Anda di halaman 1dari 15

Laporan Akhir Hari : Selasa

MK. BIOKIMIA GIZI Tanggal : 19 Februari 2019

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM


BIOKIMIA

Disusun Oleh:

Kelompok 4
Kelas 2A

Adelina Dwi Maharani P031813411001

Inneke Sitompul P031813411014

Muthia Trisdeaty P031813411021

Nisaini Mardiah P031813411023

Dosen Pembimbing:

Lidya Novita, S.Si, M.Si

Yuliana Arsil, M. Farm, Apt

Lily Restusari, M. Farm, Apt

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga
dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan
yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat
dapat mengganggu hasil pratikum. Kesalahan dalam penggunaan alat dan
bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu
statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti.

Pengenalan alat dan bahan praktikum merupakan hal yang paling utama
dalam praktikum, karena disaat kita mempelajari alat-alat dan bahan yang ada
di laboratorium dengan sendirinya pula kita akan dapat mengetahui cara kerja
dan penggunaan serta bahaya yang dapat ditimbulkan oleh atau dari alat-alat
dan bahan tersebut (Rohman, 2010).

Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi
alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah
mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dengan kita telah menenal
nam, bentuk dan fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih
mudah dalam melakukan praktikum. Dalam penggunaan alat dan dalam
membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan
yang akan kita dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh
terhadap keselamatan praktikan.

Dalam melakukan praktikum di laboratorium, banyak faktor yang harus di


perhatikan oleh praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Salah
satunya adalah tingkat sanitasi peralatan di dalam laboratorium. Kebersihan
alat adalah hal yang sangat penting yang harus di perhatikan oleh praktikan
karena kebersihan alat yang tidak bersih dapat menyebabkan hasil yang di
peroleh dalam praktikum tidak akurat dan juga dapat mengakibatkan kegagalan
dalam praktikum.

Bukan hanya itu saja, di dalam laboratorium banyak terdapat bahan-bahan


beracun berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan ataupun keracunan
pada praktikan. Setiap bahan-bahan beracun itu memiliki ukuran tingkat
bahaya bagi tubuh manusia terutama bahan beracun yang memberikan efek
kronis yaitu NAB (Nilai Ambang Batas) atau TLV (Threshold Limit Value).

Biokimia adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen


eluler, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul
lainnya. (Saskia, 2010).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui jenis dan fungsi peralatan dasar laboratorium biokimia yang
digunakan.
2. Menggunakan peralatan-peralatan yang umum digunakan di laboratorium
biokimia.

1.3 Prinsip Percobaan

Pekerjaan di laboratorium memerlukan kehati-hatian dan pemahaman


mendasar mengenai alat-alat yang ada di laboratorium. Pemahaman tersebut
mencakup pengetahuan pratikan mengenai nama, fungsi dan cara pemakaian
alat serta tingkat ketelitian masing-masing alatukur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium merupakan wadah atau tempat belajar mengajar melalui media


praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala
yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari (Day, 2009).

Peranan laboratorium dalam mempelajari ilmu kimia yaitu untuk memberikan


kelengkapan bagi pelajaraan teori yang telah di terima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang
merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.
Memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi praktikan dan juga memupuk
keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah sesuatu objek dalam
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sebagai alat untuk menambah ketrampilan
dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk menentukan kebenaran.
memumpuk rasa ingin tahu sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan.
Dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang di peroleh penemuan
yang di dapat dalam prose kegiatan kerja laboratorium, (Rohman, 2010).

Pentingnya mengenal alat-alat dan bahan kimia di laboratorium dan cara


penggunaanya, Selain mengenal alat-alat laboratorium kita juga harus mengenal
fungsi alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal
bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dengan kita telah menenal nama, bentuk dan
fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih mudah dalam melakukan
praktikum. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi
kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita lakukan dalam
praktikum kita. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap keselamatan praktikan.
Dalam prakteknya, seseorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia akan
selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang
berbahaya dan merugikan kehidupan manusia terutama bagi orang tersebut.
Setidaknya ada tantangan bagi para ahli kimia untuk mempelajari hal-hal yang
berbahaya itu. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam
melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan
merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang menguntungkan
atau berbahaya bagi dirinya maupun orang lain.

Peralatan yang biasa di laboratorium kimia antara lain yaitu gelas kimia
(beaker) labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, kaca arloji, mortar
dan pestle, spatula, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, burner/pembakar
spiritus, dan alat-alat pendukung lainnya sepeti labu ukur, labu bundar, corong
buchner, erlenmeyer buchner, cawan petri, botol semprot, klem manice, klem
bosshead, klem burat, dan sebagainya. (Harjadi, 2009).

Sifat-sifat bahan kimia dalam laboratrium, dapat dibagi menjadi beberapa


macam antara lain yaitu bahan kimia beracun (Toxic) Adalah bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan
kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau
kontak lewat kulit. Bahan kimia korosit (Corrosive) Adalah bahan kimia yang
karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan
jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia mudah terbakar (Flammable) Adalah
bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan
kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.
Bahan kimia peledak (Explosive) ah suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah
dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
disekelilingnya. Bahan kimia reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan kimia oksidator (Oxidation) Adalah
suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Gas bertekanan
(Compressed gases) Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang
ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
Bahan kimia radioaktif (Radioactive substances) Adalah bahan kimia yang
mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih
besar dari 0,002 microcurie/gram. Dan bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid
Sensitive Substances) Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam
menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan
korosif. (Baker, 2010).

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap
kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat
dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang
tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan.
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik.Kebanyakan peralatan untuk percobaan–
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Hari : 6 Agustus 2019
Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Riau
Waktu : 11.30 – Selesai

3.2 Alat dan Bahan


- Alat :

 Kartu golongan darah dan Rigensia


 Alkohol Swab
 Blood lancets dan Auto lancet
 Kertas Saring
 Indikator PH
 Urine Enelyzer
 Accutrend
 Easy Touch
 Diaspect
 GCU

3.3 Prosedur Kerja

Alat-Alat Laboratorium Biokimia

Cara, jenis dan fungsi oleh pembimbing praktek

Bentuk alat dicatat dan digambarkan

Dicatat tingkat ketelitiannya

Pratikan mengetahui cara, jenis dan fungsi alat


BAB IV
HASIL

NO NAMA ALAT FUNGSI

Kartu Golongan Darah

Untuk mengetahui golongan


1
darah

Reagensia

Alat tes golongan darah yang


2 dapat membantu mengetahui
golongan darah

Alkohol Swab

Sebagai antiseptic sebelum


3 melakukan tindakan
pengambilan darah

Blood lanset

Untuk mengambil darah pada


jari untuk pemeriksaan di
4
laboratorium atau alat test
darah

Auto Lanset
Alat yang digunakan pada
5 pengambilan darah dalam
volume kecil
Kertas Saring

6 Untuk penyaring

Indikator PH

Alat untuk menentukan


7 apakah larutan yang dianalisis
asam atau basa

Urine Analyzer

Untuk membaca dan


8 mengevaluasi hasil dari Urine
Test Strip

Accutrend

Untuk mengecek kolestrol,


9
trigliserida, dan glukosa
Easy Touch

Untuk mengecek glukosa dan


10
Hb

DiaSpect dan Kufad

11 Untuk mengcek Hb

Untuk mengecek glukosa,


12 GCU
asam urat dan gliserol
BAB V
PEMBAHASAN

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik.

Kartu golongan darah berfungsi untuk mengetahui golongan darah yang


diperiksa. Prinsip golongan darah yaitu dengan melihat aglutinasi yaitu
penggumpalan sel darah merah yang disebabkan oleh reaksi antara antibody dalam
serum/plasma dengan Antigen yang ada pada sel darah merah. Oleh karena itu
untuk mengetahui jenis golongan darah menggunkan reagen. Reagen golongan
darah adalah Alat tes golongan darah yang dapat membantu mengetahui golongan
darah.

Dalam pengabdian masyarakat raegen harus dibawa dalam keadaan dingin


dengan suhu 25 ℃. Raegen AntiA bewarna biru, Anti B bewarna kuning dan Anti
D bewarna putih.

Blood lanset merupakan jarum untuk pengambilan darah yang bersifat steril
yang hanya bisa dipakai sekali. Keadaan blood lanset sebelum digunakan
lingkarannya diatas, sedangkan sesudah dipakai lingkarannya kebawah/pipih.

Auto lanset adalah alat yang digunakan pada pengambilan darah dalam
volume kecil untuk pemeriksaan menggunakan test strip, yang berbentuk seperti
pena. Kedalaman tusukan jarum dapat diatur antara skala 1 sampai 5. Penggunaan
auto lanset akan meminimalkan rasa sakit dan trauma saat akan mengambil darah,
karena prosesnya dapat dilakukan dengan sangat cepat dan kedalaman jarum dapat
disesuaikan dengan tingkat ketebalan kulit. Skala 1-2 untuk bayi, 3-4 untuk balita,
dan 4-5 skala untuk dewasa. Dan sebagai antiseptic sebelum melakukan tindakan
pengambilan darah menggunkan Alcohol swab.

Kertas saring berfungsi untuk menyaring larutan. Indicator berfungsi Alat


untuk menentukan apakah larutan yang dianalisis asam atau basa.
Urine enelyzer berfungsi untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine
Test Strip. Stick urine enelyzer berfungsi untuk pemeriksaan penentuan berat jenis,
pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen,bilirubin dan darah dalam
urin. Prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter, yaitu:

1) Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat
pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru
melalui biru-hijau ke kuning.
2) Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru.
Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang
pH dari 5 sampai 9.1, Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke
biru.
3) Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis
hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang
terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.
4) Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk
memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut,
menghasilkan pewarna merah-ungu azo.
5) Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein.
Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda
atau hijau.
6) Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose
oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik
Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis
pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa.
Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen
peroksida dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk
kompleks pewarna hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari kuning ke hijau.
7) Uji Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin
bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk
kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari krem ke ungu.
8) Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-
diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna
azo merah.
9) Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari
garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi
menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan
konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini
sebagai krem pada warna persik).
10) Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi
indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit
hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang
menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter
urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang
mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada
pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.

Accutrend merupakan alat semi kuantitatif yang berguna pengecekan


kolesterol, trigliserida dan glukosa. Accutrend memakai kode untuk melakukan
pengecekannya. Accutrend memakai kode yang sama apabila kode hilang dank ode
stick sama.

Diaspect adalah alat yang khusus mengecek Hemoglobin. Diaspect


menggunakan kufad sebagai alat pengecekan. Kufad merupakan alat sekali pakai.

Easy touch adalah alat yang berfungsi mengecek glukosa dan Hb. Tingkat
ketelitian easy touch masih kurang disbanding diaspack. Easy touch memakai
baterai, dan setiap reagensia memiliki kode yang berbeda-beda.

GCU adalah alat untuk mengecek glukosa, asam urat dan gliserol. Pada saat
GCU error baterai pada GCU diganti.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan wadah atau tempat belajar mengajar melalui
media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus
dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum
yang akan dilakukan berjalan dengan baik.

6.2 Saran

Semua praktikan menguasai materi percobaan dancermat serta teliti agar


mendapat hasil yang maksimal. Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium
lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa
dipergunakandengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan. Semua
praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Baker, J. T. 2010. MSDS Nitrit Acid. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Rohman, T. 2010. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Jakarta: Erlangga.

Sintia Saskia Novel, dkk. 2010. Pratikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: CV. Trans
Info Media.

Day, R. A. Jr. 2009. Kimia Analisis Kuantitatif,Edisi Revisi,Terjemahan


Soendoro, dkk. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. 2009. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Setiawati. 2002. Biokimia 1. Jogyakarta: Gajah Mada University Press.

Imamkhasani. 2000. Biokimia, Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: UI Press.

Moored. 2000. Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai