Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


“ Konsep Ideologi Pendidikan “

Disusun Oleh :

Vani Dwi Anjani 2224190047


Poppy Maratu S. 2224190050
Sutar 2224190076
Tiara Putriana 2224190077

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Konsep Ideologi Pendidikan Nasional” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai ideologi pendidikan nasional,
tujuan dari pendidikan dan pendidikan nasional dan kerangka kualifikasi nasional
indonesia. Sehingga pembahasan yang diberikan dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
Kami mengucapkan terimakaish kepada Ibu Ika Rifqiawati, M.Pd., selaku
dosen mata kuliah Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi
kami. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Serang, 3 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna Ideologi Pendidikan Nasional .................................................. 3
2.2 Tujuan Pendidikan Dan Pendidikan Nasional ...................................... 6
2.3 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ............................................ 7
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ideologi didefinisikan sebagai satu aturan yang bertautan luas antara
ide-ide dan keyakinan tentang dunia yang diselenggarakan oleh
sekelompok orang yang menunjukkan perilaku dan percakapan ke
berbagai orang atau masyarakat. Paham ideologi yang berkembang di
dunia mengalami berbagai pergeseran. Hal ini di pengaruhi oleh pola pikir
umat manusia yang berkembang dari zaman ke zaman. Ada pertentangan-
pertentangan ideologi yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti
mendominasi pola pemikiran masyarakat. Sedangkan dalam dunia
pendidikan merupakan suatu proses terus menerus yang menghantarkan
manusia ke arah kedewasaan, yaitu dalam arti kemempuan untuk
memperoleh pengetahuan, pengembangan kemampuan/keterampilan,
mengubah sikap serta kemempuan mengarahkan diri sendiri, baik di
bidang pengetahuan, keterampilan, serta dalam memakai proses
pendewasaan itu sendiri dan kemempuan menilai. Suatu pendidikan
merupakan kata kunci dalam setiap usaha meningkatkan kualitas
kehidupan manusia, dimana didalamnya memiliki peran dan objek
untuk memanusiakan manusia. Karna itulan fokus pendidikan
diarahkan pada pembentukan kepribadian yang unggul dalam
menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak
dan iman. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan
kualitas hidup. Pada sistem pendidikan nasional Indonesia mengacu
kepada ideologi negara, yakni Pancasila. Namun dalam
implementasinya, penyelenggaraan pendidikan masih belum jelas arahnya.
Hal ini terbukti dengan masih mengadopsi strategi dari ideologi
pendidikan lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ideologi pendidikan nasional
2. Apa saja tujuan dari pendidikan dan pendidikan nasional

1
3. Apakah yang dimaksud dari kerangka kualifikasi nasional indonesia
(KKNI)
C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan serta kami khususnya dan semua mahasiswa pada
umumnya mampu memahami mengenai dari ideologi pendidikan nasional,
tujuan pendidikan dan pendidikan nasional dan kerangka kualifikasi
nasional indonesia (KKNI).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Makna Ideologi Pendidikan Nasional

2.1.1. Pengertian Ideologi

Menurut Syafii (2018) Ideologi adalah sistem keyakinan yang


dianut masyarakat untuk menata dirinya. Ideologi sebagai kekuatan bagi
kehidupan manusia yang digunakan untuk menjadi penuntun dalam
proses pembangunan peradaban yang unggul. Ideologi juga menjadi
pengikat hubungan sosial antar anggota masyarakat. Pada dasarnya,
ideologi bersumber dari nilai-nilai agama, moral, nilai-nilai, etika, ide-
ide pemikiran, adat istiadat maupun kebudayaan yang dipegang dengan
kuat.

Adapun, (Meighan & Harber, 2007) mendefinisikan Ideologi


sebagai satu aturan yang bertautan luas antara ide-ide dan keyakinan
tentang dunia yang diselenggarakan oleh sekelompok orang yang
menunjukkan perilaku dan percakapan ke berbagai orang atau
masyarakat yang mana sistem kepercayaan ini biasa dilihat sebagai “cara
atau hal yang benar” oleh kelompok di antara mereka, dan mereka
menjadi cara untuk memahami dunia. Sehingga sangat penting untuk
paham ideologi politik yang mendukung pandangan dunia saat ini dan
menyederhanakan beberapa fitur kunci dari ideologi neoliberal dan
neokonservatif. Heywood (2007)

Dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan gagasan-


gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis
yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia sehingga sangat
penting untuk paham akan makna ideologi.

2.1.2. Pengertian Pendidikan

Menurut Lazwardi (2017) pendidikan ialah suatu proses terus


menerus yang menghantarkan manusia ke arah kedewasaan, yakni dalam

3
arti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, pengembangan
kemampuan/keterampilan, mengubah sikap, serta kemampuan
mengembangkan diri sendiri, baik dalam bidang pengetahuan,
keterampilan serta memaknai proses pendewasaan itu sendiri dan
kemampuan menilai. Pendidikan merupakan kata kunci dalam setiap usaha
meningkatkan kualitas kehidupan manusia, yang mana di dalamnya
memiliki peran dan objek untuk memanusiakan manusia. Puncak dari
pendidikan yaitu tercapaunya titik kesempurnaan kualitas hidup.

2.1.3. Pengertian Ideologi Pendidikan & Ideologi Pendidikan Nasional

Menurut O’Neil (2001) menyatakan bahwa Ideologi pendidikan


adalah pola gagasan yang mengarahkan dan menggerakkan tindakan
dalam pendidikan dipandang sebagai sistem nilai (keyakinan) yang
mengarahkan dan menggerakan suatu tindakan sosial. Kemudian, dalam
suatu kajian filsafat ilmu, pendidikan memiliki tiga unsur utama yaitu
ontologi (hakekat objek), epistemologi (proses pencarian kebenaran),
dan aksiologi (kegunaan). Berdasarkan proses kajian itu, pendidikan
menjadi sosok ilmu pengetahuan yang memiliki otonomi karena
memiliki struktur keilmuan (a body of knowledge). Selanjutnya, di dalam
tatanan praktis secara aksiologi, ilmu pendidikan diterapkan menjadi
gerakan masyarakat yang bersifat aplikatif. Ilmu pendidikan bukan lagi
sekedar ilmu (science), namun telah berkembang menjadi kekuatan
massa yang besar (sebagai filsafat yang diyakini bersama) yang disebut
ideologi, yaitu ideologi pendidikan. Sehingga, dalam hal ini ideologi
pendidikan dipandang mampu mengubah perilaku individu dan
masyarakat secara sistematis, maka berbagai faktor kepentingan
memengaruhi penetapan pilihan ideologi pendidikan yang
dikembangkan disuatu negara demi alasan politik.

Pancasila sebagai dasar negara dan dasar ideologi bangsa


Indonesia. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia
mengacu kepada ideologi negara, yaitu Pancasila. Meskipun di dalam
implementasinya, dalam mempertimbangkan era globalisasi pendidikan

4
masih mengadopsi strategi pemikiran orang lain untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional yang masih tertinggal dari negara-negara
lainnya. Syafii (2018)
2.1.4. Klasifikasi Ideologi Pendidikan Nasional
Pengelompokan ideologi pendidikan menurut O'Neil (1981) dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu : ideologi konservatif dan ideologi liberal.
Ideologi konservatif meliputi ; ideologi pendidikan fundamentalisme,
ideologi pendidikan intelektualisme, dan ideologi pendidikan
konservatisme.
1. Ideologi pendidikan fundamentalisme meliputi corak konservatisme
yang pada dasarnya bersifat anti-intelektual, artinya meminimalkan
pertimbangan 2 filosofi/intelektual, serta cenderung untuk
mendasarkan anggapan diatas penerimaan yang relatif tidak kritis
terhadap kesepakatan sosial yang mapan (akal sehat).
2. Ideologi endidikan intelektualisme lahir dari ungkapan konservatisme
politik yang didasari oleh sistem pemikiran filosofi/ teologis yang
relatif kaku dan fundamentalis otoritarian. Secara umum,
konservatisme filosofis bermaksud mengubah praktik politik yang
sudah ada, demi menyesuaikan secara sempurna dengan cita-cita
intelektual/rohaniah yang sudah mapan dan tidak bervariasi.
3. Ideologi pendidikan konservatisme. Konservatisme dasarnya adalah
posisi yang mendukung ketaatan terhadap lembaga dan proses budaya
yang sudah teruji oleh waktu, didampingi oleh hukum dan tatanan
sebagai landasan perubahan sosial yang konstruktif.
Adapun, Ideologi pendidikan liberal bertujuan untuk melestarikan
dan memperbaiki ya tatanan sosial yang ada dengan cara membelajarkan
pada setiap siswa sebagaimana cara menghadapi persoalan dalam
kehidupan sendiri secara efektif. Terdiri dari :
1. Ideologi pendidikan liberasionisme mengaggap bahwa manusia
mesti mengusahakan pembaruan segera dalam ruang lingkup
besar atas tatanan politis yang ada, sebagai cara untuk memajukan
kebebasan individu dan mempromosikan perwujudan potensi diri

5
semaksimal mungkin. bagi pendidik liberasionis, sekolah
haruslah bersifat objektif (rasional-ilmiah), namun tidak netral.
Dengan kata lain, liberasionisme pendidikan harus dilandasi oleh
sebuah sistem kebenaran yang terbuka, namun mencakup
komitmen tertentu terhadap rangkaian tindakan apa pun yang
didukung oleh kesepakatan yang sarat pengetahuan dan bersifat
objektif dalam komunitas intelektual suatu saat tertentu.
2. Ideologi pendidikan anarkisme seorang pendidik anarkis, seperti
pendidik liberal dan liberasionis pada umumnya menerima sistem
penyelidikan eksperimental yang terbuka/ menerima prakiraan
yang dianggap selaras dengan sistem pendidikan semacam itu.

2.2. Tujuan Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan pendidikan diperlukan sebagai pedoman bagaimanakah proses
pendidikan yang seharusnya dijalankan juga hasil apa yang diharapkan dalam
proses pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan hal pertama dan terpenting
dalam merancang, membuat program dan mengevaluasi pendidikan. (Bidayati,
2019)
Adapun menurut Lazwardi (2017) tujuan pendidikan nasional ialah tujuan
yang ingin dicapai secara nasional, yang dilandasi oleh filsafah suatu negara.
Sifat tujuan ini ideal, komprehensip, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-
tujuan yang ada dibawahnya. Selanjutnya, bedasarkan Undang-Undang No. 20
tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3 menyatakan “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Lalu, menurut Bidayati (2019) tujuan pendidikan terbagi atas empat,
diantaranya yaitu :

6
 Tujuan umum pendidikan nasional yakni untuk membentuk manusia
pancasila.
 Tujuan institusional yakni tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya.
 Tujuan kurikuler yakni tujuan bidang studi atau mata pelajaran.
 Tujuan instruksional yakni tujuan materi kurikulum yang berupa
bidang studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri
dari tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

2.3. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


Kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) ialah kerangka
perjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor (dalam Perpres No. 8 tahun
2012 pasal 1 ayat (1)). KKNI merupakan salah satu langkah untuk
mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional dan sistem penilaian
kesetaraan nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan
sumberdaya manusia dari capaian pembelajaran, yang dimiliki setiap
insanpekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya serta konstribusi
yang bermutu dibidang pekerjaannya masing-masing.
Prinsip dasar yang dikembangkan KKNI ialah menilai injuk kerja
seseorang dalam aspek-aspek keilmuan, keahlian dan keterampilan sesuai
dengan capaian pembelajaran yang didapat dari proses pendidikan,
pelatihan atau pengalaman yang telah dilampauinya, yang setara dengan
deskriptor kualifikasi untuk suatu jenjang tertentu.
Implementasi KKNI diharapkan dapat :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan nasional.
2. Meningkatkan pengakuan masyarakat internasional terhadap hasil
pendidikan dan pelatihan nasional.

7
3. Meningkatkan pengakuan terhadap hasil pendidikan nonformal dan
informal oleh sistem pendidikan formal.
4. Meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap
kualitas dan relevansi tenaga kerja yang dihasilkan oleh sistem
pendidikan dan pelatihan nasional.

Peran KKNI
KKNI memiliki peran diantaranya sebagai berikut :
 KKNI harus mampu mendapat kepercyaan dari masyarakat, adil dan
komprehensif menampung kebutuhan semua pihak terkait dengan
ketenagakerjaan.
 KKNI diharapkan memiliki jenjang dan deskripsi kualifikasi yang
jelas, terukur, transparan dapat dipahami pihak penghasil dan
pengguna tenaga kerja baik nasional, regional dan internasional.
 KKNI yang akan dikembangkan hendaknya bersifat lentur (flexible),
sehingga dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK, kebutuhan
keilmuan, keahlian, dan keterampilan di tempat kerja serta dapat
diperbaharui secara berkelanjutan. Sifat lentur juga harus dapat
memberikan peluang untuk mencapai jenjang kualifikasi.
 KKNI seharusnya menjadi pendorong program-program
peningkatan mutu.
 KKNI harus mencakup pengembagan sistem penjaminan mutu yang
memiliki fungsi pemantauan (mentoring) dan pengkajian
(assessment) terhadap badan atau lembang yang terkait dengan
proses-proses penyetaraan capaian pembelajaran dengan jenjang
kualifikasi yang sesuai.
 KKNI harus secara akutabel dapat memberikan peluang pergerakan
tenaga kerja dari Indonesia ke negara lain atau sebaliknya.
 KKNI harus dapat menjadi panduan bagi para pencari kerja untuk
meningkatkan taraf hidup ditempat kerjanya.
 KKNi diharapka dapat menguatkan integrasi atau koordinasi badan
atau lembaga penjaminan atau peningkatan mutu yang sudah ada,

8
seperti Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan
Akreditasi Nasional (BAN), Badan Nasional Sertifikasi Pekerja
(BNSP), Lembaga Setifikasi Profesi (LSP), dll.
 KKNI diharapkan dapat mencakup sistem Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL).

Jenjang Kualifikasi pada KKNI

KKNI menyediakan sembilan jenjang kualifikasi, dimulai dari


jenjang 1 sebagai jenjang kualifikasi terendah, hingga jenjang 9 sebagai
jenjang kualifikasi tertinggi. Secara skematik, peningkatan ke jenjang
yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui empat tapak jalan (pathways)
atau kombinasi dari keempatnya. Seperti pada gambar berikut, terdiri
dari pendidikan formal, pengembangan profesi peningkata karir di
industri, dunia kerja atau akumulasi pengalaman individual.

Adapun, secara konseptual tiap jenjang kualifikasi disusun oleh enam


parameter utama diantaranya yaitu :

 Ilmu pengetahuan (Science) : sistem berbasis metodologi ilmiah


untuk membangun pengetahuan (knowledge) melalui hasil-hasil
penelitian di dalam suatu bidang pengetahuan (body of
knowledge).
 Pengetahuan (knowledge) : penguasaan teori dan keterampilan
oleh seseorang.
 Pemahaman (know-how) : penguasaan teori dan keterampilan
seseorang pada bidang keahlian tertentu.
 Keterampilan (skill) : kemampuan psikomotrik yang dicapai
melalui pelatihan terukur dengan dilandasi pengetahuan atau
pemahaman yang mampu menghasilkan suatu produk yang dapat
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.
 Afeksi ( affection) : sikap (attitude) seseorang yang sensitif
terhadap aspek-aspek kehidupan di sekitarnya karena proses
pembelajarannya.

9
 Kompetensi (competency) : akumulasi kemampuan seseorang
dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur.
KKNI memuat deskriptor-deskriptor yang menjelaskan kemampuan
dibidang kerja, lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai
dan kemampuan manajerial. (Tim KKNI, 2015)

Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui


pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri dari :
 Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1;
 Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan
jenjang 2;
 Lulusan diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
 Lulusan diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;
 Lulusan diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
 Lulusan diploma 4 atau sarjanan terapan dan sarjana paling
rendah setara dengan jenjang 6;
 Lulusan magister terapan dan magister paling rendah setara
dengan jenjang 8;
 Lulusan doktor terapan dan doktor setara dengan jenjang 9;
 Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;
 Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

10
BAB III

3.1 Kesimpulan
Ideologi pendidikan adalah pola gagasan yang mengarahkan
dan menggerakkan tindakan dalam pendidikan dipandang sebagai
sistem nilai (keyakinan) yang mengarahkan dan menggerakan suatu
tindakan sosial. Kemudian, dalam suatu kajian filsafat ilmu, pendidikan
memiliki tiga unsur utama yaitu ontologi (hakekat objek), epistemologi
(proses pencarian kebenaran), dan aksiologi (kegunaan). Berdasarkan
proses kajian itu, pendidikan menjadi sosok ilmu pengetahuan yang
memiliki otonomi karena memiliki struktur keilmuan (a body of
knowledge). Sehingga tujuan pendidikan nasional ialah tujuan yang
ingin dicapai secara nasional, yang dilandasi oleh filsafah suatu negara.
Sifat tujuan ini ideal, komprehensip, utuh, dan menjadi induk bagi
tujuan-tujuan yang ada dibawahnya.
Kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) ialah
kerangka perjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
diberbagai sektor.

11
DAFTAR PUSTAKA
Heywood. (2007). Politic ideologies : An introduction. Basingstoke : Palgrave
Macmilan.
Lazwardi. (2017). Manajemen Kurikulum Sebagai Pengembangan Tujuan
Pendidikan. Al Idarah : Jurnal Kependidikan Islam. 7 (1). 99:112.
Meighan & Harber. (2007). A sociology of educating (ed). London : Continum.
O'Neil .(1981). Male sex-role conflict, sexism, and masculinity: Implications for
men, women, and the counseling psychologist. The Counseling
Psychologist, 9, 61-80.
O,' Neil & William. (2001). Ideologi-ideologi Pendidikan (terjemahan Omi Intan
Naomi).Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Rijal.(2019). Pengertian, fungsi dan tujuan pendidikan.
http://www.rijal09.com/2016/03/pengertian-dan-fungsi-tujuan. Diakses
pada 4/3/2021 pukul 13.41. WIB.
Syafii. (2018). Ideologi Pendidikan Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu
KKNI dan SNPT Berlaradigma Integrasi-Interkoneksi. Jurnal
Pendidikan Agama Islam. 15 (2). 146:159.
Tim KKNI. (2015). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://im
g.akademik.ugm.ac.id/dokumen/kkni/kkni_001_dokumen_kkni.pdf.
Diakses pada 4/3/2021 pukul 10.20. WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai