Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN XI

STRUKTUR SEKRESI

Sekresi merupakan suatu peristiwa pemisahan atau pengisolasian sejumlah zat dari
protoplas. Zat yang disekresikan adalah berbagai macam zat yang dihasilkan oleh sitoplasma
tumbuhan. Zat-zat ini akan dibebaskan dari sitoplasma atau ditampung dalam vakuola.

Secara garis besar, struktur sekresi dibedakan berdasarkan lokasinya, yaitu posisi
eksternal dan internal. Jaringan sekresi eksternal terdapat pada epidermis seperti trikoma
berkelenjer, kelenjer nektar dan kelenjer tumbuhan pemakan serangga. Struktur ekskresi
internal terdapat pada bagian yang lebih dalam dan dibentuk dari diferensiasi parenkim.
Strukturnya dapat berupa idioblas, deretan sel yang lebih panjang atau struktur yang lebih rumit.
Klasifikasi berdasarkan struktur atau anatominya menemui kesulitan karena struktur yang serupa
dapat mensekresikan zat-zat yang berbeda atau tipe struktur yang sama mensekresikan lebih dari
satu macam zat. Pada sisi lain, zat yang sama dapat disekresikan oleh tipe-tipe struktur yang
berbeda.
Selain berdasarkan lokasinya, struktur sekresi dapat juga dibedakan berdasarkan tempat
penimbunan sekresi terhadap sel, yaitu :

a. Sekresi intrasel (ditimbun pada ruang-ruang sel yang dibatasi oleh membran sel)
Misalnya pada idioblas dengan berbagai zat yang disekresikan (mirosin, tanin, lendir,
kristal, resin, minyak atsiri). Idioblas dapat dalam bentuk sel tunggal atau terangkai dalam
deretan (contoh : saluran lateks)
b. Sekresi ekstrasel (ditimbun di luar sel)
Dalam hal ini, zat disekresikan ke luar sel dan dibedakan lagi menjadi :
a. sekresi endogenus, hasil sekresi diakumulasikan di ruang-ruang antar sel. Ruang-
ruang ini beragam bentuk dan asalnya. Bentuk bulat/bulat telur terdapat pada Citrus,
Eucalyptus. Bentuk memanjang seperti saluran atau kanal, pada Compositae,
Anacardiaceae dll.
b. sekresi ekstragenus, hasil sekresi dibuang ke luar organ atau tumbuhan, ini terjadi
pada berbagai tipe struktur sekresi pada epidermis (contoh : trikoma).
Struktur sekresi dapat digunakan sebagai ciri penting dalam taksonomi. Dalam
menerapkan struktur sekresi untuk bukti taksonomi, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan sifatnya (sel sekresi, ruang sekresi atau saluran sekresi). Selain itu perlu
dipertimbangkan pula mengenai kandungan dan letaknya dalam tumbuhan. Ciri karakteristik dari
struktur sekresi sering dapat digunakan untuk bukti taksonomi pada tingkat ordo atau pada
tingkat genus, meskipun beberapa hanya dapat digunakan pada tingkat spesies ( Setjo, dkk.
2004).

Struktur Sekresi Eksternal


Trikoma Glandular
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trikoma merupakan bagian dari jaringan
pelindung (epidermis) dan ada yang ,mampu mengeluarkan beberapa jenis senyawa. Trikoma
glandular (berkelenjar) merupakan salah satu struktur sekresi eksternal yang terdapat pada
permukakan tubuh tumbuhan. Sel-selnya berasal dari epidermis. Trikoma glandular adalah
trikoma dengan satu atau beberapa di antara selnya mempunyai fungsi sekresi. Di dalam sel
tersebut terdapat sunstansi khusus seperti garam, madu, minyak atsiri dll.
Struktur trikoma glandular pada umumnya mempunyai tangkai dan kepala. Tangkai
tersusun atas satu sel atau banyak sel yang tersusun atas beberapa deretan sel. Bagian kepala
merupakan bagian yang mensekresikan substansi, tersusun dari satu sel atau atau dapat pula
multiseluler. Trikoma glandular ini sangat bervariasi bentuknya. Bentuk yang paling sederhana
tersusun dari satu sel, merupakan tonjolan kecil sel epidermis berbentuk bulat dan ada yang
mengeluarkan air yang disebut papula. Trikoma glandular yang terdapat pada kepala putik
mengeluarkan zat perekat yang berguna untuk menangkap serbuk sari.

Gambar. 1. Skema struktur trikoma glandular pada peppermint


(Mentha piperita) (Sumber : Turner, et al. 2000).
Pada tunas muda biasanya ditemukan trikoma glandular yang menghasilkan sekresi yang
kental dan lengket, fungsinya adalah untuk menjaga tunas dari kekeringan. Trikoma ini terdiri
dari tangkai dan kepala bersel banyak yang dinamakan koleter. Trikoma glandular ada yang
mengeluarkan cairan yang menyebabkan rasa gatal pada kulit yang menyentuhnya. Trikoma ini
terdiri dari sel yang panjang yang memiliki dasar yang lebar dan membengkak sedangkan bagian
atasnya sempit dan runcing. Dinding bagian ujung yang runcing mengandung silika, sedangkan
bagian yang tepat di bawahnya mengandung kalsium. Bagian ujung membulat dan mudah pecah
jika tersentuh. Jika trikoma ini tersentuh, ujung runcing yang membulat itu akan patah dan
sisanya dengan mudah menembus kulit orang yang menyentuhnya tumbuhan tersebut. Pada saat
itulah kandungan rambut (histamin dan asetilkolin) masuk ke kulit sehinggga menimbulkan rasa
gatal. Contoh trikoma ini dapat ditemukan pada familia Urticaceae.

Nektar (Kelenjar Madu)


Umumnya terdapat pada bagian-bagian bunga, tetapi ada pula yang terdapat pada organ-
organ yang lain, sehingga dibedakan menjadi kelenjar floral dan ekstra floral. Berupa rambut
bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan
sel. Misalnya pada kelopak bunga Abutilon dan mahkota bunga Lonicera japonica.
Osmofor
Osmofor adalah kelenjar yang menghasilkan minyak menguap terutama minyak atsiri
.pada bagian-bagian bunga.. Minyak ini menyebabkan pada bunga sering tercium bau harum.
Substansi ini tersebar melalui epidermis dari bagian periantium. Pada bagian-bagian periantium
dapat berdiferensiasi osmofor dalam bentuk rambut, sikat atau sirip. Contohnya pada seludang
bunga Araceae dan jaringan penarik serangga pada Orchidaceae.
Hidatoda
Beberapa tumbuhan mempunyai struktur khusus yang mengeluarkan air pada kondisi
transpirasi lambat dan kelembaban tanah tinggi. Struktur ini dikenal dengan hidatoda. Hidatoda
terbentuk pada daun,pada umumnya berhubungan dengan ujung tepi daun. Hidatoda
mengeluarkan air dari bagian dalam daun ke permukaan. Proses ini disebut juga dengan gutasi.

Struktur Sekresi Internal


Pada struktur sel sekresi dalam dapat ditemukan seperti berikut :
1. Sel sekresi
Sel semacam ini berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan
mengandung bermacam senyawa hasil metabolism, seperti resin, minyak dan tanin.
Karena bentuk dan ukuran sel berbeda dengan sel-sel sekitarnya dan sering tampak
sebagai sel terspesialisasi yang tersebar di antara sel yang lain maka disebut juga sel
idioblas. Sel sekresi terdapat di semua bagian tubuh tumbuhan, misalnya sel minyak
dalam endosperm biji jarak (Ricinus) atau biji kacang tanah (Arachis). Tetapi ada juga
yang terpisah, misalnya sel minyak dalam kulit kayu manis (Cinamomum) atau dalam
rizoma jahe (Zingiber officnale).

2. Ruang sekresi dan Saluran sekresi


Pembentukan ruang dan saluran sekresi ada 3 macam, yaitu :
• Lisigen, terbentuk dengan melarutnya dinding sel dan dikelilingi oleh sel-sel yang
hancur dan pecah di sekitarnya.
• Sizogen, terbentuk dengan pemisahan sel karena menjauhnya sel yang satu dengan
sel yang lain, dapat terjadi tanpa pembelahan sel dahulu.
• Sizolisigen, lisigen dan sizogen bersama-sama berperan dalam membentuk ruang
atau saluran sekresi
Ruang sekresi dapat berbentuk bulat, misalnya pada Leguminosae dan Myrtaceae atau
berbentuk panjang seperti saluran (Coniferae, Anacardiaceae, Compositae,
Umbelliferae).

Gambar 2. Ruang sekresi, (a – c) tahap pembentukan ruang sekresi secara sizogen


pada daun Hypericum sp. (d) saluran resin pada Pinus,(e) rongga minyak
pada Citrus lemon yang terbentuk secara lisigen (Sumber : Beck,
2010).
3. Latisifer (Saluran Getah)
Latisifer adalah sel atau sejumlah sel dalam deretan memanjang yang saling
berhubungan dan berisi lateks atau getah. Latisifer dapat ditemukan di berbagai tempat
dalam tumbuhan, namun dapat pula terbatas hanya pada floem.
Berdasarkana asal pembentukannya, latisifer dibedakan atas :
a. Latisifer sederhana, merupakan sel tunggal dan disebut juga latisifer tak beruas, dapat
bercabang (Ficus, Euphorbia) dan tidak bercabang (Urtica, Cannabis).
b. Latisifer majemuk berasal dari sejumlah sel dalam deretan memanjang yang
dindingnya dapat larut, disebut juga latisifer beruas. Saluran getah tersebut dapat
membentuk rantai sejajar terpisah (non anastomosing) misalnya pada Ipomoea dan
ada yang membentuk struktur yang berimpitan seperti jala (anastomosis) yang
mengakibatkan terjadinya pori yang menghubungkan kedua latisifer, misalnya pada
Hevea.

Cairan lateks berbeda-beda penampakan dan susunannya. Sering cairan itu bewarna
serupa susu, namun dapat pula bening dan tak berwarna, dapat juga coklat dan oranye. Di antara
zat yang umum ditemukan adalah terpenoid, contohnya karet. Politerpen ini ditemukan dalam
jumlah yang besar pada Hevea brasiliensis dan Ficus elastica.

Anda mungkin juga menyukai