Anda di halaman 1dari 5

Daur biogeokimia

 Proses Daur Karbon

1. CO2 (Karbondiokasida) yang berada di atmosfer


berasal dari berbagai macam sumber salah satunya dari erupsi gunung berapi, kebakaran hutan, respirasi makhluk
hidup, bahan bakar fosil, dan aktifitas manusia yang merupakan penyumbang terbesar CO2 (karbondioksida) ke
atmosfer dalam kegiatan industri

2. Karbon yang ada di atmosfer akan diikat oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Karbon
merupakan salah satu sumber utama yang digunakan tumbuhan untuk menyusun bahan makanan. Bahan makanan
pada tumbuhan yang dimaksudkan merupakan senyawa karbon organik yang disebut juga dengan nama glukosa.
Setelah itu akan disusun menjadi amilum serta senyawa lain seperti protein, vitamin dan lemak yang disimpan di
dalam tubuh tumbuhan seperti buah, daun, batang dan akar.

3. Hewan mendapatkan kebutuhan karbon yang berasal dari tumbuhan melalui rantai makanan. Di mulai
dari Herbivora yang memakan tanaman, kemudian karnivora akan memangsa herbivora, seterusnya.

4. Jasad hewan yang sudah mati atau urine fesesnya akan hancur menjadi detritus. Kemudian detritus akan
dimakan oleh Detritivor sehingga memperoleh kebutuhan karbon. Selain itu Dekomposer yaitu bakteri pengurai
akan menguraikan karbon organik jasad mati sehingga menjadi karbon anorganik.

Bahan anorganik akan kembali lagi ke dalam karbon organik yang sudah terurai dari jasad mati kemudian
tertimbun secara terus-menerus hingga membentuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini merupakan salah satu
bahan bakar yang digunakan sebagai sumber energi dalam aktivitas Industri, Kendaraan bermotor, dll. Dalam
pengoperasiannya saat ini, beberapa aktivitas tersebut masih menggunakan bahan fosil sebagai salah satu bahan
bakar utamanya yang akan kembali lagi menghasilkan karbon.

5. Diketahui pada siklus karbon daratan, proses pengubahan CO2 menjadi karbohidrat dan pelepasan oksigen
dilakukan oleh tumbuhan darat. Namun di daerah perairan, peran ini dilakukan oleh organisme-organisme
fotoautotrof perairan contohnya seperti fitoplankton, ganggang dan lain-lain.

Dalam ekosistem akuatik karbon dioksida dapat disimpan dalam batuan dan sedimen. Diperlukan waktu lama
sebelum karbon dioksida ini dilepaskan, melalui pelapukan batuan atau proses geologis yang membawa sedimen
ke permukaan air. Karbon dioksida yang disimpan dalam air akan hadir baik sebagai ion karbonat atau bikarbonat.
Ion-ion ini adalah bagian penting dari buffer alami yang mencegah air menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Ketika matahari menghangatkan karbonat air dan ion bikarbonat maka akan dikembalikan ke atmosfer sebagai
karbon dioksida.

6. Ketika proses fotosintesis dan respirasi maka akan membentuk dasar unsur siklus karbon. Mereka tidak akan
mendapatkan zat yang dibutuhkan. Untuk memahami hal ini maka sangat penting ketika melihat apa yang terjadi
saat karbondioksida dilepaskan serta bagaimana bahan bakar fosil ini terbentuk.
– Seiklus karbon juga bisa terjadi melalui tahapan singkat ketika tanaman hijau mati, biasanya karbohidrat akan
diuraikan oleh jamur atau bakteri. Jamur serta bakteri akan menjalani respirasi kemudian akan memungkinkan
mereka untuk melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai karbon dioksida.

7. Sebagian besar batubara terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu dari sisa-sisa pohon dan vegetasi lainnya.
Sisa-sisa ini terperangkap di dasar rawa yang merupakan salah satu lingkungan yang sangat asam, hangat serta
sedikit oksigen sehingga tertumpuk lapisan demi lapis dan menciptakan material padat yang disebut gambut.
Karena gambut ini semakin terkubur di bawah tanah, suhu dan tekanan tinggi mengubahnya menjadi batubara.

8. Batubara merupakan bahan bakar fosil yang mengandung karbon paling banyak. Saat ini lebih dari sepertiga
listrik yang ada dibumi dibangkitkan dari batubara. Hal ini menjadi sumber penyumbang sekitar 37% dari emisi
Karbondioaksida CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Pemanfaatan batubara sebagai
pembangkit listrik menghasilkan gas karbondioksida yang dilepaskan ke Atmosfer. Beberapa karbon tersebut
kembali mengalami siklus karbon yang mana akan dimanfaatkan alam sehingga siklus ini akan terjadi lagi
berulang ulang. Sebagian karbon yang berada di atmosfer menjadi penyebab Pemanasan Global dan sebagian lain
menjadi penyebab Polusi Udara sekaligus Polusi air yang mana hujan asam disebabkan karena banyaknya
karbondioksida di udara yang dapat larut dengan air hujan.

 Proses Daur Nitrogen

1. Sebuah Tanaman Membutuhkan Nitrogen Dari Tanah Dengan Menyerap Melewati Akar-Akar Tanaman
Tersebut. Nitrogen Datang Dalam Bentuk Ion Nitrogen. Saat Nitrogen Diserap Oleh Tanaman, Direduksi Menjadi
Ion Nitrit. Kemudian Menjadi Amonium Ion Yang Bisa Dimasukkan Ke Dalam Asam Amino Atau Nukleat Dan
Ke Klorofil.

2. Ketika Tanaman Mati Atau Hewan Mati Atau Ketika Sebuah Pabrik Atau Limbah Mengeluarkan Hewan,
Nitrogen Organik Kemudian Dilepaskan. Bakteri Dapat Mengkonversi Nitrogen Organik Ini Menjadi Amonium.
Ini Dilakukan Melalui Proses Yang Disebut Dengan Mineralisasi.

3. Nitrogen Masuk Ke Lautan Akibat Limpasan Dari Air Tanah Atau Juga Saat Hujan. Nitrogen Juga Bisa Masuk
Ke Laut Yang Melalui Presipitasi “Hujan”, Nitrogen Dalam Air Mengalami Fiksasi Yang Umumnya Difasilitasi
Oleh Bakteri Yang Disebut Cynobacteria. Sesudah Fiksasi, Nitrogen Dalam Bentuk Biologis Yang Tersedia
Fitoplankton Di Laut Bisa Dipakai.

4. Plankton Mengeluarkan Suatu  Zat Baik Urea Dan Amonia Ke Dalam Air, Fitoplanktorn Dan Limbah Produk
Bisa Tenggelam Ke Bawah, Memasukkan Amonia Pada Kedalaman Pada Zona Euophotic. Amonia Dari Produk
Limbah Ini Kemudian Dikeluarkan Dari Zona Eufotik Dan Bakteri Yang Hidup Di Bawah Zona Eufotik Dapat
Mengkonversi Amonia Menjadi Nitrat. Konversi Ini Hanya Dapat Terjadi Di Bawah Zona Eufotik Dimana Tidak
Ada Cahaya Karena Bakteri Yang Melakukan Konversi Tersebut Dihambat Oleh Cahaya. Proses Konversi Ini
Disebut Dengan Ammonification Atau Mineralisasi.

5. Setelah Amonia Diubah, Nitrifikasi Terjadi Dan Amonia Menjadi Nitrit Dan Nitrat, Pencampuran Partikal Dan
Upwelling Dapat Membawa Nitrat Ke Atas Dan Kemudian Dapat Digunakan Oleh Photoplankton Untuk
Melanjutkan Siklus.

 Proses Daur Air


1. Evaporasi atau penguapan adalah proses dimana air yang ada di laut, rawa, danau, samudra dan lainnya
menguap akibat adanya pemanasan sinar matahari. Dalam tahapan ini, air diubah menjadi uap air (gas)
sehingga bisa naik ke atas atmosfer. Semakin besar energi panas matahari yang sampai ke permukaan bumi, maka
laju eveporasi juga akan semakin besar.

2. Transpirasi merupakan proses penguapan yang serupa dengan evaporasi. Hanya saja proses penguapan ini
terjadi pada jaringan makhluk hidup. Transpirasi juga mengubah air menjadi uap air dan di bawa ke atmosfer
Selain berasal dari sumber air langsung, penguapan dalam daur air di permukaan bumi juga dapat terjadi pada
jaringan tumbuhan.

Penguapan semacam ini disebut juga dengan istilah transpirasi. Salah satu contohnya adalah akar tanaman
menyerap air dan mendorongnya ke daun untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Air hasil
fotosintesis ini kemudian dikeluarkan oleh tanaman melalui stomata sebagai uap air.

3. Evapotranspirasi adalah gabungan dari tahapan evaporasi serta transpirasi. Proses ini seringkali dikatakan
sebagai pentotalan penguapan air di permukaan bumi.

4. Sublimasi juga masuk dalam proses penguapan. Hanya saja proses ini terjadi di kutub es atau puncak
gunung. Sublimasi adalah proses di mana es berubah menjadi uap air tanpa lebih dulu berada dalam fase cair.
Sumber utama air dari proses sublimasi adalah lapisan es dari kutub utara, kutub selatan, dan es di pegunungan.
Dalam daur air, sublimasi merupakan proses yang lebih lambat dari penguapan.

5. Kondensasi adalah proses berubahnya air menjadi partikel es akibat suhu udara yang rendah hingga
akhirnya membentuk awan yang tebal. Ketika air menguap menjadi uap air, ia akan naik ke lapisan atas
atmosfer. Di ketinggian tertentu, uap air berubah menjadi partikel es yang berukuran sangat kecil karena karena
pengaruh suhu udara yang rendah. Partikel-partikel es tadi akan saling mendekati satu sama lain, bersatu kemudian
membentuk awan dan kabut di langit.

6. Adveksi adalah proses perpindahan awan secara horizontal dari satu lokasi ke lokasi lainnya akibat tekanan
udara atau angin.

7. Presipitasi adalah proses pencairan awan hitam hingga jatuh menjadi hujan. Awan (uap air yang
terkondensasi) kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan karena pengaruh angin panas atau perubahan
suhu. Jika suhu sangat rendah (di bawah 0 derajat), tetesan air jatuh sebagai salju atau hujan es. Melalui salah satu
proses dalam daur air ini, air kemudian masuk kembali ke lapisan litosfer.

8. Run Off (Limpasan) adalah proses mengalirnya air hujan ke sungai, samudra, danau dan saluran air lainnya.
Air berpindah dan bergerak menuju tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran air seperti sungai dan got
hingga kemudian masuk ke danau, laut, dan samudra. Pada tahap daur air ini air masuk kembali ke lapisan
hidrosfer.

9. Infiltrasi adalah proses terakhir dari siklus ini yakni setelah hujan, tidak semua air ikut melalui tahap limpasan.
Beberapa di antara mereka bergerak jauh ke dalam tanah. Air ini disebut air infiltrasi. Air merembes ke bawah dan
menjadi air tanah. penyerapan air ke dalam tanah.

 Proses Daur Fosfor


1. Pelapukan Batuan – Karena sumber utama fosfor ditemukan dalam batuan, langkah pertama dari siklus fosfor
melibatkan ekstraksi fosfor dari pelapukan oleh bebatuan. Peristiwa cuaca, seperti hujan dan erosi, mengakibatkan
sebagian fosfor berpindah dan bercampur ke dalam tanah. Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan
melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya dari waktu ke waktu.

2. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan – Setelah fosfat berada di tanah, kemudian tahap selanjutnya
tanaman, jamur, dan mikroorganisme disekitar mampu menyerap fosfor kedalam tumbuh. Tanaman ini nantinya
juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh hewan herbivora. Beberapa hewan herbivora kemungkinan mati
dimakan oleh hewan Karnivora.

3. Kembali ke Lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh Dekomposer – Fosfat kemudian masuk ke
dalam molekul organik seperti DNA, dan ketika tumbuhan atau hewan mati kemudian membusuk, maka fosfat
organik akan dikembalikan ke tanah melalui dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba.

4. Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk-bentuk fosfat yang dapat diserap oleh
tanaman. Ini juga merupakan proses yang disebut mineralisasi.

5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat masuk ke dalam sedimen dari waktu ke
waktu

 Proses Daur Belerang

1. Tahap pertama yaitu daur sulfur diawali dengan adanya aktivitas gunung berapi atau karena adanya industri
batubara yang menggunakan bahan bakar dari batu bara berupa gas SO2.

2. Kemudian zat sulfur atau belerang naik keudara yang membentuk awan sehingga terjadilah hidrolisis air berupa
H2SO4, dan akhirnya mengakibatkan terjadi kondensasi yang menurunkan hujan yang biasa dikenal dengan hujan
awan.

3. Setelah hujan awan turun, maka hasil dari hujan tersebut akan digiring dibawa kedaratan kembali untu di ubah
menjadi sulfat yang sangat dibutuhkan bagi tumbuhan.

4. Sulfur yang berupa bentuk anorganik (SO4), ini nantinya akan berpindah dari bumi atau alam menuju kedalam
tubuh tumbuhan melalui penyerapan sulphate menggunakan akar.

5. Sulfur umumnya direduksi oleh bakteri menjadi senyawa sulfida. Namun kadang – kadang terdapat dalam
bentuk yang lain seperti sulfur dioksida dan hidrogen sulfida.

6. Hidrogen sulfida ini merupakan senyawa yang dihasilkan dari penguraian bahan bakar organik yang mati yang
juga dapat mematikan makhluk hidup pada perairan.
7. Daur sulfur ini selalu dibantu oleh unsur organisme lain untuk bisa menguraikan senyawa – senyawa menjadi
sebuah unsur-unsur.

8. Pada daur sulfur ini, mikroorganisme yang bertanggung jawab membantu dalam proses tranformasi dapat dibagi
menjadi 4, yaitu :
– H2S → S → SO4 berupa: bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
– SO4 → H2S berupa: (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
– H2S → SO4 berupa: (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
– S organik → SO4 + H2S,

Anda mungkin juga menyukai