Dosen Pengampu :
Dr. Dayun Riadi, M.Ag
Disusun Oleh
Kelompok 11 :
1.Mesiani Juniarti (2323210027)
2.Natasya Febiola (2323210048)
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama di Indonesia ................................................ 3
B. Sistem Nilai dan Modal Agama kedalam Proses Pendidikan ...................... 4
C. Nilai relatif kebudayaan,nilai absolut agama,nilai sekuler dan nilai-nilai
humanisme dalam pendidikan ............................ Error! Bookmark not defined.
D. Cara-cara mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai agama
kedalam pribadi peserta didik.............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan aktivitas
pembelajaran yang dilakukan agar pesera didik dapat secara aktif belajar
dan mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik dari segi
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan sebagainnya.
Dalam KBBI (kamus besar bahasa indonesia) kata pendidikan
bermuara dari kata “didik” dan diberkan imbuhan pe-an. Oleh karena itu,
kata ini memiliki arti cara aau perbuataan untuk mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan;proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI, 2016).
Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia yang menyangkut
etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.
Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nillai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai.
Pendidikan agama yang diberikan secara formal disekolah
khususnya yang diselenggarakan lembaga keagaaman seperti pesantren,
gereja, yayasan islam, dan lain sebagainnya, oleh masyarakat dinilai gagal,
karena menurut penilaian masyarakat tujuannya tidak tercapai. Agama
ternyata tidak membantu dalam upaya menanggulingi konflik sosial,
padahal agama dibanggakan dan diandalkan sebagai:
1. kekuatan spiritual masyarakat bangsa yang dianggap mampu untuk
menjadikan masyarakat sebagai manusia yang adil, beradab, berakhlak
baik dan terpuji.
1
2. sebagai potensi dasar untuk membentuk tradisi berpikir, bersikap
dewasa, terbuka, dan toleran.
3. menjawab basic need masyarakat dari generasi ke generasi untuk bisa
hidup berdampingan secara dinamis dan rukun dalam agama, etnik,
dan budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari pendidikan agama di Indonesia ?
2. Bagaimana Sistem nilai dan modal agama kedalam proses pendidikan?
3. Bagaimana Nilai relatif kebudayaan, nilai absolut agama, nilai sekuler
dan nilai-nilai humanisme dalam pendidikan?
4. Bagaimana Cara-cara mentransformasikan dan menginternalisasikan
nilai-nilai agama kedalam pribadi peserta didik?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan agama di Indonesia!
2. Untuk mengetahui sistem nilai dan modal agama kedalam proses
pendidikan!
3. Untuk Mengetahui nilai relatif kebudayaan, nilai absolut agama,
nilasekuler dan nilai nilai humanisme dalam pendidikan!
4. Untuk mengetahui cara mentransformasikan dan menginternalisasikan
nilai-nilai agama kedalam pribadi peserta didik!
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama di Indonesia
Secara bahasa pendidikan bersal sari dari bahasa Yunani,
paedagogy, yang mengadung makna seorang anak pergi dan pulang
sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan
menjemput dinamakan Paedagogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan
diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang
berada didalam. Dalam bahasa inggris pendidikan diistilahkan to educate
yang berarti memperbaiki moral melatih intelektual. Banyak pendapat
yang berlainan tentang pendidikan. Walupun demikian, pendidikan
berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
Pendidikan dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan
adalah belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Pendidikan adalah segala sesuatu hidup yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hidup. 1
Kata “agama” berasal dari bahasa sansekerta “a” yang berarti tidak
dan “gam” yang berarti kacau. Jadi tidak kacau. Istilah agama banyak
digunakan dalam berbagai bahas termasuk religion (Bahasa Inggris),
Religie (Belanda) , religio (Yunani), Ad-Din,Syariah, Hisab ( Islam Arab)
atau Dharma (Hindu). Bermacam istilah ini memiliki arti dasar yang
berdekatan dan serupa, yaitu sistem yang mengatur tata kepercayaan dan
penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa dan hukum yang
berhubungan dengan manusia berjejalin antar sesama manusia dan
terhadap lingkungannya.. Dari istilah agama ini muncul apa yang disebut
dengan religiusitas. Dalam konteks Islam, terdapat beberapa istilah yang
merupakan padanan kata gama yaitu: al-Din, al-Millah dan al-Syari’at,
Ahmad Daudy menghubungkan makna al-Din dengan kata al-Huda
(petunjuk).2
1
Abdul kadir, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarata,Kencana,2012Hal.59.
2
Daudy Ahmad, 1997, Kuliah Aqidah Islam, Jurnal Academia,
3
B. Sistem Nilai dan Modal Agama kedalam Proses Pendidikan
Pengembangan moral agama sangat erat kaitannya dengan budi
pekerti, sikap sopan santun, dan kemauan melaksanakan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan filosofis yang di kemukakan
oleh Kilpatrick pendidikan moral akan terus berkembang dengan berbagai
pendapat pakar dalam aspek budi pekerti, nilai moral dan keagamaan.
Lawrence Kholbergh (Anggraini & Syafril, 2018) lebih
menekankan pendidikan moral diarahkan kepada tahap-tahap
pembentukannya, sehingga pendidikan moral di dasarkan untuk
membentuk setiap tahap-tahap peserta didik. Disamping tahapan
perkembangan moralnya, Lawrence Kholbergh juga menawarkan konsep
keadilan sebagai dasar pelaksanaan pendidikan moral di Barat. Prinsip
tersebut merupakan suatu kondisi imanen dalam jaringan reasi social atau
suatu hukum yang mengatur keseimbangan semua relasi social tersebut.
Oleh karena itu, Kholbergh memberikan cerita kepada orangorang yang
memiliki umur yang berbeda dan budaya yang menempatkan seseorang
dalam posisi dan situasi tertentu yang di konfrontaris dengan masalah
moral dalam standar tertentu. Kholbergh kemudian menanyai orang-orang
bagaimana mereka akan mengatasi masalah ini dan memberikan alasan
serta solusinya.
Piaget menyatakan bahwa anak anak berfikir dengan 2 cara yang
sangat berbeda tentang moralitas tergantung pada kedewasaan
perkembangan mereka.Ia juga mengemukakan bahwa seorang manusia
dalam kehidupannya akan mengalami rentangan perkembangan moral
yaitu :
4
1. Tahap heteronomous yakni cara berfikir anak tentang keadilan
peraturan yang bersifat objektif artinya tidak dapat diubah dan tidak
dapat di tiadakan oleh manusia.
2. Tahap autonomous yaitu anak mulai menyadari adanya kebebasan
untuk tidak sepenuhnya menerima aturan itu sebagai hal yang datang
dari luar dirinya3
3
Roni Indra Partini, Dan Partini, Penerapan Sistem Nilai Dan Moral Agama Dalam Pendidikan,
Jurnal On Education, Sumatera Barat, Vol. 05, No. 02, 2023, P-ISSN: 2655-1365, Hal, 2.
5
c. Pendidikan agama islamdipandang sebagai upaya menyebarkan
ajaraislam agar dapat dijadikan acuan atau pandangan hidup.
3. Nilai Sekuler Dalam Pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekuler diartikan
sebagai sesuatu yang bersifat duniawi atau kebendaan, bukan bersifat
keagamaan atau kerohanian. Sementara itu pengertian sekularisme
adalah paham atau pandangan tidak bertuhan dalam kehidupan
duniawi manusia, dan sekularisasi adalah hal-hal yang membawa ke
arah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama. Selain itu,
Nurcholis Madjid mendefinisikan sekularisme adalah menduniawikan
nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat dunia, dan melepaskan umat
Islam dari kecendrungan untuk proses penduniawian Sehingga Sekular
dalam pendidikan merupakan upaya dalam mengenyampingkan
keberadaan pemahaman agama dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
4. Nilai Humanisme Dalam Pendidikan
Nilai humanisme adalah sesuatu penghargaan atau sesuatu
yang berharga tentang suatu aliran yang bertujuan menghidupkan rasa
perikemanusiaan demi kehidupan yang lebih baik sehingga Pendidikan
yang humanis adalah pendidikan yang mampu mengakomodasi semua
kepentingan stakeholder dalam dunia pendidikan. Pendidikan humanis
yang ditafsirkan sebagai pendidikan yang diarahkan untuk kepentingan
semua komponen pendidikan, yang tidak hanya berorientasi pada
humanisme siswa tetapi juga pada para guru.
6
kedisiplinan harus selalu ditanamkan agar menjadi suatu kebiasaan.
Orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai
kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang mengalami kegagalan
umumnya mempunyai kedisiplinan yang rendah. Kedisplinan dalam
lingkungan sekolah pada kusususnya,sangat dibutuhkan dalam upaya
mewujudkan kualitas sekolah yang baik. Karena itu, kedisiplinan
seharusnya dibudayakan oleh setiap sekolah. Sebagaimana halnya
dengan guru mata pelajaran agama Islam di sekolah yang selalu
memberikan keteladanan tentang disiplin, peserta didik harus juga
dibiasakan untuk melakukan hal yang serupa.
7
peserta didik. Internalisasi adalah sebagai penghayatan, pendalaman,
penguasaan secara mendalam melalui binaan, bimbingan.
Beberapa bentuk Internalisasi Nilai-Nilai Agama yaitu:
a. Pendekatan keteladanan. Pendekatan ini penting, karena sasaran
yang dituju adalah para siswa yang berusia muda, yang ditinjau
dari perkembangan moral masih memerlukan “pemeran” atau
aktor moral.
b. Pendekatan pengalaman, subyek didik diantarkan pada pengalaman
keagamaan sampai sekiranya membekas dalam hidupnya, baik
pengaruhnya kecil maupun besar terhadap perilaku keseharian
mereka.
c. Pendekatan pembiasaan, subyek didik “dipaksa” membiasakan diri
mengaktualisasikan pengalaman-pengalaman keagamaan dalam
bentuk akhlak Islami. Bahkan kalau perlu juga dijadikan
bahan/materi evaluasi kelulusan.4
4
Ibid, Hal, 4-5.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran
yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan
formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupkan salah
satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu 1
Dalam bahasa Indonesia.Sehingga pendidikan agama masa kinipun
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan karakter peserta
didik diajarkan berperilaku sesuai ajaran agama yang dianutnya serta
menunjang aspek moral yang nantinya akan dibawa kedalam lingkungan
masyarakat.
2. Pengembangan moral agama sangat erat kaitannya dengan budi
pekerti, sikap sopan santun, dan kemauan melaksanakan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari. pendidikan moral diarahkan kepada tahap-
tahap pembentukannya, sehingga pendidikan moral di dasarkan untuk
membentuk setiap tahap-tahap peserta didik
3. Nilai-nilai budaya itu sangat berarti dalam masyarakat, karena
bertalian dengan norma,keyakinan, adat, praktik-praktik dan simbol-
simbol. Pendidikan (menurut) Islam mampu dimengerti, dapat dianalisis,
serta dikembangkan dari berbagai sumber otentik ajaran Islam, yaitu Al-
Qur’an dan as-Sunnah. Nurcholis Madjid mendefinisikan sekularisme
adalah menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat dunia,
dan melepaskan umat Islam dari kecendrungan untuk proses
penduniawian.
4. Pendidikan yang humanis adalah pendidikan yang mampu
mengakomodasi semua kepentingan stakeholder dalam dunia pendidikan.
B. Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, serta dapat memberikan informasi tentang Pemdidikan Agama di
9
Indonesia.Demikianlah makalah ini kami buat, Kami menyadari masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami
mengharapkam kritik dan saran yang membangun dari saudara/I agar
menjadi makalah yang lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Roni Indra Partini, Dan Partini, Penerapan Sistem Nilai Dan Moral Agama
Dalam Pendidikan, Jurnal On Education, Sumatera Barat, 2023
11