Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN MORAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Budaya Nasional Indonesia

Dosen Pengampu: Dimas Yudi Witjaksono, M.Pd.

Semester/Kelas: 1/B

Disusun Oleh Kelompok 7:

Anggun Anggraini 2211100020

Bunga Soleha 2211100041

Diana Putri 2211100268

Intan Ramadhani 2211100292

Mentari Aulia Rahma 2211100138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kita
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Pendidikan Moral”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dimas Yudi Witjaksono, M.Pd. selaku Dosen pengampu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika
pembahasannya. Penulis juga mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini dikelanjutan hari nanti.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini mudah-mudahan dengan
adanya karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 2
A. Pengertian Pendidikan Moral ................................................................................................. 2
B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Moral ........................................................................................... 3
C. Pendidikan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari ................................................................... 4
D. Wujud Sikap Moral di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat ................................................ 5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 7
B. Kritik dan Saran ..................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika sejak masa kanak-kanak, seorang anak tumbuh dan berkembang dengan
bertakwa, berpijak pada landasan iman kepada Allah SWT. dan terdidik untuk selalu
takut, ingat, pasrah, meminta pertolongan, taat beribadah dan berserah diri kepada-
Nya, ia akan memiliki kemampuan dan bekal pengetahuan di dalam menerima setiap
keutamaan dan kemuliaan, disamping terbiasa dengan sikap akhlak mulia.

Hal ini telah dibuktikan dengan keberhasilan yang dilakukan oleh kebanyakan
orang tua yang beragama terhadap anak-anaknya, dan para pendidik terhadap murid-
muridnya. Percobaan secara praktis ini telah dikenal di dalam perjalanan hidup kaum
salaf, seperti yang telah diuraikan dalam sikap dan moral. Moral sebagai ajaran Islam,
menempati urutan kedua setelah ajaran inti, yaitu ajaran Tauhid. Tidak aneh jika Islam
sangat memperhatikan pendidikan anak-anak dari aspek moral, dan mengeluarkan
petunjuk yang sangat berharga dalam membentuk anak dan mengajarkan akhlak yang
tinggi. Berikut ini sebagian dari wasiat dan petunjuk Rasulullah SAW. dalam upaya
mendidik anak dari aspek moral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pendidikan moral?
2. Apa saja prinsip-prinsip pendidikan moral?
3. Apa saja pendidikan moral dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa saja wujud sikap moral di lingkungan keluarga dan masyarakat?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa dimaksud dengan pendidikan moral.
2. Mengetahui prinsip-prinsip pendidikan moral.
3. Mengetahui pendidikan moral dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui wujud sikap moral di lingkungan keluarga dan masyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Moral


Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan atau penelitian. Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah
proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan
menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut KBBI kata pendidikan datang dari kata
"didik" dengan memperoleh imbuhan "pe" serta akhiran "an", yang artinya langkah,
sistem atau perbuatan mendidik. 1

Moral adalah istilah untuk menyebut seseorang yang dalam tindakannya


memiliki nilai positif. Moral (Bahasa Latin Moralitas) merupakan istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak
orang yang mempunyai moral atau sikap moral itu dari sudut pandang yang sempit.

Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam


membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan bermoral. Atau dapat disebut sebagai usaha sadar tentang
mengajarkan nilai kebaikan meliputi perilaku baik sesuai dengan aturan normatif dan
juga tentang sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai
makhluk individu seperti jujur, dapat dipercaya, adil, bertanggungjawab dan lain-lain. 2

1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2016)
2
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm 4-5.

2
Para orang tua dan pendidik bertanggung jawab untuk membersihkan lidah
anak-anak dari kata-kata kotor, dan segala perkataan yang menimbulkan melorotnya
nilai moral dan pendidikan. Mereka bertanggung jawab untuk mengangkat anak-anak dari
hal-hal yang hina, kebiasaan yang tercela, moral yang buruk dan segala hal yang dapat
menjatuhkan kepribadian, kemuliaan, dan kehormatannya. 3

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Moral


Pendidikan moral memang menanamkan prinsip moral yang lazim disebut
sosialisasi moral. Mengenai prinsip-prinsip moral, Durkheim menjelaskan sebagai
berikut :

1. Pada dasarnya tidak ada seperangkat prinsip-prinsip moral dalam artian serangkaian
pernyataan apriori dapat dianggap universal dan menentukan kehidupan moral
semua makhluk manusia.
2. Pernyataan tentang prinsip-prinsip moral tidak berakar dalam naluri individualistik,
akan tetapi lebih berakar dalam masyarakat beserta sifat-sifat sosial manusianya,
yang sekaligus merupakan prinsip utama yang dibenarkan dalam eksistensi
manusia.
3. Moralitas adalah suatu sistem aturan tingkah laku tertentu merefleksikan realitas
moral dari masyarakat tertentu dimana aturanaturan tersebut disertai dengan
otoritas dan sanksi berdasarkan kepentingan masyarakat yang bersangkutan
(Haricahyono,

Keller dan Reuss menegaskan adanya empat prinsip yang mendasari moral, yang
tidak harus berkaitan satu sama lain antara lain :

1. Prinsip justifikasi, yang mengimplikasikan adanya kepentingan untuk


menjustifikasi perbagai tindakan yang menarik perhatian kita;
2. Prinsip kejujuran, yang menjamin keseimbangan secara adil dalam
mendistribusikan perbagai usaha dan pengorbanan;
3. Prinsip konsekuensi, yang mengandung implikasi bahwa setiap orang harus
mengatasi konsekuensi dari tindakan atau pun kelalaiannya;

3
Mustofa Rohman, Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Jendela, 2003), hlm 34.

3
4. Prinsip universalitas, yang berimplikasi adanya konsistensi dalam pertimbangan
dan kehendak untuk mengambil peranan dari pribadi- pribadi yang menarik.4

Prinsip moral menginginkan agar manusia atau personal individu


bertanggungjawab terhadap antara lain:

a. Pengembangan atribut-atribut sosial (nilai-nilai yang dijunjung tinggi);


b. Memperoleh prinsip moral sebagai bahan membuat pertimbangan dan putusan
moral;
c. Menemukan hakikat hidup. Supaya menjadi bermoral, maka harus menghargai
disiplin, menempatkan diri dalam kelompok masyarakat, dan mengetahui alasan
tertentu akan tingkah lakunya secara otonom. Dengan demikian akan tampak,
bahwa pribadi yang terdidik secara moral akan bertindak sesuai dengan iklim dan
budaya masyarakat.5

C. Pendidikan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sebagai penjelas untuk tindakan yang mencerminkan pengamalan atas moral ini,
misalnya saja prilaku sebagai berikut:

1. Menyapa orang yang dikenal saat bertemu di tempat umum untuk menjaga
hubungan baik dengan semua orang yang dikenal
2. Menggunakan tangan kanan ketika makan
3. tidak makan maupaun minum dalam keadaan berdiri, sikap ini di golongkan sebagai
salah satu ciri moral yang mencerminkan kebaikan
4. Tidak memotong pembicaraan orang lain, melainkan menunggu sampai orang
tersebut selesai berbicara, hal tersebut merupakan bentuk saling menghargai
5. Saat dalam kendaraan umum yang penuh, mempersilahkan orang yang lebih tua
untuk duduk di tempatnya
6. Tepat waktu saat memiliki janji bertemu
7. Berlaku jujur baik dalam aspek perkataan, lisan maupun tindakan
8. Menghargai keberagaman, yaitu adanya perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
perilaku maupun gagasan orang lain yang berbeda dari dirinya

4
Syaparuddin Elihami, Peranan Pendidikan Nonformal dan Sarana Pendidikan Moral, Vol 1, 2020, hlm
181.
5
Cheppy Haricahyono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995),
hlm 337.

4
9. Taat pada aturan agama yang diyakini. 6

D. Wujud Sikap Moral di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat


Seseorang membutuhkan bantuan orang dewasa dalam perkembanganya yang
berkaitan dengan kemampuan menilai benar dan salah serta dalam mengembangkan
hati nurani. Oleh karena itu, seseorang membutuhkan figur orang tua dan lingkungan
masyarakat yang baik agar dapat dijadikan panutan dalam bersikap dan berperilaku.
Figur tersebut dapat menentukan sikap moral seseorang terhadap lingkungan
sekitarnya. 7

Wujud sikap moral di lingkungan keluarga:

1. Tidak berbicara keras atau kasar kepada orang tua atau orang yang usianya lebih
tua, seperti kakak, nenek, kakek dan lain-lain.
2. Tidak memerintah orang tua dengan tidak sopan untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan.
3. Tidak membantah perintah orang tua.
4. Tidak memotong pembicaraan orang tua.
5. Mendengarkan saat orang tua sedang berbicara.
6. Mencium tangan orang tua ketika akan bepergian.
7. Meminta izin sebelum menggunakan barang orang lain di rumah.
8. Meminta izin saat akan bepergian.
9. Mengetuk pintu saat masuk kamar adik/kakak/orang tua.
10. Berkata jujur.

Wujud sikap moral di lingkungan masyarakat:


1. Menghargai dan menghormati setiap orang, terutama orang yang usianya lebih tua.
2. Menghargai pendapat orang lain.
3. Tidak melakukan sesuatu yang melanggar norma-norma, seperti menyakiti ataupun
menghina orang lain.

6
Akhtar Maulana, “Pengertian Moral, Jenis-Jenis, Tujuan dan Contoh Penerapan Moral dalam
Kehidupan Sehari-hari”, (https://teropong.id/pengertian-moral/ diakses pada 17 September 2020).
7
Yuli Kurniawati dkk, “Insrumen Kecerdasan Moral untuk Anak: Validitas dan Reliabitas”, Vol 6, No
3, 2022, hlm 325.

5
4. Menutup mulut ketika sedang menguap di tempat umum.
5. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
6. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
7. Tidak meludah di sembarang tempat.
8. Tidak menyela pembicaraan.
9. Berpakaian dengan sopan dan santun.
10. Bersikap ramah dan sopan.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik
menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral. Atau
dapat disebut sebagai usaha sadar tentang mengajarkan nilai kebaikan meliputi perilaku
baik sesuai dengan aturan normatif dan juga tentang sikap dan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk individu seperti jujur, dapat dipercaya,
adil, bertanggungjawab dan lain-lain.

Pendidikan moral memiliki beberapa prinsip yang dikemukakan oleh para ahli.
Prinsip moral tersebut bertujuan agar manusia atau personal individu
bertanggungjawab terhadap beberapa hal, salah satunya adalah pengembangan atribut-
atribut sosial (nilai-nilai yang dijunjung tinggi). Pendidikan moral diterapkan di
lingkungan keluarga dan masyarakat sesuai ilmu mengenai moral yang dimiliki oleh
seorang individu.

B. Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimat dan dari segi
isi masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca agar makalah ini dapat mendapatkan kritikan dan masukan
yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Elihami, Syaparuddin. Peranan Pendidikan Nonformal dan Sarana Pendidikan Moral. Vol 1.
Diakses pada 2020.
Haricahyono, Cheppy. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Kurniawati, Yuli dkk. “Insrumen Kecerdasan Moral untuk Anak: Validitas dan Reliabitas”.
Vol 6, No 3. Diakses pada 2022.
Maulana, Akhtar. “Pengertian Moral, Jenis-Jenis, Tujuan dan Contoh Penerapan Moral
dalam Kehidupan Sehari-hari”, (https://teropong.id/pengertian-moral/ diakses pada
17 September 2020).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.

Rohman, Mustofa. (2003). Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Jendela.


Zuriah, Nurul. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai