Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratotium merupakan tempat dimana dilakukan berbagai penelitian


dan juga praktikum. Di dalam pratikum ini terdapat berbgai macam alat dan
bahan yang dibutuhkan guna mendukung kegiatan di dalam laboratorium. Pada
saat praktikum, praktikan akan menggunakan alat-alat yang berada di
Laboratorium. Alat dan bahan yang digunakan ketika praktikum terlebih dahulu
dipahami dan diketahui fungsinya sehingga praktikan dapat menggunakannya
dengan baik dan benar. Dalam penggunaan alat dan bahan pratikum ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar alat tersebut tidak rusak. Dengan
mengenali alat dan bahan, praktikan dapat mengetahui alat dan bahan mana saja
yang berbahaya ataupun tidak sehingga praktikan dapat menggunakannya dengan
baik.
Alat Laboratorium merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan di Laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan
melancarkan berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat
sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat Laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan dapat berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sesedikit
mungkin. Hal ini penting agar saat melakukan penelitian, data yang diperoleh
akan benar pula.
Bekerja di Labortorium tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan
terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang tidak berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tidak jarang berisiko tinggi
bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda ataupun meskipun sama tapi ukurannya
berbeda.
Setiap percobaan kimia, selalu menggunakan perlatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan
dalam jumlah yang sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan gelas
beaker. Karena ketelitian gelas ukur yang tinggi akurat dan hanya sebagai wadah
atau tempat larutan sampel. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain,
praktikan harus bisa menyesuaikan dan menggunakan kelancaran praktikum.
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan praktikum ini agar mehasiswa dapat mengerti dan
mampu menggunakan alat dan bahan di laboratorium.
C. Tujuan percobaan
tujuan dari percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis tentang nama, kegunaan, cara pemakaian alat-alat kimia di
Laboratorium serta dapat mengetahui dan menganalisis nama dana kandungan
zat kimia.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk membangkitkan keingintahuan
dan bisa berpartisipasi bagi mahasiswa dan mahasiswi terhadap pengenalan alat-
alat Laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Laboratorium adalah suatu tempat di mana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmi-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan
yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Leboratorium merupakan tempat untuk menghasilkan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan mengunakan alat
bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kulaitas yang
memadai (Emda, 2017).
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan di Laboratorium. sehinga untuk memudahkan dan
melancarkan berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat
sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat Laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat Laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesusai dengan
proseadur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat Laboratorium adalah agar
dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin (Adriani,
2016).
Pengenalan alat-alat bahan Laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat Laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Pengenalan alat-alat Laboratorium sangat penting dilakukan agar
mahasiswa menetahui cara-cara penggunaan alat tesebut dengan baik dan benar,
sehingga dapat meminimalsir kesalahan prosedur pemakaian alat. Untuk
memudahkan dalam memahami alat-alat Laboratorium yang dapat digunakan
dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan
dan penyimpanan yang memadai (Lase, 2022).
Pengenalan alat-alat meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atai dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-
percobaan di dalam Laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-
peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu
percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau
memb peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan (Khasani, 1990).
Teori pengenalan alat-alat Laboratorium bertujuan untuk membuat
praktikum mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat Laboratorium, oleh karena
itu, fungsi dari pada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikum
dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat Laboratorium yang akan
dipakai, pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spekrofotometer dan lain-lain. Alat-alat pengukur
yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph, barograph. Nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan repaprasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Moningka, 2008).
Di Laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia dikelompokkan ke
dalam 8 golongan, yaitu golongan I: alat-alat yang terbuat dari bahan gelas/kaca
seperti: tabung reaksi, batang pengaduk, gelas kimia, erlenmeyer, gelas ukur,
labu ukur, corong dan lai-lain. Golongan II: alat-alat yang terbuat dari besi,
seperti: kaki tiga, pembakar, tang cawan, kawat kasa, ring besi, klem pemegang,
klem buret, penjepit tabung, sikat tabung, pemadam kebakaran dan lain-lain.
Golongan III: alat-alat yang terbuat dari kayu contoh: rak tabung, rak pipet,
volumetrik, rak buret, penjepit tabung dan lain-lain. Golongan IV: alat-alat
yangrbuat dari bahan porselen, contoh: cawan porselin, lumpang dan alu, bak
pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik, pelat tetes dan lain-lain. Golongan
V: alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia
plastik, gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dan lain-lain. Golongan
VI: alat-alat yang terbuat dari karet, contoh: pompa filler, selang karet, sumbat
botol, sarung tangan dan lain-lain. Golongan VII: alat-alat listrik, contoh: power
supply, amperemeter, voltmeter, multimeter, neraca listrik. Golongan VIII: alat-
alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus, contoh: buret, thermometer,
neraca, spektrofotometer dan lain-lain (Jufriyah. dkk., 2019).
Dalam Laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan
strategi rencana yang dilakukan dalam penyimpanan bahan dan zat yang benar
untuk menegurangi resiko kecelakaan di Laboratorium. Setiap bahan kimia
memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, dalam penyimpanan
dan penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan (segregation),
tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas
penyimpanan (strorage facilities), wadah sekunder (secondary containment),
bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisai (inventory) dan informasi
resiko bahaya (hazard information) (Vendamawan, 2015).
B. Uraian Bahan
1. Alkohol (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, ethyl alcohol
Rumus Molekul : C2H6O
Berta Molekul : 46,07 gram/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarnah jerni, mudah menguap dan
mudah di serap, bau khas rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan
dalam eter p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya di
tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai antisepatik
2. Asam Klorida (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
Rumus Molekul : HCI
Berat Molekul : 36,46 gram/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasa asam, bau jika
diencerkan dengan 2 bagian volume air.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) p
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
3. Aquadest (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, aquadest
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 gram/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan.
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pelarut
4. CaCO3 (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : CALCII CARBONAS
Nama Lain : Kalsium karbonat
Rumus Molekul : CaCO3
Berat Molekul : 68,09 gram/mol
Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam
air yang mengandungCO3..
Pemyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi
5. Etil Asetat (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama Lain : Cuka
Rumus Molekul : C2H4O2
Berat Molekul : 32 gram/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarnah, jernih, bauh khas.
Kealrutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih
tidaka berwarna.
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
6. Metanol (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : Methanol
Nama Lain : Hidroksimetana, metil alcohol, metal hidrat
Rumus Molekul : CH2OH
Berat Molekul : 32 gram/mol
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan : Bercampur dengan air membentuk cairan jernih, tidak
berwarna.
Pemyimpanan : Dalamm wadah tertutu rapat, jauh dari api.
Kegunaan : Sebagai pelarut polar
7. Menthol (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : MENTHOLUM
Nama Lain : Menthol
Rumus Molekul : C10H20O
Berat Molekul : 156,30 gram/mol
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna,
bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan
aromatic diikuti rasa dingin.
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol
(95%) p, dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak atsiri.
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk.
Kegunaan : Korigen, antiiritan
8. NaCl (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida
Rumus Molekul : NaCl
Berat Molekul : 58,44 gram/mol
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur
putih, tidak berbau dan rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam air kurang lebih 10 bagian glisdrol
p, sukar larut dalam etanol (95%) p.
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
9. Na2SO4 (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : NATRIUM SULFAT ANHIDRAT
Nama Lain : Natrium sulfat anhidrat
Rumus Molekul : Na2SO4
Berat Molekul : 142,04 mg/mol
Pemerian : Serbuk putih atau hablur, higroskopis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air dan praktis tidak larut
Pemyimpanan : Wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
10. Propilenglikol (Farmakope Indonesia, Edisi III)
Nama Resmi : PROPYLEN GLYCOLUM
Nama Lain : Propilenglikol
Rumus Molekul : C8H8O2
Berat Molekul : 76,10 gram/mol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarnah, tidak berbau,
rasa agak manis, higroskopik.
Kelarutan : Dapat campurdengan air, dengan etanol (95%) p,
dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian eter p, tidak
dapat campur dengan eter minyak tanah p, dan minyak
lemak.
Pemyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah:
1. Ayakan
2. Batang Pengaduk
3. Botol Coklat
4. Bola Hisap
5. Bunsen
6. Cawan Porselin
7. Corong Kaca
8. Corong Pisah
9. Erlenmeyer
10. Gelas Beker
11. Gelas Ukur
12. Kaki Tiga
13. Kawat Kasa
14. Labu ukur
15. Labu didih
16. Mikropipet
17. Pencetak Kapsul
18. PH Meter
19. Pipet Skala
20. Pipet Tetes
21. Plat Tetes
22. Rak Tabung
23. Statis dan Klem
24. Tabung Reaksi
25. Timbangan Analitik
B. Bahan
Adapun bahan6a yang digunakan adalah:
1. Alkohol 70%
2. Asam Klorida
3. Aquadest
4. CaC03
5. Etil Asetat
6. Metanol
7. Mentol
8. NaCl
9. Na2SO4
10. Propilen Glicol
C. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diperiksa dan dipastikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik.
3. Diamati alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum.
4. Asisten praktikum menjelaskan mengenai nama, jenis, kegunaan dan cara
pemakaian alat-alat kimia serta penjelasan lainnya. Selanjutnya praktikan
mencatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan asisten.
5. Praktikan menggambarkan alat-alat praktikum dalam tabel lembar kerja
yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
NAMA
NO. ALAT GAMBAR FUNGSI

1. Ayakan untuk memisahkan bagian


yang tidak diinginkan
berdasarkan ukurannya.

2. Batang untuk mencampurkan


pengaduk bahan kimia dengan merata
dan mempercepat proses
reaksi kimia.

3. Botol untuk menyimpan dan


coklat melindungi isi dari sinar
UV.

4. Bola Hisap untuk menghisap maupun


mengeluarkan cairan dari
atau ke dalam pipet.

5. Bunsen untuk memanaskan larutan,


mengubah fasa zat, uji
nyala, sterilisasi sederhana,
dan lain-lain.
6. Cawan untuk proses penguapan
porselin (Evaporasi) bahan kimia
dengan cara dipanaskan
pada suhu yang tinggi.
7. Corong untuk memindahkan zat
kaca cair dari satu wadah ke
wadah lain.

8. Corong untuk Memisahkan dua


pisah cairan yang tidak dapat
bercampur

9. Erlenmeyer Untuk menampung zat


kimia dalam bentuk cair
hingga padat.

10. Gelas beker untuk memanaskan


bahan/larutan di atas hot
plate, memanaskan
aquades untuk melarutkan
bahan kimia.
11. Gelas ukur untuk mengukur volume
cairan, gunakan gelas ukur
yang kering dan bersih.
12. Kaki tiga untuk menopang atau
menahan labu dan gelas
kimia selama pemanasan.

13. Kawat kasa sebagai tempat untuk


meletakan wadah sampel
seperti gelas beaker
ataupun erlenmeyer.

14. Labu ukur Untuk mengencerekan dan


mengetahui volume
tertentu dengan ketelitian
yang tinggi.

15. Labu didih Mengukur volume cairan


dengan tepat da juga
sebagai pelarutan dan
pengenceran larutan.

16. Mikropipet untuk memindahkan


cairan/reagen tertentu
dalam skala kecil atau
memiliki akurasi yang jauh
tinggi dibandingkan
dengan pipet biasa.
17. Pencetak untuk mencetak mark atau
kapsul label mengenal pasti lain
pada kapsul yang diisi atau
tidak.

18. pH meter untuk menentukan nilai


asam atau basa dari suatu
larutan.

19. Pipet skala untuk mengambil larutan


dan mengukur volume
larutan pada berbagai
skala/ukuran dengan
ketelitian tinggi.
20. Pipet tetes untuk mengambil suatu
sampel larutan dan tidak
memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.

21. Plat tetes untuk mereaksikan suatu


zat dengan jumlah yang
kecil.
22. Rak tabung untuk menyimpan,
mengeringkan, maupun
meletakkan tabung reaksi

23. Statis dan untuk menyangga


klem peralatan yang ada di alam
laboratorium lainnya.

24. Tabung untuk mereaksikan dan


reaksi memanaskan suatu bahan
kimia.

25. Timbangan 1. untuk mengukur massa zat


analitik kimia, dengan akurasi yang
tinggi dan menentukan
konsentrasi zat dalam suatu
larutan atau campuran.

B. Pembahasan
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan dilakukan. Alat yang digunakan di Laboratorium yaitu ayakan,
alat ini digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan
ukurannya, alat ini terbuat dari logam, polimer, serat tanaman dan kayu . Untuk
mencampurkan bahan kimia dengan merata dan mempercepat proses reaksi
kimia, alat ini terbuat dari kaca dan salah satu alat-alat laboratorium yang
digunakan untuk mencampur beberapa bahan kimia di dalam peralatan gelas
lainnya. Botol coklat berfungsi untuk menyimpan dan melindungi isi dari sinar
UV, alat ini wadah khusus untuk menyimpan berbagai sampel Laboratorium,
khususnya pada sampel cairan. Bentuk botol reagen sama seperti botol pada
umumnya. Hanya saja botol reagen terbuat dari bahan kaca dan memiliki skala
ukur. Bola hisap berfungsi untuk menghisap maupun mengeluarkan cairan dari
atau ke dalam pipet, alat laboratorium ini berbahan dasar karet. Karet yang
digunakan untuk membuat alat ini merupakan karet solid. Tidak seperti alat
laboratorium kebanyakan, bola isap hanya memiliki satu ukuran dengan bentuk
yang sama. Bunsen berfungsi untuk memanaskan larutan, mengubah fasa zat, uji

nyala, sterilisasi sederhana, dan lain-lain, Bunsen atau biasa disebut pembakar
spiritus sering digunakan dalam proses pembakaran dan pemanasan pada
pengujian di laboratorium. Bentuknya seperti labu ukur namun bagian bawahnya
lebih lebar daripada labu ukur dan di bagian atas terdapat bagian mulut.
Cawan porselin berfungsi untuk proses penguapan (Evaporasi) bahan
kimia dengan cara dipanaskan pada suhu yang tinggi, alat laboratorium ini
terbuat dari bahan porselain dan tahan terhadapa panas. Alat ini selaint
digunakan pada proses evaporasi atau penguapan, tetapi juga dapat digunakan
untuk rekristalisasi, sebagai wadah pengeringan dan pencegah kondensasi.
Corong kaca berfungsi untuk memindahkan zat cair dari satu wadah ke wadah
lain, alat ini terbuat dari kaca yang biasanya tahan dari reaksi kimia. Erlenmeyer
untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair hingga padat. Alat ini alat gelas
laboratorium yang berbentuk kerucut dengan leher silinder dan dasar yang rata,
alat ini dinamakan erlenmeyer menurut nama yang menciptakannya yaitu Emil
Erlenmeyer kimiawan asal Jerman, Erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat
yang tahan panas hingga suhu 200 ⁰C, Erlenmeyer mempunyai berbagai macam
ukuran volume mulai dari 25 ml - 2000 mL.
Gelas beker berfungsi untuk memanaskan bahan/larutan di atas hot
plate, memanaskan aquades untuk melarutkan bahan kimia, alat ini memiliki
bentuk mirip cangkir dengan dasar datar dan dinding tegak lurus, serta biasanya
dilengkapi dengan pegangan. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume
cairan, ketika menggunakan alat ini, hendaknya gunakan gelas ukur yang kering
dan bersih. Kaki tiga berfungsi untuk menopang atau menahan labu dan gelas
kimia selama pemanasan, alat ini salah satu penunjang di laboratorium yang
digunakan untuk menopang atau menahan alat gelas kimia seperti beaker glass,
erlenmeyer atau labu selama pemanasan, umumnya, kaki tiga ini terbuat dari
logam ringan seperti baja yang tahan karat atau besi sehingga mudah
dipindahkan kapan saja.
Kawat kasa berfungsi untuk meletakan wadah sampel seperti gelas
beaker ataupun erlenmeyer, sesuai namanya kawat kasa terbuat dari selembaran
kawat tipis yang teridiri dari beberapa susunan, yaitu rangkaian kawat dengan
keramik dibagian tengahnya, keramik ini berguna sebagai penyuplai panas agar
lebih merata ke semua sisi ketika melakukan pemanasan . Labu ukur ntuk
mengencerekan dan mengetahui volume tertentu dengan ketelitian yang tinggi.
Mikropipet berfungsi untuk memindahkan cairan/reagen tertentu dalam skala kecil
atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan dengan pipet biasa, alat ini
juga digunakan untuk mengambil atau mengeluarkan cairan dalam jumlah yang
sangat kecil, biasanya dalam rentang 0,5 hingga 1000 mikroliter, alat ini
termasuk salah satu alat yang paling penting dalam laboratorium.
Cetakan kapsul berfungsi untuk mencetak mark atau label mengenal
pasti lain pada kapsul yang diisi atau tidak. pH Meter berfungsi untuk
menentukan nilai asam atau basa dari suatu larutan, pH sendiri memiliki
pengertian sebagai suatu konsentrasi ion hidrogen yang terdapat pada suatu
larutan, Jika suatu larutan terdapat lebih banyak ion H +, maka larutan tersebut
disebut juga larutan dengan suasana asam Sedangkan jika lebih banyak
mengandung OH–, maka disebut juga larutan basa, dalam bidang kimia, pH
biasanya berkisar di angka 1-14 yang dimana pH 1 memiliki arti sangat asam,
dan 14 artinya sangat basa.
Pipet skala berfungsi ntuk mengambil larutan dan mengukur volume
larutan pada berbagai skala/ukuran dengan ketelitian tinggi, pipet ukur ini
biasanya digunakan untuk mengambil larutan yang pekat, hal ini ditunjukkan
untuk keselamatan di laboratorium, pipet ukur memiliki bentuk silinder dan
memanjang serta biasanya terbuat dari kaca atau plastik dengan ukuran berbeda-
beda mulai dari 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL, dan seterusnya. Pipet tetes berfungsi
untuk mengambil suatu sampel larutan dan tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, jenis pipet ini berupa pipa kecil yang terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawah agak meruncing dan ujung atasnya ditutupi karet, sehingga
dalam hal ini pipet tetes hanya dapat digunakan untuk bahan-bahan yang bersifat
cair. Plat tetes berfungsi untuk mereaksikan suatu zat dengan jumlah yang kecil,
pipet tetes adalah peralatan laboratoriumyang berbahan keramik ataupun
porselen, bentuknya menyerupai lempengan atau cekungan seperti mangkok,
namun dengan ukuran yang kecil, plat tetes berfungsi juga untuk mereaksikan
suatu zat dengan jumlah yang kecil.
Rak tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan, mengeringkan, maupun
meletakkan tabung reaksi, peralatan laboratorium ini bisa berbahan kayu ataupun
besi yang berbentuk menyerupai lempengan dan memiliki beberapa titik
cekungan seperti mangkok yang berukuran lebih kecil. Rak tabung besi
untuk mengeringkan, meletakkan atau menyimpan tabung reaksi agar bisa tertata
rapih dengan posisi berdiri, peralatan laboratorium ini bisa berbahan kayu
ataupun besi yang berbentuk menyerupai lempengan dan memiliki beberapa titik
cekungan seperti mangkok yang berukura lebih kecil. Statis dan klem berfungsi
untuk untuk menyangga peralatan yang ada di alam laboratorium lainnya.
Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan dan memanaskan suatu bahan kimia,
alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan uji biokimia atau
menumbuhkan mikroba. Selain itu, tabung ini juga memiliki berbagai jenis
penutup yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Ada yang berbahan metal,
kapas, plastik, hingga aluminium foil, alat Laboratorium yang digunakan untuk
melakukan uji biokimia atau menumbuhkan mikroba. Selain itu, tabung ini juga
memiliki berbagai jenis penutup yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
yang berbahan metal, kapas, plastik, hingga aluminium foil.
Adapun bahan yang digunakan yaitu, Alkohol 70% merupakan alkohol
atau etanol yang berfungsi antisepatik atau cairan pembersih alat-alat
laboratorium. Asam klorida merupakan sejenis cairan tidak berwarna, berasa
asam, berbau jika encer, cairan ini biasa digunakan sebagai zat tambahan.
Aquadest merupakan air suling atau air murni yang berfungsi sebagai pelarut dan
sebagai cairan pembersih alat-alat laboratorium. Na 2CO3 disebut juga sebagai
kalsium karbonat dan kegunaannya sebagai zat pereaksi, kalsium karbonat tidak
larut dalam air dan akan sukar larut dalam air jika mengandung CO 2. Etil asetat
atau disebut juga sebagai cuka merupakan suatu cairan kurang jernih, bau khas,
biasa disimpan ditempat tertutup baik dan biasa digunakan sebagai pelarut.
Methanol atau hidroksimetana, metil alcohol, metal hidrat salah satu
pelarut yang digunakan sebagai pelarut polar dan tempat penyimpanannya dalam
wadah tertutup rapat, jauh dari api. Menthol adalah hablur berbentuk jarum atau
prisma, tidak berwarna memiliki bau tajam seperti minyak permen, rasa panas
dan aromatic yang diikuti rasa dingin, menthol biasa digunakan untuk korigen
dan antiiritan. NaCl atau Natrium klorida sejenis cairan yang biasa digunakan
sebagai zat tambahan. Na2SO4 atau Natrium sulfat anhidrat jenis serbuk atau
hablur higroskopis yang biasa digunakan sebagai zat tambahan. Propilenglikol
jenis cairan kental , jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopis yang biasa di simpan dalam wadah tertutup biak dan digunakan
sebagai pelarut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
alat-alat di laboratorium yaitu Ayakan, Batang Pengaduk, Botol Coklat, Bola
Hisap, Bunsen, Cawan Porselin, Corong Kaca, Corong Pisah, Erlenmeyer, Gelas
Beker, Gelas Ukur, Kaki Tiga, Kawat Kasa, Mikropipet, Pencetak Kapsul, pH
Meter, Pipet Skala, Pipet Tetes, Plat Tetes, Rak Tabung, Rak Tabung Besi, Statis
dan Klemtabung, Tabung Reaksi dan Timbangan Analitik. Adapaun bahan-
bahan yaitu Alkohol 70%, Asam Klorida, Aquadest, Ca CO3, atil asetat,
Metanol, Mentol, NaCl, Na2SO4, Na2SO4 Propilen Glicol.
B. Saran
Sebaiknya proses pelaksanaan praktikum selanjutnya, yaitu gedung dan
alat-alat laboratorium sudah dapat memadai, supaya tidak dapat lagi
mengganggu atau menghambat proses berjalannya praktikum sehingga dapat
berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Emda, A. 2017. Laboratorium sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam


Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal, Vol. 5 (1). Hal: 84.

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mokrobiologi. Vol. 1 (1).

Lase, NK. 2020. Analisis Pengetahuan Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Ikip
Gunung Sitoli tentang Peralatan Laboratorium dan Fungsinysa Didaktik.
Vol. 14 (1).

Khasani, 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty: Yogyakarta.

Moningka, 2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.

Jufriya, dkk., 2019. Pemeliharaan dan Penyimpanan Peralatan Laboratorium Kimia.


Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Vol. 1 (1).

Vendamawan, R. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Metana, Vol. 11 (02).


Hal: 41-46.

Farmakope Indonesia,Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai