Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGENALAN ALAT-ALAT

Yasinta Ika Prihandini

1213.1.005

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

2014
Praktikum Pengenalan Alat

I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui alat-alat yang digunakan pada praktikum mikrobiologi,
2. Mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan pada praktikum mikrobiologi, dan
3. Mengetahui cara penggunaan alat-alat yang digunakan pada praktikum
mikrobiologi.
4. Membedakan nama – nama peralatan gelas yang sering digunakan dalam kerja
laboratorium.
5. Mampu menggunakan dan memelihara peralatan sesuai dengan prosedur.

II. Landasan Teori

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa


ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu,
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat (permenpan 2010)

Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah


alam sekitarnya, termasuk dirinya sendiri dan orang lain dengan menciptakan alat-alat
sebagai sarana dan prasarana. (Melayuonline.2012).

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan,


kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk
pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai
perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur
pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 )
dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik,
adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta
adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Pembersihan seluruh peralatan praktikum harus dilakukan sebelum dan sesudah
kegiatan praktek, bertujuan untuk menjaga kesterilan suatu alat, dengan demikian
apabila suatu alat di simpan dalam suatu waktu yang cukup lam tidak akan ada bakteri
yang tumbuh pada media praktikum tersebut, sehingga jika kita gunakan pada
percobaan berikutnya hasilnya akan maksimal. Seluruh peralatan yang digunakan
harus sesuai kelompoknya bik menurut jenis dan ukurannya. Hal yang perlu di
perhatikan sebelum membersihkan peralatan terlebih dahulu di bersikan kotoran yang
ada di dalamnya, seperti : medium kultur (media biakan), selotip, marker, dan lain-
lain. Marker permanen dapat dihilangkan dengan menyapukan kapas yang telah
dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan.

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme


yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang
terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan
teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala
laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya,
tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara
penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan
dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari
kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau
teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik
sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).

Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam
melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar
mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum
sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam proses
praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi
masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penelitian tentu alat-alat ini
sangat dibutuhkan sekali alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi
kesalahan dalam prosedurpemakaiannya maka diperlukan pengenalan alat-alat
laboratorium agar pengguanaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan
prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir
sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar,
data – data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang ( Hokayuruke,
2013 )

Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga
resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan
alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat
mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa
artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan
dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin
memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,


memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau
dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang
sangat spesifik.Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam
laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap
dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan
(Imamkhasani, 2000).

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang
digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil
pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya
tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat
ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak
terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph (Rohman, 1998).
Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Rohman,1998).

Pada laboratorium mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan dan harus
dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain :

- Autoklaf – Kaca penutup

- Oven – Mikroskop medan terang

- Kulkas – Pipet tetes

- Cawan Petri – Gelas ukur

- Tabung reaksi – Neraca analitik

- Ose – Penangas air

- Lampu spiritus – Stirer

- Beaker gelas – Laminar air flow

- Hot plate - Kaca obyek biasa

- Labu Erlenmeyer

- Kaca obyek cekung (Millati, 2010).

Selain alat-alat tersebut ada juga alat yang ber fungsi sebagai sterilisasi.
Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat-alat maupun bahan-bahan dari
semua kehidupan. Alat isolasi adalah alat yang digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme dan alat inokulasi mikroba. Dan untuk menjaga kebersihan alat dan
laboratorium sesudah dan sebelum menggunakan alat dan bahan mengecek dan
melihat bahan dan alat tersebut dalam kondisi bersih dan pada saat mengembalikan
alat dan bahan harus di tempatkan di tempat semula dalam keadaan bersih juga.

Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik,


sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip kerja
yang berbeda sesuai dengan keadaan media yang akan disterilisasikan. Apabila dalam
melakukan penelitian maupun percobaan tidak dilakukan teknik tersebut
kemungkinan akan terjadi kontaminasi yang menyebabkan hasil penelitian atau
percobaan itu kurang akurat. Oleh karena itu, teknik aseptis sangat penting dalam
kegiatan praktikum ataupun penelitian (Khusnuryani, 2006).

Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium,


seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-
bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya
pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan
kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan
sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan
penggunaan alat dan bahan. sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap
kemungkinan bahaya(imamkhasani, 1990)

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Mikroskop,
2. Autoklaf,
3. Cawan Petri
4. Hot plate,
5. Tabung Reaksi
6. Erlenmeyer
7. Pipet Ukur
8.Beaker Glass
9. Gelas Ukur
IV. Prosedur
a. Sterilisasi
1. Siapkan alat-alat yang ada di butuhkan
2. Buat penutup tabung reaksi dan Erlenmeyer dari kassa dan kapas pembalut
3. Buat padat dan gampang dibuka tutup sampai terdengar bunyi “flop” bila
dibuka
4. Bungkus tabung reaksi serta Erlenmeyer dengan menggunakan alumunium
foil. Khusus untuk cawan petri dibungkus dengan kertas koran
5. Nyalakan kompor, panaskan otoklaf
6. Masukkan semua alat yang sudah terbungkus ke dalam otoklaf. Susun dengan
rapi
7. Ketika suhunya sudah mencapai 1210c, tunggu selama 15 menit
8. Setelah 15 menit, buka tutup uap yang ada di atas tutup otoklaf dengan
menggunakan pencapit agar uap panas dapat keluar
9. Keluarkan alat yang sudah di sterilisasi
10.
b. Cara menuangkan medium agar ke dalam cawan petri
1. Nyalakan lampu spirtus
2. Buka penutup medium dengan menggunakan tangan kanan, harus dekat dengan
api
3. Buka cawan petri perlahan, jangan terlalu terbukan agar tidak terlalu banyak
kontaminan yang masuk, harus dekan dengan api.
4. Tuangkan medium agar ke dalam cawan petri ± 20mL.
5. Tutup dan putar cawan, dekat dengan api
6. Lewatkan penutup Erlenmeyer ke api kemudian tutup dan simpan kembali
7.
c. Cara mengoleskan bakteri pada medium
1. Nyalakan Bunsen
2. Ambil bakteri yang sudah ada di dalam tabung reaksi, buka penutup dengan
menggunakan tangan kiri. Masukkan ke dalam tabung reaksi untuk mengambil
bakteri.
3. Lewatkan penutup tabung reaksi ke dalam api, tutup dan simpan kembali.
4. Ambil cawan petri dan buka perlahan di dekat api, oleskan bakteri secara
perlahan. Jangan sampai medium tercongkel. Hanya di bagian permukaan agar
bakteri yang tumbuh dapat mudah diamati
5. Tutup cawan dan putarkan dekat dengan api dan simpan

d. Cara membuat sumur


1. Nyalakan Bunsen
2. Ambil bakteri yang sudah di suspensikan dengan menggunakan pipet volume
3. Buka cawan perlahan, dekat dengan api dan masukkan bakteri.
4. Simpan pipet volume dan putarkan cawan di dekat api. Simpan, sedikit digoyang
agar bakteri tumbuh merata.

V. Pembahasan

1. Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat
kecil tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, pada praktikum mikrobiologi mikroskop
dapat digunakan untuk melihat struktur morfologi bakteri, anatomi maupun sel bakteri
secara jelas.

2. Autoklaf

Alat yang berbrntuk seperti panci, yang terbuat dari besi ataupun alumunium,
alat ini digunakan untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan, baik itu sebelum
praktikum mikrobiologi maupun setelahnya.

3. Neraca analitik

Neraca analitik memiliki fungsi untuk menimbang suatu benda atau objek pada
skala yg kecil. Pada praktikum mikrobiologi neraca analitik juga dapat digunakan untuk
menhitung berat suatu koloni atau mikroba.

4. Gelas kimia

Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari
kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang
tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan
cairan dan media pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan,
dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan
koloni.

5. Labu Erlenmeyer

Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan suatu koloni.
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar
labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung
titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. Selain itu juga labu erlenmeyer juga
memiliki fungsi untuk menyimpan koloni pada saat pengamatan.

6. Gelas Ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

7. Pipet ukur

Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang
pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya
apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke
dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk
mengeluarkan larutannya.

8. Tabung Reaksi

Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk
melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan
terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas
isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Cawan petri

Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan. Masukkan bahan


atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke
dalam oven. Selain itu cawan petri pada praktikum mikrobiologi cawan petri digunakan
sebagai wadah untuk mengkultur bakteri, khamir, spora dan lain-lain.

10. Rak Tabung reaksi

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu
letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.

11. Filler atau pipet gondok

Fungsi alat ini adalah untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur.

12. Lampu spirtus

Fungsi alat ini adalah untuk proses pemanasan dan proses pensterilan. Menjaga
media dan bakteri terhadap adanya kontaminan yang dapat masuk.

VI. Kesimpulan

Alat–alat pada laboratorium mikrobiologi mempunyai fungsinya masing–


masing dalam praktikum mikrobiologi umum, sehingga diperlukan Pengenalan
terhadap alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum tersebut.

Diperlukan alat yang tepat dalam melakukan suatu praktikum, karena setiap alat
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Kesalahan dalam penggunaan alat akan
sangat mempengaruhi hasil praktikum. Alat-alat yang ada di laboratorium
mikrobiologi yaitu mikroskop, autoklaf, cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer,
beker glasss, bunsen, pipet gondok, pipet ukur, rak tabung reaksi, penjepit tabung
reaksi
VII. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih
teliti, cermat dan hati-hati dalam melakukan segala bentuk praktikum. Karena
pada praktikum mikrobiologi akan berdekatan dengan api. Selain itu Praktikan
diharapkan untuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini.
Praktikum pengenalan alat merupakan praktikum yang sangat penting karena
alat-alat yang akan digunakan kita selaku praktikan wajib terlebih dahulu
mengetahuinya, maka dari itu praktikan wajib memahami serta dapat
menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium mikrobiologi agar tidak ada
kesalahan-kesalahan pada saat praktikum.

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini memiliki nama alat yang
menunjukkan kegunaanya, prinsip kerja atau proses belangsungnya alat ketika
akan menggunakannya karena terdapat beberapa alat yang dapat dikenali
berdasarkan namanya, misalnya gelas penutup tentu saja untuk penutup preparat,
dll .Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium kita memerlukan
waktu yang relative lama, dan seberapa sering kita mepergunakan alat tersebut.
Peralatan labolatorium yang tebuat dari bahan gelas cara merawatnya sesudah
kita gunakan harus di cuci secara bersih, sebelum kita cuci semua bahan-bahan
yang ada didalamnya harus di keluarakan terlebih dahulu. Setelah di bersihkan
kita harus mebyeterilkan agar tidak ada bakteri tumbuh pada alat tersebut.
Sedangkan pada alat yang terbuat dari non gelas biasanya setelah praktikum kita
bersihkan dengan cara dilab dengan kain bersih
DAFTAR PUSTAKA

Hokayure.2013.Pengenalan Alat Laboratorium.httphokayure.blogspot.com201304

pengenalan- alat-laboratorium.html.diakses 30 September 2014

Melayuonline.2012. Pengertian peralatan.http://sianakmuda.wordpress. com/2012/01/08/ -


peralatan/ diakses 30 September 2014
Permenpan 2010.Pengertian peralatan.http://chemistry6623.blogspot.com/2012/07/
pengertian-laboratorium.html diakses 30 Septrmber 2014
Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia.

Anda mungkin juga menyukai