Anda di halaman 1dari 12

TEORI BELAJAR

KOGNITIVISME
OLEH:
EMI MINARNI
TATI SURYATI
SILVIA NOVIANTI
RIRISLAWITTA

PENGERTIAN

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar


merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal
pikiran manusia, dimana terjadi pengorganisasian
aspek-aspek kognitif dan perspektual untuk
memperoleh pemahaman.
Tujuan dan tingkah laku sangat dipengaruhi oleh
proses berfikir internal yang terjadi selama proses
belajar, sehingga proses belajar akan berjalan baik
bila materi pelajaran yang baru beradaptasi dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

CIRI-CIRI :

Mementingkan apa yang ada dalam diri


manusia
Mementingkan
bagian
Mementingkan
Mementingkan
Mementingkan

keseluruhan dari pada bagianperanan kognitif


kondisi waktu sekarang
pembentukan struktur kognitif

TOKOH-TOKOH TEORI
KOGNITIVISME

1.Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)

Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak


digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan
kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan
individu.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat tahap utama yang
berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan
usia :
Tahap sensorimotor
Tahap praoperasional
Tahap operasional konkrit
Tahap operasional formal

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan


lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan
memperoleh skema. Perubahan skema tersebut meliputi:
Asimilasi
Akomodasi
Equilibrium

2.Robert Gagne (Teori Pemrosesan Informasi)


Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisikondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. tahapan
proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu:
Motivasi
Pemahaman
Pemerolehan
Penyimpanan
Ingatan kembali
Generalisasi
Perlakuan
Umpan balik

3.Bruner
Burner melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan
kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang
biasanya digunakan.
Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan
memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian
dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning). Proses belajar
terjadi melalui tahap-tahap:
Enaktif (aktivitas)
Ekonik (visual verbal)
Simbolik
Bruner membedakan dua proses yang berkaitan dengan kategori yaitu:
Pembentukan konsep (mempelajari konsep yang berbeda), pada usia
0-14 th
Konsep tingkat (mengenali sifat yang menentukan kategori), pada
usia 15th

Konsep tingkat ini dibagi kedalam tiga kategori:


Konsep konjungtif: Konsep ini merujuk kepada konsep yang
mempunyai beberapa bagian yang tergabung dan tidak
terpisahkan ataupun terkurangkan. Apabila salah satu bagian ini
diabaikan, maka, konsep tersebut menjadi kurang lengkap.
Konsep disjungtif: Konsep ini merujuk pada bagian-bagian yang
tergabung di dalam suatu konsep dan ini boleh digunakan dalam
satu situasi ataupun situasi yang lain.
Konsep hubungan: Konsep ini merujuk pada hubungan khas
antara satu sama lain yang terwujud diantara bagian-bagian
tersebut. Kebanyakkan hubungan ini terdiri dari bagian-bagian
yang mengandungi masa dan ruang.

4.Ausubel (Teori Belajar Bermakna)


Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat
mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar
yang bermakna.
Aktivitas belajar siswa (terutama pada tingkat dasar) akan
bermanfaat jika dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun pada
siswa yang lebih tinggi lebih efektif kalau guru menggunakan
penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.
Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan
pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru.
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi
pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan
baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan
demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar
siswa.

5.Teori Gestald (Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang

Khler)
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi
melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki
hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung
mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai
kesatuan yang utuh. Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain
dan cabang seni rupa lainnya, karena banyak menjelaskan bagaimana
persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
Kedekatan (proxmity)
Kesamaan (similarity)
Arah bersama (common direction)
Kesederhanaan (simplicity)
Ketertutupan (closure)

KESIMPULAN

Aplikasi Teori Belajar Kognitivisme


Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran yaitu
guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa
yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan
awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret,
keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke
kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,
memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai
keberhasilan siswa.

Kelebihan
Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa
memahami bahan belajar secara lebih mudah.

Kekurangan
Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di
praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti
intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas

Anda mungkin juga menyukai