Anda di halaman 1dari 10

Makalah Akhlak, Realisasi pendidikan dalam keluarga, Peran dan fungsi penting masjid

pengembangan budaya Islam

Disusun oleh: Mita Septianti


2305011016
Dosen pengampu : Rusdi Indra Hasibuan M.pd

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS HUKUM DAN EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS


DHARMAS INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “akhlak, realisasi
pendidikan dalam keluarga, Peran dan fungsi penting masjid pengembangan budaya Islam”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Daftar isi Kata pengantar Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

¡ latar belakang……………………………………………………………
¡¡ rumusan masalah…………………………………………………….
¡¡¡ tujuan………………….....................................................

Bab 2 pembahasan

1.ahklak
A.Pengertian akhlak......................................................
B. Macam macam akhlak .............................................
C. Ruang lingkup akhlak .....................….……………………
E. Hubungan etika, moral, sopan santun, tata Krama dalam akhlak

2. Realisasi pendidikan dalam keluarga


A. Hakikat pendidikan keluarga…….................................
B. Tugas dan peran orang tua...............................….….…
C. nilai-nilai Islam dalam keluarga...................................
D. Kepemimpinan orang tua...........................................

3.prenan dan fungsi penting masjid pengembangan budaya Islam


A. Peran dan fungsi penting masjid zaman Rasulullah
B. Upaya dalam memakmurkan masjid sebagai pusat budaya Islam
¡v daftar pustaka
¡

Bab 1

Pendahuluan

Akhlak merupakan ajaran pokok agama islam. Akhlak yang baik akan Menghasilkan
suatu kebaikan seseorang di hari kiamat. Islam menginginkan Suatu masyarakat yang
berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ibaratkan sebuah Pondasi, karena di samping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga Sekaligus membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dalam Artian bahwa akhlak utama yang ada pada diri seseorang,
tujuanya untuk Mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fakta sosial membuktikan,
Orang yang berakhlak mulia akan disukai masyarakat, kesulitan dan Penderitaannya akan
disukai masyarakat untuk dibantu dipecahkan, walau Mereka tidak mengharapkannya.

¡¡
Rumusan masalah

1. Bagaimana realitas aktivitas santri mengikuti program kegiatan santri Siap guna
(SSG) ?
2. Bagaimana realitas akhlak mereka terhadap Allah ?
3. Bagaimana realitas hubungan aktivitas santri mengikuti program Kegiatan santri
siap guna (SSG) dengan akhlak mereka terhadap Allah?

¡¡¡
Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini Adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui realitas aktivitas santri mengikuti program kegiatan Santri siap
guna (SSG).
2. Untuk mengetahui realitas akhlak mereka terhadap Allah.
3. Untuk mengetahui realitas hubungan aktivitas santri mengikuti
Program kegiatan santri siap guna (SSG) dengan akhlak mereka Terhadap Allah.

Bab 2

Pembahasan

1.Akhlak
A.pengertian akhlak
Akhlak adalah suatu sifat baik yang biasanya akan memiliki akhlak yang baik
juga dan sebaliknya jika seseorang yang memiliki sifat tidak baik cenderung memiliki
akhlak yang tercela.
B.macam macam akhlak
Yaitu akhlaq al karimah (akhlak terpuji), akhlak yang baik dan benar menurut
syariat Islam, dan akhlaq al mazmumah (akhlak tercela), akhlak yang tidak baik dan
tidak benar menurut syariat Islam.
C.ruang lingkup akhlak
Meliputi akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia, serta akhlak kepada
alam semesta. Dari sisi penyerapan makna Akhlak juga dapat menimbulkan
perkembangan makna yakni etika dan moral
D.pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Warga masyarakat harus berakhlak mulia agar bisa selalu hidup berdampingan
dan harmonis. Dengan memiliki akhlak yang baik, tentu seseorang tidak akan berani
berbuat kerusakan. Akhlak yang baik akan menjadi benteng, akan menjadi perisai
atau pelindung dalam setiap langkah kehidupan.
E.hubungan etika, moral, sopan santun, tata krama, dengan akhlak
Hal ini pada muaranya akan melahirkan suatu pandangan bahwasannya jika
seseorang memiliki akhlak yang baik, maka dapat dikatakan bahwa seseorang itu
memang benar-benar baik Dan sebaliknya, jika seseorang dikatakan baik, namun
ternyata akhlaknya buruk, maka tidak bisa dikatakan bahwasannya ia memiliki akhlak
yang baik.Namun demikian, jika kita berkisah mengenai pemahaman seseorang
tentang akhlak tentulah berbeda-beda.Ada yang menganggap bahwa akhlak itu
tidaklah berbeda dengan istilah etika, moral, susila, maupun budi pekerti.Ini karena
beberapa istilah tadi merupakan arti atau padanan kata dari akhlak, sehingga dianggap
sama.
2. Realisasi pendidikan dalam keluarga
A. Hakikat pendidikan keluarga
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi
setiap anak. Hal ini disebabkan karena seorang anak, khususnya pada usia dini lebih
banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan di luar rumah. Tujuan
pendidikan keluarga ialah agar anak dan anggota keluarga dapat tumbuh dan
berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya, untuk
menjadi seseorang yang mandiri dalam masyarakat dan dapat menjadi insan produktif
bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

