Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fathan Idzhar Ayatullah

NIM : 044824952

Jelaskan terminologi dari siklus Biogeokimiawi. Siklus apa saja yang terjadi pada proses
biogeokimiawi tersebut?

Siklus Biogeokimiawi adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimiawi dalam lingkungan abiotik
sehingga disebut siklus biogeokimiawi.

1. SIKLUS AIR

Sirkulasi air tidak pernah berhenti. Sirkulasi air dimulai dari atmosfer, menuju bumi, dan
kembali ke atmosfer. Sirkulasi air melibatkan proses tiga proses, yaitu:

a. Kondensasi (uap air → titik air karena pendinginan)


b. Evaporasi (penguapan air secara langsung)
c. Transpirasi (penguapan air yang terkandung di tumbuhan)

Air memiliki pengaruh besar terhadap organisme. Keberadaan air dalam suatu ekosistem
menunjukkan kekayaan biologis suatu ekosistem, termasuk keberagaman organisme dan
kepadatan organisme dalam ekosistem tersebut

Kunci kontinuitas siklus air ada pada pemanasan air samudra oleh matahari. Air samudra
menguap menuju atmosfer, terkondensasi, lalu kembali menuju tanah sebagai air hujan. Setelah
mencapai tanah, siklus air bergerak secara kontinu melalui tiga proses, yaitu:

1) Evaporasi/transpirasi: Air di darat, laut, sungai, dan tumbuhan akan menguap ke atmosfer
menjadi awan, dan mengalami prespitasi (turunnya hujan, salju, atau kabut). Transpirasi
oleh tumbuhan 90% penguapan pada ekosistem darat.
2) Infiltrasi/perlokasi: Air bergerak ke dalam tanah melalui celah menuju muka air tanah.
3) Air permukaan: Air menuju sungai-sungai cabang yang akan membentuk sungai utama,
dan bergerak menuju laut. Sebagian air permukaan yang ditemukan di sungai dan danau
berupa air tanah yang terdapat dalam batuan permeable jenuh dan lapisan batuan dalam
tanah (aquifer).

2. SIKLUS KARBON

Siklus karbon adalah siklus biogeokimiawi yang karbonnya dipertukarkan antara biosfer,
litosfer (geosfer), hidrosfer, dan atmosfer. Gas karbon dioksida (CO2) merupakan bagian
terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi, dan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas
di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar). Gasgas yang mengandung karbon yang
berperan dalam global warming di atmosfer adalah metana, dan kloroflorokarbon atau CFC (gas
buatan/gas rumah kaca).

Atmosfer bumi mempunyai sejumlah besar karbon yang terdapat dalam bentuk gas karbon
dioksida (CO2). Siklus karbon dimulai oleh tumbuhan yang menggunakan CO2 sebagai bahan
baku untuk membentuk molekul organik dalam proses fotosintesisnya. Proses fotosintesis
melibatkan organisme berklorofil yang disebut sebagai organisme produsen. Reaksi
pembentukan gula dalam proses fotosintesis adalah sebagai berikut:

6CO2 + H2O ----- (cahaya, klorofil) → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Gas CO2 di udara akan terus bertambah seiring dengan banyaknya aktivitas manusia
yang melakukan pembakaran kayu, batu bara, minyak bumi, dan sebagainya, yang nantinya akan
mengakibatkan perubahan iklim dunia atau pemanasan global (global warming) secara perlahan.
Walaupun perlahan, tetapi pasti akan menyebabkan pula penaikan permukaan air laut (sea level
rise).
Hampir sebagian besar organisme dalam ekosistem melakukan respirasi. Organisme yang
dimaksud contohnya seperti tumbuhan dan hewan, baik herbivora maupun karnivora. Melakukan
respirasi berarti organisme tersebut mengesktraksi energi yang berasal dari molekul zat organik
dengan melepas atom karbon (C) dan mengombinasikannya dengan oksigen (O) untuk
membentuk karbon dioksida (CO2). Oksigen yang digunakan dalam proses ekstraksi energi
berasal dari makanan dan karbon dioksida yang terjadi dibuang setelah proses selesai.

Sejumlah besar karbon terikat pada kayu-kayuan dan tidak akan dikembalikan ke
atmosfer jika tidak terjadi pembakaran kayu. Pengembalian karbon ke atmosfer terkadang
membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara berangsur, tumbuhan yang terbenam dalam
sedimen akan ditransformasikan oleh adanya tekanan menjadi batu bara atau minyak bumi.
Secara ilmiah, karbon yang terikat pada tumbuhan ini hanya akan kembali ke atmosfer jika batu
bara atau minyak bumi terbakar.

Siklus karbon yang terjadi antara atmosfer dan organisme (tumbuhan maupun hewan) sering
terperangkap dalam jangka waktu yang lama dan dalam bentuk organisme fosil. Sejumlah besar
karbon yang terdapat di air laut dapat berupa karbon dioksida terlarut. Organisme berklorofil
mengambil CO2 dari udara (atmosfer) CO2 diubah menjadi senyawa kimiawi yang kompleks
(gula/glukosa) Tumbuhan menggunakan glukosa untuk membuat senyawa kimiawi lainnya
Substansi karbon yang berjumlah besar akan diekstrasi dari air laut oleh organisme laut atau
tertutup sedimen dan membentuk limestone. Karbon akan dilepas ke atmosfer saat air laut
mengangkat limestone. Laut mengandung sekitar 3,6 x 1013 ton karbon dalam bentuk
bikarbonat. Pertukaran karbon menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat
berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Pada daerah tarikan air (upwelling),
karbon dilepaskan ke atmosfer.

3. SIKLUS NITROGEN

Siklus nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah dan terjadi melalui
proses fiksasi nitrogen. Organisme yang dapat melakukan fiktasi nitrogen adalah:

a. Bakteri rhizobium yang bersimbiosis dengan tumbuhan polong-polongan


b. Bakteri azetobacter dan clostridium
c. Ganggang / alga hijau
Nitrat yang dihasilkan digunakan oleh produsen dan diubah menjadi molekul protein,
kemudian dirombak oleh bakteri perombak menjadi gas amoniak (NH3) dan garam amonium
yang larut dalam air (NH4+). Terlihat disini bahwa nitrogen diserap oleh tumbuhan dalam bentuk
amoniak. Proses tersebut dinamakan amonifikasi. Bakteri nitrosomonas mengubah amoniak dan
senyawa amonium menjadi nitrat oleh nitrobacter. Peristiwa tersebut dinamakan nitrifikasi.
Denitrifikasi adalah pengubahan nitrat menjadi gas nitrogen.

4. SIKLUS FOSFOR

Siklus fosfor adalah siklus biogeokimia yang menjelaskan pergerakan fosfor melewati
litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Dalam pergerakan fosfor, atmosfer tidak memiliki peranan
penting. Fosfor dan senyawa fosfor lainnya relatif solid terhadap suatu suhu dan tekanan di bumi.

Fosfor berasal dari bukit batu atau pegunungan. Fosfor memasuki perairan seperti danau,
sungai, dan laut karena adanya erosi. Fosfor dalam bentuk fosfat dapat mengendap menjadi
sendimen di dasar laut dan bertahan selama jutaan tahun. Prosesproses geologi akan mengangkat
fosfat dasar laut ini menjadi sebuah pulau baru atau burung-burung laut yang akan
mengembalikan fosfat tersebut ke daratan dalam bentuk tinja. Tinja burung-burung laut kaya
akan fosfat dan nitrat.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pergerakan siklus fosfor atau fosfat dibumi ini dari
pegunungan ke dataran rendah lalu ke perairan dan kembali lagi ke pegunungan sangatlah
lambat. Manusia lah yang tanpa sadar akan mempercepatnya, misalnya usaha pertanian dengan
menggunakan pupuk yang berlebihan. Jika pupuk yang mengandung fosfat ini masuk ke
perairan, ia akan menyebabkan ledakan populasi (blooming) dari fitoplankton dan tumbuhan alga
lainnya disana. Jika biota-biota laut tersebut mati, proses dekomposisi oleh bakteri perombak
akan menyusutkan kadar oksigen dengan cepat sehingga ikan dan hewan perairan lainnya akan
mati lemas karena kekurangan oksigen.

Bagaimanapun, fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan. Fosfor juga


merupakan bagian dari molekul DNA dan RNA. Semua makhluk hidup membutuhkan fosfor
dalam bentuk ATP dan ADP sebagai sumber energi untuk metabolism sel dan sebagai building
block dari tulang dan gigi.

Sumber :

Nisyawati, L. S. (2019). BIOLOGI UMUM BIOL4110/3sks/MODUL1-9 (II ed.) 7.9 – 7.17.


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai