Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan dan penawaran terhadap ayam potong pada saat hari raya sudah menjadi
tradisi di Indonesia khususnya di Kotawaringin Barat. Permintaan dan penawaran ayam
potong menjadikan situasi ekonomi Kotawaringin Barat mengalami perguliran yang
sangat pesat, hal itu terjadi karena hampir setiap orang membeli ayam potong untuk
merayakan hari raya dan hampir setiap pedagang kebanjiran pembeli.
Dari peristiwa itu maka terjadilah suatu siklus perguliran uang yang bermula dari
ProdusenDistributorPedagang EceranKonsumenProdusen. Dan hal itu terjadi
sesuai dengan Teori Keynes bahwa permintaan telur di pengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya : Adanya Transaksi, Berjaga jaga, dan Spekulasi.
Adapun alasan penulis mengambil judul ini karena penulis ingin mengetahui
bagaimana prilaku penjual dan pembeli menjelang hari raya terhadap penjualan dan
pembelian ayam potong(interaksi penjual dan pembeli di pasar) serta seberapa penting
ayam potong bagi konsumen juga produsen menjelang hari raya sehingga permintaan
dan penawaraan ayam potong mengalami kenaikan pesat. Kebutuhan akan ayam potong
yang terus meningkat tidak diimbangi dengan jumlah ayam potong yang besar sehingga
terjadilah kekurangan persediaan ayam potong yang mengakibatkan harga ayam potong
tersebut mahal.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dirumuskan sebuah masalah:
1) Bagimana Permintaan dan Penawaran Ayam Potong Menjelang Hari Raya?
2) Bagaimana Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Ayam
Potong?
3) Bagaimana Pengaruh Menjelang Hari Raya terhadap Permintaan dan Penawaran
Ayam Potong?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penelitian antara lain:
1. Untuk mengetahui permintaan dan penawaran ayam potong menjelang hari raya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
ayam potong.
3. Untuk mengetahui pengaruh menjelang hari raya terhadap permintaan dan penawaran
ayam potong.
1.4 Metode Penulisan
Dalam karya tulis ini penulis melakukan beberapa metode penulisan antara lain :
a) Metode observasi, yaitu metode pengamatan. Pada teknik ini penulis terjun langsung
meneliti ke lapangan untuk mengetahui bagaimana Proses terbentuknya harga
keseimbangan dari permintaan dan penawaran.
b) Metode studi pustaka, Pada metode ini penulis mengutip dan mengambil informasi
dari beberapa sumber seperti buku dan internet.
ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditas,
serta menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta, harga, dan pembentukan kurva
permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh
konsumen, dan konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau membeli komoditas
yang mereka perlukan apabila harga produk tersebut sesuai dengan keinginannya.
Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan barang yaitu:
1) Harga barang itu sendiri
Sifat hubungan antara permintaan dan harga dijelaskan dalam hukum permintaan.
Hipotesis hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu
komoditas maka semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta,
sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas
tersebut diminta.
Menurut Sugiarto (2007), hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi:
a. Bila harga suatu komoditas turun, maka pembelian terhadap komoditas lain
yang terkait akan menurun dan menambah pembelian terhadap komoditas
yang mengalami penurunan harga tersebut. Penurunan harga suatu komoditas
menyebabkan pendapatan riil para pembeli meningkat, sehingga mendorong
untuk meningkatkan pembelian.
b. Bila harga suatu komoditas naik, maka pembeli akan mencari komoditas lain
yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditas yang mengalami
kenaikan harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil pembeli
berkurang, sehingga mendorong pembeli mengurangi pembeliannya.
2) Harga barang lain yang terkait.
Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi ataupun komplemen.
Menurut Djojodipuro (1991) barang substitusi adalah barang yang memenuhi
kebutuhan yang sama. Biasanya barang substitusi tidak mutlak dapat menggantikan
satu sama lain, sehingga konsumen dapat memilih mana yang lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhannya. Pada barang substitusi, bila harga barang yang satu naik,
dengan mengabaikan pengaruh pendapatan maka barang yang lain akan naik pula
harganya. Hal ini disebabkan kenaikan harga barang yang pertama mengakibatkan
pemindahan permintaan ke barang lain dan menaikkan harganya. Oleh karena itu
untuk barang substistusi, gerak harganya adalah searah.
3) Tingkat pendapatan perkapita.
Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli.
4) Selera atau kebiasaan.
5) Jumlah penduduk.
6) Perkiraan harga dimasa mendatang.
7) Distribusi pendapatan
8) Usaha
ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

Djojodipuro (1991) menyebutkan bahwa kurva permintaan menggambarkan hubungan


antara jumlah barang yang diminta sebagai fungsi harga dan menganggap variabel
lainnya tetap (ceteris paribus). Pengaruh perubahan harga yang diminta yaitu barang x
terhadap jumlahnya digambarkan sebagai pergerakan sepanjang kurva permintaan atau
biasa disebut hukum permintaan. Perubahan variabel lain seperti harga barang lain,
pendapatan dan selera digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan. Kurva
bergeser ke kanan jika perubahannya positif, dan bergeser ke kiri kalau perubahannya
negatif. Misal pergeseran kurva karena peningkatan pendapatan. Pada harga yang sama
konsumen mau membeli jumlah yang besar atau jumlah barang yang sama, misal
konsumen berani membayar harga yang lebih tinggi.
2.2 Teori Penawaran
Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditas yang
akan dijualnya (Sugiarto 2007). Pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan antara
harga suatu komoditas dan jumlah komoditas tersebut yang ditawarkan oleh produsen
dikenal dengan hukum penawaran yang menyatakan semakin tinggi harga suatu
komoditas, semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan oleh
penjual. Sebaliknya makin rendah harga suatu komoditas makin sedikit jumlah yang
ditawarkan oleh penjual. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor
yang mempengaruhi penawaran barang yaitu:
1) Harga barang itu sendiri.
Sifat hubungan antara harga suatu komoditas dan jumlah penawaran komoditas
tersebut dikenal dengan hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga
suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan
oleh penjual.
2) Harga barang lain yang terkait.
3) Harga faktor produksi.
4) Biaya produksi.
5) Teknologi produksi.
6) Jumlah penjual.
7) Tujuan perusahaan.
8) Kebijakan pemerintah.
Menurut Djojodipuro (1991) kurva penawaran menunjukkan berbagai jumlah barang
yang seorang penjual bersedia menawarkan dengan berbagai harga, ceteris paribus.
Dalam keadaan ini, maka kurva tersebut menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Kurva ini
merupakan pembatas, dimana semua yang diatasnya mungkin terjadi dan yang
dibawahnya tidak. Pada setiap tingkat harga, penjual bersedia menjual barang, tetapi
mereka tidak dapat dirangsang untuk menjual lebih. Dari segi jumlah, maka kurva
penawaran menunjukkan harga minimum yang mendorong penjual untuk menjual
berbagai jumlah. Penjual mau menerima harga yang lebih tinggi untuk jumlah tertentu,
tetapi tidak lebih rendah.Perubahan variabel lain seperti harga barang lain, biaya
produksidan teknologi produksi digambarkan sebagai pergeseran kurva. Kurva bergeser

ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP


PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

ke kanan jika perubahannya positif, dan bergeser ke kiri kalau perubahannya negatif.
Misal pergeseran kurva karena peningkatan teknologi.
2.3 Hukum Permintaan Dan Penawaran
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan
Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang
diminta ajan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.
Jika semua subsidi diabaikan (ceteris paribus) jika harga semakin murah maka
permintaan atau pembelian akan semakin banyak atau sebaliknya. Jika harga semakin
murah maka penawaran semakin sedikit atau sebaliknya.
Akibat dari itu semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) yang sebesar-besarnya.
Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli akan membeli sedikit karna uang yang
dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba
memperbanyak barang yang dijual atau di produksi agar keuntungan yang didapat
semakin besar. Harga barang yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen mencari
produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Permintaan dan Penawaran Daging Sapi Menjelang Hari Raya
ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

