Anda di halaman 1dari 28

TUGAS 3

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJALABORATORIUM

“Peraturan Umum Laboratorium”

Dosen : Drs. Ristiono, M.Pd


oleh :
Windi Junianda
21031104

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
Peraturan Umum Laboratorium

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian
khusus, karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari. Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan
praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf pengajar,
mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat
khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada
umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena
itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dg cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.

Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak


berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang
ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar
lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada
disekitarnya.

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin:


a. Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium.
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak
berdampak negative terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut:
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi pemadam kebakaran, eye shower, respirator
dan alat keselamatan kerja yang lain.
e. Setiap laboran Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
g. Dilarang makan minum dan merokok di lah, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan
kepala Laboratorium
h. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium
i. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas hand phone dan benda lain dari atas meja
kerja.

Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana atau
pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang terbuka,
sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak
terikat dapat menyebabkan kecelakaan. Karena dapat tersangkut pada alat yang
berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dg Bahan Kimia
Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan kecermatan
dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia,
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah kkhusu (cukup dg
mengkibaskan kearah hidung)
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal

Memindahkan Bahan Kimia


Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap
kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai
berikut:
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia
Cair
Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang
wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Tutup botol dibuka dg cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang
ada diatas meja.
c. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
d. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih mudah.
Memindahkan Bahan Kimia Padat
Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut:
a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk
bermacam macam keperluan.

Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi


Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium. Ada
banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi. Tata cara
melakukan pemanasan tabung reaksi adalah:
a. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
c. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai
orang lain.

Cara memanaskan dengan gelas Kimia


Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia (bukan tabung reaksi, maka harus
memperhatikan aturan sebagai berikut:
a. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
c. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air, isikan air seperempatnya saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
Peralatan dan Cara Kerja
Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena
itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut:
a. Botol reagen harus dipegang dg cara pada bagian label ada pada telapak tangan.
b. Banyak peralatan terbuat dari gelas, hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan
gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
c. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja karena
mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
d. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang sedikit
demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.

Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu periu
penanganan khusus:
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan.
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal detergen) boleh langsung dibuang dengan
pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dim air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi
label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia
Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati. Bila hal itu
terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut:
a. Jangan panik.
b. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja
sendirian di laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk, supaya tidak merata.
e. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya

Terjadi Kebakaran
Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan
bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka:
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg kelas pemadam yang
sesuai (Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dil tidak boleh disiram dg air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dg cepa.
f. Cari Bantuan Pemuadam Kebakaran, oleh karenanya No Telpon Pemadam Kebakaran
haru ada di Lab
Kombinasi Bahan yang harus dihindari
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus
dihindari.
a. Natrium atau Kalium dg air
b. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
c. Kalium nitrat dg natrium asetat
d. Nitrat dengan ester
e. Peroksida dg magnesium, seng atau aluminium
f. Benzena atau alkohol dg api

Gas Berbahaya
Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut
adalah:
a. Bersifat Iritasi
Gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida (cermati baunya yg nyegrak).
b. Karbon monoksida
Sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari, karena
tidak berwarna, dan tidak berbau
c. Hidrogen sianida berbau seperti almond
Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida (H₂Se) gas yg sangat beracun
Peraturan Umum :

A. Penataan ruang yang baik


Penataan ruang laboratorium yang baik adalah kunci untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, efisien, dan produktif bagi para peneliti dan
teknisi. Berikut adalah beberapa prinsip dasar untuk penataan ruang
laboratorium yang baik:
• Zonasi: Laboratorium sebaiknya dibagi menjadi zona-zona
berdasarkan tingkat. Risiko dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya.
Misalnya, zona bersih untuk pengolahan sampel, zona kotor untuk
penanganan bahan kimia, dan zona khusus untuk penyimpanan bahan
berbahaya.
• Zona Bersih.
Zona bersih adalah area di laboratorium yang digunakan untuk
kegiatan pengolahan sampel atau percobaan yang membutuhkan
kondisi steril atau bebas kontaminasi. Di zona ini, peralatan dan
permukaan harus tetap bersih dan steril untuk mencegah kontaminasi
dari bahan atau organisme eksternal. Contoh kegiatan yang dilakukan
di zona bersih termasuk kultar mikroba, analisis DNA, atau preparasi
sampel untuk mikroskopi
• Zona Kotor:
Zona kotor adalah area di laboratorium yang digunakan untuk
penanganan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya yang dapat
menimbulkan risiko kontaminasi atau paparan berbahaya.
• Zona Khusus untuk Penyimpanan Bahan Berbahaya:
Zona ini dirancang khusus untuk menyimpan bahan kimia atau bahan
berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan
atau lingkungan. Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai dengan
persyaratan keamanan yang ditetapkan, seperti penggunaan wadah
yang tahan terhadap zat kimia tertentu dan penandaan yang jelas.

• Penempatan peralatan: Posisi peralatan laboratorium sebaiknya


direncanakan dengan cermat untuk memaksimalkan penggunaan ruang
dan meminimalkan risiko kontaminasi silang. Peralatan yang sering
digunakan harus ditempatkan dengan mudah dijangkau dan sesuai
dengan alur kerja yang optimal.
• Ventilasi dan pengaturan suhu: Sirkulasi udara yang baik dan
pengaturan suhu yang tepat sangat penting untuk menjaga kondisi
lingkungan yang nyaman dan aman di laboratorium. Ventilasi harus
dirancang untuk membuang gas beracun, uap, atau debu yang
dihasilkan oleh kegiatan laboratorium.
• Penyimpanan bahan kimia: Bahan kimia harus disimpan sesuai dengan
persyaratan keamanan yang ditetapkan, termasuk pengelompokan
berdasarkan sifat kimia dan keamanan, serta penandaan yang jelas.
Penyimpanan harus dilakukan di tempat yang terkunci dan di dalam
wadah yang
• Perlindungan terhadap kebocoran dan tumpahan: Laboratorium harus
dilengkapi dengan peralatan perlindungan seperti shower darurat,
pembersih tumpahan, dan sistem pembuangan limbah yang sesuai
untuk mengatasi kebocoran atau tumpahan bahan berbahaya.
• Penandaan dan tanda peringatan: Semua area dan peralatan yang
berpotensi berbahaya harus diberi penandaan dan tanda peringatan
yang jelas. Ini termasuk tanda bahaya kimia, instruksi penggunaan, dan
lokasi keluar darurat.
• Kebersihan dan sanitasi: Laboratorium harus dipelihara dalam kondisi
bersih dan teratur untuk mengurangi risiko kontaminasi dan infeksi.
Prosedur kebersihan rutin harus diterapkan, termasuk pembersihan
peralatan dan permukaan kerja secara teratur.

• Pelatihan dan kesadaran keselamatan: Semua personel laboratorium


harus menerima pelatihan yang memadai tentang prosedur keselamatan
dan penanganan bahan berbahaya. Mereka juga harus menyadari
potensi risiko di laboratorium dan tahu bagaimana mengatasinya.

B. Harus akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat seperti


• P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan):
P3K merupakan perlengkapan darurat yang digunakan untuk
memberikan pertolongan pertama dalam kasus kecelakaan atau cedera
ringan, Biasanya terdiri dari peralatan seperti plester, perban, gunting,
obat antiseptik, dan. Peralatan lainnya yang digunakan untuk
membersihkan dan merawat luka. P3K merupakan perlengkapan
darurat yang digunakan untuk memberikan pertolongan pertama dalam
kasus kecelakaan atau cedera ringan. Biasanya terdiri dari peralatan
seperti plester, perban, gunting, obat antiseptik, dan peralatan lainnya
yang digunakan untuk membersihkan dan merawat luka. Berikut
adalah komponen-komponen umum yang biasanya terdapat dalam
kotak P3K
• Plester: Digunakan untuk menutup luka kecil atau sayatan guna
mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
• Perban: Digunakan untuk membungkus luka yang lebih besar atau
memperbaiki gips.
• Gunting: Digunakan untuk memotong perban, pakaian, atau bahan
lainnya saat memberikan pertolongan pertama.
• Obat antiseptik. Digunakan untuk membersihkan luka sebelum
ditutup atau dibalut, membunuh kuman, dan mencegah infeksi.
• Sarung tangan medis: Digunakan untuk mencegah kontaminasi silan
melindungi penolong dari kontak langsung dengan darah atau ca 17/30
lainnya.
• Peralatan tambahan: Benda-benda seperti pinset, pembalut dingin,
dan peralatan kecil lainnya mungkin juga disertakan dalam kotak P3K
tergantung pada kebutuhan spesifik dan peraturan setempat. Memiliki
kotak P3K yang lengkap dan terjamin kebersihannya serta kemudahan

aksesnya sangat penting dalam setiap lingkungan termasuk


laboratorium. Personel laboratorium harus dilatih untuk menggunakan
perlengkapan P3K dengan benar dalam situasi dararat untuk
memberikan pertolongan yang cepat dan efektif dalam kasus
kecelakaan atau cedera ringan.
• Pemadam kebakaran: Pemadam kebakaran digunakan untuk
memadamkan api dalam kasus kebakaran di Laboratorium.
C. Gunakan perlengkapan yang sesuai
• Peralatan Perlindungan Diri (PPE):
Meliputi jas lab, sarung tangan, kacamata pelindung, masker wajah,
dan pelindung telinga. Digunakan untuk melindungi personel dari
bahaya potensial seperti bahan kimia, debu, cipratan, atau suara keras.
• Hood atau Lemari Asam:
Hood digunakan untuk menangani bahan kimia berbahaya atau zat
beracun yang menghasilkan uap beracun. Lemari asam menyediakan
lingkungan yang aman untuk bekerja dengan bahan. Kimia berbahaya
dengan membuang uap berbahaya ke luar bangunan.
• Peralatan Penanganan Bahan Kimia:
Termasuk panci, labu, buret, pipet, tabung reaksi, dan lain-lain.
Digunakan untuk mengukur, mencampur, dan memanipulasi bahan
kimia dalam percobaan.
• Peralatan Analisis:
Seperti spektrofotometer, kromatografi, atau mikroskop. Digunakan
untuk menganalisis sampel dan data dalam berbagai jenis penelitian

• Peralatan Kecil:
Termasuk gunting, pinset, spatula, gelas arloji, dan lain-lain.
Digunakan untuk tugas-tugas kecil seperti memotong, mengambil
sampel, atau mengaduk larutan.
• Botol Penyemprot:
Digunakan untuk menyemprotkan pelarut atau bahan kimia kecil ke
dalam wadah atau permukaan dengan cara yang terkendali.
• Peralatan Sterilisasi:
Seperti autoclave, oven, atau alat sterilisasi lainnya.

D. Sebelum bekerja kenali kemungkunan bahaya yang mungkin terjadi Paparan


Bahan Kimia Berbahaya:
• Bahan kimia beracun, korosif, atau reaktif dapat menyebabkan cedera
serius atau keracunan terjadi paparan pada kulit, mata, atau sistem
pernapasan. Kebakaran listrik.
Paparan Mikroorganisme Patogen: Laboratorium mikrobiologi atau
laboratorium medis mungkin menghadapi risiko paparan terhadap
mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi atau
penyakit
• Cedera Fisik:
Kecelakaan seperti tergelincir, terjatuh, atau tertusuk benda tajam
dapat terjadi di laboratorium jika area kerja tidak tertata dengan baik
atau personel tidak memperhatikan kehati-hatian.

• Radiasi atau Paparan Energi: Laboratorium yang menggunakan radiasi


ionisasi atau sumber energi lainnya harus memperhatikan paparan
radiasi atau energi yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan pada
personel yang terpapar.
• Atau Ledakan: Kebakaran dapat terjadi karena tumpahan bahan kimia
yang mudah terbakar atau percikan api di laboratorium. Penggunaan
bahan kimia yang tidak aman atau alat listrik yang rusak juga dapat
meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan.

• Kecelakaan Tumpahan atau Tumpahan: Tumpahan bahan kimia atau


tumpahan zat berbahaya dapat menyebabkan kontaminasi lingkungan,
paparan potensial, atau bahkan reaksi kimia yang berbahaya jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat.
• Kecelakaan Peralatan: Peralatan laboratorium yang rusak atau
digunakan secara tidak benar dapat menyebabkan kecelakaan seperti
pecahnya tabung reaksi, kebocoran dari perangkat, atau kerusakan
pada peralatan Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan
E. Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang
• Melaksanakan eksperimen tanpa izin harus dilarang di laboratorium.
Ini adalah prinsip dasar dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan
integritas lingkungan kerja di laboratorium. Berikut beberapa alasan
mengapa eksperimen tanpa izin harus dilarang:
• Kontaminasi Lingkungan: Beberapa eksperimen, terutama yang
melibatkan bahan kimia atau mikroorganisme berbahaya, dapat
menghasilkan limbah beracun atau kontaminan yang dapat mencemari
lingkungan jika tidak diolah dengan benar.
• Integritas Penelitian: Melakukan eksperimen tanpa izin dapat
melanggar protokol penelitian yang telah ditetapkan, yang dapat
mengarah pada keraguan terhadap keabsahan dan keandalan hasil
penelitian.
• Pemakaian Sumber Daya yang Tidak Terkontrol: Eksperimen tanpa
izin dapat menyebabkan penggunaan sumber daya laboratorium yang
tidak terkontrol, seperti bahan kimia berbahaya atau peralatan
laboratorium yang mungkin tidak aman atau tidak tepat.
• Kepatuhan Peraturan dan Standar Keselamatan: Dilarangnya
eksperimen tanpa izin merupakan langkah untuk memastikan bahwa
laboratorium mematuhi semua peraturan, standar, dan prosedur
keselamatan yang telah ditetapkan untuk menjaga keselamatan
personel dan lingkungan

F. Dilarang bekerja sendirian dalam laboratorium


• Keselamatan: Ketika bekerja sendirian, tidak ada orang lain yang dapat
memberikan bantuan atau memanggil bantuan dalam situasi darurat,
seperti Kecelakaan atau cedera.
• Kontrol Risiko: Dengan memiliki rekan kerja, risiko kecelakaan atau
kontaminasi dapat dikelola lebih baik. Ketika ada rekan kerja, mereka
dapat memantau satu sama lain dan membantu mencegah kejadian
yang tidak diinginkan.
• Penanggulangan Kecelakaan: Dalam kasus kecelakaan, memiliki rekan
kerja dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan pertolongan
medis atau bantuan darurat dengan lebih cepat.
• Pemantauan Prosedur Keselamatan: Dengan memiliki rekan
kerja,personel dapat saling mengawasi untuk memastikan bahwa
prosedur keselamatan diikuti dengan benar.
• Kolaborasi dan Konsultasi: Bekerja dengan rekan kerja memungkinkan
untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan berkonsultasi satu sama lain
dalam hal teknis atau keselamatan
G. Gunakan sistem pembuangan yang sesuaiprosedur
• Penggunaan sistem pembuangan yang sesuai dengan prosedur di
laboratorium sangat penting untuk menjaga keselamatan personel,
melindungi lingkungan, dan mematuhi peraturan keselamatan dan
lingkungan yang berlaku. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menggunakan sistem pembuangan yang tepat:
• Pemisahan Limbah: Pisahkan limbah sesuai dengan jenisnya (misalnya
limbah padat, cair, dan berbahaya) dan pastikan untuk menggunakan
wadah yang sesuai untuk setiap jenis limbah. Ini membantu dalam
pengelolaan limbah yang efisien dan aman.

• Pemusnahan yang Tepat: Limbah berbahaya harus dibuang sesuai


dengan peraturan dan pedoman yang berlaku. Pastikan untuk
mengidentifikasi limbah berbahaya dengan benar dan
memusnahkannya menggunakan metode yang disetujui, seperti
pembakaran, pengolahan kimia, atau proses lain yang sesuai.
• Ventilasi: Sistem ventilasi yang baik diperlukan untuk mengatur emisi
gas beracun, uap, atau debu yang dihasilkan oleh kegiatan
laboratorium. Pastikan sistem ventilasi berfungsi dengan baik dan
sesuai dengan standar keselamatan.
• Penandaan: Semua sistem pembuangan harus ditandai dengan jelas
untuk memudahkan identifikasi dan penggunaan yang tepat. Gunakan
label yang sesuai untuk menunjukkan jenis limbah yang harus dibuang
di setiap wadah atau sistem pembuangan.
• Pemeriksaan dan Perawatan: Lakukan pemeriksaan rutin dan
perawatan terhadap sistem pembuangan untuk memastikan bahwa
mereka berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan atau
kebocoran yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan atau
bahaya bagi personel.
• Pelatihan Personel: Pastikan semua personel laboratorium dilatih untuk
menggunakan sistem pembuangan dengan benar dan memahami
prosedur yang harus diikuti untuk pembuangan limbah yang aman dan
tepat
H. Setiap percikan atau kebocoran yang di temukan harus segera di bersihkan
• Setiap percikan atau kebocoran yang ditemukan di laboratorium harus
segera dibersihkan. Ini adalah praktik keselamatan yang sangat penting
untuk menjaga lingkungan kerja yang Aman dan mengurangi risiko
kecelakaan serta kontaminasi. Berikut beberapa alasan mengapa
penting untuk segera membersihkan percikan atau kebocoran di
laboratorium:

• Keselamatan Personel: Percikan atau kebocoran dapat menyebabkan


risiko cedera atau paparan bahan berbahaya kepada personel yang
berada di sekitar area kerja. Dengan membersihkannya dengan cepat,
risiko cedera dapat diminimalkan.
• Pencegahan Kontaminasi: Percikan atau kebocoran dapat
mengkontaminasi permukaan kerja, peralatan, atau sampel lain di
laboratorium. Dengan membersihkannya segera, Anda dapat mencegah
kontaminasi silang dan menjaga integritas sampel atau eksperimen
yang sedang dilakukan.
• Mencegah Kejadian Lebih Lanjut: Percikan atau kebocoran yang tidak
segera dibersihkan dapat menyebabkan masalah lebih lanjut, seperti
kebakaran, reaksi kimia yang tidak diinginkan, atau kecelakaan
lainnya. Dengan membersihkannya segera, Anda dapat mencegah
eskalasi masalah.
• Kepatuhan Terhadap Peraturan: Banyak peraturan keselamatan dan
lingkungan mengharuskan laboratorium untuk menjaga kebersihan dan
keteraturan. Membersihkan percikan atau kebocoran dengan cepat
adalah bagian dari mematuhi peraturan tersebut.
• Mengurangi Risiko Kontaminasi Lingkungan: Percikan atau kebocoran
dapat mencemari lingkungan sekitar laboratorium jika tidak segera
dibersihkan. Dengan membersihkannya segera, Anda dapat mencegah
pencemaran lingkungan dan mempertahankan kebersihan
laboratorium.
Laboratorium adalah sebuah fasilitas atau ruang kerja yang digunakan untuk melakukan
eksperimen, penelitian, pengujian, atau kegiatan ilmiah lainnya. Laboratorium biasanya
dilengkapi dengan peralatan khusus dan instrumen yang dibutuhkan untuk. Menjalankan
eksperimen atau pengujian tertentu. Tujuan dari laboratorium adalah untuk memungkinkan
para ilmuwan, peneliti, atau tenaga profesional lainnya untuk melakukan pengamatan,
pengujian, dan analisis yang mendalam dalam lingkungan yang terkendali dan. Aman.
Laboratorium dapat ditemukan di berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu kimia, biologi, fisika,
kedokteran, dan teknik.

Laboratorium berperan sebagai tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Di


dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari
kegiatan kelas. Bahkan mungkin yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah
laboratorium sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari
laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.

Keselamatan kerja adalah serangkaian upaya dan langkah-langkah yang dilakukan


untuk melindungi karyawan dari cedera, penyakit, atau bahaya lainnya yang mungkin terjadi di
tempat kerja. Ini mencakup identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko potensial yang
terkait dengan berbagai aspek pekerjaan, termasuk lingkungan kerja, peralatan, prosedur kerja,
dan interaksi antar pekerja. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat di mana karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan efisien tanpa menghadapi
risiko yang tidak perlu terhadap kesehatan dan keselamatan mereka. Langkah-langkah
keselamatan kerja termasuk penggunaan peralatan pelindung pribadi, pelatihan keselamatan,
pemeliharaan peralatan, penegakan peraturan keselamatan, dan promosi kesadaran akan risiko
potensial di tempat kerja.

Dengan memprioritaskan keselamatan kerja, perusahaan tidak hanya melindungi


karyawan mereka, tetapi juga meningkatkan produktivitas, kepuasan karyawan, dan reputasi
bisnis mereka

Kesehatan kerja merujuk pada upaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan sosial karyawan di tempat kerja. Ini melibatkan identifikasi dan penanganan faktor
faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan karyawan, baik langsung maupun tidak
langsung terkait dengan pekerjaan mereka. Upaya kesehatan kerja mencakup promosi gaya
hidup sehat, pencegahan penyakit dan cedera terkait pekerjaan, manajemen stres, dukungan
psikologis, akses terhadap layanan kesehatan, serta peningkatan kondisi kerja dan lingkungan
kerja secara keseluruhan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung kesejahteraan karyawan secara menyeluruh, meningkatkan produktivitas dan
kepuasan kerja,
Serta mengurangi absensi dan biaya kesehatan terkait pekerjaan. Dengan
memprioritaskan kesehatan kerja, perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang positif dan
berkelanjutan yangberdampak positif pada karyawan dan keseluruhan organisasi.

Keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium merujuk pada upaya yang dilakukan
untukmemastikan lingkungan kerja di laboratorium aman dan sehat bagi semua orang yang
bekerja di dalamnya. Ini melibatkan identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko potensial
yang terkait dengan kegiatan laboratorium, termasuk manipulasi bahan kimia. Berbahaya,
peralatan laboratorium, dan prosedur eksperimen. Langkah-langkah keselamatan yang umum
mencakup pemakaian peralatan pelindung pribadi seperti sarung tangan, kacamata, dan jas lab,
serta pelatihan untuk memahami prosedur yang aman dan tanggap terhadap keadaan darurat
seperti kebakaran atau tumpahan bahan kimia. Selain itu,

Anda mungkin juga menyukai