1. Pengetahuan fisik, yaitu segala sesuatu di sekitarnya yang dapat diindera dan diberi
perlakuan. Pengetahuan ini dibangun saat anak menggunakan asosiasi antara
benda dan perlakuannya pada benda tersebut (ingat contoh asosiasi pada inisiati
kesatu!)
2. Pengetahuan logika matematika; yaitu kemampuan dalam membandingkan,
mengurutkan, mengelompokkan, menghitung, dan berpikir dengan menggunakan
logika.
3. Pengetahuan sosial, yaitu pengetahuan dari proses berinteraksi dengan orang
lain, misalnya tentang norma kesopanan, pemerolehan kosa kata, standar moral,
dll.
Untuk dapat membangun pengetahuan anak dengan baik, guru perlu merancang metode
yang sesuai. Ada beberapa metode yang sesuai untuk pengembangan kognitif, antara lain:
metode praktik langsung, bercerita, tanya jawab, proyek, bermain peran dan demonstrasi.
Dalam menggunakan setiap metode, hendaknya guru menyajikan materi melalui 3 fase
yaitu:
fase pendahuluan, yaitu fase untuk menyusun mental set anak agar siap
menerima penyajian materi dengan cara menghubungkannya dengan materii
sebelumnya.
fase menghasilkan, yaitu penyajian materi yang memerlukan konsentrasi tinggi
sehingga guru harus jeli dalam memilih metode yang tepat sesuai materi yang
akan disampaikan.
fase penurunan, yaitu secara bertahap menurunkan konsentrasi dan ketegangan
anak karena asyik memperhatikan materi untuk memberi isyarat bahwa
pembelajaran berakhir.
Model yang baik bagi anak, karena seluruh perilaku guru akan diperhatikan dan
ditiru anak.
Teman bermain, dengan sikap yang bersahabat dengan anak sehingga
kemampuan sosialisasi anak lebih cepat terbentuk.
Motivator, yaitu memotivasi anak agar tidak mudah menyerah saat melakukan
kegiatan.
Fasilitator, yaitu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak pada saat belajar dan
bermain secara kreatif dan dinamis, tidak hanya berceramah secara pasif.