Biogeokimia sendiri membentuk aliran melingkar dari unsur-unsur kimia yang melewati
unsur-unsur organisme dan lingkungannya. Kata “Bio” merujuk kepada organisme hidup,
kata “Geo” kepada bebatuan, tanah, udara, dan air dari bumi, sedangkan kata “kimia”
merujuk pada komposisi kimia dari bumi dan pertukaran unsur-unsur diantara bahan-bahan
dari kerak bumi.
Siklus biogeokimia merupakan siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke komponen biotik lalu kembali lagi ke komponen abiotik atau siklus ini
biasa disebut siklus organik-anorganik. Disebut siklus biogeokimia karena siklus ini tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik. Siklus-siklus tersebut antara lain : siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, dan siklus sulfur.
Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-
unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun
komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
1. Siklus Air
Matahari menjadi salah penyebab terjadinya siklus air. Siklus ini membawa air dalam
bentuk uap ke atmosfer. Secara singkatnya, siklus air merupakan perpindahan air dari
darat, laut, sungai, rawa, atmosfer, dan antara organisme dengan lingkungan.
3. Siklus Karbon
Siklus karbon merupakan siklu biogeokimia dimana karbon di pertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Karbon merupakan salah satu unsur penting di bumi dan termasuk dalam 4 unsur
terbanyak di semesta (Balaubramanian, 2017). Karbon merupakan unsur penyusun
hampir seluruh makhluk hidup, pada tubuh manusia unsur karbon menyusun sekitar
18%. Selain itu, aktivitas makhluk hidup juga membutuhkan karbon dalam berbagai
bentuk, di antaranya pada proses respirasi, makan, fotosintesis, transportasi dan
banyak aktivitas lainnya. Proses perpindahan karbon dalam berbagai proses tersebut
disebut dengan siklus karbon (Balaubramanian, 2017). Siklus karbon yang
berlangsung cepat disebut dengan siklus karbon pendek, sementara siklus karbon
yang berlangsung dalam rentang waktu yang lama dan melalui proses geologis
disebut dengan siklus karbon panjang.
4. Siklus Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer sebanyak 80% dari udara.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3),
ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Siklus nitrogen secara khusus sangat
dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat
proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi.
5. Siklus Fosfor
Siklus fosfor didefinisikan sebagai siklus biogeokimia yang menggambarkan
pergerakan fosfor melalui bidang ekosistem yaitu melalui litosfer, hidrosfer, dan
biosfer.
Daur siklus fosfer adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan
fosfer dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda
dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui
komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat(fosfor yang
berkaitan dengan oksigen : H2PO4- dan HPO42-). Ion fosfat banyak terdapat dalam
bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa menuju
sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen muncul kembali ke
permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
Referensi :
Balaubramanian, A. 2017. Technical report of Siklus Karbon. Centre for Advance Studies in
The Earth Science, University of Mysore, Mysore. (accessed
rd
through www.researchgate.net on September 9 , 2022)