Dalam merayakan hari raya sepertinya kurang sempurna jika tidak ada masakan yang
berbau ayam meskipun pada saat itu harga ayam potong melonjak lebih tinggi dibanding
hari-hari biasa. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan permintaan
konsumen meningkat drastis terhadap ayam potong. Tetapi hal itu tergantung pada
perilaku, perkiraan harga dan penghasilan knsumen, karena keinginan dan kemampuan
tiap konsumen berbeda. Namun meskipun begitu permintaan ayam potong pada hari raya
sangat meningkat. Permintaan yang tinggi dari konsumen menyebabkan terjadinya
peningkatan harga, sehingga produsen lebih banyak lagi menawarkan ayam potong pada
berbagai tingkat harga. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi
mikro terhadap perilaku pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga
dijadikan tolak ukur dari berbgai model dan teori lainnya. Teori ini memperkirakan
bahwa dalam satu pasar yang kompetitif, harga akan menjadi penyeimbang di pasaran
antara kualitas yang diminta oleh konsumen dan kualitas yang ditawarkan produsen.
Hingga akan terciptalah keseimbangan harga dan kualitas suatu barang tersebut.
Harga keseimbangan ayam potong terbentuk karena bertemunya permintaan dan
penawaran pada suatu titik yang disebut titik equlibrium, namun sebelum terbentuknya
harga keseimbangan tersebut, pasar mengalami kelebihan permintaan ayam potong dan
penawaran ayam potong. Harga keseimbangan atau disebut juga harga pasar adalah harga
yang terbentuk pada tingkat dimana jumlah yang diinginkan penjual maupun pembeli
adalah sama. Model ini mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat
mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalm bentuk terjadinya
pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Dari peristiwa diatas selain keinginan konsumen terpenuhi sehingga menimbulkan
kepuasan tersendiri bagi konsumen, produsen ayam potong pun juga dalam pertumbuhan
ekonominya akan mengalami peningkatan, dan hal itu sesuai dengan Ahli Eonomi yaitu
Adam Smith yang menyevutkna bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yaitu :
Jumlah penduduk , semakin banyak jumlah penduduk suatu negara membeli ayam
potong, maka semakin meningkat pertumbuhan ekonomi produsen ayam potong
Sistem persaingan bebas, persaingan bebas disini dalam arti antar produsen ayam
potong akan mengalami peningkatan
Pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pertumbuhan penduduk suatu negara,
maka dalam perayaan hari raya tidak menutup kemungkinan semakin banyak pula
penduduk yang membeli ayam potong dan hal itu akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi produsen ayam potong.

Permintaan dan Penawaran Ayam Potong :


Harga Ayam per kg

Permintaan (kg)

ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP


PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

Penawaran (kg)
5

25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000

100
90
80
70
60
45

80
75
60
50
40
20

Kurva Permintaan Ayam potong

P
Rp Ribu
50
45
40
35
30
25
P0

45

Kurva
Ayam
60 Penawaran
70
80
Potong

90

100

Q (Ribu
Per kilo)

Rp Ribu

50.000
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
0

20

40

50

ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP


PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

60

75

80

Q (Ribu
Per Kilo)

3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Ayam Potong


Menurut Robert Heilbroner dan Lester Thurow Pakar Ekonomi ketika berbicara
tentang permintaan dijelaskan : kebanyakan orang berpikir dan berkata itu hanya berarti
volume tertentu terhadap pengeluaran, seperti ketika kita mengatakan bahwa permintaan
untuk mobil telah jatuh mati atau permintaan untuk emas tinggi. Tapi bukan itu yang
ekonom, ada dalam pikiran ketika ia mendefinisikan kebutuhan sebagai bagian dari
penjelasannya pasar. Permintaan berarti tidak hanya ada pada berapa banyak kita belanja
untuk item tertentu, tapi berapa banyak kita belanja untuk item pada harga , dan berapa
banyak kita akan menghabiskan jika harga berubah.
Dari pernyataan di atas maka di dapatlah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran pada ayam potong. Adapun Faktor yang mempengaruhi
permintaan pada ayam potong yaitu :
1. Perilaku konsumen atau selera konsumen.
Berdasarkan penelitian dan hasil wawancara kepada masyarakat, menyambut
perayaan hari raya rasanya tidak sempurna dan akan terasa kurang jika tidak ada
masakan yang berbahan dasar ayam. Sehingga permintaan ayam potong
meningkat saat hari raya dan penawaran produsen-pun meningkat.
Namun ada juga masyarakat yang menyebutkan bahwa perayaan hari raya tidak
perlu memasak makanan yang mewah cukup kita melakukan sujud syukur kepada
Allah SWT yang masih memberikan kesempatan untuk merasakan hari raya.
Dari kedua pernyataan di atas dapat di ambil bahwa permintaan dan penawaran
ayam potong bergantung pada perilaku dan selera konsumen itu benar adanya.
2. Pendapatan atau penghasilan konsumen.
Banyak orang yang dapat merayakan hari raya dengan memasak olahan ayam
potong, namun banyak juga orang yang tidak dapat merayakan hari raya dengan
memasak olahan ayam potong. Dan hal itu terbatas karena
pendapatan/penghasilan seseorang. Dengan begitu permintaan dan penawaran
ayam potong pada hari raya tergantung dari penghasilan konsumen.
3. Perkiraan harga barang.
Semakin murah dan bagus kualitas ayam potong maka semakin banyak
permintaan terhadap ayam potong, jika harganya sebaliknya karena mau
bagaimanapun juga karena kebutuhan dan karena ada perasaan ada yang kurang
merayakan hari raya tanpa ayam potong, menuntut konsumen memaksakan diri
membeli ayam potong, tetapi disini mungkin yang di batasi adalah jumlah
pembeliannya. Untuk mencari titik tengah masalah tersebut sehingga timbullah
harga keseimbangan antara harga dan kualitas suatu barang yang di sebut harga
pasar. Model ini mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat
mengubah keseimbangan, yang kemudian akan di tampilkan dalam bentuk
terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
4. Banyaknya permintaan konsumen
Banyaknya permintaan maka produsen akan lebih banyak lagi memproduksi
ayam potong dan disini mungkin ke dua-duanya sama-sama di untungkan,
ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

Konsumen akan memiliki rasa kepuasan tersendiri dengan dapat membelinya


ayam potong dan dapat merayakan hari raya yang hanya datang satu tahun sekali,
dan Produsen juga akan di untungkan karena omsetnya mengalami kenaikan.
Sedangkan Faktor yang mempengaruhi penawaran kembang api yaitu :
1. Biaya produksi dan kreativitas yang digunakan.
Produsen akan meningkatkan penawarannya jika biaya produksi bersahabat
dengan produsen, juga kreativitas yang digunakannya bagus sehingga dapat
memicu konsumen untuk membelinya. Tetapi sebaliknya jika Biaya Produksi
tidak bersahabat dengan produsen, Namun karena bagaimanapun ayam potong
akan di cari konsumen untuk merayakan hari raya maka produsen disini akan tetap
memproduksi tetapi akan menaikan harganya berkali lipat, selain ayam potong di
cari oleh semua orang, melainkan karena biaya produksinyapun naik.

2. Tujuan pemasaran.
Suksesnya suatu pasar ayam potong bergantung pada tujuan pemasarannya, Jika
tujuan pemasarannya bagus maka penjualannya pun akan bagus terhadap
konsumen. Dan konsumen tidak akan membatasi permintaanya terhadap ayam
potong karena pemasaran ayam potong yang tidak sulit di cari melainkan sudah di
pasarkan dimana mana.
3. Ketersedian bahan baku.
Jika ketersediaan bahan baku terjangkau dan mudah di cari maka produsen akan
meningkatkan produksi ayam potong dan begitupun sebaliknya, Sehingga
konsumen dapat membeli ayam potong.
3.3 Pengaruh Hari Raya Terhadap Permintaan dan Penawaran Ayam Potong
Pengaruh hari raya terhadap permintaan dan penawaran ayam potong yaitu pertama
pada permintaan, disini permintaaan konsumen terhadap ayam potong akan semakin
meledak, karena konsumen ketika itu akan menjadikan ayam potong suatu kebutuhan
untuk melengkapi merayakan hari raya, konsumen tidak akan memperdulikan berapa
besar harga ayam potong karena mereka akan mengeluarkan uang berapa saja untuk
merayakan hari raya, dan hal ini biasanya terjadi pada kalangan atas, karena setelah
melakukan penelitian, banyak masyarakat yang mengatakan bahwa merayakan hari raya
tanpa adanya masakan olahan daging ayam itu akan terasa kurang dan hal tersebut
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan permintaan konsumen meningkat drastis
terhadap ayam potong. Tetapi hal itu tergantung pada prilaku, perkiraan harga dan
penghasilan konsumen, karena keinginan dan kemampuan tiap konsumen berbeda,
Namun meskipun begitu permintaan ayam potong pada hari raya sangat meningkat.
Kedua pengaruh hari raya terhadap penawaran, karena permintaan yang tinggi dari
konsumen menyebabkan terjadinya peningkatan harga, sehingga produsen lebih banyak
lagi menawarkan ayam potong pada berbagai tingkat harga, dan Model ini sangat penting
untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual,
ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

serta interaksi mereka di pasar. Ia juga di jadikan tolak ukur dari berbagai model dan
teori lainya. Teori ini memperkirakan bahwa dalam satu pasar yang kompetitif, harga
akan menjadi penyeimbang di pasaran antara kualitas yang di minta oleh konsumen dan
kualitas yang di tawarakan produsen . Hingga akan terciptalah keseimbangan antara
harga dan kualitas suatu barang tersebut. Harga keseimbangan ayam potong terbentuk
karena bertemunya permintaan dan penawaran pada suatu titik yang disebut titik
equilibrium,namun sebelum terbentuknya harga keseimbangan tersebut, pasar mengalami
kelebihan permintaan ayam potong dan kelebihan penawaran ayam potong. Harga
keseimbangan atau disebut juga harga pasar adalah harga yang terbentuk pada tingkat
dimana jumlah yang diinginkan penjual maupun pembeli adalah sama. Model ini
mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah
keseimbangan, yang kemudian akan di tampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran
dari permintaan atau penawaran.
3.4 Dampak positif adanya daging sapi pada hari raya yaitu :
a. Bagi produsen
Dapat menghasilkan keuntungan yang lebih dengan penjualan yang meningkat dari
hari-hari biasanya, karena dengan adanya perayaan hari raya permintaan daging sapi
meningkat sehingga produsen menawarkan daging sapi lebih meningkat lagi.
b. Bagi konsumen
Dengan dapat merayakan hari raya sehingga menimbulkan kepuasan dan
kegembiraan tersendiri bagi konsumen, yang dimana kepuasan dan kegembiraan itu
tidak terbayarkan oleh uang.
KESIMPULAN
Untuk merayakan hari raya orang-orang cenderung memasak dengan bahan utama daging
sapi. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan permintaan konsumen
meningkat terhadap daging sapi sehingga produsen akan lebih banyak lagi menawarkan
daging sapi pada berbagai tingkat harga. Dan hal itu menandakan bahwa pengaruh hari raya
pada permintaan dan penawaran daging sapi menjadi meningkat drastis dari biasanya.

ANALISIS PENGARUH HARI RAYA TERHADAP


PERMINTAAN DAN PENAWARAN AYAM POTONG

Anda mungkin juga menyukai