Anda di halaman 1dari 4

• Siklus / Daur Sedimen

Siklus sedimen diawali dengan tersingkapnya batuan yang sudah terbentuk ke permukaan
bumi. Kemudian batuan tersebut mengalami pelapukan, ada yang mengalami pelapukan
fisika, pelapukan kimia, ataupun pelapukan biologis.
Siklus Sedimentasi (bisa disebut ritme sedimentasi) merupakan urutan batuan sedimen yang
ditandai oleh pola berulang dari berbagai jenis batuan (strata) atau fasies dalam urutan
tersebut.
Sedimentasi sendiri memiliki tahapan :
1. Pelapukan (merupakan proses saat hancurnya batuan yang sudah ada karena faktor
fisika maupun kimia).
2. Erosi (tahap yang memobilisasi/mengikis partikel yang terbentuk saat pelapukan,
kebanyakan oleh air hujan).
3. Transportasi (tahap saat arus angin, air, gletser membawa partikel dari sumber ke
cekungan).
4. Deposisi/sedimentasi (tahap ketika partikel selesai berpindah seperti saat angin
melemah, arus air melambat, ataupun pinggiran es yang mencair)
5. Penimbunan (tahap ketika lapisan sedimen terakumulasi di cekungan dan semakin
tua, sedimen sebelumnya akan terkompaksi dan dan tertimbun di kedalamaan tertentu
hingga proses tektonik mengangkatnya kembali ke permukaan Bumi).
6. Diagenesa (tahap perubahan fisika dan kimia baik meliputi tekanan, suhu, dan reaksi
kimia yang kemudian timbunan sedimen di cekungan menjadi batuan sedimen).
Contoh :
Siklus sedimen ini dapat dilihat pada batuan sedimen klasik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal baik berupa batuan
beku, metamorf dan batuan sedimen itu sendiri yang terbentuk di lingkungan darat maupun
lingkungan laut, yang mana batuan ini berasal dari letusan gunung berapi yang oleh angin
atau air hujan selanjutnya rekahan-rekahan batuan itu kemudian tererosi dan ter transportasi
menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami
diagenesis yakni, proses- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi sehingga membentuk kembali batuan dalam waktu
yang lama karena adanya penumpukan sehingga terkompaksi menjadi batuan kembali.
• Daur Hara Organik
Daur nutrien atau daur hara (disebut juga daur ulang ekologis) adalah perpindahan dan
pertukaran materi organik dan anorganik kembali ke produksi materi.
Proses Siklus Hara
Siklus hara adalah suatu proses suplai dan penyerapan dari senyawa kimia yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan metabolisme (Mengel et al., 1987). Hara essensial yang dibutuhkan
oleh tumbuhan tinggi adalah unsur bahan anorganik alam.
1. Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen merupakan siklus hara yang dominan pada hutan. Nitrase-N dapat
tercuci pada beberapa kondisi iklim dan cuaca.
Proses siklus nitrogen, terdiri dari enam proses utama yaitu :
a) Fiksasi Nitrogen,
b) Assimilasi Amonium,
c) Ammonifikasi,
d) Nitrifraksi,
e) Reduksi Nitrat,
f) Denitrifikasi.

2. Siklus Phosfor
Siklus phosfor termasuk campuran organik phosfor, dalam bentuk PO43+ (phosfat).
Dalam hal ini phosfot termasuk campuran antara atom phosfat dengan oksigen.
3. Siklus Kalium
Kalium merupakan unsur hara yang paling aktif untuk bergerak. Pada prosesnya
kalium (K) dirubah menjadi ion K+.

4. Siklus Sulfur
Siklus sulfur merupakan siklus yang memiliki kesamaan proses dengan siklus
phosfor. Seperti phospat, anion sulfat dapat diserap oleh tanah, yang hasilnya dapat
dimanfaatkan.

https://diamondgeologist.wordpress.com/2012/02/19/siklus-sedimentasi/
https://www.scribd.com/document/115891852/Daur-Hara

Anda mungkin juga menyukai