Disusun oleh:
Ani Nihayaturrohmah (2020020001)
Rizka Apriani (2020020002)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah strategi
pengembangan moral agama kami yang berjudul “implikasi pengembangan moral dan nilai
keagamaan AUD".
Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai
pihak. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mendidik anak pada masa usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak usia dini
memiliki keunikan dan karakter yang berbeda dengan orang dewasa. Makalah ini akan
menguraikan implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di taman
kanak-kanak, lingkungan lembaga AUD dan masyarakat. Melalui makalah ini kita akan
memperoleh tentang idalam kegiatan implikasi pengembangan/ pembelajaran, contoh
penyusunan strategi pengembangan, implikasi dalam kurikulum TK, peran guru sebagai
pendidik karakter peran dan fungsi pendidikan moral, dan nilai-nilai agama bagi anak TK,
sehingga kita dapat menyelenggarakan proses pendidikan untuk perkembangan moralitas dan
nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini dengan baik.
Melalui makalah ini pula akan memperoleh analisis tentang implikasi pengembangan
moral dan nilai-nilai keagamaan di lingkungan TK dan masyarakat yang sangat berarti bagi
guru dan anak usia dini sehingga kita dapat memahami proses, prosedur dan alternative
penggunaan instrument penilaian. Manfaat yang secara langsung akan diperoleh setelah
mempelajari makalah ini adalah memahami hakikat implikasi kegiatan pengembangan moral
dan nilai-nilai keagamaan di TK dan memperoleh manfaat kajian tentang fenomena social di
masyarakat, pergeseran nilai dan kelonggaran masyarakat terhadap fenomena social yang
mengkhawatirkan, pengaruh berbagai program TV dengan kemasan acara anak, serta upaya
sekolah dalam menanggulangi pengaruh lingkungan masyarakat yang kurang kondusif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di
lingkungan lembaga AUD dan masyarakat?
2. Bagaimana penilaian pada pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan pada anak usia
dini?
1
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di
lingkungan lembaga AUD dan masyarakat
2. Mengetahui penilaian pada pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan pada anak
usia dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. IMPLIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN DI TAMAN KANAK-KANAK
1. Implikasi Kegiatan Pengembangan atau Pembelajaran
a. Implikasi dalam Kegiatan Pengembangan atau Pembelajaran
Prinsip-prinsip dasar yang sangat perlu diperhatikan dalam implikasi materi
pengembangan nilai-nilai agama bagi anak TK, diantaranya:
Prinsip penekanan pada aktivitas anak sehari-hari
Prinsip pentingnya keteladanan dari lingkungan dan orang tua/keluarga anak
Prinsip kesesuaian dengan kurikulum spiral
Prinsip developmentally appropriate practice DAP)
Prinsip psikologi perkembangan anak
b. Implikasi/Contoh Penyusunan Strategi
Latihan Hidup Tertib dan Teratur
Untuk membangun kebiasaan hidup tertib dan teratur, pendidik dapat
melakukan pendekatan dan strategi sebagai berikut:
Anak diajak untuk melihat gambar dan bercerita tentang gambar
tersebut.
Anak dituntun untuk menuliskan jawabannya.
Target dasarnya adalah menanamkan pentingnya bangun pagi dan
tidak tidur terlambat/terlalu malam.
Aturan dalam Melatih Sosialisasi
Untuk membiasakan perilaku anak agar dapat bersosialisasi dengan baik,
pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:
Membaca tulisan dan mengajak anak untuk mengulanginya.
Menekankan bahwa mengucapkan salam, baik kepada orang tua,
guru, maupun teman adalah bagian dari sopan santun dalam bergaul.
Menunjukkan cara mengucapkan salam yang lain, misalnya
berdasarkan agama atau adat istiadat setempat.
1
Menanamkan Sikap Tenggang Rasa dan Toleransi
Untuk mengenalkan bahwa di sekeliling anak ada orang lain yang perlu
diperhatikan dan dihormati, pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Meminta anak untuk menentukan gambar yang menunjukkan
perilaku baik.
Mendorong anak agar dapat memberikan alasan dari penentuan
gambar perilaku tersebut.
Menekankan pentingnya memiliki tenggang rasa dan toleransi
antarsesama manusia.
Merangsang Sikap Berani, Bangga, Bersyukur, dan Bertanggung Jawab
Untuk menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada diri anak, pendidik
dapat melakukan hal-hal berikut:
Anak diajak untuk memperhatikan gambar dan menceritakan apa
yang dilihat pada gambar.
Mengajukan pertanyaan dan mendorong anak untuk menjawab.
Menanamkan pentingnya mematikan keran air setelah digunakan.
Upayakan agar penjelasan dikaitkan dengan ketersediaan air tawar
di bumi.
Sembilan Kecerdasan dalam Multiple Intelligences
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
2
memiliki kosakata yang relatif banyak
cepat mengeja kata-kata
berminat terhadap buku (membuka-buka, membawa, mengoleksi)
cepat membaca dan menulis
Cara belajar terbaik bagi anak-anak yang cerdas dalam verbal-linguistik adalah
dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan. Cara terbaik memotivasi
mereka adalah mengajak mereka berbicara, menyediakan banyak buku-buku, rekaman,
serta menciptakan peluang mereka untuk menulis.
2. Kecerdasan Logika-Matematika
menduga-duga sesuatu;
3
terus menerus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang peristiwa di
sekitarnya. Pertanyaan seperti, “mengapa telur berubah jadi ayam?” merupakan
contoh pertanyaan yang berhulu logika-matematika.
relatif cepat dalam kegiatan menghitung, gemar berhitung, dan menyukai permainan
strategi seperti permainan catur jawa
suka menyusun sesuatu dalam kategori atau hierarki seperti urutan besar ke kecil,
panjang ke pendek, dan mengklasifikasi benda-benda yang memiliki sifat sama.
Apabila dihadapkan pada komputer atau kalkulator, anak-anak dengan kecerdasan
logika-matematika akan cenderung menikmatinya sebagai permainan yang
mengasyikkan.
4
3. Kecerdasan Visual-Spasial
5
Menurut Howard Gardner (1993), kecerdasan visual-spasial mempunyai lokasi di
otak bagian belakang hemisfer kanan. Kecerdasan ini berkaitan erat dengan kemampuan
imajinasi anak. Pola pikir topologis (bersifat mengurai bagian-bagian dari suatu objek)
pada awal masa kanak-kanak memungkinkan mereka menguasai kerangka pikir
euclidean pada usia 9-10 tahun. Kepekaan artistik pada kecerdasan ini tetap bertahan
hingga seseorang itu berusia tua.
4. Kecerdasan Kinestetik
6
Guru dapat memfasilitasi anak-anak yang memiliki kecerdasan ini dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk bergerak. Pembelajaran dirancang sedemikian
rupa sehingga anak-anak leluasa bergerak dan memiliki peluang untuk
mengaktualisasikan dirinya secara bebas. Pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan
seperti meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap, dan lari jarak pendek.
Permainan yang bermuatan akademis sangat membantu anak-anak menyalurkan
kebutuhan mereka untuk bergerak.
5. Kecerdasan Musikal
7
(7) mudah mengenali suatu lagu hanya dengan mendengar nada-nada pertama lagu
tersebut.
Menurut Gardner, musikal merupakan kecerdasan yang tumbuh paling awal dan
muncul secara tidak terduga dibandingkan dengan bidang lain pada inteligensi manusia.
Kecerdasan musikal mampu bertahan hingga usia tua. Kecerdasan musikal mempunyai
lokasi di otak bagian kanan (Gardner, 1993; Armstrong, 1996:7).
6. Kecerdasan Interpersonal
6. mudah mengerti sudut pandang orang lain, dan dengan relatif akurat,mampu menebak
suasana hati dan motivasi pribadi orang lain
8
9. mudah bersosialisasi serta senang terlibat dalam kegiatan atau kerja kelompok;
10. menikmati permainan-permainan yang dilakukan secara berpasangan
atauberkelompok;
11. suka memberikan apa yang dimiliki dan diketahui kepada orang lain,termasuk
masalah ilmu dan informasi;
12. tampak menikmati ketika mengajari teman sebaya mereka tentang sesuatu,seperti
membuat gambar, memilih warna, atau bahkan cara bersikap(Armstrong, 1993)
Riset mengenai otak menunjukkan bahwa otak bagian depan memegang peran
yang sangat penting dalam pengetahuan interpersonal. Kerusakan pada bagian ini dapat
menyebabkan perubahan kepribadian yang besar (Gardner, 1993:23). Kecerdasan
interpersonal ini bersemayam, terutama pada hemisfer kanan dan sistem limbik
Kecerdasan ini dipengaruhi oleh kualitas kedekatan atau ikatan kasih sayang selama masa
kritis tiga tahun pertama (Armstrong, 1996:7). Oleh karena itu, anak yang dipisahkan dari
ibunya pada masa pertumbuhan awal, mungkin akan mengalami permasalahan yang
serius. Selain itu, kecerdasan interpersonal juga dipengaruhi oleh interaksi sosial manusia
(Gardner, 1993:24).
7. Kecerdasan Intrapersonal
9
Anak-anak yang cerdas dalam intrapersonal, walaupun memiliki kemauan kuat
tetapi mereka mampu mengubah target ketika target awal gagal. Mereka mampu belajar
dari kegagalan dan memahami kekuatan serta kelemahan mereka sendiri. Oleh karena itu,
mereka dapat dengan tepat mengungkapkan perasaannya (Armstrong,1996). Selain itu,
mereka juga mampu menghargai diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk berkreasi
dan berhubungan secara dekat (Armstrong,1993:130-131).
10
8. Kecerdasan Naturalis
11
menemukan elemen, fenomena alam, pola cuaca, kondisi yang mengubah karakteristik
sebuah benda (es mencair ketika terkena panas matahari) (Hutinger, 2003).
Kecerdasan ini, menurut Leslie Owen Wilson dalam tulisannya The Eight
Intelligence : Naturalistic Intelligence (2000 viaIndra-Supit, dkk, 2003 : 110) berkaitan
dengan wilayah otak yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola, membuat
hubungan yang sangat tidak kentara. Bukan hanya itu, kecerdasan naturalis juga
berkaitan dengan wilayah otak yang peka terhadap sensori persepsi dan bagian otak yang
berkaitan dengan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu, yaitu otak bagian kiri.
9. Kecerdasan Eksistensial
12
pertanyaan-pertanyaan yang menggugah kesadaran dapat digunakan sebagai stimulasi
eksistensial, seperti“Bagaimana jika kita tidak punya ibu?”, “Bagaimana jika tidak ada
air?”
13
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat. Mengenai
keterampilan ini, penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :
1) Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.
2) Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.
3) Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.
4) Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
5) Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
6) Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci.
7) Ada siswa yang membuat catatan berupa kata – kata kunci sendiri.
Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya.Hal ini karena pikiran
hanya dapat mengingat kata – kata bukan kalimat.Kata – kata kunci merupakan kata –
kata inti yang menghubungkan satu pengertian denganpengertian berikutnya dalam suatu
bacaan.Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia sehingga harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
2. Melatih intelegensi/ kecerdasan yang berimbang.
Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit
melatih kecerdasan berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih
semua kecerdasan secara bersamaan karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia –
sia.Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang berimbang
adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi inteligensi anak didik. Caranya adalah sebelum memulai pelajaran
guru dapat memberikan test atau angket kepada siswanya untuk menjajagi inteligensi
mereka. Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan diisi sendiri oleh siswa kemudian guru
mengolahnya. Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi mana yang paling
menonjol pada siswa.
Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik dikelas dan
kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas yaitu dengan melihat/mengamati apa
yang dilakukan anak didik selama belajar, selama mengerjakan tugas, kesukaan terhadap
mata pelajaran tertentu, cara mereka bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi
14
kegiatan anak didik di luar kelas dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela
waktu istirahat.
Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti: :
1) Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi
menarik dan dapat merangsang indera semaksimal mungkin.
2) Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi /
kecerdasan.
3) Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh
kecerdasan.
b. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi atau
kecerdasan anak didik. Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini, diantaranya
adalah:
1) Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa
kecerdasan, atau
2) Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan inteligensi/
kecerdasan anak didik.
Setiap individu memiliki derajat jenis inteligensi/kecerdasan yang bervariasi.Tugas guru
adalah mengkombinasikan dan memadukan inteligensi – inteligensi tersebut sebanyak
mungkin dan membuat mereka senang belajar sehingga mereka mampu menggunakan
inteligensi.Sehingga mereka menemukan bahwa belajar itu mudah dan
menyenangkan.Anak didik seperti inilah yang disebut anak yang cerdas karena seluruh
kecerdasannya berkembang secara berimbang.
3. Melatih silang intelegensi/ kecerdasan yang bebeda.
Yang dimaksud dengan “silang”di sini adalah setiap inteligensi / kecerdasan anak
didik tidak dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara
terpisah.Tujuannya adalah agar anak didik mengasah setiap bagian kecerdasannya selama
waktu tertentu. Ini dapat dilakukan secara individu dan kelompok dan bisa juga di dalam
atau diluar jam pelajaran. Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa dilakukan
dengan membangun stasiun – stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang
berbeda. Yang dimaksud denga “stasiun” disini bukanlah stasiun pemancar tetapi
15
semacam display dengan memanfaatkan sudut – sudut / ruang – ruang yang mudah
terlihat oleh anak didik dari segala arah.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai
berikut:
a. Pilih materi atau isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.
b. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
c. Klasifikasikan isi atau bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan – kemampuan yang
ada disetiap jenis kecerdasan, sampai menghasilkan satu – satu stasiun kecerdasan.
d. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat – tempat yang sering dikunjungi
anak didik atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi
kesempatan kepada anak didik untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai dengan
kebutuhannya.
16
d. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan
musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk
bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya
musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
e. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan
berlatih berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,
kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya
khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
f. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal
yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan,
kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan
waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif
dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih
dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain
bass, penulisan artikel tentang pantai).
g. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan
imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu
pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-
kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari
untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan
yang dialami.
h. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai
program flora dan fauna, cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak
lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga
yang sedang tumbuh.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Multiple intelligence merupakan suatu teori yang memperlakukan semua peserta
didik dengan perlakuan yang sama dan istimewa. Teori ini menganggap bahwa tidak ada
anak yang bodoh atau pintar, yang ada yaitu anak yang menonjol dalam satu atau
beberapa jenis kecerdasan.
18
Cara menstimulasinya salah satunya cara dengarkan anak suara suara dekat
telinganya ke kanan dan ke kiri, ajak anak untuk melihat bacaan, ajak anak untuk
menulis, menggambar, melukis, mendengarkan musik, bermain dengan alam contoh di
pantai dan lain sebagainya.
B. Saran
Bagi pembaca, hasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan terkait dengan multiple Intelegensi dan cara Menstimulasinya dan
kami selaku pemakalah mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
kami mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah
ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna
evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini dan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
19
Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences : The Theory in Practice A Reader.
NewYork : Basic Books.
Hutinger, Patricia, 2003. “The Issues : Learning Modalities. http://www.pbs.org
Indra-Supit, Milly C., dkk. 2003. Multiple Intelligences : Mengenali dan Merangsang
Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta : Ayahbunda.
Larson, Donna. 2001. “Multiple Intelligences : A Perspective in Learning and
Applicability. http://www.ddlarson.com/mipaper.html
Schmidt, Laurel. 2002. Jalan Pintas Menjadi 7 Kali Lebih Cerdas. Bandung : Kaifa.
The Acorn. 2003. “The Ten Intelligences”. http://www.theacornschool.org.
20