Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas 2A
Dosen Pembimbing:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pengenalan alat dan bahan praktikum merupakan hal yang paling utama
dalam praktikum, karena disaat kita mempelajari alat-alat dan bahan yang ada
di laboratorium dengan sendirinya pula kita akan dapat mengetahui cara kerja
dan penggunaan serta bahaya yang dapat ditimbulkan oleh atau dari alat-alat
dan bahan tersebut (Rohman, 2010).
Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi
alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah
mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dengan kita telah menenal
nam, bentuk dan fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih
mudah dalam melakukan praktikum. Dalam penggunaan alat dan dalam
membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan
yang akan kita dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh
terhadap keselamatan praktikan.
Peralatan yang biasa di laboratorium kimia antara lain yaitu gelas kimia
(beaker) labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, kaca arloji, mortar
dan pestle, spatula, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, burner/pembakar
spiritus, dan alat-alat pendukung lainnya sepeti labu ukur, labu bundar, corong
buchner, erlenmeyer buchner, cawan petri, botol semprot, klem manice, klem
bosshead, klem burat, dan sebagainya. (Harjadi, 2009).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap
kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat
dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang
tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan.
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik.Kebanyakan peralatan untuk percobaan–
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
BAB III
METODE
Reagensia
Alkohol Swab
Blood lanset
Auto Lanset
Alat yang digunakan pada
5 pengambilan darah dalam
volume kecil
Kertas Saring
6 Untuk penyaring
Indikator PH
Urine Analyzer
Accutrend
11 Untuk mengcek Hb
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik.
Blood lanset merupakan jarum untuk pengambilan darah yang bersifat steril
yang hanya bisa dipakai sekali. Keadaan blood lanset sebelum digunakan
lingkarannya diatas, sedangkan sesudah dipakai lingkarannya kebawah/pipih.
Auto lanset adalah alat yang digunakan pada pengambilan darah dalam
volume kecil untuk pemeriksaan menggunakan test strip, yang berbentuk seperti
pena. Kedalaman tusukan jarum dapat diatur antara skala 1 sampai 5. Penggunaan
auto lanset akan meminimalkan rasa sakit dan trauma saat akan mengambil darah,
karena prosesnya dapat dilakukan dengan sangat cepat dan kedalaman jarum dapat
disesuaikan dengan tingkat ketebalan kulit. Skala 1-2 untuk bayi, 3-4 untuk balita,
dan 4-5 skala untuk dewasa. Dan sebagai antiseptic sebelum melakukan tindakan
pengambilan darah menggunkan Alcohol swab.
1) Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat
pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru
melalui biru-hijau ke kuning.
2) Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru.
Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang
pH dari 5 sampai 9.1, Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke
biru.
3) Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis
hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang
terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.
4) Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk
memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut,
menghasilkan pewarna merah-ungu azo.
5) Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein.
Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda
atau hijau.
6) Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose
oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik
Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis
pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa.
Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen
peroksida dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk
kompleks pewarna hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari kuning ke hijau.
7) Uji Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin
bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk
kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari krem ke ungu.
8) Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-
diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna
azo merah.
9) Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari
garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi
menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan
konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini
sebagai krem pada warna persik).
10) Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi
indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit
hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang
menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter
urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang
mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada
pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.
Easy touch adalah alat yang berfungsi mengecek glukosa dan Hb. Tingkat
ketelitian easy touch masih kurang disbanding diaspack. Easy touch memakai
baterai, dan setiap reagensia memiliki kode yang berbeda-beda.
GCU adalah alat untuk mengecek glukosa, asam urat dan gliserol. Pada saat
GCU error baterai pada GCU diganti.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan wadah atau tempat belajar mengajar melalui
media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus
dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat,
fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum
yang akan dilakukan berjalan dengan baik.
6.2 Saran
Rohman, T. 2010. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Jakarta: Erlangga.
Sintia Saskia Novel, dkk. 2010. Pratikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: CV. Trans
Info Media.