Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adi Kiswanto

NIM : 042464429
Makul : Studi Kasus Perpajakan
Tugas : Tugas 3

Soal !
Dua orang petugas pajak mendatangi PT. Freesmersen-Fitipaldi dan
memperlihatkan surat perintah pemeriksaan sehubungan dengan temuan data
transaksi keuangan lain dari mitra bisnis PT Freesmersen-Fitipaldi dan
permohonan restitusi yang diajukan oleh PT Freesmersen-Fitipaldi. Dalam
pemeriksaan tersebut dengan tidak diduga sebelumnya, ditemukan pula
setumpuk dokumen mengenai penjualan dalam jumlah uang yang luar biasa
besarnya dan tidak dibukukan dalam pembukuan Wajib Pajak. Dari kenyataan
temuan-temuan tersebut para petugas pajak menarik kesimpulan dan
mempunyai keyakinan kuat bahwa PT Freesmersen-Fitipaldi Mengetahui atas
langkah yang akan ditempuh oleh para petugas pajak tersebut, para direksi PT
Freesmersen-Fitipaldi sangat keberatan dan bahkan mempersoalkan cara-cara
langkah yang telah dan akan dilakukan oleh para petugas pajak tersebut sebagai
mencari-cari kesalahan dan bertendensi memeras.
Perintah tugas 3: “Untuk menyelesaikan masalah tersebut, analisislah
langkahlangkah sistematis yang harus dilakukan yang meliputi identifikasi
ragam masalah, deskripsi setiap masalah, alternatif tindak lanjut penyelesaian
masalah dan berikan alasannya!”
Jawaban !
Untuk analisis Masalah dan Deskripsi, Data Kasus yang saya gunakan
pada kasus di atas yaitu :
1. Petugas Pajak Melaksanakan Pemeriksaan kepada PT.
freesmersenFitipaldi sehubungan dengan temuan data transaksi keuangan.
2. Dalam Pemeriksaan dengan tidak terduga Terdapat Temuan Setumpuk
Dokumen Penjualan yang Jumlahnya Besar.
3. PT. Freesmersen-ftipaldi sangat keberatan atas pemeriksaan yang
dilakukan oleh petugas pajak yang seolah-olah mencari-cari kesalahan
dan bertendensi memeras.
4. Bagaimana yang seharusnya dilakukan Petugas Pajak dalam
menyelesaikan kasus ini?
5. Dan bagaimana yang seharusnya dilakukan PT. Freesmersen-Fitipaldi
untuk menyelesaikan masalah kasus ini?

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, analisislah langkah-langkah


sistematis yang dapat saya jelaskan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Data di atas Pemeriksaan Yang dilakukan Petugas Pajak
sehubungan dengan temuan data transaksi keuangan dan permohonan
restitusi yang diajukan PT. Freesmersen-Fitipadi, Menurut saya Sudah
sesuai Prosedur/SOP dan sudah legal dengan memperlihatkan Surat
Perintah Pemeriksaan.( PMK NO.184/PMK.03/2015) yaitu: Pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan terbagi dalam:

a. Pemeriksaan Khusus, dilakukan karena adanya indikasi ke tidak


patuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, baik berdasarkan data
konkret maupun hasil analisis risiko.
b. Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang dilakukan
sehubungan dengan pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

Dalam Pemeriksaan dengan tidak terduga terdapat temuan oleh Petugas


pemeriksa pajak Setumpuk dokumen mengenai penjualan dalam Jumlah
uang yang luar biasa besarnya dan tidak dibukukan dalam pembukuan
Wajib Pajak.

Yang harus dilakukan Petugas Pajak dengan kasus di atas menurut saya
dengan mengacu ketentuan-ketentuan yang ada:

a. Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan,


Pemeriksaan Lapangan, atau pengiriman surat panggilan dalam
rangka pemeriksaan kantor.

b. Hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui


penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
yang dilampiri dengan daftar temuan hasil pemeriksaan dengan
mencantumkan dasar hukum atas temuan tersebut

c. Selanjutnya Petugas Pajak Menyuruh WP untuk memberikan


tanggapan terhadap SPHP itu. Dengan tanggapan Menerima SPHP.
Menerima Sebagian atau menolaknya (PMK
NO.184/PMK.03/2015 Pasal 42)

d. Atas temuan tersebut PT Freesmersen-Fitipaldi jelas bahwa


melakukan pelanggaran dalam bidang Perpajakan yaitu melanggar
UU KUP Pasal 28 Ayat (3).

e. Sebenarnya kasus seperti ini Juga bisa dimasukkan ke unsur Pidana


karena memalsukan pembukuan seolah itu benar UU KUP Pasal 39
Ayat (1)

2. Yang harus dilakukan PT. Freesmersen-Fitipaldi dengan kasus di atas


menurut saya adalah dengan mengacu ketentuan-ketentuan yang ada.

Hak-hak Wajib Pajak juga diatur dalam UU KUP. Salah satu hak
Wajib Pajak yang diatur dalam UU KUP adalah hak untuk mengajukan
keberatan. Hal Ini diatur dalam Pasal 25 UU RUP Tidak semua Jenis
ketetapan pajak bisa diajukan Keberatan. Keberatan hanya dapat diajukan
kepada Direktur Jenderal Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), Surat Ketetapan Pajak
Nihil (SKPN), pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

a. Atas temuan Petugas Pemeriksa Pajak dan dalam kasus ini WP


merasa keberatan atas yang dilakukan Petugas Pajak. WP berhak
mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan
adanya ke tidak sepakatan antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib
Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sebelum
berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan ditandatangani
(PMK NO.184/PMK.03/2015 Pasal 47)

b. Jika Dalam Hal Pembahasan Akhir tetap Petugas Pemeriksa Pajak


yang benar dan hasil akhir pemeriksaan timbulnya Surat ketetapan
Pajak (SKP). Dalam Kasus Ini maka akan terbit Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

c. Dalam pengajuan Surat Keberatan WP mengajukan secara tertulis


dalam bahasa Indonesia dengan menyatakan alasan-alasan secara
jelas. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu tiga bulan
sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), kecuali apabila Wajib Pajak
dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya (Pasal 25 UU KUP).

d. Dengan Keputusan Keberatan, WP bisa mengetahui Apakah


peraturan yang diperkenankan Petugas Pajak Sudah benar, tidak
mengada-ada dan tidak mencari-cari kesalahan yang bertendensi
memeras seperti dalam kasus yang dipermasalahkan.

Demikian analisis dan langkah-langkah sistematis yang dapat saya uraikan


terkait kasus masalah di atas.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai