A. Teori Umum
Kimia merupakan salah satu bidang studi sains yang dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa
dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan
komposisi struktur transformasi dinamika dan energinetika zat yang
melibatkan penalaran dan ketrampilan. Empat llmu kimia merupakan rumpun
IPA yang pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses dan produk. Kimia
sebagai proses meliputi ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh ilmuwan
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Kimia sebagai produk
meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta konsep dan prinsip
kimia ( Amna, 2017).
Dalam pendidikan sains kegiatan Laboratorium merupakan bagian
integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya kimia. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan Laboratorium untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan di Laboratorium memberikan
kemudahan bagi peserta dalam memahami apa yang mereka pelajari materi
melalui pendekatan kerja ilmiah (Amna, 2017). Laboratorium dapat dikatakan
sebagai tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun
pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi dan kimia atau
bidang ilmu lainnya secara umum Laboratorium dalam pembelajaran fisika
memiliki perananan penting salah satunya sebagai wahana mengembangkan
kreativitas dan ketrampilan berfikir melalui proses pemecahan masalah dalam
rangka siswamenemukan konsep secara mandiri (Rina dan Murni 2015).
Segala kegiatan yang dilakukan di Laboratorium akan melibatkan tiga
hal utama yaitu peralatan, bahan dan pengguna Laboratorium. Laboratorium
adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis bahan kimia, bahkan bahan kimia
yang tidak digunakan didalam proses produksi diperlukan di Laboratorium.
Meskipun dari sisi volume jumlah bahan kimia di Laboratorium tergolong
relative sangat kecil jika dibandingkan dengan volume bahan kimia dibagian
produksi atau gudang, namun tingkat bahaya yang ada di Laboratorium tidak
bisa diabaikan begitu saja. Proses eksperimen yang dilakukan di
Laboratorium sering kali tidak bisa diestimasi bahaya yang dapat terjadi jika
pengguna tidak mengenali dengan baik bahaya bahan kimia yang digunakan
(Sri et all, 2022).
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang
berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.
(Andriani, 2016). Keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah program
yang terpadu untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari pada lingkungan
pekerjaan. Pada pelaksanaan kerja Laboratorium ada beberapa faktor
penyebab kecelakaan di dalam pelaksanaan praktikum karena dalam hal ini
adanya minim keterbatasan fasilitas keselamatan kerja dan juga karena
adanya kelamahan dalam pemahaman faktor-faktor prinsip yang diperlukan
dan diterapkan dalam Laboratorium pendidikan. K 3 atau OHS adalah kondisi
yang harus diwujudkan di tempat Laboratorium dari segala daya upaya yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi
para mahasiswa yang sedang praktek praktikum di Laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek pelindung kerja
(Luthfiyyatin et all, 2022).
Sebagian besar zat kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan saat
ini bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia,
lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Laboratorium
menghadapi beragam risiko, baik dari dalam maupun luar Laboratorium.
Beberapa risiko mungkin terutama mempengaruhi Laboratorium itu sendiri,
tetapi risiko lainnya mungkin mempengaruhi lembaga yang lebih besar dan
bahkan masyarakat jika tidak ditangani dengan tepat (Ramadhani, 2020).
Berikut adalah sumber dari bahayanya Laboratorium yang
menimbulkan sebuah kecelakaan kerja, yaitu;
a. Bahan Kimia Bahan yang mudah terbakar dan bersifat bahan kimia serta
gas yang berbahaya. Sebelum menggunakan bahan tersebut terlebih
dahulu 48 sudah mengetahui bagaimana cara penanganan serta
penggunaan bahan tersebut.
b. Aliran Listrik Penggunaan dengan daya yang besar bisa kemungkinan
berakibatkan kebakaran. Penanganan yang harus dilakukan, seperti
berhati-hati dengan air dan pengamanan arus listrik.
c. Radiasi alam Radiasi ini harus lebih memerhatikan penggunaan magnet
berlebih. Sedangkan risiko adalah gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kejadian yang telah terjadi (Ramadhani, 2020).
Dan Bahan di Laboratorium sini menurut penggunaannya
dikelompokan menjadi dua yaitu Bahan khusus, Bahan yang penanganannya
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus karena mempunyai sifat
eksplosif korosif dan iritant. Bahan umum, Bahan yang penanganannya tidak
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus karena mempunyai sifat tidak
eksplosif tidak korosif dan tidak iritant (Raharjo, 2017).
Peralatan di Laboratorium pada prinsipnya dikelompokkan menjadi
dua yaitu alat gelas dan alat instrumen. Alat instrumen dikelompokan lagi
menurut tingkat kesulitan cara pengoperasiannya menjadi tiga kategori antara
lain;
a. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi pengukurannya
tinggi, serta sistem kerja rumit, yang mengoperasikan memerlukan
pelatihan khusus.
b. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang pengoperasiannya dan
perawatannya sedang. Resiko penggunaan sedang, akurasi pengukuran
sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit, pengoperasiannya
cukup perlu pelatihan saja
c. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, resiko penggunaan rendah serta sistem kerja
sederhana, yang pengoperasiannya cukup pakai buku panduan.
(Vendamawan, 2015).
Penggunaan dari alat-alat Laboratorium mempunyai peranan yang
sangat penting sehingga Laboratorium akan berfungsi dengan maksimal
(Zuhra et all, 2021). Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat Laboratorium
adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi
sedikit mungkin (Andriani, 2016).
B. URAIAN BAHAN
1. ALKOHOL (Ditjen POM, 1979)
Nama latin : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, Etanol, Etil
Rumus molekul : C2H5OH
Berat molekul : 46,07 g/mol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p
dalam eter p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;
di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan
2. AQUADEST (Ditjen POM, 1979)
Nama latin : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, aquadest
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
B. Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest
3. Spiritus
C. Prosedur Kerja.
Mengidentifikasi alat Laboratorium
Hasil
Digunakan
untuk mengukur
intensitas
Spektrofomete cahaya yang
25
r diserap oleh
sebuah larutan
atau campuran
kimia.
Digunakan
untuk
mencampur,
26 Tabung reaksi mengaduk, atau
menyimpan
larutan dan zat
kimia lainnya.
Digunakan untuk
menimbang
Timbangan bahan kimia atau
27
analitik sampel dengan
akurasi yang
sangat tinggi.
B. Bahan
A. Kesimpulan
Pengenalan alat dan bahan Laboratorium sangat penting untuk
keberhasilan penelitian dan eksperimen. Dengan memahami fungsinya, kita
dapat melakukan pengukuran yang akurat, menghindari kesalahan dan
menjaga keamanan di Laboratorium. Selain itu, penggunaan alat dan bahan
Laboratorium juga perlu memperhatikan etika penelitian dan keberlanjutan
lingkungan. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan pengelolaan
limbah yang baik juga harus diperhatikan.
B. Saran
Memahami fungsi dan cara penggunaan alat Laboratorium dengan baik.
Sebelum menggunakan alat-alat Laboratorium, penting untuk membaca
petunjuk penggunaan yang disediakan. Jika ada keraguan atau kesulitan lebih
baik, meminta bantuan dari pengawas atau ahli Laboratorium. Menjaga
kebersihan dan keamanan di Laboratorium. Pastikan untuk membersihkan
alat-alat sebelum dan setelah digunakan serta menjaga kebersihan area kerja.
Selalu menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, kacamata dan
jas lab yang sesuai untuk menghindari risiko cedera atau kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA