Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu:Hidar Amiruddin, S.Pd, M.pd

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Jihan Alifa (20120096)

2. Alvira Olivia Zenia (20120100)

3. Dhea Rahma Safitri (20120112)

4. Sheirina Dwi Mulyani (20120160)

5. Nana Hexada Dewi Pramesthi (20120080)

6. Prahesti Prameswari Purwanto (20120082)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktunya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu
mengenai etika profesi kependidikan danpendidikan karakter.

Penulis menucapkan terimakasih kepada Ibu Veryliana Purnamasari. M.Pd, selaku


dosen pembimbing kelas 1F PGSD dan Bapak Haidar A, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Etika Profesi Kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis juga dengan sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap dengan sangat makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan dapat dipergunakan sebaik baiknya. Penulis dengan sangat sadar bahwa masih banyak
kekurangan terhadap makalah ini.Oleh karena itu, penulis meminta kepada para pembaca
sekalian untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi makalah ini agar nantinya
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A.Latar Belakang................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C.Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

1. PENGERTIAN ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN


KARAKTER................................................................................................................3

2. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER......................................................................6

3. PENDIDIKAN GURU, MORAL,DAN KARAKTER..................................................7

4. MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN ETIKA..................................................12

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

 SIMPULAN...............................................................................................................13

 SARAN.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia Pendidikan tidak serta merta mengenai ilmu yang harus dicapai, tidak hanya
memikirkan penguasaan materi saja, tetapi juga menempatkan Pendidikan karakter dalam
kehidupan terutama bagi anak anak. Pembelajaran yang berlangsung juga mengintegrasi pada
nilai-nilai karakter pesetra didik, sehingga anak tidak hanya pintar dalam pengetahuan
ataupun penguasaan materi saja, tetapi memiliki budi pekerti yang baik. Hal itu juga dapat
dijelaskan untuk mengenalkan nilai-nilai baik kedalam muatan pembelajaran dan dapat
dilaksanakan pada saat pembelajaraan didalam kelas maupun diluar kelas. Mengintegrasi
nilai karakter berarti memasukkan atau memadukan untuk mengembangkan dan membentuk
sikap positif ke dalam diri peserta didik. Nilai karakter bukan hanya pengetahuan atau teori
yang harus dihafalkan, tetapi sebuah pedoman yang harus dipahami dan diterapkan oleh
peserta didik dikehidupan bermasyarakan maupun bersosial.

Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan memiliki tugas yang
cukup besar dalam membangun nilai-nilai karakter peserta didiknya dan memgembangkan
potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didiknya. Dalam mewujudkan hal ini tentunya
seorang guru juga harus dituntut mempunyai karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar
dapat memberikan contoh bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta
didiknya. Pandangan masyarakat, guru selalu menjunjung tinggi etika dan moral, guru selalu
benar, digugu dan ditiru, menjadi suri tauladan dan mereka selalu memposisikan sebagai
pejuang nilai, etika dan moral di tengah – tengah masyarakat. Terdapat berbagai peluang dan
tantangan guru masa depan dalam menghadapi perubahan bangsa. Dengan
mempertimbangkan hal tersebut, cukup jelas bahwa calon guru masa depan perlu memiliki
bekal yang sangat matang karena mereka adalah teladan yang akan dijadikan pedoman bagi
generasi bangsa di masa mendatang.

Guru memiliki tanggung jawab dalam program Pendidikan. Sebagai tenaga


profesional, guru dituntut dalam kejujuran profesional seingga memerlukan pedoman atau
etik agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan

Guru yang profesional bukan berarti guru yang mengandalkan materi semata, namun
kualitas moral dan menjunjung tinggi nilai nilai kode etik profesi. Oleh karena itu, seorang
1
yang berprofesi sebagai guru harus memiliki etika. Seorang guru juga harus memilliki watak
kerja yang profesional, guru yang memiliki jiwa profesionalisme adalah guru yang memiliki
pandangan, sikap, selalu berpikir, bekerja dengan sungguh – sungguh, bekerja kelas, sepenuh
waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika profesi kependidikan dan Pendidikan karakter?
2. Apa tujuan dari adanya Pendidikan karakter?
3. Apa itu pendidikan guru, moral, karakter?
4. Bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan etika?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian etika profesi kependidikan dan Pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya Pendidikan karakter.
3. Pendidikan guru, moral, karakter
4. Meningkatkan mutu pendidikan etika

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN


KARAKTER
 PENGERTIAN ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN

1) Pengertian Etika
Menurut para ahli etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
kurang tepat dalam kehidupan bermasyarakat. Perkataan etika atau lazim juga
disebut etik, berasal dari kata ethos yang berasal berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah, dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti
yang dirumuskan oleh beberapa para ahli berikut ini:

a) O.P. Simorangkir
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran
dan nilai yang baik.

b) Drs. Sidi Gazalba dalam sistematika filsafat


Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

c) H. Burhanudin Salam
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.


Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang
perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan segala aspek atau sisi
kehidupan kita dalam bermasyarakat

3
2) Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian.

a) Profesi

 Mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian khusus.

 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama.

 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dalam melaksanakan


keahliaannya.

b) Kriteria pokok profesi

 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan ketrampilan ini


dimiliki berkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang bertahun-tahun.

 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Didasari pada kode etik
profesi.

 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus


meletakkan kepentingan pribadi dibawah kepentingan masyarakat.

 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

c) Hal-hal yang penting dalam profesi

 Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah


profesi.

 Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang siknifikan.

 Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting pada masyarakat.

4
3) Pengertian Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.

a) Prinsip-prinsip Etika Profesi


 Tanggung jawab
Terdapat dua tanggung jawab yang diemban yakni: terhadap
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan terhadap hasilnya terhadap dampak dari
profesi tersebut untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
 Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
 Otomatis.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum professional memiliki dan
memberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER


Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk
mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya
sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

1) Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

Ada berbagai macam pengertian pendidikan karakter yang dikemukakan oleh


berbagai para ahli. Yaitu;

a) T. Ramli
Menurut T. Ramli, pendidikan karakter adalah pendidikan yang
mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal
tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.

b) Thomas Lickona
Menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah suatu
usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

c) John W. Santrock
Menurut John W. Santrock, character education adalah pendidikan
5
yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk
menanamkan nilai moral dan memberi kan pelajaran kepada murid mengenai
pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.

d) David Elkind
Menurut Elkind, pengertian pendidikan karakter adalah suatu metode
pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter
murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan hanya mengajarkan materi
pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang teladan.

2. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER


Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

1) Untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik, di mana di


dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan
untuk melakukan nilai-nilai tersebut,

2) Untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna


penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik,

3) Untuk membangun generasi bangsa yang tangguh, di mana masyarakatnya berakhlak


mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong,

4) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji,


5) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peseta didik sebagai generasi
penerus bangsa,
6) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan luas,
7) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, dan penuh kreativitas.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan


karakter adalah untuk menanamkan nilai-nilai dan pembaharuan tata kehidupan
sehingga dapat membentuk karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang.

3. PENDIDIKAN GURU, MORAL, KARAKTER


 Pendidikan Guru Pendidikan Moral dan Karakter
6
Dalam buku berjudul “Etika Profesi Kependidikan” karya Prof. Dr. A.Y.Soegeng
Ysh., M.Pd. Pendidikan karakter sangat mengacu pada pembelajaran etika profesi,
sebagaimana etika profesi adalah ilm yang membahas baik burukya perilaku seseorang
dalam profesi yang dimilikinya, Moral atau etika adalah pondasi sagatlah erat katanya
dengan pendidikan karakter.

Didalam bab ini akan menjelaskan mengenai “Pendidikan Guru Penddikan Moral dan
Karakter”. Banyak sekolah – sekolah yang semakin gencar dalam mengadakan
pendidikan moral dan pendidikan karakter. Karena dengan adanya pendidikan ini akan
mewujudkan generasi yang unggul, bukan hanya unggul dalam akademik tetapi juga agar
unggul dalam berperilaku . Sehingga guru pun mau tidak mau harus mempunyai
kompetensi dalam hal keterampila, pengetahuan, dan disposisi agar menjadi pendidik
moral dan karakter yang eefektif. Didalam buku berjudul “Etika Profesi Kependidikan”
karya Prof. Dr. A.Y.Soegeng Ysh., M.Pd. menjelaskan cara melaksanakan pendidikan
guru untuk pendidikan moral dan karakter, sebagai berikut :

A. Pendekatan Pendidikan Guru Untuk Pendidikan Moral Dan Karakter


(Amerika)
Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh., M.Pd. Menjelaskan dibukunya bahwasannya,
Jones, Ryan, dan Bohlin (1999), didalam buku “Teachers as educators for character”
(Nucci dan Narvaez, 2014: 851-852) membuat cara pendidikan guru untuk pendidikan
moral dan karakter, sebagai berikut :
1. Klasifikasi nilai/ realisasi nilai
Yaitu guru bertindak netral serta memandang nilai yang bersifat individu
dengan menggunakan latihan yang mengajak, untuk mendorong penemuan diri dan
pengelompokan nilai mandiri.

2. Penalaran moral/ pengembangan kognitif


Yaitu membentuk karakter yang dapat dipandang sebagai pemikiran yang
logis, dengan pendidikan yang melibatkan dilema moral hipotesisi untuk
mendorong peserta didik kepemahaman selanjutnya.

3. Pendidikan moral/ kebajikan


Yaitu pembentukan karakter dengan cara melibatkan kualitas “kebajikan”
dengan membiaskan kebiasaan baik. Dan menggunakan pembelajaran terutama
mata pelajaran kesustraan dan sejarah agar peserta didik dapat mengetahui tentang
tradisi moral peradaban mereka.

4. Pendidikan keterampilan untuk hidup


Yaitu dengan menanamkan sikap sosial yang positif dalam pengambilan
keputusan, komunikasi dan keterampilan pada diri pribadi.
5. Belajar pelayanan

7
Yaitu menekankan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman dan
memberikan peluang untuk pelayanan masyarakat diseluruh bagian studi
pembelajaran, agar menjadi lebih efektif.

6. Pelatihan kewargaan/ kewarganegaraan


Yaitu dengan mengutamakan pembelajaran tentang nilai - nilai
kewarganegaraan, agar menjadi calon warga negara yang dapat berpartisipasi
dalam demokrasi, yang termasuk dalam mata pelajaran IPS atau mata pelajaran
sejarah.

7. Komunitas yang peduli


Mengutamakan hubungan sosial didalam kelas dengan cara membuat
kelompok agar dapat bekerjasama dan saling membantu.

8. Pendidikan kesehatan
Belajar dengan perilaku yang sehat dalam pengembangan karakter yang
umum.

9. Pembelajaran anti kekerasan


Menanggulangi masalah – masalah yang dihadapi remaja pada saat program
orientasi.

10. Penyelesaian konflik dengan teman sebaya menjadi mediator


Tujuannya menyampaikan pendidikan untuk membantu siswa dalam
ketrampilan menyelesaikan masalah dan bertindak menjadi mediator atas konflik
antar teman sekelasnya.

11. Etika/ filsafat moral


Pengajaran ini biasanya ditunjukan kepada siswa – siswa yang lebih dewasa,
dengan mempelajari filsuf dan ahli pikir penting yang memberikan sumbangan
bagi filsafat moral.

12. Pendidkan agama


Sering sekali pendidikan etika dan karakter disangkut pautkan dengan
pelayanan kepada orang lain, menjadikan konteks sebuah tradisi keyakinan, dan
dijadikan transenden.

B. Nilai – Nilai Karakter Pendidikan Guru


8
(Kementrian Pendidikan Nasional Badan Peneliti dan Pengembangan
Pusat Kurikulum dan Pembukuan, yang telah dikembangkan Penulis)
menjelaskan nilai nilai karakter Pendidikan guru yang harus dimiliki seorang
pendidik, yaitu :
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Displim
5. Kerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa imgin tahu
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai prestasi
13. Komunikatif
14. Cinta damai
15. Gemar membaca
16. Peduli lingkungan
17. Peduli sosial
18. Tanggung jawab
19. Keadilan
20. Kesusilaan
21. Kesopanan santunan
22. Tertib
23. Keindahan/ seni
24. Solidaritas
25. Kebenaran
26. Keterbukaan
27. Kepemimpinan

C. Mengajar Adalah Tidakan Moral


Mengajar adalah tindakan moral, dikarenakan mengajar adalah tindakan yang
berhubungan langsung antara manusia satu dengan yang lainnya. Maka dari itu
semua tingkah laku guru selalu dipandang sebagai moral, yang berarti semua yang
dilakukan guru selalu akan menjadi pedoman atau diteladani oleh para peserta
didik, karena moralitas guru sangatlah berpengaruh besar terhadap moralitas
peserta didik.

D. Atribut Yang Perlu Dikembangkan Program Pendidikan Guru

9
Schwartz (2005) mengidentifikasi ada tujuh atribut sebagai perilaku dan
penanda untuk para pendidik teladan dalam berkarakter dan bermoral, yaitu :
1. Menunjukan kepedulian atau perhatian dalam bermoral kerpada orang lain;
2. Menggunakan tindakan yang terfokus dalam mengembangkan kompetensi
kecerdasan dan emosi terhadap siswa;
3. Sesuai atau seimbang antara apa yang dilakukan seperti moral, pemahaman,
dan perilaku yang ditunjukan;
4. Memberikan kenyamanan tanpa jarak yang terlalu, pada diri sendiri dan orang
lain;
5. Meperlihatkan kemampuan berfikir yang cerdas;
6. Mengatur setiap tindakan dengan menyesuaikan sosial disekitar;
7. Menunjukan empati dan penggunaan perspektif.

E. Integrasi Pendidikan Moral Dan Karakter Dalam Pendidikan Guru


Pendidikan karakter akhirnya mendapatkan kesepakatan bahwasanya,
pendidikan karakter berkaitan erat dengan adanya pendidikan moral dan
pembentukan karakter. Maka dari itu para calon pendidik harus diberikan
pengetahuan pendidikan moral dan karakter, dengan mengadakan program staf
pengajar untuk mendidik calon guru pendidik moral dan karakter. Para staf
pengajar, dengan difasilitasi lembaga untuk memilih bacaan rekomendasi,
membentuk kelompok diskusi untuk calon guru pendidik moral dan karakter
dengan mengajarkan konsep utama dan berbagi pengalaman. Selain itu
pendidikan untuk guru sebagai pendidik moral dan karakter, dapat juga
diselenggarakan dengan mengadakan konferensi pendidikan moral dan karakter
beserta staf pengajarnya. Setelah dilaksanakan kegiatan program pembelajaran,
diadakannya evaluasi agar pendidikan karakter tesebut dapat dikuasai oleh
segenap calon guru pendidik karakter. Dan pada akhirnya ilmu yang sudah
didapatkan, mau tidak mau harus direalisasikan kesekolah – sekolah, agar
pendidikan karakter benar – benar menjadi program pendidikan, yang dapat
mewujudkan generasi muda yang beretika. Dengan ketrampilan guru dalam
bertindak agar dapat diteladani dan dikembangkan oleh peserta didiknya.

F. Pengetahuan Etika Sebagai Fondasi Profesionalisme Guru


Pengetahuan etika berasal dari kepekaan pada karakter moral seorang guru,
dengan mempertajam pengalaman guna menyempurnakan pengetahuan yang
tercermin dikehidupan sehari – hari. Kedudukan guru sebagai tauladan moral bagi
siswanya, dapat dilihat ketika guru tersebut meminta agar siswa melaksanakan atau
menjunjung tinggi perbuatan baik dan bertimbal balik agar siswa juga
menghormati perbuatan baik tersebut. Guru dengan pengetahuan yang luas dapat
menjadi profesionalisme yang telah diperbaharui dalam mengajar, yang tidak ada
diprofesi profesi lainnya. Sehingga mewajibkan seorang guru peduli akan edukasi
tentang etis dalam beperilaku untuk siswa dengan cara yang tidak pernah ada
diprofesi lainnya.

10
G. Praktik Etis Sebagai Imperatif Profesi
Guru selalu mempertimbangkan semua yang ia berikan kepada siswa,
memastikan semuanya berguna bagi anak didiknya. Maka dari itu, praktik etis
sebagai imperatif profesi menegaskan bahwasanya, sebagai tanggung jawab
profesi dan sebagai etika profesi. Hal tersebutlah yang menjadi penentu peranan
guru sebagai tauladan pendidikan karakter. Terkadang tidak semua yang
dilakukan guru bersifat moral, tetapi semua tindakan seorang guru dapat memiliki
arti moral. Pengetahuan guru juga dapat terlihat ketika ia mengingatkan,
menasehati, mengoreksi, dan mengajarkan sisiwa tentang pentingnya berperilaku
baik terhadap orang lain. Pengetahuan etika dapat diungkapkan melalui nada
berbicara seorang guru, bahasa yang santun, rasa hormat, dan kenyamanan yang
ia berikan kepada siswa, dan juga tidak merendahkan siswa. Guru juga harus
memperhatikan atau memberi pejalajan mengenai ketrampilan verbal dan
ketrampilan sosial peserta didik.

H. Pendekatan Pendidikan Karakter


Dipendekatan pendidikan karakter ini dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu :
1. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah tingkah laku yang diajarkan oleh guru
sebagai pendidik moral dan etik, guna membantu peserta didik bergaul dengan
berintegritas moral, yang sesuai dengan norma dan hukum dimasyarakat.
Tetapi guru pun tetap memiliki pandang yang berbeda tentang apa itu
pendidikan karakter sebagai sebuah pendekatan pedagogis.
2. Kepedulian sebagai pendidikan moral atau pendekatan kontekstual
Fokus terhadap nilai – nilai positif secara moral yang dapat
menimbulkan rasa simpatik dan rasa tanggung jawab, berkembang dengan
baik didalam kelas dan disekolah yang bersifat kelompok, dan peran guru
sebagai suri tauladan yang menjadi utamanya, dan politisasi yang tidak
diperlukan walaupun memungkinkan terjadinya.
3. Keadilan sosial / orientasi – orientasi demokratis kritis
Dalam hal ini terjadinya profesional guru dari agen moral menjadi aktivis
sosial atau aktivis politis-ideologis. Tugas mereka membuat siswa menjadi
tokoh atas pengkajian kritis asas – asas seperti pengkajian kritis struktur
otoritas, sistem, norma, dan praktik masyarakat.

4. MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN ETIKA


Untuk meningkatkan mutu pendidikan etika dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:

11
1. Tujuan dan sasaran pendidikan etika profesi didasarkan pada model empat komponen
yaitu:
a. Sensitivitas moral, melatih individu dengan praktik profesional yang melibatkan
kemampuan melihat segala sesuatu dari perspektif individu dan kelompok lain
termasuk kelompok budaya, kelompok sosial, dan yang lebih abstrak dari
perspektif hukum, kelembagaan, dan organisasi lain.
b. Pertimbangan moral, mempertimbangkan dilema-dilema profesi ketika muncul
isu-isu baru seiring dengan perubahan di masyarakat dan kemajuan teknologi.
c. Motivasi moral dan komitmen, minat dan komitmen untuk menjadi seorang yang
profesional.
d. Karakter moral dan kompetensi, menyatukan kecakapan teknis, penyelesaian
masalah, keterampilan-keterampilan interpersonal dengan kecenderungan-
kecenderungan karakter, ketika melaksanakan suatu rencana tindakan.
2. Merancang kurikulim etika sesuai dengan tingkat perkembangan profesi mahasiswa.
Mahasiswa harus bisa memutuskan respons baik yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan etika dan pelaksanaanya secara efektif sesuai dengan tingkat
perkembangan profesinya.
3. Pendidikan profesi diharapkan mampu mendefinisikan harapan-harapan profesi dan
mengembangkn pelajar-pelajar yang reflektif dan memiliki motivasi.
Sekolah profesional harus mau berkolaborasi untuk merancang atau
menggunakan ukuran-ukuran sensitivitas etika, penalaran moral, dan konsep moral.
Mempersiapkan wawasan mahasiswa tentang perkembangan personal dan profesinya
sendiri, untuk menjadikan mahasiswa yang reflektif dan memiliki motivasi.
4. Mendefinisikan dan meresmikan indikator-indikator perilaku profesionalisme.
Indikator-indikator profesionalisme meliputi hal-hal seperti memenuhi
komitmen, penguasaan diri, memperlakukan orang lain dengan hormat.
5. Institusi (Penyelenggaraan Pendidikan) wajib memperhatikan lingkungan moral.
Sekilah harus memiliki komitmen untuk memberikan keteladanan yang makin
meluas dari waktu ke waktu agar mampu menghadapi isu intoleransi, aroganisasi,
keberhakan atau paternalisme.
6. Kurikulum etika profesiperlu memajukan rasa tanggung jawab kolektif profesi demi
kesejahteraan masyarakat.
Peran pendidikan adalah meningkatkan kesadaran para ahli profesi untuk
melaksanakan tanggung jawab kolektif mereka demi mempromosikan kebaikan
publik. Dengan demikian kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat akan
dapat dipertahankan.

Perpres 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menegaskan


bahwa penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler
merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan penguatan materi
pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan muatan kurikulum berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
12
 4 Dimensi pendidikan karakter

1. Dimensi etik (olah hati)


Dalam dimensi ini siswa diharapkan menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa, sehingga
sangat jelas proses/prosedurnya  yakni dengan banyak mendidik dan mengajar
anak/siswa/peserta didik untuk belajar dan memahami ilmu agama.

Ilmu agama merupakan fondasi utama yang bisa membentuk karakter siswa untuk menjadi
pribadi yang berakhlak mulia. Generasi yang memiliki akhlak mulia bisa menjadi recovery
dalam masyarakat dalam menghadirkan suasana masyarkata yang santun dan peduli

2. Dimensi literasi (olah pikiran)


Dalam dimensi ini siswa didorong untuk menjadi manusia yang cerdas dan menjadi
individu yang unggul dalam bidang akademis sebagai hasil pembelajaran yang bisa
digunakan sebagai pembelajaran sepanjang hayat.

Dimensi literasi/olah pikiran diharapkan bisa men grow-up semangat dan motivasi siswa
untuk menjadi pembelajar yang serius dan bersungguh-sungguh dalam mengejar mimpi dan
cita-citanya agar kelak bisa menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

3. Dimensi estetik (olah rasa)


Dimensi estetik berorientasikan dalam mendidik siswa menjadi manusia yang memiliki
integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan. Melalui dimensi ini siswa akan
belajar menemukan sisi estetik dalam dirinya baik yang berkaitan dalam bidang seni,
kebudayaan dan moral.

4. Dimensi kinestetik (olahraga)


Dimensi kinestetik menekankan pada pembentukan individu yang sehat dan mampu
berparisipasi aktif sebagai warga negara. Dan hal tersebut bisa terwujud secara maksimal
jika peserta didik memiliki raga yang sehat. 4 Dimensi pendidikan karakter

 Lima Nilai Karakter Utama


 
Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila, yang menjadi prioritas
pengembangan gerakan PPK; yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan
kegotongroyongan. Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri,
melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk

13
keutuhan pribadi.
 
1) Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan
tersisih.
 
2) Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan
melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
 
3) Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas), serta mampu menunjukkan keteladanan.
 
4) Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
 
5) Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama
dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama,
inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

14
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
15
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

BAB III

PENUTUP

 SIMPULAN
Menurut para ahli etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang kurang tepat
dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan etika berasal dari kepekaan pada karakter
16
moral seorang guru, dengan mempertajam pengalaman guna menyempurnakan pengetahuan
yang tercermin dikehidupan sehari-hari. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan segala aspek atau sisi kehidupan kita dalam
bermasyarakat. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Ada izin khusus untuk
menjalankan suatu profesi. Pendidik/ guru berada dalam posisi untuk menyatakan keyakinan
substansi tentang makna dan nilai pendidikan. Seorang pendidik memiliki tanggung jawab
untuk melakukan normalisasi/ obkeltivikasi pada dirinya sendiri, mahasiswa, dan teman.
Tantangan menjadi pendidik/ guru tidak hanya menangani masalah perkembangan keilmuan,
tetapi yang jauh lebih penting adalah menyiapkan pesrta didik untuk menempatkan diri di
lingkungan sosialnya.

Dalam buku berjudul “Etika Profesi Kependidikan” karya Prof. Dr. A.Y Soegeng
Ysh., M.Pd. Banyak sekolah – sekolah yang semakin gencar dalam mengadakan pendidikan
moral dan pendidikan karakter. Sekolah berkomitmen untuk pengembangan karakter yang
digali dari diri mereka sendiri melalui Pendidikan karakter untuk menilai seberapa penting
segala sesuatu yang terjadi di sekolah, termasuk kurikulum akademik formal dan kegiatan
ekstrakurikuler, maupunkurikulum informal misalnya, bagaimana prosedur sekolah
mencerminkan nilai-nilai inti, bagaimana orang dewasa mencontohkan karakter yang baik,
bagaimana keragaman karakter siswa ditujukan, dan bagaimana kebijakan disiplin
mendorong pertumbuhan siswa.

Guru pun tetap memiliki pandang yang berbeda tentang apa itu pendidikan karakter
sebagai sebuah pendekatan pedagogis. Tugas mereka membuat siswa menjadi tokoh atas
pengkajian kritis asas – asas seperti pengkajian kritis struktur otoritas, sistem, norma, dan
praktik masyarakat. Dan sebagai Sekolah profesional harus mau berkolaborasi untuk
merancang atau menggunakan ukuran-ukuran sensitivitas etika, penalaran moral, dan konsep
moral

 SARAN
1. Dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan tidak boleh terjadi monolog. Dalam
artian, guru menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan. Dalam artian
pembelajaran di kelas harus aktif.

2. Guru harus bersikap atau memberikan contoh yang baik. Karena nantinya akan
dijadikan panutan atau contoh bagi para siswanya

17
3. Seorang guru alangkah baiknya tidak hanya memberikan jawaban dari satu sudut
pandang. Namun harus melihat dari berbagai prespektif. Misalnya melihat dari
prespektif budaya, social, dan lain lain.

4. Sekolah harus mendukung atau ambil adil dalam merancang atau mengunakan ukuran
sensitivitas etika, penalaran moral dan konsep moral.

DAFTAR PUSTAKA
http://suherlicentre.blogspot.com/2009/07/pendidikan-karakter-profesi-guru.html

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/12161/5725

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/16258/11317

http://evendimuhtar.blogspot.com/2015/05/pengertian-etika-profesi-dan-pentingnya.html?
m=1

http://aharikaryono.blogspot.com/2018/03/etika-profesi-kependidikan-tips-menjadi.html?
m=1

18
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-karakter.html

https://www.academia.edu/9979202/Makalah_Pendidikan_Karakter

Soegeng,A.Y.2015. Etika Profesi Kependidikan.Yogyakarta : Magnum Pustaka

https://www.jogloabang.com/pendidikan/perpres-87-2017-penguatan-pendidikan-karakter

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-karakter-jadi-pintu-
masuk-pembenahan-pendidikan-nasional

https://www.rijal09.com/2017/10/4-dimensi-pendidikan-karakter.html

https://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/

19

Anda mungkin juga menyukai