Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ilmu yang memiliki ciri khas adalah ilmu kimia. Ilmu kimia
mempelajari struktur materi dan perubahan yang dialami materi ini dalam proses
alami dan dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui ilmu kimia kita dapat
mengetahui susunan zat dan kegunaan benda mati, baik yang alami maupun
buatan, serta mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup, termasuk
tubuh kita sendiri. Perspektif kimia dunia di sekitar kita sangat menarik,
perspektif ini dapat dikembangkan melalui pengamatan dan eksperimen kita
sendiri, yang didasarkan pada keinginan manusiawi kita untuk memahami dan
pencarian kita akan keteraturan (Keenan, 1986: 2).
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau
kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat
akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas
kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau
proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan "graph" seperti thermograph, barograph (Moningka,
2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas dan alat-alat lainnya yang umum digunakan di laboratorium. Penggunaan
alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita
ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok
pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran
bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang
lain disekitarnya Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam
laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan
diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-
alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia (Ginting, 2000).
b. Rumusan Masalah
1. Apa nama dan penggunaan alat-alat gelas yang umum dipakai di
laboratorium?
2. Apa nama dan penggunaan alat-alat untuk mereaksikan zat yang umum
dipakai di laboratorium?
3. Apa nama dan penggunaan alat-alat pengukuran volume yang umum
digunakan dalam laboratorium?
4. Apa saja teknik dasar penyaringan dan penimbangan?

c. Tujuan
1. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat gelas yang umum digunakan di
laboratorium.
2. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat
yang umum diapakai di laboratorium.
3. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat pengukuran volume yang
umum digunakan di laboratorium.
4. Mengetahui beberapa teknik dasar penyaringan dan penimbangan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Ilmu kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu alam yang mempelajari sifat-sifat benda dan
perubahannya. Karena studinya ini, fikih air dan tanah dalam taharah dapat
didekati pemahamannya melalui perspektif ilmu kimia. Batasan volume air
tergenang dan air mengalir untuk wudhu dipahami agar air tetap bersih dan
memberikan efek pembersihan (penyucian) dan sebagai antisipasi penggunaan air
yang tercemar. Dalam air yang volumenya lebih banyak memungkinkan air dapat
mengencerkan konsentrasi najis dan polutan lainnya, sedangkan dalam air yang
mengalir memungkinkan air mendapatkan suplai oksigen lebih banyak dan
menambah kemungkinan pelepasan zat-zat volatil berbahaya dari badan air.
Analog dengan debu tanah untuk tayammum, debu tanah yang digunakan adalah
debu tanah yang bersih karena memiliki daya pembersihan terhadap hal-hal yang
dapat mengganggu Kesehatan kulit, terutama wajah dan tangan. Lebih lanjut,
penggunaan tanah dalam penyucian benda yang dijilat anjing menunjukkan makna
tanah sesungguhnya berdasarkan representasi kandungan utama tanah itu sendiri,
yakni mineral-mineral silika, silikat dan aluminosilika (Suhendar dede, 2017).

B. Laboratorium

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum,


eksperimen, penelitian, dan pembelajaran. Praktikan dan peneliti di dalam
menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik langsung
maupun tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara
rutin. Kita ketahui bahwa bahan kimia secara umum memiliki potensi untuk
menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku maupun dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan seperti kebakaran. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia
tertentu dapat memiliki tipe reaktivitas tertentu dan juga dapat memiliki sifat
mudah terbakar. Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja maka para pelaksana yang bekerja dan menggunakan bahan kimia harus
mengetahui dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan
kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan (Crisp,
1996).
Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan
praktikum, penelitian, serta teknologi baru yang menunjang proses belajar dan
mengajar untuk pelayanan pada masayarakat. Laboratorium dalam dunia
pendidikan merupakan tempat proses belajar mengajar melalui metode
demonstrasi atau praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-
gejala yang ditimbulkan secara langsung. Dalam melakukan kegiatan praktikum,
siswa dapat melakukan bekerja secara individual maupun secara berkelompok
(Santosa 2009: 29).
Adapun fungsi dari laboratorium diantaranya yaitu:
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara
teori dan praktik
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari
kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini
disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap
objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan
eksperimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan
dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam
mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk
mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam
riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan
mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun
eksperimentasi.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat
dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
7. Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai
masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran,
masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat
yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu tempat dimana guru dan siswa
melakukan kegiatan percobaan atau penelitian, sehingga laboratorium tidak selalu
berarti gedung laboratorium tetapi dapat berupa kebun, lapangan dan lain-lain
yang dipakai untuk kegiatan tersebut . Suatu laboratorium harus merupakan
tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan.
Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan
kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa
khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif dan efisien (Khasani, 1990).

C. Peralatan Laboratorium
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik Kebanyakan peralatan untuk percobaan-
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang
klasik maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran
sebagian besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari
porselin, besi dan karet. Sebagai contoh alat-alat yang terbuat dari gelas yaitu:
a. Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah alat gelas yang terbuat dari kaca atau plastik. kira-
kira sebesar jari manusia. Tabung reaksi tersedia dalam berbagai ukuran. Namun
pada umumnya memiliki diameter 10-20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi
tabung reaksi adalah untuk mencampur, menampung, dan memanaskan bahan
kimia cair atau padat, terutama untuk pengujian kualitatif.
b. Gelas Ukur
Terbuat dari gelas, memiliki skala dan terdiri dari berbagai macam ukuran.
Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai dari
volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari
bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar,
sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur.
c. Pipet Volume
Pipet Volume merupakan jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan
larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan
dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah.
d. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan alat gelas laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan sampel larutan dari satu temapat ke tempat lainnya.  Alat
laboratorium ini berbentuk silinder dan terbuat dari bahan gelas.
e. Buret
Buret adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk
silinder. Kemudian alat ini memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian
bawahnya.

d. Labu Erlenmeyer
Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu
alat gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan
kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk menampung
larutan yang akan digunakan.
e. Labu Didih
Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 'C.
Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih
(boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

C. Teknik Dasar Laboratorium


Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja di laboratorium
khususnya laboratorium kimia, seseorang akan dihadapkan pada hal-hal yang
berkaitan dengan bahan kimia, peralatan yang berbahaya dan merugikan diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Bekerja di laboratorium kimia juga
berisiko mengalami kecelakaan kerja. Risiko ini dapat disebabkan oleh faktor-
faktor yang tidak disengaja, kelalaian, dan disebabkan oleh faktor-faktor di luar
kendali manusia. Terutama karena kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan
sehingga sangat penting untuk mengetahui bahaya yang akan terjadi (Ramadani
dan Ryan, 2020:23).
Untuk itu terdapat berbagai teknik yang dapat dilakukan dalam
pelaksanaan praktikum kimia, antara lain:
1. Teknik Pemanasan
Teknologi pemanasan dilakukan dengan menggunakan alat seperti
kompor, termometer, silinder kalimometer. Reaksi dilakukan dengan
memasukkan bahan atau alat yang akan dipanaskan atau dikeringkan dan diatur ke
suhu yang diinginkan. Fungsi oven adalah untuk memanaskan atau mengeringkan
barang pecah belah laboratorium. Termometer mengukur larutan dan kalorimeter
silinder digunakan untuk mengukur jumlah panas yang dilepaskan selama
pembakaran sempurna.

2. Teknik Penyaringan
Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat seperti labu
erlenmeyer, gelas kimia, corong dan batang pengaduk. Langkah awal yang
dilakukan yaitu melipat kertas saring lalu diletakkan diatas corong lalu menyaring
larutan ke dalam erlenmeyer. Hal yang inginkan dicapai dari teknik penyaringan
yaitu terpisahnya residu dari filtrat atau terpisahnya endapan dari larutan.
Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat membuat larutan. Gelas kimia
berfungsi sebagai tempat untuk menampung bahan kimia atau larutan dalam
jumlah yang banyak. Kertas penyaring berfungsi untukmenyaring zat-zat padat
terlarut. Corong berfungsi untuk memasukkan atau memindahkan larutan zat cair
dari satu tempat ke tempat yang lain atau penyaringan. Sedangkan batang
pengaduk berfungsi untuk mengaduk zat cair dan sebagai perantara dalam proses
penyaringan.
3. Titrasi
Teknik ini juga menggunakan beberapa alat seperti pipet ukur, pipet ukur,
pipet tetes, gelas ukur, labu ukur, labu ukur dan labu takar. Dalam percobaan ini,
larutan berwarna dan tidak berwarna diaspirasi dengan pipet ukur atau pipet ukur
yang dipasangkan dengan bola dan dipindahkan ke labu ukur. Yang perlu Anda
lakukan dengan pipet ini adalah mengetahui jumlah larutan yang akan digunakan
dan meniskus atas dan bawah.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut untuk gelas ukur berfungsi untuk
mengukur volume cairan yang tidak terlalu tepat sekaligus untuk membaca
miniskus atas dan miniskus bawah. Labu takar berfungsi untuk menegncerkan
suatu larutan sehingga mempunyai konsentrasi tertentu. Pipet volume berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan satu ukuran volume. Pipet skala berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan volume bermacam-macam. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit.

4. Teknik Penimbangan
Untuk teknik penimbangan juga menggunakan beberapa alat yaitu neraca
analitik untuk menimbang, cawan arloji sebagai wadah sample yang akan diamati
dan spatula untuk mengambil sample yang akan ditimbang dalam neraca analitik .
Teknik penimbangan dilakukan menyambungkan neraca analitik dengan arus
listrik kemudian menekan tombol “ON” pada neraca analitik lalu memasukkan
cawan arloji yang berisikan sample dan menekan tombol “Star” agar neraca
kembali dalam keadaan 0,0000 gram, sehingga berat yang diperoleh adalah berat
sampel. Hal yang ingin di capai pada teknik penimbangan ini yaitu mengetahui
berat sampel yang telah ditimbang.

5. Pengukuran Volume
Teknik ini juga menggunakan beberapa alat seperti pipet ukur, pipet ukur,
pipet penetes, gelas ukur, termos, labu takar, termos. Dalam percobaan ini, pipet
ukur atau pipet ukur yang dipasangkan dengan bola digunakan untuk
mengaspirasi larutan berwarna dan tidak berwarna dan memindahkannya ke labu
ukur. Yang perlu Anda capai dengan pipet ini adalah mengetahui berapa banyak
larutan yang ingin Anda gunakan dan mengetahui miniskus atas dan bawah.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut ialah untuk gelas ukur berfungsi
untuk mengukur volume cairan yang tidak terlalu tepat sekaligus untuk membaca
miniskus atas dan miniskus bawah. Labu takar berfungsi untuk mengencerkan
suatu larutan sehingga mempunyai konsentrasi tertentu.Pipet volume berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan satu ukuran volume. Pipet skala berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan volume bermacam-macam. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit.

E. Kesehatan, Keamanan, dan Keselamatan Kerja


Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting dan perlu
perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja dosen/peneliti maupun
mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan
kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium kimia itu merupakan
cerminan dari para pengguna, dan itu menjadi catatan untuk selalu meningkatkan
kewaspadaan ketika sedang bekerja di laboratorium, beberapa peristiwa
kecelakaan yang pernah terjadi di laboratorium Departemen Kimia FSAINS
dalam kurun waktu lebih 5 tahun terakhir adalah terjadinya kebakaran ketika
mahasiswa tugas akhir sedang melakukan penelitian memanaskan bahan kimia di
atas hotplate tanpa pengawasan, meskipun tidak ada korban jiwa namun tetap saja
mengalami kerugian materi dan menghambat kinerja mahasiswa lain yang sedang
melakukan penelitian di laboratorium, karena laboratorium yang bersangkutan
untuk sementara waktu tidak diperbolehkan digunakan untuk riset sampai keadaan
membaik.
Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya. Adapun hal umum yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia.
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah
khusus (cukup dg mengkibaskan kearah hidung).
4. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi
(pedih dan gatal).
Beberapa simbol yang umum diperhatikan ketika memasuki laboratorium:

Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara


kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna. kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian
praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan
dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya


diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain
memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat
praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada
alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat


gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu
laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas
yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).

F. Integrasi Ayat
Integrasi ayat logam yang dibahas, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-
Kahfi ayat 96 yaitu:
َ َ‫ص َدفَ ْي ِن قَا َل ا ْنفُ ُخوْ ا ۗ َح ٰتّ ٓى اِ َذا َج َعلَهٗ نَار ًۙا ق‬
ْ ِ‫ال ٰاتُوْ نِ ْٓي اُ ْف ِر ْغ َعلَ ْي ِه ق‬
‫طرًا‬ َّ ‫تُوْ نِ ْي ُزبَ َر ْال َح ِد ْي ۗ ِد َح ٰتّ ٓى اِ َذا َس ٰاوى بَ ْينَ ال‬

Terjemah-Nya:
“Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)".
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu"

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di (Pakar tafsir abad 14 H)


menafsirkan tentang ayat di atas, “Berilah aku potongan-potongan besi,” yaitu
potongan-potongan besi, maka mereka pun menyerahkannya kepada Dzulkarnain
“hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,” yaitu
dua gunung yang dibangun sebuah dinding di antara keduanya “berkatalah
(Dzulqarnain), ‘Tiuplah’,” api itu. Maksudnya, nyalakanlah api itu sampai besar
dan pergunakanlah ala-alat tiup supaya semakin besar sehingga dapat mencairkan
tembaga. Ketika tembaga itu sudah meleleh yang mana dia ingin merekatkannya
di antara potongan-potongan besi itu “dia pun berkata, ‘Berilah aku tembaga
(yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu’,” tembaga yang
meleleh. Kemudian ia menuangkan lelehan tembaga pada potongan-potongan besi
itu segingga dinding semakin kokoh dengan kekokohan yang dahsyat. Orang-
orang yang berada di belakangnya terlindungi dari gangguan Ya’juj dan Ma’juj.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 4 November 2022 pukul
07:30 – 10:00 WITA. Bertempat di Laboratorium Anorganik, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, kompor
listrik, buret asam 50 mL, buret basa 50 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250
mL, gelas ukur 100 mL, gelas arloji, tabung reaksi, labu takar 100 mL, pipet
volume 100 mL, pipet skala, kaki tiga, bulb, penjepit tabung reaksi, spatula,
corong, batang pengaduk, sendok tanduk, cawan porselin, kawat kasa, statif,
klem, bunsen, botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades, kertas saring,
korek api, natrium klorida (NaCl), sipiritus dan tissu.
C. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Volume
Menyiapkan alat dan bahan kemudian memasang bulb pada ujung atas
pipet. Setelah itu, tekan katup dengan huruf (A) kemudian tekan sampai bulb
mengempis. Selanjutnya, masukkan ujung bawah pipet di bawah permukaan
cairan yang akan dimasukkan lalu tekan katup dengan huruf (S). Kemudian,
pindahkan pipet ke labu ukur untuk mengeluarkan cairan yang akan dihitung
volumenya dengan menekan katup dengan huruf (E).
2. Penyaringan
Menyiapkan alat dan bahan kemudian ambil kertas saring biasa lalu lipat
kertas saring menjadi empat bagian kemudian menggunting ujung kertas
membentuk setengah lingkaran dan membentuk corong. Setelah itu, siapkan
erlenmeyer dan corong lalu letakkan kertas saring ke corong lalu tuang air dengan
botol semprot ke sisi corong agar kertas saring menempel dan tidak ada rongga
udara lagi. Kemudian, setelah tidak ada lagi rongga pada sisi corong semprotkan
larutan. Usahakan corong tidak menyentuh bibir erlenmeyer pada saat
penyaringan.
3. Penimbangan
a. Penimbangan lansung
Menyiapkan alat dan bahan kemudian menghubungkan neraca digital ke
stopkontak. Setelah itu, bersihkan neraca dan nyalakan dengan menekan tombol
on dan menunggu hingga terkalibrasi. Setelah itu, letakkan gelas arloji diatas
neraca dan tekan tombol tar. Selanjutnya, masukkkan sampel amati dan catat
hasilnya.
b. Penimbangan tidak lansung
Menyiapkan alat dan bahan kemudian menghubungkan neraca digital ke
stopkontak. Setelah itu, bersihkan neraca dan nyalakan dengan menekan tombol
on dan menunggu hingga terkalibrasi. Setelah itu, letakkan gelas arloji diatas
neraca dan catat massa gelas arloji lalu masukkan sampel di atas neraca lalu amati
perubahan bobotnya, catat hasil penimbangan lalu hitung dengan cara
mengurangkan bobot akhir dengan bobot awal tanpa sampel.
4. Pemanasan
a. Pemanasan lansung
Menyiapkan alat dan bahan lalu masukkan aquades ke dalam tabung reaksi
menggunakan corong lalu nyalakan bunsen dengan korek api kemudian jepit
tabung reaksi dengan gegep dan letakkan tabung reaksi di atas api. Setelah itu,
goyangkan tabung reaksi di atas api agar pemanasannya merata, usahakan bibir
corong menghadap ke arah ruang kosong demi menghindari percikan.
b. pemanasan tidak lansung
Menyiapkan alat dan bahan lalu letakkan kawat kasa di atas kaki tiga
kemudian masukkan bunsen dibawah kaki tiga. Setelah itu siapkan gelas kimia
dan isi dengan aquades lalu letakkan gelas kimia di atas kawat kasa. Selanjutnya,
nyalakan bunsen dengan korek api.

5. Titrasi
Menyiapkan alat dan bahan lalu memasang klem pada statif kemudian
menjepit buret dengan klem. Selanjutnya, meletakkan erlenmeyer di bawah buret.
Setelah itu, memegang kran buret dengan tangan kiri dan memegang erlenmeyer
dengan tangan kanan. Selanjutnya menghomogenkan larutan hingga titik
ekuivalen. Kemudian, menutup keran buret setelah terjadi reaksi kemudian
mengamati hasil titrasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan

No Nama alat Gambar Fungsi


1 Neraca analitik menimbang bahan atau
zat yang akan digunakan
sebelum melakukan suatu
percobaan yang
membutuhkan penimbangan

3 Buret asam  fungsi buret asam untuk


larutan yang bersifat asam
(HNO3, HCl), netral
(Tiosulfat) dam larutan
pengoksid (KCrO4). 
4 Buret basa Buret basa digunakan untuk
larutan yang bersifat basa.
Contohnya seperti KOH,
NaOH, dan lainnya. 

5 Erlenmeyer 250 mL Berfungsi untuk menjadi


wadah dari bahan kimia cair.

6 Gelas kimia 250 mL sebagai tempat mereaksikan


bahan, tempat menampung
bahan kimia berupa larutan,
padatan, pasta ataupun
tepung, tempat melarutkan
bahan dan tempat
memanaskan bahan.
7 Gelas ukur 100 mL untuk mengukur volume
larutan atau zat cair dengan
tepat. 

8 Gelas arloji digunakan untuk penguapan


atau pengeringan padatan
dalam bentuk tepung.

9 Tabung reaksi Tabung reaksi berfungsi


untuk tempat mereaksikan
dua larutan/bahan kimia atau
lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba
dalam media cair.
10 Labu takar 10 mL  Untuk mengukur
larutan secara spesifik
dengan ketelitian pengukuran
yang sangat tinggi.
Alat ini biasa digunakan
untuk mengencerkan larutan.
11 Pipet volume 100 Berfungsi untuk mengambil
mL cairan dengan volume
tertentu dengan ketelitian
lebih tinggi. 

12 Kaki tiga Fungsi kaki tiga


adalah sebagai penahan
kawat kasa dan penyangga
ketika proses pemanasan.
13 Bulb merupakan alat untuk
menyedot larutan yang dapat
dipasang pada
pangkal pipet ukur.
14 Gegep Digunakan untuk menjepit
tabung reaksi pada saat
pemanasan, atau untuk
membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada
kondisi panas.
15 Spatula Spatula yang digunakan di
laboratorium biasanya
digunakan untuk mengambil
zat-zat kimia padat berukuran
kecil.
16 Statif dan klem Klem adalah alat penjepit
yang terbuat dari besi, dan
berfungsi untuk menjepit
buret saat hendak melakukan
titrasi. Sedangkan statif
adalah stand yang berfungsi
sebagai tempat untuk
meletakkan klem.
17 Kawat kasa Fungsi Kawat Kasa dengan
Keramik  Menahan beban di
atas kaki tiga pada proses
pembakaran dengan
pembakar spiritus atau
bunsen
18 Bunsen digunakan untuk pemanasan,
sterilisasi, dan pembakaran.

19 Botol semprot berfungsi sebagai tempat


peyimpanan aquadest dan
biasanya juga digunakan
untuk mencuci ataupun
membilas bahan-bahan kimia
yang tidak larut dalam air.

B. Pembahasan

Percobaan yang telah dilakukukan yaitu “Pengenalan Alat-Alat


laboratorium”, terdapat berbagaai maacam alat yang ada di laboratorium..
untuk alat pemanasan terdiri atas pembakaran spiritus, kompor listrik, kaki
tiga, kawat, gelas kimia, tabung reaksi dan penjepit kayu. Untuk alat-alat
pengukuraan terdiri atas gelas kimia, gelaas ukur, pipet skala, pipet gondok
dan bulp. Untuk alat-alat penyaringan terdiri atas kertas saring, corong, labu
erlenmeyer, dan batang pengaduk. Untuk alat-alat titrasi terdiri aats statif dan
klem, buret asam, dan labu erlenmeyer.

Percobaan pengenalan alat-alat laboratorium dilakukan dengan 5 teknik,


yaitu Teknik penyaringan, Teknik titrasi, Teknik pemanasan, Teknik
penimbangan, dan Teknik pengukuran volume.

Pertama yaitu Teknik penyaringan,, menggunakan alat-alat seperti corong,


kertas saring dan Erlenmeyer. Sebelum digunakan kertas dilipat terlebih
daahulu sampai membentuk corong. Erlenmeyer digunakan sebagai wadah
penampung untuk menyimpan fitrat. Hasil dari penyaringaan ini adalah resibu
(endapan) pada kertas saring dan fitrat pada labu takar atau erlemmeyer.
Kedua yaitu Teknik titrasi, menggunakan alat-alat seperti bulet,
Erlenmeyer, satitif dan klem. Buret digunakan sebagai alat yang akan
mengeluarkan larutan di tambahkan ke dalam Erlenmeyer. Erlenmeyer
berfungsi sebagai wadah penampung sampel yang akan di titrasi . statif dan
klem berfungsi sebagai penahan dan penodang buret agar tidak terjatuh pada
saat proses titrasi berlangsung. Penitrasi dilkukan dengan perlaahan dengaan
membuka keran pada buret asam dan menentukan bola karet pada buret basa.

