Anda di halaman 1dari 35

Gambar 10.

10 llustrasi Etika Bersosialisasi

Untuk mengenalkan tata krama dalam berperilaku dengan sesama,


pendidik dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Mengamati gambar dan meminta anak agar menentukan gambar mana
yang menunjukkan perilaku yang tidak baik.
b. Menjelaskan betapa pentingnya memiliki perilaku yang baik dan sopan
pada saat bergaul dengan semua orang.

Gambar 10.11 llustrasi Etika Meminta Maaf atas Kesalahan

Untuk memunculkan sikap positif dalam pergaulan hidup dan saling


membantu, pendidik dapat melakukan hal-hal berikut.

Scanned by TapScanner
Nltn1

3. Menanamkan Sikap Tenggang Rasa dan Toleransi


Untuk mengenglkan bahwa di sekeliling anak ada orang lain yang perlu
diperhatikan dan dihormati, pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Meminta anak untuk menentukan gambar yang menunjukkan perilaku
baik.
b. Mendorong anak agar dapat memberikan alasan dari penentuan gambar
perilaku tersebut.
c. Menekankan pentingnya memiliki tenggang rasa dan toleransi
antarsesama manusia.

Untuk menumbuhkan rasa peduli pada hak orang lain dalam rangkaian
tenggang rasa pada sesama, pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Mengajak anak untuk memperhatikan gambar dan mendorong anak
untuk menceritakan apa yang dilihatnya.
b. Menjelaskan mengapa hewan yang dilepas di alam bebas akan lebih
bahagia dibandingkan dengan hewan yang dikurung.

Untuk membiasakan perilaku menolong orang lain, pendidik dapat


melakukan hat-ha! berikut.
a. Anak diminta menjelaskan arti/makna yang terdapat dalam gambar-
gambar yang tersedia.
b. Guru dapat meminta alasan kepada siswa mengapa harus membantu

sesama manusia,

Untuk merangsang munculnya rasa peduli dan merasakan penderitaan


orang lain, pendidik dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Mengajak anak untuk memperhatikan gambar, kemudian anak didorong
untuk menceritakan kembali gambar yang ia lihat.
b. Menekankan pentingnya kebersamaan dan saling peduli pada yang
membutuhkan.

Scanned by TapScanner
4. Merangsang Sikap Beranl, Bangga, Benyukur, din
Jawab
Untuk menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada diri anaJr,,
dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diajak untuk memperhatikan gambar dan menceritakan spa
dilihat pada gambar.
b. Mengajukan pertanyaan dan mendorong anak untuk menjawab.
c. Menanamkan pentingnya mematikan keran air setelah diguriakali.
Upayakan agar penjelasan dikaitkan dengan ketersediaan air tawar di
bumi.

Gambar 10.12 llustrasi Etika di Ka mar Mandi

Untuk menumbuhkan rasa bertanggung jawab pada dirinya sendiri,


pendidik dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Mengajak anak untuk melihat gambar dan mendorong anak untuk
menceritakan kembali gambar yang dilihatnya.
b. Menekankan pentingnya belajar dengan tekun.
c. Mengarahkan anak yang kurang raj in belajar.

Untuk menanamkan sikap berani dalam melakukan kebaikan, pendidik


dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Membacakan cerita dan mendorong anak untuk mengingat serta
menceritakannya kembali.
b. Anak didorong untuk menceritakan pengalamannya saat belajar di kelas.

Scanned by TapScanner
e PAUD41DII/MDDUL ID

c, Menekankan pentingnya belajar dengan tekun.


d. Menekankan cara bersopan santun dalam mengaj,lkan di
depan kelas.

Untuk menanamkan sikap jujur dalam kehidupan anak, pendidik dapat


melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diminta memperhatikan gambar yang tersedia dan mcndengarkan
paparan guru.
b. Anak diminta memberi alasan mengapa kita harus jujur.
c. Menekankan pentingnya memelihara sikap jujur dalam setiap keadaan
kepada anak.

Untuk menumbuhkan rasa cinta pada sesama makhluk Tuhan dan


sebagai penanaman sikap bertanggung jawab, pendidik dapat melakukan hal•
hal sebagai berikut.
a. Anak diminta memperhatikan beberapa gambar dan menceritakannya.
b. Guru mendorong anak untuk dapat menjelaskan alasannya mengapa
harus bersikap seperti yang ada pada gambar.
c. Guru menekankan pentingnya memiliki rasa saling cinta antarsesama
makhluk Tuhan.

5. Latihan Pengendalian Emosi


Untuk menanamkan sikap pengendalian diri dari segala kehendak yang
ada pada anak, pendidik dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Meminta pendapat anak tentang cerita dalam gambar yang telah
dijelaskan guru.
b. Anak diminta menentukan perilaku tidak baik yang ada dalam gambar.
c. Anak didorong untuk dapat memberikan alasan atas pilihannya itu.

Untuk menumbuhkan dan membiasakan hidup tertib dan sabar, pendidik


dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diminta memberikan pendapatnya terhadap gambar yang
diperlihatkan kepadanya.
b. Guru memberikan penekanan betapa pentingnya manusia menaati aturan
dan bersabar dalam melakukannya.

Scanned by TapScanner
10.16
METDDE PENDIEMIIANDIAN MDIIAI. DAN NII A,l•NII ,a,, AIIAMA e

6. Melatih Anak untuk Dapat Menjaga Diri Sendiri


Agar dapat menanamkan kebiasaan anak untuk bersikap baik dalam
kegiatan, guru dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Mendorong anak untuk menceritakan pengalamannya saat membaca dan
menceritakan kembali apa yang dibaca.
b. Menekankan cara membaca yang baik.
c. Mendorong anak untuk mulai belajar membaca dengan cara dan sikap
yang benar.

Gambar 10.13 llustrasi Etika Bermain Bersama

Untuk menanamkan tanggung jawab pada dirinya sendiri, pendidik dapat


melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diajarkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar. . .
b. Menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigr, badan,
dan anggota tubuh Iainnya.

Scanned by TapScanner
• ,.AUD• 1 DIIIMQDUI. 1 a

Gambar 10.14 llustrasi Etika Menjaga Kesehatan Diri

Untuk menumbuhkan sikap mampu menjaga dirinya sendiri, pendidik


dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Membacakan pertanyaan dan mendorong anak untuk menjawabnya.
b. Anak didorong untuk menceritakan kejadian pada gambar.
c. Menekankan pentingnya hati-hati dan tidak pergi dengan orang yang
tidak dikenal.

Gambar 10.15 llustrasi Etika Bergaul dengan Orang yang Belum Dikenal
dirt, pendidik dapat melekukan hal-hal

anak mellhat gambar dan mendorong anak untuk


kembali apa yang ia lihat.
ya apakah anak bisa melakukan beberapa kegiatan sendiri.

Untuk menanamkan rasa sayang pada dirinya sendiri, pendidik dapat


melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diminta menceritakan makna dari gambar yang dilihatnya.
b. Guru mengajukan pertanyaan sebagai perangsang bagi anak untuk
mengungkapkan alasannya.
c. Anak diminta menyimpulkan dari penentuan sikap tersebut.

Untuk menumbuhkan sikap berhati-hati dalam hidup, pendidik dapat


melakukan hal-hal berikut.
a. Anak diminta untuk menjelaskan arti gambar berseri yang tersedia.
b. Anak didorong agar dapat memberikan alasan mengapa harus berhati•
hati dalam setiap tindakan, misalnya berhati-hati dengan kompor di
dapur.
c. Guru menekankan pentingnya sikap hati-hati dalam segala hat.

C. IMPLIKASI DALAM KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK

Berikut ini akan dipaparkan beberapa materi inti dan contoh penyusunan
persiapan dan perencanaan penanaman/pengembangan moral untuk anak
taman kanak-kanak. Materi inti yang akan disajikan merupakan hasil analisis
dari substansi garis-garis besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak,
lcurikulum berbasis kompetensi, dan menu pembelajaran bagi anak usia dini
(prasekolah). Selain itu, akan disampaikan juga contoh-contoh dan langkah•
langkah penyusunan kegiatan pengembangan dengan berbagai penerapan
pendekatan serta metode yang dibutuhkan untuk pengembangan moral anak
taman kanak-kanak. Dengan demikian, setelah Anda mempelajari ini, Anda
akan dapat:
1. menjelaskan materi inti pengembangan moral anak taman kanak-kanak
menwut GBPKB TK;
menjelaskan materi inti dari pengembangan moral anak taman kanak•
kanek menurut kurikulum berbasis kompetensi (KBK);

Scanned by TapScanner
e PAUD4108/MDDUL
1
D

3. menjelaskan materi int'I d .


kanak an pengembangan moral anak taman kanak·
menurut menu pembelajaran anak usia dini· .
4. menjelaskan macam m '
b . - acam contoh penyusunan perencanaan kegiatan
pem elajaran untuk pengembangan moral bagi anak taman kanak-kanak.

D. SUBSTANSI PESAN (MATERI INTI) PENGEMBANGAN


MORAL DAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DARI GARIS•
GARIS BESAR PROGRAM KEGIATAN BELAJAR TAMAN
KANAK-KANAK

Garis-garis besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak dalam hal


pengembangan moral diistilahkan dengan materi program pembentukan
perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari
(GBPKB TK, 1995:5-6). Program pembentukan perilaku merupakan kegiatan
yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari
anak di taman kanak-kanak sehingga menjadi kebiasaan yang baik.
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi moral
agama, Pancasila, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat, dan disiplin.
Tujuan dari program pembentukan perilaku adalah mempersiapkan anak
sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh
nilai-nilai moral Pancasila dan agama. Pokok-pokok dan ruang lingkup
materi tersebut meliputi hal berikut.
I. Berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan.
2. Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain.
3. Tolong-menolong sesama teman.
4. Rapi dalam bertindak, berpakaian, dan bekerja.
5. Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan serta
bersedia menerima tugas, menyelesaikan tugas, dan memusatkan
perhatian dalam jangka waktu tertentu.
6. Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain.
7. Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
8. Merasa puas atas prestasi yang dicapai.
9. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
10. Bergotong royong sesama teman.
11. Mencintai tanah air.
12. Mengurus diri sendiri antara lain meliputi membersihkan diri sendiri,
berpakaian sendiri, makan sendiri, dan memelihara milik sendiri.

Scanned by TapScanner
ll. Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk membantu membersihkan
lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.
14. Menyimpan mainan setelah digunakan.
IS. Mengendalikan emosi, misalnya saat berpisah dengan ibu tanpa
menangis, sabar menunggu giliran, berhenti bet main pada waktunya,
dapat dibujuk jika menangis, tidak cengeng, dapat membedakan milik
sendiri dan milik orang lain, serta menunjukkan reaksi emosi yang wajar
karena marah, senang, sedih, takut, dan cemas.
16. Sopan santun: mengucapkan terima kasih dengan baik atau meminta
tolong dengan baik.
17. Menjaga keamanan diri, termasuk menghindari obat-obatan
yang berbahaya dan menghindari benda-benda yang berbahaya.

E. SUBSTANSI PESAN (MATERI INTI) PENGEMBANGAN


MORAL DAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DARI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Menurut versi kurikulum berbasis kompetensi untuk tingkat taman


kanak-kanak, dalam ha! pengembangan moral bagi anak taman kanak-kanak,
dikenal istilah pengembangan moral dan nilai-nilai agama (Kurikulum
Berbasis Kompetensi Taman Kanak-kanak, 2003: 39-40). Ruang lingkup
yang menjelaskan materi inti sebagai berikut.

Tabel 10.1
Kompetensi Dasar Hasil Belajar dan lndikator Perkembangan Moral dan Nilai
Agama

Kompetensi Dasar Basil Belajar lndikator


Anak percaya akan Anak dapat berdoa • Berdoa sebelum dan
ciptakan Allah dan (KLK 1) sesudah memulai

menct ntat sesama kegiatan (misalnya

belajar, makan, tidur
Anak dapat mengenal • Meniru pelaksanaan
ibadah secara ibadah agama
sederhana KLK I
Anakdapat • Menyayangi dan
menyayangi dan memelihara semua
memelihara semua ci taan Tuhan

Scanned by TapScanner
Kompetensl Dasar Basil BelaJar lndlkator ...
ciptaan Tuhan (KLK I) • Cinta antarsesama
suku bangsa Indonesia
• Mengenal arti
kebersamaan dan
ersatuan
Anak dapat mengenal • Mengenal sopan santun
sopan santun (KLK I) dengan berterima kasih
• Mengucapkan salam bila
bertemu dengan orang
lain
• Sopan dalam bertindak,
rapi berpakaian, dan
bekerja
• Mengenal konsep benar
dan salah
Anak dapat mengenal • Dapat mengurus dirinya
tanggungjawab (KLK sendiri
I) •
Bertanggungjawab
terhadap tugas yang
diberikan
Anak dapat mengenal • Menjaga kebersihan
diri kebersihan (KLK I) • Menjaga kebersihan
Jin kun an
Anak dapat mencintai • Mengenal
bendera
tanah air (KLK I) • Mengenal suku bangsa,
pakaian, adat, rumah
adat, tarian
Anak dapat mengenal • Dapat memutuskan
musyawarah dan sesuatu secara sederhana
mufakat secara melalui musyawarah dan
sederhana KLK I mufakat
F. SUBSTANSI PESAN (MATERI INTI) PENGEMBANGAN
MORAL DAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DARI MENU
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (PRASEKOLAH)

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada aspek


pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan melakukan
ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan, dan mencintai sesama
(Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Diklusepa,
2002 : 14 & 21-23). Ruang lingkup dan perinciannya meliputi hat berikut.

Tabel 10.2
lndikator Perkembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama Anak Usia 3-6 Tahun

Indikator pada Kelompok Usia


No
> 3-4 tahun > 4-5 tahun > 5-6 tahun
I. • Mengikuti nyanyian • Menyanyikan • Menyanyikan
lagu keagamaan lagu keagamaan lagu keagamaan
• Mengikuti bacaan doa • Berdoa sebelum • Selalu berdoa
dengan lengkap dan sesudah sebelum dan
sebelum melakukan melakukan sesudah
kegiatan dan menirukan kegiatan dengan melakukan
sikap berdoa sikap berdoa kegiatan dengan
• Meniru gerakan • Dapat melakukan sikap yang benar
beribadah dengan tertib gerakan beribadah • Dapat melakukan
• Menyebutkan contoh • Membedakan ibadah
ciptaan Tuhan ciptaan Tuhan • Membedakan
secara sederhana dengan buatan ciptaan Tuhan
• Menyayangi orang tua, •
rnanusi a dengan buatan
orang di sekeliling, • Menyayangi •
manusi a
teman, guru, orang tua, orang • Menyayangi
pembantu, binatang di sekeliling, •
semua ci ptaan
dan tanaman teman, guru, Tuhan dan
• Menyebutkan nama pembantu, menunjukkan
Tuhan (sesuai agama binatang, dan perilaku
masing-masing) tanam an memelihara
• Merasakan/ditunjukkan • Mengenal/ ciptaan Tuhan
rasa sayang cinta kasih memahami sifat- • Menuniukkan
melalui
e PAUD41 D2/MDDUL 1 D
18.2]

lndikator pads Kelompok Usla


No---------- --------
> 3-4 tahun > 4-S tahun >S-6tahun
belaian/rangku Ian sifat Tuhan (Maha perilaku atas
• Mengucapkan terima Pengasih) dasar keyakinan
kasih setelah menerima • Merasakan/ditun• adanya Tuhan
sesuatu (diingatkan) jukkan rasa Yang Mahatahu
• Mengucapkan salam sayang dan cinta dan Maha
• Mengucapkan kata-kata kasih melalui Mendengar)
santun (maaf, tolong) belaian/rangkulan • Merasakan/
• Menghargai teman dan • Selalu ditunjukkan rasa
tidak memaksakan mengucapkan sayang dan cinta
kehendak terima kasih kasih melalui
• Menirukan setelah menerima belaian/rangkulan
kegiatan/pekerjaan sesuatu • Selalu
orang dewasa • Mengucapkan mengucapkan
salam terima kasih
• Mengucapkan setelah menerima
kata-kata santun sesuatu
(maaf, tolong) • Mengucapkan
• Menghargai salam
teman dan tidak • Mengucapkan
memaksakan kata-kata santun
kehendak (maaf, tolong)
• Membantu • Menghargai
pekerjaan ringan teman dan tidak
orang dewasa memaksakan
kehendak
• Menolong teman
dan oran dewasa

I. Contoh Penyusunan Perencanaan

Tema : Rekreasi
Tempat-tempat rckreasi
A/semester 2
10.24 METCDIE: PENIIEMBANlmAN MORAL DAN NILAl•NILAI ACIAMA e

Kompetensi Dasar Hasil Belajar lndikator

Anak percaya akan Anak dapat • Cinta antarsesama suku


ciptaan Allah dan menyayangi dan bangsa Indonesia
mencintai sesama memelihara semua • Mengenal arti
ciptaan Tuhan (KLK kebersamaan dan
I ersatuan

Pendekatan/metode: Mengucapkan sajak


Tanyajawab

Strategi/kegiatan belajar mengajar


a. Guru mengondisikan anak untuk mendengarkan contoh sajak baru.
b. Anak mendengarkan contoh sajak terbaik yang dibacakan guru dengan
benar.
c. Guru meminta umpan batik penilaian anak atas sajak yang
diperkenalkannya.
d. Anak dituntun menyebutkan kata per kata dari teks sajak tersebut.
e. Anak dituntun menyebutkan kalimat per kalimat teks sajak tersebut
sampai hafal.
f. Guru memberi contoh ekspresi mengucapkan sajak tersebut per kalimat
sampai seluruh anak mampu menirukannya.
g. Guru dan anak mengulang-ngulang sajak tersebut sampai mampu dihafal
anak.
h. Guru memberikan penguatan (pujian bagi seluruh anak dengan tepuk
tangan bersama).
i, Guru menjelaskan makna kata/kalimat yang ada pada teks sajak tersebut
yang diarahkan dalam rangka menanamkan nilai moral.

ekspresi/gerakan tubuh guru saat mernberi


DUI. 1D
10.25

kompetensi
Anak dapat memiliki sifat tenggang rasa untuk memelihara
kebersamaan hidup antarsaudara dalam keluarga.

2. Contoh 2
Terna : Binatang
Subtema : Ciri-ciri binatang
TK : 8/semester I

Kompetensi Dasar Hasil Belajar lndikator


Anak percaya akan Anak dapat menyayangi Menyayangi dan
ciptaan Allah dan dan memelihara semua memelihara semua
mencintai sesama ci taan Tuhan (KLK I) ci taan Tuhan

Pendekatan/metode: Bercerita dengan alat (gambar berseri)


Bemyanyi
Tanyajawab

Strategi/kegiatan belajar mengajar


a. Guru mengondisikan anak untuk memperhatikan gambar berseri.
b. Anak memperhatikan petunjuk guru tentang gambar yang telah
disediakan.
c. Guru meminta anak secara klasikal menceritakan isi gambar tersebut.
d. Guru mempersilakan anak yang berani bercerita tentang gambar tersebut.
e. Guru memberi penguatan seketika atas keberanian anak bercerita.
f. Guru memberikan kesempatan yang sama untuk kedua kalinya kepada
anak yang lain secara bergiliran.
g. Guru meminta umpan balik penilaian anak atas alur cerita yang
disampaikan oleh anak yang berani maju ke depan kelas.
h. Guru memberikan penguatan (pujian bagi seluruh anak dengan tepuk
tangan bersama).

I. Guru menjelaskan isi gambar seri dengan menghargai pendapat para
anak didik yang telah bercerita sebelumnya sebagai waktu yang tepat
untulc menjelaskan pendidikan nilai moral.
membctikan hadiah untuk semua anak taman kanak-kanak dengan
sebuah lagu tentang ''Ciptaan Allah'' sebagai berikut.
''Clptaan Allah''
Aku berjalan ikan berenang
Ular melata burung terbang
Hujan turun bunga
berkembang Allah ciptakan
karena sayang
Allah ciptakan karena sayang

Media pendukung
a. Gambar seri tema ''Binatang dan Tanaman''.
b. Lagu "Ciptaan Allah''.

Target kompetensi:
Anak dapat memiliki keberanian untuk gagasannya dan
mengungkapkan
meyakini Tuhan Maha Pencipta.

3. Contoh 3
Terna : Kebersihan, kesehatan, dan keamanan
Subtema : Keutamaan bersih dan sehat
TK : B/semester I

Kom etensi Dasar Hasil Belaiar lndikator


Anak percaya akan Anak dapat mengenal • Anak dapat menjaga
ciptaan Allah dan kebersihan (KLK 1) kebersihan diri
meac tai• sesama • Menjaga kebersihan

m Jin un an

Sandiwara boneka dengan satu boneka


Bemyanyi dan tanya jawab

gi kegiatan belajar mengajar


mengondisikan anak untuk mau mendengarkan cerita.
11ap;1l111tikan/menyimak cerita guru melalui peragaan sandiwara

klasikal menceritakan kembali alur dari


tenebut.
anak berani bercerita tentang sandiwara

Scanned by TapScanner
e. Guru memberikan penguatan seketika atas keberanian anak bucaita.
f Guru memberikan kesempatan yang sama untuk kedua kalinya kepada
anak yang lain secara bergiliran.
g. Guru meminta umpan balik penilaian anak atas alur cerita yang
disampaikan anak yang berani maju ke depan kelas.
h. Guru memberikan penguatan (pujian bagi seluruh anak dengan tepuk
tangan bersama, dan lain-lain).
i. Guru menjelaskan makna alur cerita dalam sandiwara boneka dengan
menghargai pendapat para anak didik yang telah bercerita sebelumnya
sebagai penekanan penanaman nilai moral kepada seluruh anak.
j. Guru memberikan hadiah untuk semua anak dengan memberikan sebuah
lagu tentang kesehatan berjudul ''Ayo Mandi''.

Teks lagu:
''Ayo Mandi''
Mandi ayo mandi
Ayo lekas rnandi
Pakai sabun wangi
Latu gosok gigi
Byur sik sik byur sik
Byur sik sik byur
Byur sik sik byur sik
Byur sik sik byur

Media pendukung:
a. Boneka tangan
b. Lagu ''Ayo Mandi"

Target kompetensi:
a. Anak dapat memiliki keberanian untuk mengungkapkan gagasannya.
b. Anak dapat menangkap makna/isi pesan yang telah disiapkan guru.
c. Anak dapat melatih diri untuk menghargai pendapat orang Jain.
flSNIISM•ANDAN MDIIAL OAN NILAl•NILAI A.DAMA e

lwara boneka.

Adoy Sakit Perot

: Assalarnualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat


pagi, anak-anak.
Anak-anak : Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat
pagi, Bu.
lbuguru : Anak-anak, hari ini kita akan belajar bersama Adoy, si
boneka tangan yang lucu (boneka diperlihatkan dan
diperkenalkan). Siapa yang mau kenalan?
Anak-anak : Saya, saya, saya, Bu!
Adoy (boneka) : Assalamualaikum, nama saya Adoy. Halo, teman-teman.
Anak-anak : Halo, Adoy.
Adoy : Eh, aku sudah pulang sekolah, lho. Hm, sekarang aku mau
jajan, ah, di warung depan sekolah itu. (Boneka
diturunkan/tidak diperlihatkan).
lbu guru : Adoy rupanya lapar dan ingin jajan. Di mana Adoy jajan,
anak-anak?
Anak-anak : Di warung depan sekolah, Bu.
: Di sana, kan, banyak debunya, ya? Sekarang, apa yang mau
Ibu guru
dibeli si Adoy? (Boneka diperlihatkan kembali).
: Hm, kayaknya aku mau beli pisang goreng, deh. Tapi,
Adoy
banyak lalatnya. Ah, masa bodo, yang penting kenyang.
lbuguru : (Boneka diturunkan/tidak diperlihatkan). Boleh tidak kita
beli makanan yang banyak dihinggapi lalat, anak-anak?
Aoak-anak : Tidak boleh, Bu. Nanti, sakit perut, ya, Bu?
: Pintar. Kita lanjutkan, yah, ceritanya. (Boneka
lbuguru
diperlihatkan kembali).
: Yarn-nyam nyam. Hm, enak sekali pisang gorengnya.
Teman-teman mau tidak? Tapi, kok, perutku jadi sakit.
Aduh, aduh, aduh sakit! (Boneka diupayakan bergerak
seperti orang kesakitan, kemudian diturunkanltidak
diperlihatkan).
: Slapa yang tahu mcngapa Adoy sakit perut?
: Jtu, Bu, jajan pisang gorcng yang banyak dihinggapi lalat.
: Aduh, puti k•ren• plung goim1g aku seklt perut.

sckali ini. Aku enggak mau lagi jajan di warung,,�
Teman-teman, Adoy mau minum obat dulu, ya. Doakan
Adoy biar cepat sembuh dan selamat tinggal,
Assalamualaikum.
Anak-anak : Waalaikurnsalam.
Ibu guru : Nah, anak-anak, tadi kita sudah mendengar Adoy sakit
perut karena makan pisang yang banyak dihinggapi lalat.
Jadi, kita juga jangan jajan sembarangan biar tidak sakit
perut atau mules, ya.
Anak-anak : Ya, Bu!

G. IMPLIKASI BAGI GURU, ANAK, DAN ORANG TUA SERTA


SEKOLAH (TK)

Sebagai sebuah sistem, pendidikan memiliki banyak komponen yang


antara satu komponen dan komponen yang Jainnya sating terkait dan sating
berhubungan. Program pengembangan yang diamanatkan pemerintah dalam
jalur pendidikan tidak akan mencapai kompetensi yang diharapkan apabila
setiap komponen, seperti orang tua, guru, anak didik, dan penyelenggara
sekolah, tidak bahu-membahu serta sating berkolaborasi dengan baik. Setiap
komponen juga tidak dapat berjalan sendiri. Perlu adanya kesamaan
pemahaman, pandangan visi, dan komitmen yang seragam. Tidak boleh
adanya rasa saling mengandalkan atau sating melempar tanggung jawab
karena proses pembelajaran dalam pendidikan memerlukan kolaborasi yang
sinergis antarsemua komponen tersebut. Tanpa itu, semua hasil pendidikan
akan sia-sia belaka, tanpa makna yang optimal.
Hal yang patut kita kritik bersama, khususnya di kehidupan perkotaan
saat ini, dengan intensitas kesibukan yang luar biasa dari orang tua
mengakibatkan perhatian orang tua bahkan masyarakat luas terhadap
kepedulian pembentukan karakter anak pelajar mengalami penurunan. Hal itu
ditandai betapa longgarnya masyarakat ketika ada anak sekolah padajam-jam
belajar nongkrong di pusat perbelanjaan, di tempat keramaian, pclajar
merokok, berperilaku tidak sopan antarlawan jenis di muka umum,
bahkan
pada saat terjadinya tawuran pun seolah tidak atau kuran eduli. Fenomena
. . id kb I h di g p
1 n1 seyogi anya n a o e ianggap enteng. Kalau setiap o rang tua tidak ikut
.
bagalmana masa depan bangsa ini

keluarga, balk berupa perhatian penuh, intensitas


fektif, maupun komunikasi yang baik di antara orang tua
turut membantu membentuk pendidikan karakter anak didik
Dlanusia yang berbudi pekerti Iuhur, seperti yang kita harapkan.
trol sosial dari masyarakat luas menjadi pengendali dan turut
tu secara efektiftingkat kenakalan remaja yang sudah menjurus pada
na (gejala) dekadensi (penurunan nilai) moral saat ini. Untuk itulah,
Anda sebagai ujung tombak yang turut memberi kontribusi/sumbangan
dalam dunia pendidikan perlu mempersiapkan diri untuk segera menguatkan
niat membangun generasi Indonesia yang berakter kokoh dan berlandaskan
nilai-nilai moral serta keagamaan.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah Iatihan berikut!

Buatlah tiga contoh penyusunan strategi pengembangan nilai moral


secara lengkap dengan tema gejala alam, api, dan rumah!

Petunjuk Jawaban Latihan

Jika Anda mengalami kesulitan, cobalah perhatikan petunjuk bimbingan


fni.
) Pelajari kembali kegiatan belajar di atas yang menguraikan penyusunan
perencanaan pembelajaran.
IJruti langkah-langkah kegiatan perencanaan tersebut.
Buatlah contoh yang dapat Anda lakukan dengan mengganti tema sesuai pennintaan
latihan yang diberikan.

RANG KUM AN-----------------

Pengembangan dan pendidikan moral bagi anak taman kanak-kanak


dasarkan GBPKB TK, kurikulum berbasis komptensi, dan menu

lDII/MQDUL 1 C 10.31

pembelajaran anak usia dini memiliki substansi ruang lingkup kajian


sebagai berikut.
l. Latihan hidup tertib dan teratur.
2. Aturan dalam melatih sosialisasi.
3. Menanamkan sikap tenggang rasa dan toleransi.
4. Merangsang sikap berani, bangga, bersyukur, dan bertanggung
jawab,
5. Latihan pengendalian emosi.
6. Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri.

Ada beberapa prinsip dasar dalam menyampaikan materi


pengembangan nilai-nilai agama bagi anak taman kanak-kanak seperti
berikut.
I. Penekanan pada aktivitas anak sehari-hari.
2. Pentingnya keteladanan dari lingkungan dan orang tua/keluarga
anak.
3. Kesesuaian dengan kurikulum spiral.
4. Prinsip developmentally appropriate practice (DAP).
5. Prinsip psikologi perkembangan anak.
6. Prinsip monitoring yang rutin.

Program pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan


secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di taman
kanak-kanak. Melalui program ini, diharapkan anak dapat melakukan
Scanned by TapScanner
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku melalui
pembiasaan yang dimaksud meliputi pembentukan moral agama,
Pancasila, perasaan/emosi, kemampuan bet masyarakat, dan disiplin.
Tujuan dari program pembentukan perilaku adalah mempersiapkan
anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang
didasari oleh nilai-nilai moral agama dan Pancasila.
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada aspek
pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan
melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan, dan
mencintai sesama.

e PAUD41 Dll/MDDUL 1 a 10.35

KEGIATAN BELAJAR 2

Nilai-nilai Krusial dalam Pengembangan Moral


dan Nilai-nilai Agama di Taman
Kanak-kanak

A. HAKIKAT KRUSIAL

Menurut kamus bahasa Inggris (John Echols, 2007), krusial diartikan dengan hal-
hal yang penting sekali, kritis, atau gawat. Dengan demikian, subbahasan pada Kegiatan
Belajar 2 modul ini akan memaparkan berbagai ha! yang menyebabkan penting dan
kritisnya pengembangan moral dalam pandangan ilmu pendidikan. Mengapa sedemikian
krusial pengembangan moral dan nilai-nilai agama perlu diajarkan sejak anak usia dini?
Inilah yang menarik untuk kita bahas dalam modul ini.

B. PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK KARAKTER

Menurut Doni Koesoema (2009), guru berperan bukan hanya sebagai pelaku
perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial ekonomi dalam masyarakat.
Lebih dari itu, guru bisa memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter. Guru bukan saja
mengubah hidup anak, tetapi juga memperkaya dan memperkokoh kepribadian siswa
menjadi insan berkeutamaan karena memiliki nilai-nilai yang ingin diperjuangkan dan
diwujudkan dalam masyarakat. Guru bukan saja mengubah anak didik menjadi anak
pandai, melainkan membekali mereka dengan keutamaan dan nilai-nilai yang

Scanned by TapScanner
mempersiapkan mereka menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat. Sebagai pendidik karakter, guru membekali anak didik dengan
nilai-nilai yang berguna bagi hidupnya sekarang dan yang akan datang. Dengan menjadi
pendidik karakter,
pru mengukuhkan dirinya sebagai pelaku perubahan yang sesungguhnya.
Mungkin belum pernah ada masa dalam sejarah Indonesia modern, masa setelah
kemerdekaan, para guru mengalami situasi yang sepe,ti saat ini. Di tengah
perubahan tata nilai dalam masyarakat c:epat, guru tetap dituntut untuk menjaga
identitasnya sebagai
, Hal ini disebabkan guru dalam pandangan masyarakat Iuas memiliki
fungsi strategis sebagai pendidik nilai, moral,

norma, bahkan agama. Melalui kerja profesionat dan pembaktian hidupnya


datam pendidikan, guru berperan dalam membentuk karakter anak didik
menjadi manusia yang utuh dan dewasa. Guru adatah sosok individu yang
berperan dalam mempersiapkan generasi muda agar siap menghadapi
tantangan dan laju perubahan dalam masyarakat. Perubahan dan pergeseran
nilai yang terjadi di dalam masyarakat mendesak guru untuk kembali
menemukan keberadaan dirinya sebagai agen pembawa nilai yang
mengukuhkan dirinya sebagai pendidik karakter.
Pergeseran tata nilai terjadi bukan hanya berkaitan dengan nilai-nilai
individual dan sosial yang menjadi keyakinan guru selama ini. Namun, dalam
dunia yang memiliki dampak sating memengaruhi satu sama lainnya.
Berbagai macam cara individu menanggapi persoalan dalam masyarakat yang
bisa menggerus tatanan nilai-nilai moral yang ada. Guru sekarang ini sedang
hidup dalam sebuah masyarakat dan struktur pendidikan yang lemah dalam
menanamkan nilai-nilai moral, agama, budi pekerti, etika, tata krama, dan
sejenisnya. Contohnya adalah penyakit kronis korupsi yang merebak, bahkan
telah menjadi semacam kultur dalam masyarakat yang juga merambah masuk
dunia pendidikan, tipisnya sotidaritas antarindividu yang ditandai dengan
menguatkan gejala egoisme, serta mutai hitangnya empati dan rasa sating
menjaga martabat individu dengan tahimya budaya kekerasan dari tingkat
atas sampai lapisan paling bawah dalam masyarakat (tawuran, konflik
antarkampung, antaretnis, kekerasan dalam rumah tangga, atau kekerasan
dalam proses belajar mengajar) dalam dunia pendidikan kita.

Scanned by TapScanner
Gambar 10.16 tlustrasl Keatatan Guru sedana Membtmbtna Anak Dtdtknya

Scanned by TapScanner
e ...AUD41 Da/MDDUL 1 a
10.37

Pada zaman dulu, para peserta didik dan guru masih menghargai
nilai• nilai kejujuran. Namun, sekarang nilai-nilai tersebut telah tergilas
dan diganti dengan nilai-nilai kepentingan pribadi yang dianggap
lebih praktis dan efisien. Fenomena menyontek di kalangan peserta
didik dianggap sebagai suatu ha! yang wajar. Tidak ada pendekatan
yang progresif untuk mencegah ha! seperti itu, seolah acuh dan masa
bodoh saja. Itu hanyalah sedikit contoh yang dapat kita temukan dengan
mudah dalam kehidupan sekarang ini.
Kehadiran era globalisasi dalam kehidupan saat ini menembus
benteng apa pun tanpa batas, bahkan sampai pada kehidupan anak
usia dini tanpa kecuali. Sisi kehidupan ini dapat kita ambil sebagai salah
satu contoh, seperti maraknya gerakan duplikasi program televisi
terhadap berbagai acara yang datang dari Barat, yang mengundang
selera anak-anak di bawah usia untuk mengikutinya. Para penggiat
dunia hiburan di televisi dengan serta-merta mudah datang ke
sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan hiburan bagi kalangan
siswa secara langsung yang ditayangkan di kompleks sekolah,
dengan memudarkan arti pendidikan lewat lantunan syair lagu dan
costume yang dikenakan para artis, termasuk tari-tarian di
belakangnya. Demikian pula tidak jarang sinetron secara terselubung
mengajari cara berpacaran terhadap anak-anak di bawah usia
dengan begitu gencar ditayangkan. Penayangan tindak kekerasan dan
kejahatan seolah-olah juga dengan sengaja diulang-ulang pada berbagai
jam tayangan yang berbeda. Hal ini memberikan pengaruh yang besar
karena secara tidak langsung siap apun yang menonton akan tahu cara
bagaimana bertindak kekerasan dan ada kecenderungan meniru/belajar
secara tidak langsung dari tayangan acara tersebut. Acara yang
membuka aib rumah tangga dari pasangan suami istri tidak tanggung•
tanggung juga ikut ditayangkan yang jelas-jelas bertentangan dengan
norma agama. Namun, karena penggiat dunia hiburan itu gampang
menyontek acara dari Barat karena akan menghasilkan materi yang sangat
besar; tanpa pertimbangan matang, hal itu pun ditayangkan terus sampai
Scanned by TapScanner
akhimya datang kritik masyarakat yang keberatan dengan acara tersebut.

Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Gambar 10.17 llustrasi Ekspresi Anak yang Mencoba Meniru Perbuatan
dart
Televisi

Tampaknya permasalahan krusial dalam pengembangan pendidikan


moral dan nilai-nilai keagamaan bagi anak usia dini ini akan terus membesar
dalam era globalisasi. Maka, hanya dunia pendidikanlah yang sebenarnya
paling dapat diandalkan kalau dikelola dengan sebaik-baiknya, Seperti yang
pemah dibahas pada modul sebelumnya, pada saat kita menghadapi
permasalahan krusial tersebut, seharusnya kita perlu melibatkan pihak
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Tiga saka guru/pilar inilah
yang pada dasamya mampu membentengi setiap anak bangsa dari berbagai
pengaruh yang ada dalam kehidupan saat ini. Apabila ketiganya bersatu,
memiliki semangat yang sama, memiliki visi/pandangan yang sejalan, dan
mampu berkolaborasi dengan baik; kita akan dapat membina anak bangsa
yang andal di tengah-tengah karut-rnarutnya tatanan nilai kemanusiaan saat
. .
1n1.
Sudah saatnya kita semua yang ambil peduli terhadap dunia pendidikan
tidak membiarkannya hancur berantakan tak berwujud. Menurut Darmiyati
Zuchdi (2009), humanisasi pendidikan sangat diperlukan guna mewujudkan
bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Humanisasi pendidikan
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter/pendidikan
moral/pendidikan akhlak Indonesia yang merupakan tanggung jawab setiap
pendidik. Dengan demikian, dimungkinkan terbentuknya kehidupan sosial
yang ideal, yang diwamai semangat mengembangkan potensi diri dan
Scanned by TapScanner
e .. AUD41 Da/MCIDUL. 1 D

memanfaatkannya dcngan tepat untuk mencapal kebahaglaen leblr dm


serta kcsclamatan dunia dan akhirat.
Pendidikan, yang disampaikan di setiap jalur dari mulai pendldika11 llllk
usia dini sampai ke jenjang perguruan tinggi, sudah wajib mengintegamikan
pendidikan moral dan nilai-nilai keagamaan agar mampu menghasilken
lulusan yang berbudi pekerti luhur dan bermartabat sebagai manusia yang
mulia di dunia ini. Hal ini tidak dapat saling mengandalkan salah satlt
komponen saja sebab permasalahan krusial moral kehidupan itu melibatkan
seluruh umat manusia. Jadi, harusnya semua pihak terpanggil untuk segera
memperbaikinya dan berupaya menyelamatkan kehidupan ini dari
kehancuran.
Begitu dahsyatnya pergeseran nilai-nilai kehidupan saat ini sehingga
banyak orang merasa pesimis. Namun, kita sebagai praktisi pendidikan harus
terus berjuang agar dapat menyelamat anak-anak yang masih dalam jenjang
pendidikan dari pengaruh yang besar tersebut. Siapa tahu dengan kerja keras
dan berkolaborasi dengan semua pihak serta didukung oleh kebijakan
pemerintah yang konsisten, kita akan bangkit dan lahir kembali sebagai
bangsa yang besar dan berperadaban.

C. PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN MORAL DAN NILAI•


NILAI AGAMA BAGI ANAK TK

Secara normatif, anak usia dini mungkin dapat dikatakan belum mampu
memahami makna dari pentingnya pendidikan moral dan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupannya. Namun, secara fungsional, pengembangan
nilai-nilai moral dan agama dapat memberikan pengaruh dalam proses
pembelajaran yang mereka alami, bahkan lebih jauh dari hal itu mampu
menjadi pengalaman yang dalam dan melekat pada pola pikirnya sepanjang
hidup (long term memory). Kemampuan itu ditunjang oleh peranti yang sejak
lahir telah dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa panceindra.
yaitu telinga, mata, hidung, lidah, dan kulit. Melalui pemberdayaan kot-.
anggota pancaindra tersebut, secara otomatis apabila mendapat stimului.
itu akan mampu menangkap berbagai pengetahuan melalui
selanjutnya dikoneksikan dengan sel saraf yang ada pec1a.
Semakin banyak kontribusi dari setiap indra terselwt,
memperkaya pengetahuan yang disimpan dalu:a
difuogsikan sesuai kobutuhan mauia pada

Scanned by TapScanner
Gambar 10.18 llustrasi Anak Manusia dengan Anugerah Pancaindra

Dengan demikian, apabila stimulasi tersebut juga dikembangkan melalui


proses pembiasaan penerapan nilai-nilai moral dan agama, dengan
memberdayakan seluruh panca indera yang ada, dampak pengiring yang akan
muncul adalah terwamainya pola berpikir anak usia dini dengan nuansa
moralitas dan agamis yang tecermin dalam kebiasaan bersi.kap dan
beraktivitas. Landasan pokok yang demikian, apabila dikelola dengan
proporsional dan profesional, pengalaman hidup di awal-awal masa
kelahirannya ke dunia menjadi semakin baik karena naluri
kemanusiaannya telah mampu dibalut dengan no1111a, moralitas, dan nilai-
nilai keagamaan. Sungguh merupakan suatu ha! yang bemilai sangat luhur
apabila setiap orang tua, guru, dan masyarakat memberikan kontribusi
nyata dalam program seperti itu dan berkolaborasi secara baik serta
senantiasa antusias memperhatikan pentingnya pendidikan moral dan nilai-
nilai agama sejak usia
dini.
Kecenderungan yang saat ini sering muncul dilingkungan pendidikan
anak usia dini pada praktiknya anak yang memiliki masalah dengan latar
belakang yang beraneka ragam. Mulai dari hadimya campur tangan orang
yang kurang pas dalam mendidik anak selain kedua orang tuanya, kesibukan
kedua orang tuanya itu sendiri, sikap orang tuanya yang over protective
(berlebihan dalam melindungi anak), sampai pada perceraian di antara kedua
orang tuanya. Bagi guru, masalah ini tidak dapat dihindari sebab imbas dari
muara permasalahan itu tentu akan berdampak pada kepribadian anak di
sekolah. Akan terasa oleh anaknyajika ada sesuatu yang beda dengan
dirinya jika dibandingkan dengan temannya. Perbedaan itu mungkin pada
Scanned by TapScanner
awalnya

Scanned by TapScanner
am
lfan 1ta m mlllld sensitivltas terhadap berb
yang tnuncul pada saat di lingkungan sekolah.
memiliki perubahan sikap dan perilaku, baik dalam kaitand
perkembangan sosial emosional termasuk dalam perkembanguk
maupun nilai-nilai keagamaan yang harus segera ditangani dan tidak
diendapkan. Jika didiamkan dalam beberapa saat saja, akan
penumpukan dan menjadikan beban dalam hidupnya yang seharusnya belom
saatnya mereka hadapi dan alami.
Itulah sekilas masalah-masalah krusial yang patut kita sikapi dengao
penuh tanggung jawab dan dengan pendekatan yang proporsional sehingga
berbagai upaya kita akan membuahkan basil, khususnya dalam
pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan bagi anak usia dini.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

Buatlah daftar permasalahan dan altematif memecahkannya yang terkait


dengan problematik pendidikan moral dan nilai-nilai keagamaan di
kalangan anak usia dini (minimal 10 permasalahan) yang ada di sekitar
Anda!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk dapat menyusun daftar tersebut, Anda perlu memperhatikan hal•


hal di bawah ini.
J) Lakukan pengkaj ian, baik dari pengalaman hidup Anda maupun di
berbagai media pendidikan (surat kabar dan internet).
2) Diskusikan dengan teman Anda untuk dapat menemukan altematif
pemecahannya.

Scanned by TapScanner
llNmllM.ANmAN MDIIAL. DAN N11 ft,l•NI! ''
"·""'" e

KUMAN

Petgeseran tata nilai terjadi bukan hanya berkaitan dengan nilai-


nilai individual dan sosial yang menjadi keyakinan guru selama
ini. Namun
itU terjadi dalam dunia yang memiliki dampak saling memengaruhi
sa�
sama lainnya. Berbagai macam cara individu menanggapi
persoalan
dalam masyarakat bisa menggerus tatanan nilai-nilai moral yang ada.
Menurut Darmiyati Zuchdi (2009), humanisasi pendidikan
sangat diperlukan guna mewujudkan bangsa yang cerdas dan
berakhlak mulia. Humanisasi pendidikan dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan karakter/pendidikan
moral/pendidikan akhlak Indonesia yang merupakan tanggung
jawab setiap pendidik. Dengan demikian, dimungkinkan
terbentuknya kehidupan sosial yang ideal, yang diwamai semangat
mengembangkan potensi diri dan memanfaatkannya dengan tepat
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin, serta keselamatan
dunia dan akhirat.
Secara normatif anak usia dini mungkin dapat dikatakan
belum marnpu memahami makna dari pentingnya pendidikan moral
dan nilai• nilai keagamaan dalam kehidupannya. Namun, secara
fungsional, pengembangan nilai-nilai moral dan agama dapat
memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran yang mereka
alami. Bahkan, lebih jauh, hal itu mampu menjadi pengalaman
yang dalam dan melekat pada pola
pikimya sepanjang hidup (long term memory).
Dengan demikian, apabila stimulasi tersebut juga
dikembangkan melalui proses pembiasaan penerapan nilai-nilai
moral dan agama,
dengan memberdayakan seluruh pancaindra yang ada, dampak
pe�giri?�
yang akan muncul adalah terwarnainya pola berpikir anak usia
dini
nuansa moralitas dan agamis yang tecermin dalam
Scanned by TapScanner
kebiasaan benikap dan beraktivitas.

II F'D RM AT IF' 2L_


_

Scanned by TapScanner

Anda mungkin juga menyukai