PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ilmu yang memiliki ciri khas adalah ilmu kimia. Ilmu kimia
mempelajari struktur materi dan perubahan yang dialami materi ini dalam proses
alami dan dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui ilmu kimia kita dapat
mengetahui susunan zat dan kegunaan benda mati, baik yang alami maupun
buatan, serta mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup, termasuk
tubuh kita sendiri. Perspektif kimia dunia di sekitar kita sangat menarik,
perspektif ini dapat dikembangkan melalui pengamatan dan eksperimen kita
sendiri, yang didasarkan pada keinginan manusiawi kita untuk memahami dan
pencarian kita akan keteraturan (Keenan, 1986: 2).
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau
kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat
akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas
kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau
proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan "graph" seperti thermograph, barograph (Moningka,
2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas dan alat-alat lainnya yang umum digunakan di laboratorium. Penggunaan
alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita
ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok
pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran
bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang
lain disekitarnya Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam
laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan
diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-
alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia (Ginting, 2000).
b. Rumusan Masalah
1. Apa nama dan penggunaan alat-alat gelas yang umum dipakai di
laboratorium?
2. Apa nama dan penggunaan alat-alat untuk mereaksikan zat yang umum
dipakai di laboratorium?
3. Apa nama dan penggunaan alat-alat pengukuran volume yang umum
digunakan dalam laboratorium?
4. Apa saja teknik dasar penyaringan dan penimbangan?
c. Tujuan
1. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat gelas yang umum digunakan di
laboratorium.
2. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat
yang umum diapakai di laboratorium.
3. Mengetahui nama dan pengunaan alat-alat pengukuran volume yang
umum digunakan di laboratorium.
4. Mengetahui beberapa teknik dasar penyaringan dan penimbangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu alam yang mempelajari sifat-sifat benda dan
perubahannya. Karena studinya ini, fikih air dan tanah dalam taharah dapat
didekati pemahamannya melalui perspektif ilmu kimia. Batasan volume air
tergenang dan air mengalir untuk wudhu dipahami agar air tetap bersih dan
memberikan efek pembersihan (penyucian) dan sebagai antisipasi penggunaan air
yang tercemar. Dalam air yang volumenya lebih banyak memungkinkan air dapat
mengencerkan konsentrasi najis dan polutan lainnya, sedangkan dalam air yang
mengalir memungkinkan air mendapatkan suplai oksigen lebih banyak dan
menambah kemungkinan pelepasan zat-zat volatil berbahaya dari badan air.
Analog dengan debu tanah untuk tayammum, debu tanah yang digunakan adalah
debu tanah yang bersih karena memiliki daya pembersihan terhadap hal-hal yang
dapat mengganggu Kesehatan kulit, terutama wajah dan tangan. Lebih lanjut,
penggunaan tanah dalam penyucian benda yang dijilat anjing menunjukkan makna
tanah sesungguhnya berdasarkan representasi kandungan utama tanah itu sendiri,
yakni mineral-mineral silika, silikat dan aluminosilika (Suhendar dede, 2017).
B. Laboratorium
C. Peralatan Laboratorium
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik Kebanyakan peralatan untuk percobaan-
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang
klasik maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran
sebagian besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari
porselin, besi dan karet. Sebagai contoh alat-alat yang terbuat dari gelas yaitu:
a. Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah alat gelas yang terbuat dari kaca atau plastik. kira-
kira sebesar jari manusia. Tabung reaksi tersedia dalam berbagai ukuran. Namun
pada umumnya memiliki diameter 10-20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi
tabung reaksi adalah untuk mencampur, menampung, dan memanaskan bahan
kimia cair atau padat, terutama untuk pengujian kualitatif.
b. Gelas Ukur
Terbuat dari gelas, memiliki skala dan terdiri dari berbagai macam ukuran.
Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai dari
volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari
bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar,
sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur.
c. Pipet Volume
Pipet Volume merupakan jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan
larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan
dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah.
d. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan alat gelas laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan sampel larutan dari satu temapat ke tempat lainnya. Alat
laboratorium ini berbentuk silinder dan terbuat dari bahan gelas.
e. Buret
Buret adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk
silinder. Kemudian alat ini memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian
bawahnya.
d. Labu Erlenmeyer
Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu
alat gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan
kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk menampung
larutan yang akan digunakan.
e. Labu Didih
Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 'C.
Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih
(boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
2. Teknik Penyaringan
Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat seperti labu
erlenmeyer, gelas kimia, corong dan batang pengaduk. Langkah awal yang
dilakukan yaitu melipat kertas saring lalu diletakkan diatas corong lalu menyaring
larutan ke dalam erlenmeyer. Hal yang inginkan dicapai dari teknik penyaringan
yaitu terpisahnya residu dari filtrat atau terpisahnya endapan dari larutan.
Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat membuat larutan. Gelas kimia
berfungsi sebagai tempat untuk menampung bahan kimia atau larutan dalam
jumlah yang banyak. Kertas penyaring berfungsi untukmenyaring zat-zat padat
terlarut. Corong berfungsi untuk memasukkan atau memindahkan larutan zat cair
dari satu tempat ke tempat yang lain atau penyaringan. Sedangkan batang
pengaduk berfungsi untuk mengaduk zat cair dan sebagai perantara dalam proses
penyaringan.
3. Titrasi
Teknik ini juga menggunakan beberapa alat seperti pipet ukur, pipet ukur,
pipet tetes, gelas ukur, labu ukur, labu ukur dan labu takar. Dalam percobaan ini,
larutan berwarna dan tidak berwarna diaspirasi dengan pipet ukur atau pipet ukur
yang dipasangkan dengan bola dan dipindahkan ke labu ukur. Yang perlu Anda
lakukan dengan pipet ini adalah mengetahui jumlah larutan yang akan digunakan
dan meniskus atas dan bawah.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut untuk gelas ukur berfungsi untuk
mengukur volume cairan yang tidak terlalu tepat sekaligus untuk membaca
miniskus atas dan miniskus bawah. Labu takar berfungsi untuk menegncerkan
suatu larutan sehingga mempunyai konsentrasi tertentu. Pipet volume berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan satu ukuran volume. Pipet skala berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan volume bermacam-macam. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit.
4. Teknik Penimbangan
Untuk teknik penimbangan juga menggunakan beberapa alat yaitu neraca
analitik untuk menimbang, cawan arloji sebagai wadah sample yang akan diamati
dan spatula untuk mengambil sample yang akan ditimbang dalam neraca analitik .
Teknik penimbangan dilakukan menyambungkan neraca analitik dengan arus
listrik kemudian menekan tombol “ON” pada neraca analitik lalu memasukkan
cawan arloji yang berisikan sample dan menekan tombol “Star” agar neraca
kembali dalam keadaan 0,0000 gram, sehingga berat yang diperoleh adalah berat
sampel. Hal yang ingin di capai pada teknik penimbangan ini yaitu mengetahui
berat sampel yang telah ditimbang.
5. Pengukuran Volume
Teknik ini juga menggunakan beberapa alat seperti pipet ukur, pipet ukur,
pipet penetes, gelas ukur, termos, labu takar, termos. Dalam percobaan ini, pipet
ukur atau pipet ukur yang dipasangkan dengan bola digunakan untuk
mengaspirasi larutan berwarna dan tidak berwarna dan memindahkannya ke labu
ukur. Yang perlu Anda capai dengan pipet ini adalah mengetahui berapa banyak
larutan yang ingin Anda gunakan dan mengetahui miniskus atas dan bawah.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut ialah untuk gelas ukur berfungsi
untuk mengukur volume cairan yang tidak terlalu tepat sekaligus untuk membaca
miniskus atas dan miniskus bawah. Labu takar berfungsi untuk mengencerkan
suatu larutan sehingga mempunyai konsentrasi tertentu.Pipet volume berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan satu ukuran volume. Pipet skala berfungsi
untuk memindahkan larutan dengan volume bermacam-macam. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit.
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
F. Integrasi Ayat
Integrasi ayat logam yang dibahas, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-
Kahfi ayat 96 yaitu:
َ َص َدفَ ْي ِن قَا َل ا ْنفُ ُخوْ ا ۗ َح ٰتّ ٓى اِ َذا َج َعلَهٗ نَار ًۙا ق
ْ ِال ٰاتُوْ نِ ْٓي اُ ْف ِر ْغ َعلَ ْي ِه ق
طرًا َّ تُوْ نِ ْي ُزبَ َر ْال َح ِد ْي ۗ ِد َح ٰتّ ٓى اِ َذا َس ٰاوى بَ ْينَ ال
Terjemah-Nya:
“Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)".
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu"
METODE PENELITIAN
5. Titrasi
Menyiapkan alat dan bahan lalu memasang klem pada statif kemudian
menjepit buret dengan klem. Selanjutnya, meletakkan erlenmeyer di bawah buret.
Setelah itu, memegang kran buret dengan tangan kiri dan memegang erlenmeyer
dengan tangan kanan. Selanjutnya menghomogenkan larutan hingga titik
ekuivalen. Kemudian, menutup keran buret setelah terjadi reaksi kemudian
mengamati hasil titrasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
B. Pembahasan
Ketiga yaitu teknik pemanasan, teknik pemanasan ada dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Digunakan alat-alat sperti Bunsen, tabung
reaksi dan penjepit kayu. Bunsen digunakan sebagai sumber penghasil panas
yang akan memanaskan sampel. Tabung reaksi merupakan wadah penampung
yang akan dipanaskan. Pada saat memanaskan secara langsung perlu
diperhatikan arahnya agar uap larutan tidak mengenai muka . Pemanasan
secara tak langsung menggunakan alat-alat seperti Bunsen, kaki tiga, dan gelas
kimia berisi larutan. Pemanasan secara tak langsung pada dasarnya
menggunakan media perantara.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Alat alat yang umum di pakai di laboratorium adalah alat gelas seperti
gelas kimia, erlenmeyer, tabung reaksi, butet dan sebagainya. Alat alat
non gelas contohnya spirtus, kaki tiga, kawat kaca bulp, dll. Kemudian
alat alat ukur seperti neraca analitik, neraca digital. Multimeter dan lain
sebagainya. Dan beberapa alat pendukung lain seperti botol semprot,
pinset, spatula dan sebagainya.
2. Alat alat yang biasa digunakan untuk mereaksikan zat seperti gelas kimia,
labu takar, dan tabung reaksi, tetapi ada yang memiliki tingkat ketelitian
dan keakuratan yang berbeda.
3. Alat alat yang biasa digunakan dalam pengukuran volume seperti, pipet
volume,pipet ukur, labu takar, tabung reaksi gelas ukur dan alat alat
pengukuran voleume lainnya.
4. Penyaringan dilakukan menggunakan corong yang dilengkapi dengan
kertas saring yang sudah dilipat sampai membenukericut. Dalam hal
penimbangan ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu, penimbangan
langsung dan tidak langsung. Penimbangan langsung dilakukan dengan
cara mengaktifkan neraca yang dalam keadaan bersih. Kemudian
menekan tombol tar timbangan sampelnya. Kemudian mencatat hasil dari
penimbangan
B. SARAN
Keenan., (1986), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta.
A. Pemanasan
Pemanasan Langsung
AQUADES
HASIL
AQUADES
HASIL
B. Penyaringan
AQUADES
HASIL
C. Penimbangan
Penimbangan Langsung
AQUADES
HASIL
Penimbangan Tidak Langsung
AQUADES
HASIL
D. Titrasi
Titrasi Asam
AQUADES
HASIL
Titrasi Basa
AQUADES
HASIL
E. Pengukuran Volume
AQUADES
Disiapkan erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, bulb, pipet volume, pipet
scalar, pipet tetes, dan batang pengaduk
Dipasang bulb pada bagian ujung pipet
Ditekan bulb yang bersimbol S, untuk mengambil larutan ke dalam
pipet
Ditentukan berapa skala yang terbentuk pada pipet volume
Ditekan bulb yang memiliki simbol E, untuk mengeluarkan larutan
dari dalam pipet
Dilepas karet pada mulut pipet
HASIL
Lampiran II Dokumentasi Praktikum
Lampiran III Referensi