B. Tugas dan peran orang tua


Orang tua memiliki peranan yang amat penting dalam memberikan pendidikan
bagi anak-anaknya di dalam sebuah keluarga. Keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak-anak
dan pada perkembangnya anak-anak tersebut banyak yang mencapai kesuksesan
tatkala mereka menginjak usia dewasa. Sepanjang kehidupannya manusia senantiasa
mengalami pendidikan. Pendidikan memiliki banyak makna tergantung dari konteks
dan kepentingan pembicaraannya. Dalam makna tertentu pendidikan adalah proses
pemberadaban dan pembudayaan manusia. Dengan pendidikan manusia yang
memiliki potensi dan insting sebagai makhluk bebas nilai diajarkan adab dan
kebudayaan agar memiliki ciri-ciri sebagai manusia yang beradab dan berbudaya.
Bagaimana seseorang didik begitu pula dia akan memiliki adab dan budaya ketika
dewasa.

C. Nilai-nilai Islam dalam keluarga Islam memberikan nilai-nilai yang harus


dijunjung tinggi dalam keluarga
Beberapa nilai-nilai tersebut di antaranya adalah:
• Iman dan Taqwa – Keluarga harus memiliki iman dan taqwa yang kuat
dalam melaksanakan segala perintah Allah SWT.
• Kesetiaan – Setiap anggota keluarga harus memiliki kesetiaan satu sama lain.
• Kasih Sayang – Kasih sayang dan saling pengertian antar anggota keluarga
sangat penting dalam menciptakan keharmonisan keluarga.
• Kerja Sama – Setiap anggota keluarga harus bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.
• Keadilan – Keadilan harus menjadi dasar dalam menjalankan hubungan antar
anggota keluarga.
• Pendidikan – Pendidikan dan pengajaran Islam harus ditanamkan sejak dini
dalam keluarga.

D. Kepemimpinan orang tua yang efektif


Sayangnya, sebagian besar orang Muslim cenderung mengabaikan ajaran
Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anak mereka.Mereka lebih memilih
mengadopsi teori parenting ala Barat yang dianggap lebih modern daripada
memperkaya diri dengan pengetahuan dari “Sirah Nabawiyah,” yang penuh dengan
hikmah dan teladan yang dapat dijadikan gaya hidup sebagai seorang Muslim.Salah
satu pendekatan yang diajarkan oleh Nabi adalah memberikan contoh yang baik
kepada anak-anak.

3. peran dan fungsi penting masjid pengembangan budaya Islam.

A. Peran dan fungsi penting masjid zaman.

Rasulullah Sebagaimana tertulis dalam sejarah bahwa setelah Nabi


Muhammad Saw. Hijrah dari Mekah ke Madinah, yang pertama dilakukan Nabi
adalah membangun masjid Quba. Lalu tidak lama setelah itu dibangun pula masjid
Nabawi. Bangunan fisik masjid di zaman itu masih sangat sederhana, lantainya
tanah, dinding dan atapnya pelepah kurma. Namun demikian, masjid tersebut
memainkan peranan yang sangat siknifikan dan menjalankan multi fungsi dalam
pembinaan umat.
Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadat magdhah, seperti shalat
dan zikir, tetapi masjid juga sebagai tempat pendidikan, tempat pemberian santunan
sosial, tempat latihan militer dan persiapan perang, tempat pengobatan para korban
perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan
delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan dan pembelaan agama. Dari pembinaan yang
dilakukan Rasulullah di masjid itu lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam
pengembangan Islam ke seantero dunia, seperti Abu Bakar shiddiq, Umar bin
alKhatab, Usman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Masjid juga berperan sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Di masjid
Nabi mendidik para sahabatnya dan mengajarkan ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan. Di Masjid dilatih para da’I untuk kemudian dikirim ke berbagai daerah
untuk mengajarkan Islam kepada penduduknya. Masjid juga digunakan sebagai
tempat membaca puisi-puisi ruhiyah yang memuji Allah dan RasulNya, sehingga
Nabi mempunyai penyair yang terkenal yaitu Hasan bin Tsabit. Masjid ketika itu
menjadi pusat pengembangan kebudayaan dalam semua aspek kehidupan. Tidaklah
mengherankan kalau pada masa selanjutnya masjid menjadi pusat berkembangnya
ilmu-ilmu keislaman. Misalnya, universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang terkenal
itu, pada mulanya merupakan kegiatan belajar di masjid Al-Azhar yangdibangun pada
masa dinasti Fatimiyah

B. Upaya dalam memakmurkan masjid sebagai pusat budaya Islam.

1. Melibatkan Semua Unsur Masyarakat Agar masjid dapat makmur, kunci


utamanya adalah dengan melibatkan semua unsur masyarakat yang ada. Pelibatan
unsur masyarakat ini tidak hanya sebatas di kalangan orang tua saja. Melainkan juga
pelibatan para pemuda.
Mengapa demikian? Ini karena pemuda adalah generasi penerus yang nantinya
mereka inilah yang dapat memakmurkan masjid di kemudian hari. Dengan cara ini
juga menjadi sebagai salah satu alternatif membentengi pemuda dari halhal yang
bernilai negatif.

• Manajemen Masjid yang Tepat Sasaran Dalam sebuah organisasi apapun,


manajemen memegang peranan penting untuk kesuksesan dalam mencapai tujuan.
Begitu pula dengan cara memakmurkan

masjid. Di sinilah diperlukan manajemen masjid yang mumpuni. Oleh karena


itulah, penting untuk diadakan pelatihan manajemen masjid dalam waktu tertentu.
Terutama manajemen yang berkaitan dengan bidang perbendaharaan dan arus
kas keuangan masjid. Perlu diingat, manajemen yang berhubungan dengan keuangan
masjid di antaranya adalah manajemen dari wakaf, dana sumbangan dari donatur atau
jamaah, dan sebagainya.

• Membuat Kajian Keagamaan Menarik


Hal selanjutnya yang harus dilakukan sebagai cara memakmurkan masjid
setelah manajemen dapat terbentuk dan berjalan dengan baik, maka dapat dilakukan
kegiatan tertentu. Beberapa contoh di sini adalah dengan membentuk majelis taklim
setidaknya satu kali dalam satu minggu.
Selain majelis taklim, pihak manajemen masjid dapat dapat melakukan sosial
selain kegiatan keagaamaan. Misalnya saja dengan memberikan santunan kepada
masyarakat yang kurang mampu, menyantuni anak yatim, khitanan massal, dan
sebagainya.

• Memanfaatkan Media Sosial


Menyambung dari poin sebelumnya, cara memakmurkan masjid dapat pula
dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. Hidup di zaman dengan teknologi
canggih seperti sekarang, ada baiknya dimanfaatkan untuk kemakmuran masjid itu
sendiri. Dengan begitu masyarakat tidak terpapar oleh hal-hal negatif di media sosial.
Manajemen masjid dapat menggunakan media sosial dengan kajiankajian
keagamaan. Dapat pula mengajak sholat berjamaah dan menginformasikan kegiatan
yang ada di masjid. Seperti penggalangan dana dan sebagainya.

• Pendanaan dan Perbendaharaan


Tidak dapat dipungkiri lagi jika memakmurkan masjid tidak hanya sekadar
kegiatan keagamaan saja. Selain itu juga dapat dilakukan dengan membangun dan
mengembangkan fasilitas yang ada. Tujuannya tidak lain untuk membuat para jamaah
menjadi nyaman saat melakukan ibadah.
Misalnya saja dengan membangun tempat wudhu atau fasilitas ibadah yang
nyaman dan dapat diakses oleh semua orang. Termasuk saudara kita penyandang
disabilitas, sehingga mereka dapat beribadah dengan tenang. Begitu juga dengan
menjaga kebersihan masjid sebagai salah satu keutamaan dan menjaga kesucian.
¡V

Daftar Pustaka

http://diankrist.blogspot.co.id/2015/05/ngintip-isi-buku-fabel-anak-
shalehyuk.htmlhttp://penerbitbip.id/book/fabel-anak-shaleh
Abudinnata. 2014. Akhlak Tasawuf dan Karakter mulia. Jakarta: rajawali Pers.
Abdullah, M Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Islam. Jakarta: Amzah.

Anda mungkin juga menyukai