Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM

Oleh :

Nama : ADITYA PRAMANA


NIM 181910201019
Kelas/Kelompok :B/3
Asisten : PUJI BUNGA LESTARI

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium
II. Tujuan
Praktikum kali ini memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
2.1 Mengenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dasar dan
penggunaannya.

2.2 Mengenalkan teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk


keselamatan kerja laboratorium kimia dasar.

2.3 Mengenalkan metode pengukuran dalam laboratorium.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades biasa disebut
sebagai air murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan dengan
memiliki pH 7 dan berat molekul 18 g/mol (Labchem, 2020).
Identifikasi bahaya pada bahan kimia aquades ini menurut klarfikasi
bahan atau campuran bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya
menurut undang-undang Uni Eropa, H2O hampir tidak mengandung
mineral dan steril dari bakteri karena telah melalui proses pemasakan
dalam destilasi dan disterilkan ulang dengan sinar Ultra Violet(Smartlab,
2017)

Air memiliki sifat fisik tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
dalam bentuk cairan. Memiliki titik beku 0º C dan memiliki titik didih
100ºC. Pada sifat kimia air memiliki pH 7 (netral). Air atau akuades tidak
menimbulkan bahaya yang signifikan dalam kondisi penggunaan normal
yang diantisipasi. Mengenai penanganannya penggunaan air dapat dibuat
semprotan air atau kabut untuk mendinginkan wadah yang terbuka
untuk memadamkan api. Berhati-hatilah saat memadamkan kebakaran
bahan kimia apa pun. Perlindungan selama pemadaman kebakaran:
Jangan memasuki area api tanpa peralatan pelindung yang tepat,
termasuk pelindung pernapasan (Smartlab, 2019).
3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat yang memiliki rumus kimia H2SO4 memiliki bentuk
berupa cairan, Asam sulfat adalah cairan berminyak tidak berwarna. Ini
larut dalam air dengan pelepasan panas. Ini korosif terhadap logam dan
jaringan. Ini akan menghanguskan kayu dan sebagian besar bahan
organik lainnya jika bersentuhan, tetapi tidak mungkin menyebabkan
kebakaran. Kepadatan 15 lb / gal. Paparan jangka panjang pada
konsentrasi rendah atau paparan jangka pendek pada konsentrasi tinggi
dapat mengakibatkan efek kesehatan yang merugikan dari penghirupan.
Ini digunakan untuk membuat pupuk dan bahan kimia lainnya, dalam
penyulingan minyak bumi, dalam produksi besi dan baja, dan untuk
banyak kegunaan lainnya.( pubchem 2021). Selain itu juga berbahaya
jika teroles. Hindari uap ataupun asapnya dan gunakan dalam ventilasi
yang cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan baju. Penanganan
apabila terkena pada kulit bila terjadi kontak segera base kulit dengan air
paling sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu
sebelum digunakan lagi. Pada mata basuh mata dengan air selama paling
sedikit 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali dan cari
pertolongan medis. Pada pernapasan segera cari udara segar, jika tidak
bisa bernafas berikan pernapasan buatan dan jika masih sulit bernapas
berikan oksigen. Jika tertelan berikan beberapa gelas susu atau air, akan
terjadi beberapa kali muntah jangan memasukkan apapun ke dalam mulut
orang yang tidak sadar. (ScienceLabs, 2021).

3.2 Tinjauan Pustaka


kimia adalaha suatu ilmu yang mempelajarai tentang materi,sifat-
sifatnya dan perubahan yang dialami materi,baik disebabkan oleh proses-
proses alami maupun dalam eksperimen yang direncanakan,perubahan
yang dialami materi dan energi yang dilepaskan atau diserapnya selama
proses berlangsungnya,topik utama yang menjadi kajian dalam ilmu
kimia antara lain struktur dan ikatan kimia pada molekul penyusun dan
asosiasi antar molekul penyusun zat,selanjutnya adalah sifat-sifat
molekul penyusun zan dan sifat akibat interaksi antar molekul, dan yang
terakhir reaksi atau perubahan zat pada gilirannya ditentukan oleh gaya
antaratom dan ikatan kimia. Pemahaman kimia atau teori-teori baru
timbul setelah melakukan pengamatan terhadap hasil penelitian atau
percobaan yang telah dilakukan (Sulakhudin,2019).
Pembelajaran dalam laboratorium diawali dengan pengenalan alat
– alat yang terdapat dalam laboratorium ,dalam praktikum kategori
peralatan dibagi menjadi 3 pertama dengan peralatan dengan kategori 1
adalah peralatan yang secara pengoperasian dan perawatannya mudah
dan resiko pengguna rendah,selain itu akurasi / kecermatan pengukuran
rendah serta sistem kerjanya sederhana. Peralatan kategori 2 adalah
peralatan yang secara pengoperasian dan perawatannya sedan serta resiko
penggunaan sedang,akurasai / kecermatan pengukurannya sedang dan
sistem kerjanya tidak begitu rumit. Kategori 3 adalah peralatan yang cara
pengoperasiannya tinggi,akurasi pengukuran tinggi,sistem rumit dalam
pengoperasiannya(reni astuti, 2020)
Pengelolaan laboratorium meliputi enam aspek, yaitu perencanaan,
pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi alat dan bahan, serta
pemusnahan alat dan bahan yang rusak (Dewa Ayu Kadek Dian Shintya
Dewi,2019). Peralatan laboratoium sebaiknya dikelompokkan
berdasarkan penggunaanya (raharjo,2017). Praktikan juga perlu
memahami tentang penyimpanan bahan bahan kimia. Menyimpan bahan-
bahan kimia hendaknya jangan sembarangan. Penyimpanan bahan-bahan
kimia ini harus terlindungi dari panas dan berventilasi baik,dalam
penempatan,sifat khusus dan jumlah masing- masing bahan kimia
(Damin Sumardjo,2009)
3.2.1 Teknik dan Petunjuk keselamatan Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat untuk mengadakan percobaan
(penyelidikan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan
ilmu fisika, kimia dan sebagainya (W.J.S. Poerwadarminta,2015).
3.2.1.1 Petunjuk laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Pemanasan cairan dalam tabung reaksi Jangan mengarahkan
mulut tabung reaksi kepada praktikan Jepit tabung ketika dipanaskan,
posisikan tabung agak miring, aduk dan sesekali dikocok. Pengocokan
terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
2. Cara menghirup bau zat Jangan pernah menghirup zat gas maupun
uap senyawa secara langsung!
Cara menghirup bau zat Jangan pernah menghirup zat gas
maupun uap senyawa secara langsung. Gunakan tangan dengan
mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung. Seperti gas-gas dan
laruran yang memiliki asam yang kuat dan diwajibkan menggunakan
masker agar tidak terhirup langsung karena bersifat berbahaya untuk
tubuh manusia sehingga di wajibkan menggunakanya dan harus
menggunakan masker pada pengambilan zat yang dapat merusak
bagian tubuh manusia dan sangat berbahaya.
3. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dahulu skala neraca analitis, lalu letakkan
zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan. Kemudian baca
nilai yang tertera pada layar monitor neraca. Setelah digunakan,
nolkan kembali skala neraca tersebut.
4. Cara menggunakan buret
Buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara mengisi buret adalah keran ditutup kemudian larutan
dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.Jangan
mengisi buret dengan posisi bagian atas lebih tinggi dari
mata.Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada
gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret.Jika sudah tidak ada
gelembung, tutup kran.Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol,
lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
5. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan kedalam gelas ukur lalu tepatkan dengan pipet
tetes sesuai skala yang diinginkan.baca skala dengan garis singgung
skala harus sesuai meniscus cairan. Meniscus adalah garis lengkung
permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi dan adhesi
antara cairan dan gelas ukur.

3.2.1.2 Keselamatan Laboratorium


Berikut ini adalah beberapa petunjuk keselamatan laboratorium
secara umum:
a. Selalu memakai pelindung mata yang tepat dalam pekerjaan
kimia, penanganan kerja dan area penyimpanan. Lensa kontak
biasanya tidak boleh dipakai. Lengkapi dengan goggles, namun
dengan alasan terapi, lensa kontak dapat dipakai.
b. Selalu mengetahui bahaya yang terkait dengan bahan yang sedang
digunakan dalam laboratorium.
c. Selalu menggunakan pakaian pelindung laboratorium (jas
laboratorium) yang sesuai.
d. Membatasi rambut panjang dan pakaian longgar. Jangan
memakai sepatu hak tinggi, sepatu berujung terbuka, sandal atau
sepatu yang terbuat dari bahan tenun.
e. Selalu mencuci tangan dan lengan dengan sabun dan air
sebelum meninggalkan area kerja. Hal ini berlaku bahkan jika
Anda telah memakai sarung tangan.
f. Jangan melakukan pekerjaan apapun berbahaya ketika sendirian di
laboratorium. Setidaknya dua orang harus hadir. Mahasiswa harus
diawasi oleh instruktur setiap saat.
g. Jangan melakukan pekerjaan, persiapan, atau percobaan yang tidak
diijinkan.
h. Jangan pernah menghilangkan bahan kimia, agen biologis, atau
bahan radioaktif dari fasilitas tanpa otorisasi yang sah .
i. Beradaptasilah dengan lokasi peralatan darurat seperti alarm
kebakaran, pemadam kebakaran (APAR), pencuci mata darurat,
dan shower keselamatan. Ketahuilah prosedur tanggap darurat.
j. Gunakan peralatan dan bahan berbahaya hanya untuk tujuan yang
dimaksudkan.
k. Jangan hisap pipet kimia menggunakan mulut Anda saat
memindahkan larutan. Sebaliknya, Anda harus selalu menggunakan
bola pipet untuk menghisap larutan.
l. Jangan pernah meninggalkan percobaan tanpa pengawasan
ketika sedang dipanaskan atau bereaksi.
m. Jauhkan peralatan kembali dari tepi bangku laboratorium untuk
mencegah tumpahan.
n. Semua gelas dan termos harus diklem. Jangan gunakan peralatan
gelas yang sudah retak atau terkelupas
o. Laporkan setiap kecelakaan, walaupun bersifat kecil.
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Tabung Erlenmeyer

- Tabung Reaksi
- Buret
- Labu Ukur
- Termometer
- Botol Semprot
- Corong
- Pipet Ukur
- Pipet Tetes
- Gelas Ukur
- Gelas Kimia (Beaker)
- Penjepit
- Kaca Arloji
- Pembakar Bunsen
- Spatula
- Kertas Saring
- Neraca
- Penjepit

4.1.2 Bahan
- Asam pekat
- Air
- Aquades
- Larutan
- Vaselin

4.2 Diagram Alir


4.2.1 Teknik Laboratorium
A. Pengenceran Asam Pekat

Asam Pekat

- Dimasukkan akuades ke dalam gelas ukur


sejumlah volume yang dibutuhkan
- Dipindahkan akuades ke gelas beaker
- Dituangkan asam pekat ke dalamakuades
- Dimasukkan larutan asam pekat melalui
dinding gelas
Hasil
B. Pemanasan Tabung Reaksi
Tabung reaksi

-Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


-Dipanaskan tabung reaksi
-Diarahkan mulut tabung reaksi ke tempat yang

Hasil

C. Penanganan Reaksi dan Bahan yang Menimbulkan Gas


Zat Asam
-Dilakukan dalam lemari asam atau diluar

Hasil

D. Pemasangan termometer
Termometer

- Dibasahi dengan air


- Dipegang dekat bagian yang akan dimasukkan
dengan kain basah
- Dimasukkan dengan gerak ulir

Hasil
E. Penanganan Kebocoran Buret

Pipa Gelas - Dituangkan cairan dalam buret ke wadah lain


- Dibuka kran buret
- Dilap seluruh bagian kran dengan kertas saring
- Dipastikan saluran cairan tidak tersumbat
- Dilumuri bagian yang diarsir dengan vaselin
- Diputar-putar agar vaselin benar-benar merata
Hasil

F. Pengambilan Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran

Pipet - Dicelupkan ujung pipet ke dalam cairan


- Dihisap cairan hingga sedikit melewati batas
- Dikeringkan bagian luar ujung pipet yang
terkena cairan dengan kertas tissue
- Diatur agar pipet tegak atau vertikal dan cairan
tepat pada batas
- Dipindahkan cairan ke wadah lain
Hasil

G. Penimbangan
Zat yang Ditimbang

- Diletakkan pada gelas kimia, botol timbang,


kaca arloji, kertas saring, atau wadah lain yang
sesuai

Hasil
4.2.2 Pengukuran di Laboratorium
A. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas Ukur

Akuades

- Disiapkan 100 mL menggunakan gelas kimia


- Disiapkan gelas ukur 10 mL dalam keadaan kering, dan
timbang gelas ukur
- Diisi sebanyak 10 mL akuades ke dalam gelas ukur
menggunakan pipet tetes
- Ditimbang gelas ukur yang telah berisi akuades
- Dikosongkan gelas ukur, kemudian diisi lagi dengan
akuades 10 mL dan ditimbang lagi beratnya
- Diukur suhu sampel menggunakan termometer

Hasil

B. Pengukuran Volume

Akuades

- Disiapkan gelas ukur 10 mL


- Diisi dengan akuades dengan volume 5 mL
- Ditunjukkan mana yang disebut meniscus
- Dilakukan perlakuan yang sama untuk erlenmeyer 50 mL
dan pada buret 25 mL

Hasil

C. Pengukuran Massa

Lempeng Cu

- Disiapkan gelas ukur volume 10 mL


- Diletakkan kaca arloji diatas neraca sebagai tempat
bahan yang akan ditentukan massanya
- Ditekan tombol tare
- Diletakkan lempeng Cu pada kaca arloji

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Teknik Laboratorium
A. Mengencerkan Asam Pekat
Dimasukkan akuades ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang dibutuhkan
hingga tanda meniscus. Dipindahkan akuades ke gelas beaker. Diambil dan
dimasukkan asam pekat ke dalam gelas beaker melalui dinding gelas. Diaduk
campuran akuades dan asam pekat.
B. Memanaskan Tabung Reaksi
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi. Diarahkan
mulut tabung reaksi ke tempat yang aman.
C. Menangani Reaksi dan Bahan yang Menimbulkan Gas
Dilakukan dalam lemari asam atau diluar laboratorium
D. Memasang Termometer
Dibasahi dengan air. Dipegang dekat bagian yang akan dimasukkan dengan
kain basah. Dimasukkan dengan gerak ulir.
E. Menangani Kebocoran Buret
Dituangkan cairan dalam buret ke wadah lain. Dibuka kran buret. Dilap seluruh
bagian kran dengan kertas saring. Dipastikan saluran cairan tidak tersumbat.
Dilumuri bagian yang diarsir dengan vaselin. Diputar-putar agar vaselin benar-
benar merata.
F. Mengambil Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran
Dicelupkan ujung pipet ke dalam cairan. Dihisap cairan hingga sedikit melewati
batas. Dikeringkan bagian luar ujung pipet yang terkena cairan dengan kertas
tissue. Diatur agar pipet tegak atau vertikal dan cairan tepat pada batas.
Dipindahkan cairan ke wadah lain.
G. Menimbang
Diletakkan pada gelas kimia, botol timbang, kaca arloji, kertas saring, atau
wadah lain yang sesuai.

4.3.2 Pengukuran di Laboratorium


A. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas Ukur
Disiapkan 100 mL menggunakan gelas kimia. Disiapkan gelas ukur 10 mL
dalam keadaan kering, dan timbang gelas ukur. Diisi sebanyak 10 mL akuades
ke dalam gelas ukur menggunakan pipet tetes. Ditimbang gelas ukur yang telah
berisi akuades. Dikosongkan gelas ukur, kemudian diisi lagi dengan akuades 10
mL dan ditimbang lagi beratnya. Diukur suhu sampel menggunakan
thermometer.
B. Pengukuran Volume
Diambil gelas ukur volume 10 mL. Diisi dengan akuades dengan volume 5 mL.
Ditunjukkan mana yang disebut meniscus. Dilakukan perlakuan yang sama untuk
erlenmeyer 50 mL dan pada buret 25 mL.
C. Pengukuran Massa
Disiapkan gelas ukur volume 10 mL. Diletakkan kaca arloji diatas neraca sebagai
tempat bahan yang akan ditentukan massanya. Ditekan tombol tare. Diletakkan
lempeng Cu pada kaca arloji.
V. Data dan Perhitungan
5.1. Data
5.1.1. Penentuan Massa Jenis Cairan Menggunakan Gelas Ukur
- Pengulangan 1
m1 = 31,30 g
m2 = 41,19 g
T1 = 28°C
- Pengulangan 2
m1 = 31,32 g
m2 = 41,20 g
T1 = 28°C
Keterangan:
m1 = massa gelas ukur kosong
m2 = massa gelas ukur dengan 10 mL air
T1 = suhu air dalam gelas ukur
5.1.2. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret
V1 = 5 mL
V2 = 6 mL
m1 = 16,79 g
m2a = 21,93 g
m2b = 22,91 g
Keterangan:
V1 = volume air di botol 1
V2 = volume air di botol 2
m1 = massa botol + tutup botol
m2a = massa botol + tutup botol + air di botol 1
m2b = massa botol + tutup botol + air di botol 2

5.2. Perhitungan
5.2.1. Penentuan Massa jenis Cairan Menggunakan Gelas Ukur
- Pengulangan 1
Massa air = m2 – m1
= 41,19 g – 31,30 g
= 9,89 g
Volume air = 10 mL
Massa Jenis air (ρ_air) = massa air
volume air
9,89 g
=
10 mL

= 0,989 g/mL
- Pengulangan 2
Massa air = m2 – m1
= 41,20 g – 31,32 g
= 9,88 g
Volume air = 10 mL
Massa Jenis air (ρ_air) = massa air
volume air
9,88 g
=
10 mL

= 0,988 g/mL

5.2.2. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret


- Massa jenis cairan di botol 1
Massa air = m2a – m1
= 21,93 g – 16,79 g
= 5,14 g
Massa Jenis air (ρ_air) = massa air
volume air
5,14 g
=
5 mL

= 1,028 g/mL

- Massa jenis cairan di botol 2


Massa air = m2b – m1
= 22,91 g – 16,79 g
= 6,12 g
Massa Jenis air (ρ_air) = massa air
volume air
6,12 g
=
6 mL

= 1,02 g/mL

Anda mungkin juga menyukai