Ketiga yaitu teknik pemanasan, teknik pemanasan ada dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Digunakan alat-alat sperti Bunsen, tabung
reaksi dan penjepit kayu. Bunsen digunakan sebagai sumber penghasil panas
yang akan memanaskan sampel. Tabung reaksi merupakan wadah penampung
yang akan dipanaskan. Pada saat memanaskan secara langsung perlu
diperhatikan arahnya agar uap larutan tidak mengenai muka . Pemanasan
secara tak langsung menggunakan alat-alat seperti Bunsen, kaki tiga, dan gelas
kimia berisi larutan. Pemanasan secara tak langsung pada dasarnya
menggunakan media perantara.

Keempat yaitu teknik dasar penimbangan, menggunakan alat alat kimia


yaitu neraca analitik, kaca arloji dan spatulla. Neraca analitik digunakan
sebagai alat penimbang dengan 4 angka di belakang koma, kaca arloji di
gunakan sebagai wadah pemnampang sampel dalam jumlah sedikit. Spatulah
yang digunakan sebagai alat pengambil sampel. Teknik penimbangan
dilakukan dengan membersihkan neraca sebelum di gunakan dihubungkan
dengan arus listrik, memasukkan sampelz menekan tombol on dan tab
terakhir, menekan off dan neraca dibersihkan kembali dari sisa sisa sampel.

Kelima yaitu teknik pengukuran, menggunakan alat alat seperti pipet


volume, digunakan sebagai alat yang akan memasukkan sampel kedalam labu
takar. Bulp berfungsi menghisap sampel sehingga dapat masuk kedalam pipet,
gelas ukur berfungsi sebagai wadah lartutan yg akan ditambahkan kedalam
labu takar untuk mengurangi konsentrasi.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Alat alat yang umum di pakai di laboratorium adalah alat gelas seperti
gelas kimia, erlenmeyer, tabung reaksi, butet dan sebagainya. Alat alat
non gelas contohnya spirtus, kaki tiga, kawat kaca bulp, dll. Kemudian
alat alat ukur seperti neraca analitik, neraca digital. Multimeter dan lain
sebagainya. Dan beberapa alat pendukung lain seperti botol semprot,
pinset, spatula dan sebagainya.
2. Alat alat yang biasa digunakan untuk mereaksikan zat seperti gelas kimia,
labu takar, dan tabung reaksi, tetapi ada yang memiliki tingkat ketelitian
dan keakuratan yang berbeda.
3. Alat alat yang biasa digunakan dalam pengukuran volume seperti, pipet
volume,pipet ukur, labu takar, tabung reaksi gelas ukur dan alat alat
pengukuran voleume lainnya.
4. Penyaringan dilakukan menggunakan corong yang dilengkapi dengan
kertas saring yang sudah dilipat sampai membenukericut. Dalam hal
penimbangan ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu, penimbangan
langsung dan tidak langsung. Penimbangan langsung dilakukan dengan
cara mengaktifkan neraca yang dalam keadaan bersih. Kemudian
menekan tombol tar timbangan sampelnya. Kemudian mencatat hasil dari
penimbangan
B. SARAN

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus


dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama
alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar
praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Dede suhender “ilmu Kimia” JURNAL ISTEK,2017.

Ginting, Tjurmin, 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.

Keenan., (1986), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta.

Santoso. 2009. Pengenalan Laboratorium. Laboratorium Kimia Pangan Faperta


UWG.

Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty: Yogyakarta.

Ramadhani dan Ryan. 2020. Jurnal Biotek. STKIP-Pembangunan Indonesia.


Gowa: Sulawesi Selatan.

Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium


(Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.

Mentari, Luh. (2014). “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran


Kimia untuk Materi Larutan Penyangga”. E-journal Kimia
Visvitalis. Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1).

Jansoon, N., dkk. (2009). ”Understanding mental models of dilution in Thai


Students”. International Journal of Environmental & Science
Education, 4(2), hlm.147-168.
LAMPIRAN

Lampiran I Skema Kerja

A. Pemanasan

 Pemanasan Langsung

AQUADES

Dinyalakan pembakar spiritus


Diisi tabung reaksi dengan aquades
Dijepit tabung reaksi dengan gegep
Dipanaskan tabung reaksi di atas pembakar spiritus
Dimiringkan sambal digoyang-goyangkan

HASIL

 Pemanasan Tidak Langsung

AQUADES

Disiapkan pembakar spiritus, kaki tiga, kawat kasa, penjepit tabung,


dan tabung reaksi
Dibakar spiritus
Diletakkan kaki tiga dan kawat kasa di atas spiritus sebagai penyangga
Diisi gelas kimia dengan aquades secukupnya
Diletakkan gelas kimia di atas kawat kasa sampai mendidih
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Dijepit tabung reaksi dengan gegep
Dipanaskan tabung di atas air mendidih

HASIL
B. Penyaringan

AQUADES

Disiapkan gelas kimia, erlenmeyer, corong, botol semprot, kertas


saring
Dibagi 4 kertas saring
Digunting kertas saring
Dimasukkan kertas saring ke dalam corong
Diteteskan aquades dibagian pinggir kertas saring
Dituangkan larutan sampai ke labu takar
Digunakan corong yang diberi kertas saring

HASIL

C. Penimbangan

 Penimbangan Langsung

AQUADES

Dibersihkan semua alat gelas maupun yang bukan


Disambungkan neraca analitik ke stop kontak
Diaktifkan neraca analitik
Ditekan tombol on
Ditunggu sampai terkalibrasi
Ditekan tombol tar
Dimasukkan gelas arloji
Ditekan tombol tar
Ditimbang sampel
Dicatat hasil
Dimatikan neraca analitik
Ditekan tombol off
Ditekan kabel neraca analitik pada stop kontak

HASIL
 Penimbangan Tidak Langsung

AQUADES

Dibersihkan semua alat gelas maupun yang bukan


Disambungkan neraca analitik ke stop kontak
Diaktifkan neraca analitik
Ditekan tombol on
Dimasukkan gelas arloji
Dicatat bobot gelas arloji
Dimasukkan sampel
Dicatat bobotnya
Dihitung bobot sampel
Dicatat hasilnya
Dimatikan neraca analitik
Ditekan tombol off
Dicabut kabel neraca pada stop kontak

HASIL

D. Titrasi

 Titrasi Asam

AQUADES

Dicuci alat gelas


Dipasang buret asam ke klem yang terpasang pada statif
Diisi buret dengan aquades
Digunakan corong
Diputar keran
Diatur banyaknya tetesan yang keluar
Dikeluarkan aquades tetes demi tetes
Dihomogenkan larutan

HASIL
 Titrasi Basa

AQUADES

Dicuci alat gelas


Dipasang buret basa ke klem yang terpasang pada statif
Diisi buret dengan aquades
Digunakan corong
Diputar keran
Diatur banyaknya tetesan yang keluar
Dikeluarkan aquades tetes demi tetes
Dihomogenkan larutan

HASIL

E. Pengukuran Volume

AQUADES

Disiapkan erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, bulb, pipet volume, pipet
scalar, pipet tetes, dan batang pengaduk
Dipasang bulb pada bagian ujung pipet
Ditekan bulb yang bersimbol S, untuk mengambil larutan ke dalam
pipet
Ditentukan berapa skala yang terbentuk pada pipet volume
Ditekan bulb yang memiliki simbol E, untuk mengeluarkan larutan
dari dalam pipet
Dilepas karet pada mulut pipet

HASIL
Lampiran II Dokumentasi Praktikum
Lampiran III Referensi

Anda mungkin juga menyukai