbuat dari
bahan kaca borosilikat dan memiliki berbagai ukuran mulai dari 25 mL hingga 2L.
Desikator merupakan alat yang berfungsi sebagai alat menstabilkan kadar air dari
suatu bahan. Desikator juga berfungsi untuk mendinginkan alat dan bahan laboratorium.
Desikator memiliki dua jenis yakni desikator biasa dan merupakan alat gelasswere yang
berfungsi untuk meneteskan sejumlah reagen cair ke dalam eksperimen yang memerlukan
presisi, seperti pada titrasi. Buret sangatlah akurat, bahkan buret dengan kelas A memiliki
akurasi sampai dengan kurang lebih 0,05 cm3. Buret memiliki bentuk silinder dan memiliki
garis ukur serta sumbatan kran pada bagian bawahnya. Berdasarkan jenisnya, buret sendiri
terbagi menjadi dua yaitu buret schllebach(buret dinding yang pada bagian belakangnya
dilengkapi garis biru, dan di atas dasar putih), sementara yang kedua buret yang tidak
mempunyai alat bantu (polos). Berdasarkan ukurannya buret dibagi kedalam tiga macam.
Buret semimikro, yang memiliki volume 25 mL. Skala terkecilnya yang bisa dibaca 0,050
mL. Buret mikro yang memiliki kapasitas 50 mL. Skala terkecil yang bisa dibaca 0,10 mL.
Terakhir, buret makro yang memiliki volume 10 mL, dan untuk skala terkecilnya yang biasa
dibaca 0,020 mL.
Botol timbang berfungsi untuk menentukan kadar air suatu zat. Selain itu biasa
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang akan ditimbang terutama bahan cair yang
bersifat higroskopis. Botol timbang biasanya terbuat dari kaca borosilikat dan dilengkapi
penutup asah. Ukuran dari botol timbang mulai dari 15 mL sampai 80 mL. merek yang
banyak digunakan adalah pyrex yang merupakan buatan Amerika. Corong berfungsi sebagai
alat bantu untuk memindahkan atau memasukkan larutan ke wadah atau tempat yang
memiliki dimensi pemasukan sampel bahan kecil. Corong juga berfungsi sebagai alat bantu
dalam melakukan penyaringan yaitu sebagai tempat untuk meletakkan kertas saring. Bahan
pembuatnya sama dengan botol timbang. Merek yang digunakan adalah Herma dengan
ukuran mulai dari 50 mm hingga 100 mm. Gelas beker berfungsi untuk menampung atau
sebagai wadah sampel, tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah yang relatif banyak dan
untuk melarutkan sampel padat ke dalam cairan pada proses pembuatan larutan. Gelas beker
dibuat dari bahan kaca borosilikat dan plastik sintetik. Volume dari gelas beker ialah 25 mL,
50 mL, bahkan hingga 5 L. Merek yang dijumpai ialah Shcott buatan Jerman.
Rubber bulb berfungsi sebagai alat bantu pada pipet volume untuk memindahkan
sejumlah larutan dengan volume tertentu. Rubber bulb terbuat dari karet yang elastis, dan
terbuat dari bahan yang tahan bahan kimia. Filler atau rubber bulb memiliki tiga bagian
utama, masing-masing bagian mempunyai katup. Katup aspirate(A) biasanya terletak di
bagian atas dan disimbolkan dengan huruf (A). Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan
udara yang ada di dalam rubberbulb. Katup section (S) biasanya terletak di bagian tengah dan
bersimbol (S), fungsinya untuk menyedot larutan. Katup exhause biasanya terletak di bagian
bawah dan disimbolkan dengan huruf (E). Katup ini berfungsi mengeluarkan cairan yang ada
di dalam pipet. centrifuge adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan partikel padat dan
cair di dalam suatu larutan dengan prinsip perbedaan massa jenis. centrifugal dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan hasil yang didapatkan. Pertama centrifuge filtrasi atau pengendapan
dan kedua centrifuge penjernihan (dekanter, klafier). Merek dari sentrifuge pada laboratorium
adalah Hettich dengan model EBA-20. Kapasitas sentrifuge jenis ini adalah 8x15mL, dengan
berat 4gram.
Ada alat, pasti harus ada bahan titik bahan kimia merupakan salah satu diantara sekian
banyak bahan yang dibutuhkan dalam praktikum atau analisa di dalam laboratorium. Bahan
kimia sangat sulit untuk dipisahkan bukan hanya dari dunia laboratorium namun juga dari
kehidupan sehari-hari. Pengertian dari bahan kimia itu sendiri adalah zat atau senyawa yang
berasal dari alam maupun hasil olahan tangan manusia yang komponen penyusunnya dapat
berupa zat atau senyawa tunggal atau gabungan dari beberapa zat atau senyawa. Diantara
begitu banyak bahan kimia yang digunakan di laboratorium, tak jarang praktikan akan
bergelut dengan bahan kimia yang terbilang berbahaya. Oleh karena itu, praktikan perlu
mengetahui bahan kimia apa saja yang berbahaya di laboratorium dan bagaimana dampaknya
bagi kesehatan serta bagaimana cara mengatasi dan menyimpannya dengan baik dan benar.
Dengan mengetahui macam-macam bahan kimia berbahaya di dalam laboratorium maka
praktikan diharapkan bisa semakin berhati-hati saat bekerja.
Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa macam
antara lain, yaitu bahan kimia beracun (toxic), adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya bagi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian jika terserap ke dalam
tubuh. Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia
mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang aman cepat juga dapat menimbulkan
ledakan. Bahan kimia peledak adalah suatu zat padat atau cair bahkan campuran yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi sehingga menimbulkan kerusakan di sekelilingnya. Bahan kimia reaktif terhadap
air adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas
dan gas yang mudah terbakar. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar tetapi dapat menghasilkan oksigen yang menyebabkan kebakaran bahan-
bahan lainnya. Gas bertekanan adalah gas yang disimpan di bawah tekanan baik gas yang
ditekan, maupun gas cair ataupun gas yang dilarutkan ke dalam pelarut di bawah tekanan.
Bahan kimia radioaktif adalah bahan yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar
radioaktif dengan aktivitas jenis lebih dari 0,002 mikrocurie/gram. Terakhir bahan kimia
reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam menghasilkan
panas dan gas yang mudah terbakar atau gas gas yang beracun dan korosif (Baker, 2010).
Adapun ulasan mengenai beberapa bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalam
laboratorium kimia dan analisis pangan titik asam sulfat (H2SO4) merupakan zat cair yang
tidak berwarna, korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat ini dapat larut dalam air, sangat
berbahaya jika mengenai kulit karena sifatnya yang korosif. Selain itu, dengan sifat
pendegradasinya(penarik air yang sangat kuat), asam sulfat dapat menimbulakn luka bakar
pada area kulit yang terpapar. Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut oleum, akan
merusak paru-paru jika terhirup. Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2yang
sangat reaktif bila terhirup. Segera siram area kulit yang terpapar asam sulfat dengan air
mengalir selama 10-15 menit. Jika asam sulfat terkena mata segera basuh dengan air hangat
selama 20 menit. Untuk penanganan lebih serius, segera temui pihak medis.
Asam klorida(HCL) merupakan bahan kimia berbentuk larutan, bersifat racun, dan
sangat korosif. Asam klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi
kesehatan. Kabut asap ataupun larutan klorida akan menyebabkan kerusakan pada kulitb,
mata dan alat pernafasan. Badan perlindungan lingkungan Amerika Serikat memasukkan
HCL sebagai bahan beracun. Dampak kronis yang bisa ditimbulkan oleh asam klorida korosi
gigi dan gangguan pada mata. Sebagai bentuk perlindungan yang bisa kita lakukan, bila
terpapar asam klorida pada bagian kulit dan mata segera bilas dengan air yang mengalir
selama 15 menit sambil ditiup secara perlahan. Bila memungkinkan cari pertolongan medis.
Jika gasnya terhirup segera keluar dan cari udara segar. Bahan ini biasanya disimpan
ditempat yang dingin dan kering pada ruangan berventilasi serta dijauhkan dari bahan-bahan
yang tidak cocok.
Natrium hidroksida(NaOH) merupakan zat padat berwarna putih, basa kuat, terbilang
cukup mudah menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium
hidroksida akan menyebabkan luka bakar pada kulit dan juga mata. Bahan kimia yang
dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti pembersih peralatan,
dapat melarutkan logam, sebagai reagen trans-esterifiksi dan esterifikasi pada pembuatan
sabun dan minyak tanah. Sebagai perlindungan bila terpapar natrium hidroksida pada kulit
atau mata segera bilas menggunakan air mengalir selama 15 menit. Bila terhirup segera
keluar dan cari udara segar. Penyimpanan yang tepat dilakukan untuk bahan natrium
hidroksida adalah simpan pada wadah yang tertutup, tahan bocor, pisahkan dari asam dan
golongan logam aktif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Krisis pangan merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara atau metode analisis
dalam mendeteksi dan menetapkan komponen yang terdapat di dalamnya.
2. Laboratorium adalah tempat untuk melakukan suatu kegiatan berupa analisa, praktikum
maupun penelitian yang didalamnya terdapat alat dan bahan sebagai penunjang atau
aspek penting dalam sebuah analisa.
3. Alat di dalam laboratorium dibagi menjadi dua berdasarkan bahan pembuatnya, yang
benar dan yang terbuat dari kaca contohnya erlenmeyer sedangkan alat non
gelasswareterbuat dari selain kaca contohnya cawan porselen.
4. Keberadaan alat selalu dibarengi dengan bahan, bahan kimia merupakan salah satu
diantara sekian banyak bahan yang dibutuhkan dalam praktikum di dalam laboratorium
salah satu contohnya asam sulfat (H2SO4).
5. Pentingnya pengenalan alat dan bahan praktikum sebelum memulai suatu praktikum
bertujuan untuk memperlancar proses praktikum tersebut, meminimalisir kesalahan kerja
atau bahkan kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Vendermaqan, R., 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana. 11(2): 41-46.
Wanmustafa, L., 2011. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia. Graha ilmu.
Yogyakarta.
Wiratma, G.L. dan I. W. Suma, 2014. Pengelolaan Laboratorium Kimia pada SMA Negeri di
Kota Singoraja (Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan Laboratorium Berbasis
Kearifan Lokal Tri Sakti). Jurnal Pendidikan Indonesia. 3(2): 425-436.