Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aisyah Raihan Fadillah

NIM : 200342416889
Offr : PAI-G17/ BIOLOGI-H

Lembar Kerja Mahasiswa

A. Soal Dan Latihan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan ringkas dan jelas!

1. Jelaskan pengertian sistem ekonomi Islam dan prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam?
2. Ekonomi Islam mempunyai nilai-nilai dasar yang merupakan implikasi dari asas filsafat tauhid.
Jelaskan nilai-nilai dasar tersebut!
3. Uraikan perbedaan nilai instrumental sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan sistem ekonomi
Islam!
4. Kemukakan pendapat anda tentang praktik-praktik perdagangan elektronika ditinjau dari hukum
Islam!
5. Apa yang akan anda lakukan bila anda memiliki tabungan di bank konvensional yang
menggunakan sistem bunga? Jelaskan alasannya!
6. Sebutkan keutamaan bekerja dan etos kerja dalam perspektif Islam!
7. Jelaskan pandangan Islam tentang kemandirian hidup!
8. Apa pendapat anda tentang sebagian masyarakat Indonesia yang menjadikan mengemis sebagai
profesinya? Jelaskan dengan argumen akal dan dalil al-Qur‟an atau hadis!

B. Tugas Kontekstual
Lakukan aktivitas-aktivitas berikut dan catatlah hasilnya!
1. Wawancarai seorang pedagang kaki lima atau tukang becak di sekitar tempat tinggal anda
mengenai suka dan duka melakukan pekerjaan tersebut! Tanyakan kepadanya apa yang
membuat dia semangat bekerja!
2. Pelajarilah kehidupan masyarakat sekitar anda. Dari sudut pandang agama, apa yang membuat
negeri ini masih tertinggal jauh? Tuliskan dalam bentuk essai!
3. Pelajari dan pahami diri anda sendiri dan cobalah temukan potensi apa yang anda miliki dan bisa
diberdayakan sehingga menjadi bermanfaat untuk mewujudkan kemandirian hidup ala Islam!

JAWABAN

1. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan
utamanya. Sistem ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa melanggar
aturan syariat, dengan tujuan akhirnya adalah mensejahterakan kehidupan masyarakat.
2. Nilai-nilai dasar ekonomi Islam sebagai implikasi dari asas filsafat tauhid ada tiga, yaitu:
a. Kepemilikan
Kepemilikan oleh manusia bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber
ekonomi, sebab sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia adalah milik Allah.
Manusia hanya berhak mengurus dan memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah.
Kepemilikan perorangan tidak boleh meliputi sumber-sumber ekonomi yang
menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak, tetapi menjadi milik umum atau
negara.
b. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai aspek tingkah laku
ekonomi seorang Muslim. Asas keseimbangan ini, misalnya, terwujud dalam
kesederhanaan, hemat, dan menjauhi pemborosan. Keseimbangan yang dimaksud
adalah keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat, keseimbangan antara
kepentingan individu dengan kepentingan umum, dan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
c. Keadilan Keadilan harus diterapkan di semua bidang ekonomi dalam proses produksi,
konsumsi maupun distribusi. Selain itu, keadilan juga harus menjadi alat pengatur
efisiensi dan pemberantas pemborosan. Keadilan juga berarti kebijaksanaan dalam
mengalokasikan sejumlah kecil kegiatan ekonomi tertentu bagi orang yang tidak mampu
memasuki pasar, yaitu melalui zakat, infak, dan sedekah kepada orang miskin, yang
tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya.
3. Perbedaan nilai instrumental sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan sistem ekonomi Islam!
 Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur
dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
 Sistem Ekonomi Sosialis
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup
besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan
lain sebagainya. Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan
atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan
tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan
yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan. Sistem Sosialis
( Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin
tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya,
penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar
merupakan kepemilikan sosial.
 Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Ekonomi
Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu,
H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan
dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada
hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3). Sistem ekonomi islam
adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan
sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-
dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
4. Pendapat saya, selama transaksi yang dilakukan tidak merugikan salah satu antara penjual atau
pembeli hal itu boleh-boleh saja, juga lebih besar manfaatnya daripada mudlorotnya. Namun
yag perlu digaris bawahi ialah jual beli sesuatu yangg diperbolehkan dalam syariat Islam.
5. .
6. 1.) Menutup Dosa – Dosa yang Pernah Dilakukan
“Di antara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa ditutupi dengan puasa dan sholat.” Para
sahabat bertanya, “Lantas, apa yang bisa menutupi dosa itu Ya Rasulullah?” Rasulullah saw
menjawab, “Keseriusan dalam mencari rejeki.” (Muqaddimah Dustur, hal. 278)
2.) Berpeluang Besar Doa yang Dipanjatkan Bisa Terkabul
“Barangsiapa mempunyai satu keinginan (yaitu kehidupan akherat), niscaya Allah akan
mencukupkan kehidupan yang diinginkannya di dunia. Barangsiapa yang keinginannya
bercabang-cabang, maka Allah tidak akan mempedulikan kebinasaannya di lembah manapun
di dunia ini.” (HR. Hakim, Baihaqiy, dan Ibnu Majah)
3.) Bisa Dikatakan Akan Sejajar Dengan Para Syuhada
“Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari Kiamat
nanti.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim)
7. Agama Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada siapa pun yang melakukan kerja
keras mencari rezeki yang halal, thayyib (baik), dan berkah. Lebih dari itu, bekerja merupakan
sarana untuk menjadikan watak dan kepribadian manusia bersifat mandiri, tekun, teliti, peduli,
berani, taat, dan bertanggung jawab. Rasul SAW bersabda: “Adalah Nabiyullah Daud tidak
makan kecuali dari hasil kerja kedua tangannya” (HR. Imam Bukhari dari Abi Hurairah).
Bahkan sejarah mencatat bahwa Rasulullah SAW sendiri dalam usia 8 tahun sudah bekerja
menggembala kambing yang hasilnya diserahkan kepada pamannya untuk meringankan beban
ekonomi keluarga pamannya, Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Muhammad SAW sudah
diperkenalkan berwiraswasta oleh pamannya untuk berdagang dengan melakukan perjalanan
jauh melintasi beberapa kota sampai ke negeri Syam. Dengan bekerja, seseorang bisa hidup
mandiri dan tidak menjadi beban orang lain. Dengan bekerja pula, seseorang dapat memiliki
harga diri dan percaya diri, bahkan menjadi manusia terhormat karena bisa meringankan beban
orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang
paling banyak manfaatnya (HR. Bukhari Muslim).
8. Sebagian ulama mendefinisikan tasawwul (mengemis) dengan upaya meminta harta orang lain
bukan untuk kemaslahatan agama melainkan untuk kepentingan pribadi. Al-Hafizh Ibnu
Hajar Rahimahullah berkata: “Perkataan Al-Bukhari (Bab Menjaga Diri dari Meminta-minta)
maksudnya adalah meminta-minta sesuatu selain untuk kemaslahatan agama.” Meminta-minta
sumbangan atau mengemis pada dasarnya tidak disyari’atkan dalam agama Islam. Bahkan, jika
melakukannya dengan cara menipu atau berdusta kepada orang atau lembaga tertentu yang
dimintai sumbangan dengan menampakkan dirinya seakan-akan dia adalah orang yang sedang
kesulitan ekonomi, atau sangat membutuhkan biaya pendidikan anak sekolah, atau perawatan
dan pengobatan keluarganya yang sakit, atau untuk membiayai kegiatan tertentu, maka
hukumnya haram dan termasuk dosa besar.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa di sana terdapat beberapa keadaan yang membolehkan
seseorang untuk mengemis atau meminta-minta sumbangan. Di antara keadaan-keadaan
tersebut ialah sebagaimana berikut:
1) Ketika seseorang menanggung beban diyat (denda) atau pelunasan hutang orang lain, ia
boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti.
2) Ketika seseorang ditimpa musibah yang menghabiskan seluruh hartanya, ia boleh
meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.
3) Ketika seseorang tertimpa kefakiran yang sangat sehingga disaksikan oleh 3 orang
berakal cerdas dari kaumnya bahwa dia tertimpa kefakiran, maka halal baginya
meminta-minta sampai dia mendapatkan penegak bagi kehidupannya.
Dalam tiga keadaan ini, seseorang diperbolehkan untuk meminta-minta sumbangan atau
mengemis. Hal ini berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq Al-
Hilali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai
Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang:
Seseorang yang menanggung beban (hutang orang lain, diyat/denda), ia boleh meminta-minta
sampai ia melunasinya, kemudian berhenti. Dan seseorang yang ditimpa musibah yang
menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. Dan
seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya
mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai
mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah!
Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram”.

B. Tugas Kontekstual

1) Saya mewawancarai Bapak Juma’in asal desa Karangbong. Yang menjadi motivasi beliau dalam
bekerja adalah kelurganya dirumah. Terutama anak perempuannya yang masih sekolah dan
perlu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga ia bekerla lebih giat. Sebenarnya
bukan hanya menjadi tukang becak, beliau juga bekerja sebagai tukang kebun di salah satu
sekolah swasta terdekat di luar waktu sebagai tukang becak.

2) Korupsi, salah satu ketertinggalan Indonesia dengan negara lain.

Hal-hal yang membuat kita tertinggal dengan negara lain adalah kurangnya moral
pengetahuan dan keislaman. Salah satu dampaknya yang sangat dpaat kita lihat ialah kasus
korupsi yang tidak pernah mereda di indonesia, bahkan tiap tahunnya bisa meningkat. Indonesia
masih menjadi salah satu negara yang memiliki masalah terbesar di bidang pemberantasan
korupsi. Korupsi beserta turunannya, mulai dari suap hingga kolusi telah menjadi faktor
penghalang pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya bangsa.
Selain dari faktor internal, faktor eksternal seperti halnya kurangnya kedisiplinan hukum
di Indonesia membuat banyak pemimpin masih melakukan korupsi. Bahkan sanksi yang mereka
dpaat tidaklah sebanding dengan apa yang mereka lakukan. Fasilitas yang mereka dapat bukan
seperti tahanan lainnya.
Pertanyaannya disini, mengapa Indonesia tidak mencoba mengaca pada negara tetangga?
Yakni negara-negara maju seperti cina, korea, dan jepang. Atau bahkan mengaca pada
negara tetangga, yakni Malaysia. Dimana negara-negara tersebut sangat mendisiplinkan
sanksi bagi para koruptor. Bahkan negara-negara tersebut bisa memberi hukuman mati
bagi para koruptor yang menggelapkan uang yang berjumlah banyak. Mengapa? Karena
sudah sangat tidak diragukan lagi, negara-negara tersebut merupakan negara maju yang
memliki tingkat perekonomian yang tinggi, terutama cina. Negara-negara tersebut
berhasil membentuk pemimpin dan warga negara yang disiplin dan bertanggung jawab.
Jadi sangatlah pantas untuk kita contoh.

3) Potensi yang saya miliki adalah saya sangat suka menjadi pembicara utamanya di depan umum,
baik berpidato, MC, atau, puisi. Saya juga pernah belajar tetang ilmu agama utamanya kitab
kuning di suatu pesantren di Jawa Timur. Saya beberapa kali mengikuti forum bahtsul masail
sehingga saya bisa lebih memperdalah pemahaman saya terhadap hukum-hukum syariat. Saya
berharap di masa depan saya bisa menjadi pemuda dan insan yang berguna bagi agama saya
dengan potensi yang saya miliki. Menjadi pendakwah, pembicara, dan bisa mengajarkan ilmu
agama yang saya punya utamanya untuk anak-anak saya sendiri. karena ibu adalah madrasah
pertama untuk anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai