Universitas Terbuka
UPBJJ UT
Sistem Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh (SPTJJ)
• SPTJJ merupakan sistem yang menggabungkan
konsep pendidikan terbuka dengan sistem pendidikan
secara jarak jauh.
• Karakter SPTJJ
• ada keterpisahan waktu dan jarak antara mahasiswa
dengan dosen, sehingga proses pembelajaran harus
difasilitasi dengan media
• Sistem pembelajaran dirancang untuk mengarahkan
mahasiswa Belajar Mandiri
Sumber Media UT Online
Terbaru:
UT TV berbasis YouTube
UT Radio: Open education station for all
UT morning, Monday-Friday start 09.00
UT day time, Monday-Friday start 12.00
UT affternoon, Monday-Friday start 15.00
UT evening, Monday-Friday start 12.00
UT late nigth, Monday-Friday start 21.00
UT weekend, Sunday start 09.00
Juga Guru Pintas Online (GPO)
Sistem Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh (SPTJJ)
Institusi penyelenggara wajib merancang & menyediakan:
1. Sistem admisi dan registrasi yang fleksibel
2. Bahan ajar baku – sebagai sumber belajar utama
3. Layanan bantuan belajar – via berbagai modus
4. Evaluasi hasil belajar terstandar
5. Sertifikasi
Institusi wajib menyediakan berbagai layanan bantuan belajar,
sedangkan mahasiswa dapat memilih layanan bantuan belajar
sesuai dengan kebutuhannya
UT SEBAGAI PTJJ
MENGOLAH WAKTU
o Apa yang ingin Anda peroleh dari studi di UT?
o Berapa lama Anda merencanakan selesai studi di UT?
o Seberapa bagus nilai yang ingin diraih dari UT?
o Apa upaya yang akan dilakukan?
o Bagaimana Anda merencanakan kegiatan belajar
• Pahami katalog dan kalender akademik: registrasi,
perolehan bahan ajar, tutorial, tugas, dan ujian
• Aturlah diri sendiri:
Tetapkan tujuan dan hasil belajar
Berapa waktu belajar yang diperlukan untuk mencapai
tujuan/hasil yang diinginkan
Rancanglah jadwal belajar yang sesuai
Santai dan lakukan latihan berkala
TIPS MERANCANG JADWAL
Tetapkan jumlah minggu untuk belajar
Susun target dan waktu belajar (realistik dan
tidak ambisius, tapi terlaksana)
Sisihkan waktu untuk mengecek capaian hasil
belajar
Pantau dan evaluasi keterlaksanaan dan
rencana belajar
Teknik Membaca Cepat dan Efektif
Persiapan
Cek karakteristik materi bacaan (contoh: eksakta dan
non eksakta)
Sesuaikan tingkat kecepatan baca dengan karakteristik
bacaan
Tetapkan tujuan (Apa yang ingin dicari/dipahami?)
Buat pertanyaan pemandu
Siapkan perangkat pendukung: alat tulis, kertas catatan,
dsb.
Strategi Membaca Cepat
dan Efektif (2)
Pelaksanaan
Lakukan membaca dengan cepat:
Melajulah terus, jangan berbalik
Gerakkan mata hanya untuk menangkap bagian penting
Jangan gunakan alat tunjuk
Minimalkan suara
Atur kecepatan baca sesuai dengan tingkat kesulitan
materi bacaan
Catat materi yang tidak dipahami atau
dipertanyakan (tanyakan ke tutor/sumber lain,
cari dan baca referensi lain, diskusikan dengan
sejawat)
Jawab pertanyaan pemandu atau buat
pertanyaan tentang bacaan
Buatlah simpulan dan pengaitan antar gagasan
Baca ulang bagian penting yang tidak terpahami
Bangun konsentrasi
Pilih situasi dan gaya belajar yang sesuai
Selektif: pilih bagian yang penting, tandai
dan beri catatan
Bacalah terus jika ada materi yang belum
terpahami
Merekam Hasil Baca
Cek & perkuat pemahaman
Rekam hasil baca dalam bentuk yang
disukai
Peta konsep
Outline (penulisan butir ide penting
secara berjenjang dan sistematis)
Rangkuman (Gunakan parafrase/
ungkapkan pemahaman Anda
dengan bahasa sendiri)
Tuangkan hasil rekaman bacaan ke dalam buku
catatan atau potongan kertas HVS. Khusus untuk
perekaman bacaan melalui outlining atau
resume:
Buat cover identitas buku/bahan ajar
Tuliskan konsep-konsep penting
Cantumkan halaman sumber kutipan
RUMUS MEMBACA CEPAT
Kpm = q/t x 60
Keterangan:
Kpm = kecepatan baca per menit
q = jumlah kata yang dibaca
t = waktu dalam detik
60 = satuan detik dalam 1 menit
Contoh .........
Ciri Inisiatif
Melakukan sesuatu tanpa disuruh
Tidak menunda-nunda pekerjaan
Selalu berusaha mencari jalan keluar dari
sebuah persoalan
Selalu mengupayakan pertolongan untuk orang
lain yang membutuhka
LEVEL INISIATIF
1. JUST DO IT Teringgi
2. BERTINDAK SKRG MINTA
MAAF KEMUDIAN
Tinggi
3. MINTA IZIN
Menengah 4. DUKUNGAN
TERBANYAK
5. MENUNGGU
DISURUH
Rendah
MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD
Pembelajaran IPS SD
MATERI IPS
1
PARADIGMA BARU
DALAM PENDIDIKAN IPS
2
MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
9
7 8
PENEKATAN KONTEKSTUAL MODEL INTERAKTIF 3
KONSEP ILMU
(CTL) DAN SUMBER INDIVIDU, KELOMPOK,
TEKHNOLOGI DAN DAN KELEMBAGAAN
DALAM PEMBELAJARAN IPS PEMBELAJARAN
MASYRAKAT DALAM
SD DALAM PENDIDIKAN
PENGAJARAN IPS DI SD
4
KONSEP,
WAKTU,PERUBAHAN,
DAN KEBUDAYAAN
5
PERUBAHAN DAN
KONFLIK SOSIAL
6
PRILAKU EKONOMI
PRODUKSI, DISTRIBUSI,
KONSUMSI DAN EKONOMI
KERAKYATAN
PETA KONSEP
MATERI PEMBELAJARAN IPS SD
(PDGK 4405)
Konsepdanrasionalsosial studies
MODUL 1.
Paradigmapendidikan IPS
TUTORIAL I
Paradigmapendidikan IPS
salingketergantunganmanusiaden
ganlingkungan
MODUL 2
ManusiadanLingkungan Dampak perubahan dan
TUTORIAL II kerusakan terhadap kehidupan
manusia TUGAS I
Sumber daya alam, pemeliharaan
dan pengelolaan lingkungan
MODUL 3
Individu, kelompok,
dankelembagaan
TUTORIAL III kelembagaan (social
institustions)
Konsep waktu dalam sejarah
MODUL 4
Ruang, waktudanperubahan
TUTORIAL IV
Konsep perubahan dan
dinamikakebudayaan
Perilaku sosial
MODUL 5
Perubahandankonflik social Perubahan sosial TUGAS II
TUTORIAL V
Konflik sosial
Perkembangan PIPS dan PDIPS secara konseptual terkait erat pada konsep “sosial
studies” secara umum, dan secara kurikuler terkait erat pada perkembangan PIPS
dalam dunia persekolahan. Oleh karena itu untuk melihat bagaimana karakteristik dan
perkembangan PDIPS perlu dikaitkan dengan konsep, dan perkembangan “sosial
studies” dan konsep serta perkembangan PIPS dalam dunia persekolahan.
Konsep “sosial studies” secara umum berkembang secara evolusioner di Amerika
Serikat sejak tahun 1800-an, yang kemudian mengkristal menjadi domain pengkajian
akademik pada tahun 1900-an, antara lain berdirinya National Council for the Sosial
Studies (NCSS) pada tahun 1935. Pilar akademik pertama muncul dalam pertemuan
pertama NCSS tahun 1935, berupa kesepakatan untuk menempatkan “sosial studies”
sebagai “core curriculum”, dan pada tahun 1937 berupa kesepakatan mengenai
pengertian “sosial studies” yang berawal dari pandangan Edgar Bruce Wesley, yakni
“The sosial studies are the sosial. Science simplified for pedagogical purposes”.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-
individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (sosial group) yang
dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok
sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Macam-macam kelompok sosial meliputi :
1. klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial;
2. kelompok sosial dipandang dari sudut individu;
3. in group dan out group
4. primary group dan secondary group;
5. gemeinschalf dan geselfchaft
• Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri
kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang
bersifat pribadi. Sedangkan yang dimaksud pengertian secondary group
adalah kebalikan dari primary graoup. Secondary group sebagai
kelompok-kelompok yang besar, yang terdiri banyak orang antara siapa
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan
sifatnya tidak begitu langgeng.
• Tonnies dam Loomis menyatakan bahwa gemeinschalf adalah bentuk
kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa
cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Contoh bentuk
gemeinschalf dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan
rukun tetangga. Sedangkan gesefchaft adalah kebalikannya, yaitu berupa
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek,
bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat
dalam mesin. Contoh bentuk geselfchaft ini terdapat bentuk utama
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik. Seperti ikatan
antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, industri dan lain-lain.
Di samping ada kelompok sosial juga terdapat sistem
sosial dalam bentuk piramida sebagai berikut :
1. lapisan sosial atas (upper)
2. lapisan sosial menengah (midle)
3. lapisan sosial rendah (lower)
2. KELEMBAGAAN (SOSIAL INSTITUTION)
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang diarahkan pada orang lain dan
memiliki arti, baik bagi diri si pelaku maupun bagi orang lain. Dalam tindakan sosial
mengandung tiga konsep, yaitu tindakan, tujuan dan pemahaman. Ciri-ciri tindakan
sosial adalah: tindakan memiliki makna subjektif, tindakan nyata yang bersifat
membantin dan bersifat subjektif, tindakan berpengaruh positif, tindakan diarahkan
pada orang lain untuk mendapat respons dan tindakan merupakan respons
terhadap tindakan orang lain. Berdasarkan tingkat pemahamannya, terdapat
rasionalitas instrument, rasionalitas berorientasi nilai dan tindakan afektif serta
tindakan tradisional.
• Interaksi sosial merupakan prasayarat terbentuknya masyarakat, karena melalui
interaksi tersebut akan terjalin hubungan antarindividu dan individu dengan
kelompok serta hubungan antar kelompok, yang ditandai dengan adanya
hubungan timbale balik antara pihak yang berinteraksi. Terjadinya interaksi sosial
diperlukan kontak sosial dan komunikasi. Imitasi, sugesti, identifikasi dan
simpati, merupakan faktor yang dapat melangsungkan interaksi sosial. Dalam
kehidupan sehari-hari ditemui dua bentuk interaksi sosial, yaitu yang bersifat
asosiatif dan disosiatif. Bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif adalah
kerjasama (cooperative) dan akomodasi (accommodation) , sedangkan yang
termasuk ke dalam bentuk disosiatif yaitu persaingan (competition), kontraversi
(contravention) dan pertentangan (conflict).
2. PERUBAHAN SOSIAL
• Dinamika masyarakat dicirikan dengan adanya perubahan sosial, oleh karena itu
tidak ada satu masyarakat pun yang statis. Terjadinya perubahan pada salah satu
aspek kehidupan dapat menimbulkan perubahan pada aspek yang lainnya, baik yang
menyangkut material maupun nonmaterial, sehingga sering menimbulkan
disintegrasi yang diikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan
dalam kehidupan sosial.
• Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Yang
termasuk faktor internal yaitu yang berasal dari masyarakat itu sendiri, seperti :
perubahan komposisi penduduk, konflik dan penemuan baru. Sedangkan faktor
eksternal yaitu yang berasal dari luar masyarakat, seperti : bencana alam,
peperangan, intervensi dan budaya asing. Selain itu, terdapat pula faktor
penghambat dan pendorong perubahan. Faktor penghambat yaitu : perkembangan
ilmu pengetahuan yang berjalan lambat, sikap tradisional, solidaritas kelompok
tinggi, kepentingan, prasangka buruk pada pihak luar san takut akibat dari
perubahan. Faktor pendorong perubahan adalah pendidikan yang maju, sikap
menghargai karya orang lain, toleransi dan sistem masyarakat terbuka.
• Berlangsungnya perubahan dapat terjadi secara lambat atau cepat, meliputi skala
kecil dan besar, direncanakan dan tidak direncanakan. Perubahan sosial yang cepat
dan tidak direncanakan sering menimbulkan disintegrasi dalam berbagai bentuk
konflik sosial.
3. KONFLIK SOSIAL
• Konflik sosial adalah pertentang antar anggota atau antar kelompok
dalam masyarakat yang sifatnya menyeluruh, yang disebabkan oleh
adanya beberapa perbedaan, yaitu perbedaan individu, perbedaan pola
budaya, perbedaan status sosial, perbedaan kepentingan dan terjadinya
perubahan sosial.
• Bagi masyarakat, terjadinya konflik memiliki beberapa fungsi yaitu :
mendorong upaya akomodasi, menjadi media untuk meningkatkan
solidaritas, memungkinkan terjalinnya kerjasama, meningkatkan peran
individu dan mendorong terjadinya komunikasi. Terdapat enam bentuk
konflik sosial yaitu: konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antar kelas,
konflik rasial, konflik politik dan konflik budaya.
• Berdasarkan tingkatannya, konflik sosial dibedakan atas tiga tingkatan,
yaitu : konflik tingkat rendah, konflik tingkat menengah dan konflik
tingkat tinggi. Agar supaya konflik tersebut tidak menimbulkan
disintegrasi dalam masyarakat, maka diperlukan upaya-upaya untuk
mengatasinya. Cara yang biasa ditempuh untuk mengatasi konflik
tersebut adalah melalui, konsiliasi, mediasi, arbitrasi, paksaan dan
détente.
Modul 6.
PRILAKU EKONOMI DAN KESEJATRAAN
PRODUKSI, KONSUMSI, DISTRIBUSI DAN EKONOMI KERAKYATAN
PRODUKSI
Produksi dalam arti yang luas diidentifikasikan sebagai setiap tindakan yang
ditujukan untuk menciptakan dan menambah manfaat atau nilai guna barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
1 Tindakan yang dimaksud meliputi: mengubah bentuk barang, memindahkan
suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain, mengatur waktu penggunaan
suatu barang dan menciptakan suatu jasa.
2 Proses produksi hanya bisa berlangsung jika terpenuhinya factor-faktor
produksi yang diperlukan.
3 Faktor produksi yang dimaksud terdiri dari sumber daya alami (land), modal
(capital), tenaga kerja (labour), dan kewirausahaan (entrepreneurship).
Fungsi produksi merupakan hubungan antara input yang berupa sumber daya
perusahaan dengan output yang berupa barang dan jasa. Fungsi produksi
terikat pada hukum yang disebut “law of diminishing returns”. Hukum tersebut
menjelaskan pertautan antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang
digunakan.
DISTRIBUSI DAN KONSUMSI
1. Distribusi adalah setiap upaya yang dilakukan baik oleh orang maupun lembaga yang
ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
2. Saluran distribusi merujuk pada proses pemilihan atau rute yang akan ditempuh oleh suatu
produk ketika produk tersebut mengalir dari produsen ke konsumen.
3. Kegiatan distribusi, secara ekonomis merupakan suatu kegiatan ekonomi yang berupaya
menambah manfaat atau nilai guna suatu barang melalui proses pemindahan tempat dan
pengaturan waktu.
4. Melalui kegiatan ini suatu produk akan disalurkan pada tempat dan waktu yang tepat.
5. Berdasarkan intensitasnya saluran distribusi dapat dibedakan atas tiga bentuk yaitu saluran
intensif, selektif dan eksklusif.
6. Lembaga-lembaga distribusi yang paling umum antara lain grosir, agen dan pedagang
eceran.
7. Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang dan
jasa.
8. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemuasan atas berbagai jenis tuntutan kebutuhan
manusia.
9. Pola konsumsi seseorang akan berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan.
10. Variasi pola konsumsi seorang konsumen selalu ditujukan untuk memperoleh kepuasan
yang maksimum. Kepuasan itu sendiri dalam pengertian yang sebenarnya sukar untuk
diukur. Atas dasar itulah dalam teori keseimbangan konsumsi dimulai dengan beberapa
dugaan.
11. Perilaku konsumen akan sejalan dengan hukum permintaan, dan hal ini hanya berlaku
apabila syarat-syarat terpenuhi (cateris paribus).
12. Dalam mempelajari perilaku konsumen tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu indifference curve approach dan marginal utiliyapproach.
1. EKONOMI KERAKYATAN
Gagasan ekonomi keralyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh Negara-negara
berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan.
Penerapan teori pertumbuhan telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan
Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda.
Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada
lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu
dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan
Negara-negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial-ekonomi semakin melebar.
Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep
pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbunhan ekonomi tetap
merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan
pembangunan nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan perlu berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat.
Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk
membangun kesejahteraan dengan lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain
konsep ekonomi kerakyatan dilakuka sebagai sebuah strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi yang merangkum nilai-nilai sosial.
Konsep ini merupakan paradigma baru yang bersifat people-centered, participatory,
empowering, and sustainable. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi
dimaksudkan untuk (1) menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang, (2) memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat, (3) melindungi yang lemah dalam menghadapi yang kuat.
Ada tiga dasar yang melandasi konsep pembangunan yang
berpusat pada rakyat, yaitu :
1. memusatkan pemikiran dan tindakan kebijaksanaan pemerintah
pada penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan
mendukung usaha-usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka sendiri dan untuk memecahkan masalah-
masalah mereka sendiri pada tingkat individual, keluarga dan
komunitas.
2. mengembangkan struktur-struktur dan proses-proses organisasi
yang berfungsi menurut kaidah-kaidah sistem yang swa-
organisasi.
3. mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang
diorganisasi secara territorial yang berlandaskan pada kaidah-
kaidah pemilikan dan pengendalian lokal.
Modul 7
Modul 8. KONSEP ILMU, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT DALAM
PENGAJARAN IPS
PENDEKATAN KONSEP ILMU, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN IPS
• Kebudayaan konsep ilmu, teknologi dan kemasyarakatan semakin penting dalam era
masyarakat modern yang banyak menimbulkan masalah-masalah kompleks. Kenyataan
ini akan semakin dirasakan apabila dalam penjelasannya memberi informasi lebih jauh
bahwa pemecahan masalah-masalah tersebut mengkehendaki adanya kedudukan dari
berbagai disiplin ilmu.
• IPS sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat
strategis. Hal ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari para ahli seperti Robert
E. Yager yang memasukan ilmu, teknologi dan masyarakat (ITM) baik sebgai bidang
penerapan dan hubungan, kreativitas dan sikap maupun konsep dan proses. Remy
(1990) mengemukakan konsep ITM memberikan kontribusi secara langsung terhadap
misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara yang : (1) memahami
ilmu pengetahuan di masyarakat, (2) pengambilan keputusan warga negara, (3)
membuat hubungan antar pengetahuan, (4) mengingatkan generasi pada sejarah
bangsa-bangsa beradab.
• Melalui studi “Project Synthesis”, Noris Harms mengembangkan tujuan IPS untuk
pendidikan sebagai berikut : (1) IPS umtuk memenuhi kebutuhan pibadi individu,
(2) IPS untuk memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan masa kini; (3) IPS
untuk membantu dalam memilih karir, (4) IPS untuk mempersiapkan studi
lanjutan.
• Ilmu, teknologi dan masyarakat (ITM) merupakan istilah yang diterapkan sebagai
upaya untuk memberikan wawasan kepada siswa secara nyata dalam mengkaji
ilmu pengetahuan: konsep ITM mencakup keseluruhan spektrum tentang
peristiwa-peristiwa kritis dalam konsep pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum,
strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan serta penampilan guru. Ciri dasar
keeberadaan ITM adalah lahirnya warga negara yang berpengetahuan yang
mampu memecahkan masalah-maslah krusial dan mengambil tindakan secara
efisien dan efektif.
PENDEKATAN DAN STRATEGI KONSEP ILMU, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT
DALAM PENGAJARAN IPS SD
• Belajar mengajar merupakan dua konsep yang saling terkait dalam proses belajar
mengajar dan efektivitasnya dapat tercapai dengan memanfaatkan sumber
pembelajaran. Sumber pembelajaran IPS dapat menggunakan buku sumber
(buku teks, majalah atau koran dan media massa lainnya), media dan alat
pengajaran, situasi dan kondisi kelas serta lingkungan.
• Bagi guru IPS buku sumber bukan satu-satunya sumber pembelajaran yang dapat
digunakan, karena buku sumber pada umumnya memuat informasi yang sudah
lama. Media dan alat peraga dalam pengajaran merupakan sumber
pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan perannya
sebagai demonstrator. Manfaat media atau alat pembelajaran adalah :
mengurangi verbalisme, memusatkan perhatian siswa, mudah diingat,
membantu pemahaman siswa serta mendorong untuk melakukan diskusi. Media
pembelajaran yang digolongkan atas 3 kelompok yaitu : media dengar (visual
aids), media pandang (auditive aids) dan media raba atau gerak (motor aid).
Tetapi dalam pelaksanaannya terdapat multi media yang mencakup ketiga jenis
media tersebut.